Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 1/PAI B
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah senantiasa
memberikan rahmat, taufik, serta hidayahnya. Sehingga kita diberikan kemudahan
dan kelancran dalam melakukan berbagai hal. Tak lupa sholawat serta salam selalu
kita tujukan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan itu kita diberi
kemudahan dan kelancaran dalam menyusun makalah ini dengan judul “Profesi
dan Karakteristik Guru Profesional”.
Makalah ini kita susun secara maksimal dan menggunakan referensi yang
memadahi, dengan harapan dapat dipahami secara baik oleh pembaca. Kami
sebagai penyusun makalah tak lupa untuk berterimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan yakni ibu Kristiana Rizqi Rohmah yang
telah mendampingi dalam penyelesaian tugas kelompok ini.
Krirtik dan saran akan kami terima dengan baik, sehingga dapat untuk
dijadikan perbaikan pada tugas berikutnya. Kami berharap makalah ini dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin yarabbal
alamin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
4. Apa ciri profesi keguruan?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Umar Sulaiman, Etika Profesi Keguruan, Cet. 1 (Gowa: Alauddin University Press, 2021).
2
Ali Nurhadi, Profesi Keguruan: Menuju Pembentukan Guru Profesional, Goresan Pena, Cet. II,
vol.2 (Kuningan: Goresan Pena, 2017),
https://jurnal.alhamidiyah.ac.id/index.php/JPP/article/view/120.
3
profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan
yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. 3
Merujuk Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru adalah
sebuah profesi atau pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Berdasarkan pemahaman
tersebut, dapat dikatakan bahwa profesi guru merupakan suatu bidang
pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan
pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas pokok mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, serta mengevaluasi peserta didiknya agar
memiliki sikap dan perilaku yang diharapkan.
Menurut Usman (2002: 34), profesi guru adalah orang yang memiliki
latar belakang pendidikan keguruan yang memadai. Keahlian guru dalam
melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh
pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh
warga masyarakat pada umumnya, yang tidak pernah mengikuti pendidikan
keguruan. Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang
memerlukan keahlian, kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang
digunakan untuk melaksanakan tugas pokok seperti mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, serta mengevaluasi peserta didiknya agar memiliki
sikap dan prilaku yang diharapkan. Profesi pendidikan adalah satu kegiatan
3
Sulaiman, Etika Profesi Keguruan.
4
atau pekerjaan sesuai keahliannya yang diberikan atau diajarkan kepada peserta
didik agar bisa berperan aktif dalam hidupnya sekarang dan masa datang. 4
4
Arif Setiawan, Profesi & Etika Keguruan, Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, Cet. I, vol. 3 (Malang: UMM Press, 2021).
5
Munawir, Amilya Nurul Erindha, and Della Puspita Sari, “Memahami Karakteristik Guru
Profesional,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 8, no. 1 (2023): 384–390,
https://doi.org/10.29303/jipp.v8i1.1108.
5
1. Taat pada peraturan perundang-undangan.
2. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi.
3. Memelihara hubungan dengan teman sejawat.
4. Membimbing peserta didik.
5. Taat pada pimpinan.
6. Memiliki komitmen terhadap profesionalitas.
7. Menciptakan suasana baik di tempat kerja. 6
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan dalam proses kegiatan
belajar mengajar, karena guru menjadi urat nadi dalam keberhasilan proses
tersebut. Guru dinyatakan profesional jika memenuhi beberapa persyaratan, di
antaranya:
1. Profesionalisme profesi keguruan.
Pada dasarnya, pengajaran merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu
ataupun teoritikal, ketrampilan, dan mengharapkan ideologi profesional
tersendiri. Oleh sebab itu, sebagai seseorang yang bekerja di institusi
pendidikan dengan tugas mengajar, jika diukur dari teori dan praktik
tentang suatu pengetahuan yang mendasarinya guru juga merupakan
profesi sebagaimana profesi lain.
2. Otoritas professional guru.
Disiplin profesi guru memiliki hubungan dengan anak didik. Guru harus
melaksanakan tugasnya dengan penuh gairah, keriangan, kecekatan dan
menggunakan metode yang bervariasi dalam mendidik anak-anak.
Pendidik professional memberi bantuan sampai tuntas kepada anak
didik.Jadi, guru yang professional tidak hanya berkonsentrasi pada materi
pelajaran, tetapi mereka juga memperhatikan situasi-situasi tertentu.
3. Kebebasan akademik.
Dalam pendidikan academic freedom adalah suatu kebebasan berkreasi
dalam suatu forum yang ada di dalam lingkup kebenaran. Guru memiliki
tanggung jawab keilmuan, guru bekerja bukan atas tekanan kebutuhan
belajar peserta didiknya, tetapi atas tuntutan professional, dan ini adalah
batas kebebasan yang dimaksud. Guru tidak mengabaikan kebutuhan
6
Munawir, Erindha, and Sari.
6
belajarmuridnya, maka demontrasi pemboikotan untuk menuntut
kesejahteraan bagi guru dengan mengorbankan tugas mengajar adalah tidak
tepat. Kebebasan akademik bukan berarti bebas otonomi, bebas dari aturan
disiplin, tetapi perlu melegitimasi permintaan sejawat, peserta didik dan
profesionalismenya sendiri, guru juga bebas menyelidiki dan mengekspresi
kebenaran tanpa tuntutan orang lain. Jadi kebebasan akademik adalah
konsep yang mulia dan mendasar memberikan kebebasan akademik kepada
anak didik tanpa kungkungan dan mereka bisa memutuskan apa kursus dan
kajian yang mereka kaitkan.
4. Tanggung jawab moral dan mempertanggungjawabkan jabatan.
Tanggung jawab moral (responsible) maksudnya memiliki otoritas untuk
membuat suatu keputusan tanpa supervise, sedangkan
mempertanggungjawabkan jabatan (accountability) adalah tanggung jawab
atau bisa dipertanggungjawabkan keputusannya tentang apa yang
diajarkan, kapan diajarkan dan bagaimana pengajarannya berdasarkan
otoritas profesionalismenya sebagai perpaduan kompetensi disiplin,
metode dan pengajaran keilmuannya. 7
7
Muh Muizzuddin, “Pengembangan Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Kualitas
Pembelajaran,” Jurnal Kependidikan 7, no. 1 (2019): 127–140,
https://doi.org/10.24090/jk.v7i1.2957.
7
pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya
cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 8
Menurut Marintis Yamin, menyatakan bahwa syarat guru professional yaitu:
1. Memiliki kemampuan dalam mendidik.
2. Mempunyai keahlian yang terintegrasi.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Mempunyai kemampuan dalam mengajar.
5. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas.
8
Setiawan, Profesi & Etika Keguruan.
9
Ayu Nur Hidayati, “Pentingnya Kompetensi Dan Profesionalisme Guru Dalam Pembentukan
Karakter Bagi Anak Usia Dini,” Jurnal Profesi Keguruan 5, no. 1 (2022): 15–22.
8
Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang dikuasainya
dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak
terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan (misalnya
orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang membuka praktek dokter).
Belum ada kesepakatan mengenai bidang ilmu yang melatarbelakangi
pendidikan atau keguruan.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan
dan kebudayaan berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup
lama perlu untuk mendidik guru yang berwenang, konsep ini menjelaskan
keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi yaitu pendidikan umum,
profesional dan khusus, dan S1 selama 4 tahun.
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang sinambung.
Jabatan guru cenderung mencerminkan sebagai jabatan profesional, karena
setiap tahunnya guru di samping melaksanakan tugas juga melaksanakan
kegiatan latihan seperti pelatihan peningkatan mutu pendidikan kursus
keguruan, penataran, simulasi, dan pengajaran yang kuat.
5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dalam keanggotaan yang permanen.
Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karir parmanen
merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah
jabatan profesional. Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu
atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah kerja
kebidang lain, yang lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.
Untunglah di Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang pindah
ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa jabatan guru di
Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi. Alasannya mungkin karena
lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak sulit. Dengan demikian
criteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia.
6. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri.
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri. Dalam
setiap jabatan profesi setiap anggota kelompok dianggap sanggup untuk
9
membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya. Para
profesional biasanya membuat peraturan sendiri dalam daerah
kompetensinya, kebiasaan dan tradisi yang berhubungan dengan pekerjaan
dan hal-hal yang berhubungan dengan langganannya.
7. Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Guru yang baik sangatberperan dalam mempengaruhi kehidupan yang
lebih baik dari warga negara masa depan. Jabatan guru yang sudah terkenal
secara universal adalah sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi
oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh
keuntungan ekonomi atau keuangan.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin
rapat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat
untuk mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya, di Indonesia
yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yaitu wadah seluruh guru
mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan atas dan
sampai Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh
sarjana pendidikan. 10
Seorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki ciri khusus yang
autentik tentang keilmuan atau keguruan, dan untuk menjadi seorang guru yang
profesional maka harus memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:
1. Expertise (Keahlian)
Suatu profesi harus dipersiapkan dalam suatu pendidikan pra jabatan
dengan standar tertentu baik pada proses pendidikan maupun standar
kompetensinya bagi penyelenggaraan penyaringan. Dengan demikian,
dapat dipersiapkan tenaga yang profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru sebagai suatu profesi harus dilandasi
oleh filosofis akademik dan prosedur kerja ilmiah, jujur, kritis, kreatif,
10
Yazidul Busthomi and Syamsul A’dlom, “Syarat-Syarat Profesi Keguruan Menurut Perspektif
Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (2022): 305–318,
https://doi.org/10.37286/ojs.v8i2.167.
10
terbuka dan sederhana. Sikap ini menghendaki seorang guru untuk
senantiasa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan selalu berusaha
berinovasi dalam melaksanakan tugas keguruan yang diembannya.
2. Responsibility (Tanggung Jawab)
Modal pokok dari tenaga pendidik dan kependidikan untuk dapat
bertanggung jawab dalam mempersiapkan generasi muda yang mampu
membangun dirinya dan bangsanya di masa depan adalah mereka yang
memiliki Kasih sayang kepada anak didik, serta mengutamakan
kemaslahatannya, Kepribadian terbuka, jujur, tidak berpura-pura dengan
didasari oleh integritas yang tinggi, adanya keseimbangan antara
kompetensi intelektual, emosional dan keterampilan psikomotorik, Suka
memelihara, menyimpan, dan bahkan mancipta alat-alat pendidikan untuk
kepentingan tugas profesinya. Atau dengan kata lain memiliki jiwa inovatif
dan kreatif, tidak berpuas diri dengan apa yang dicapai sekarang,
Senantiasa mawas diri, dan Memandang kedudukan bukan sebagai hak
istimewa dan menganggap imbalan materi sebagai sarana meningkatkan
kualitas karier. Selain itu dalam bertanggung jawab diperlukan penyikapan
tugas dengan berdasarkan sikap-sikap pribadi sebagai seorang professional
diantaranya yaitu: kehati-hatian, kesabaran, disiplin, kreativitas, dan
kerendahan hati.
3. Corporation (Kesejawatan)
Tenaga kependidikan yang profesional tidak dapat menutup diri dari teman
sejawat sesama profesi, tetapi dituntut untuk selalu berkomunikasi dan
berkerja sama untuk saling mengisi dan tukar informasi guna
menyempurnakan pelaksanaan tugas profesinya. 11
11
Sulaiman, Etika Profesi Keguruan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Arif. Profesi & Etika Keguruan. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents. Cet. I. Vol. 3. Malang: UMM Press, 2021.
13