Anda di halaman 1dari 14

GURU PROFESIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Etika Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Ima Frima Fatimah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Dila Fadilatul Hidayah 2003003793

Ema Zahra Fatimah 2003003795

Riska Aulia Nurul Fatimah 2003003817

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)

CIAMIS JAWA BARAT

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rosululloh SAW, keluarga-Nya, sahabat-Nya, dan
tabi’in tabi’at-Nya. Berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang
berjudul “Guru Profesional”.

Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan


yang kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orangtua. Juga tak lepas dari arahan dan sumbangan pemikiran dari rekan-
rekan seperjuangan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca, khususnya para
mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami meminta masukan nya demi
perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Ciamis, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Hakikat Guru Profesional............................................................3


B. Kualifikasi Guru Profesional.......................................................4
C. Prinsip Guru Profesional.............................................................4
D. Sikap Guru Profesional...............................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................8

A. Kesimpulan..................................................................................8
B. Saran............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam
dunia pendidikan. Hal ini karena, sebagai seorang pengajar sekaligus
pendidik generasi bangsa, guru dituntut untuk memiliki dedikasi tinggi
dalam menjalankan tugas profesinya. Selain itu, guru sebagai salah satu
komponen dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi sangat
menentukan hasil pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah
merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk mengaplikasikan
empat kompetensi guru yang dimilikinya, yakni pedagogik, personal, sosial
dan profesional.
Profesional berkaitan dengan kemampuan yang mengharuskan guru
untuk menguasi ketrampilan sesuai profesinya, yakni sebagai seorang guru.
Sebagai seorang yang profesional, tentu saja guru benar-benar menguasai
tugasnya dan tidak amatir dalam menjalankan tugas profesinya.
Seorang guru profesional harus memiliki “informed responsiveness”,
atau “ketanggapan yang berlandaskan kearifan” terhadap implikasi
kemasyarakatan atas objek kerjanya. Dengan kata lain seorang yang
profesional harus memiliki filosofi dalam melaksankan pekerjaannya. Akan
tetapi dalam realita kehidupan, masih banyak guru yang belum bisa
dikatakan sebagai guru profesional. Permasalahan-permasalahan yang
timbul di dunia pendidikan beberapa tahun terakhir sangat mencoreng citra
guru sebagai seorang yang digugu lan ditiru. Terjadinya tindak kekerasan
terhadap anak didik, perselingkuhan, bahkan tindak kekerasan lain yang
tidak mencerminkan profesionalitas seorang guru.
Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi, seorang guru dituntut untuk selalu meng-
upgrade kemampuannya dalam mendidik anak didiknya. Seorang guru

iiii
profesional tentu saja harus selalu tanggap terhadap perubahan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta harus mencapai beberapa
kriteria guru profesional, sehingga guru tersebut dapat dikatakan guru
profesional. Bukan dengan bertindak layaknya manusia yang tidak terdidik
seperti melakukan perselingkuhan dan kekerasan terhadap anak didiknya.
Karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi anak didik dan
masyarakat.
Dalam makalah ini, penulis hendak memaparkan mengenai guru
profesional.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Hakikat Guru Profesional ?
b. Bagaimana Kualifikasi Guru Profesional ?
c. Apa Prinsip Guru Profesional ?
d. Bagaimana Sikap Guru Profesional ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Hakikat Guru Profesional
b. Mengetahui Kualifikasi Guru Profesional
c. Mengetahui Prinsip Guru Profesional
d. Mengetahui Sikap Guru Profesional

iiv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Profesionalisme Guru

Secara definisi kata “guru” bermakna sebagai pendidik profesional


dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat
profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran,
kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik
tertentu.

Sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan kemampuan


pengetahuan, sikap dan keterampilan secara terus menerus. Seorang guru
akan menjadi panutan anak didiknya. Murid akan menuruti apa yang telah
diajarkan oleh gurunya. Sudah sepatutnya bahwa guru harus senantiasa
memiliki kemampuan dan keahlian dalam mengatur dan membimbing atau
mengarahkan anak didiknya. Guru yang memiliki kemampuan seperti itu
yang dikatakan sebagai guru yang profesional.

iv
Profesional menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab 1
Pasal 1 Ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh sesorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar
mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang


pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif.

Begitu pentingnya sebuah keahlian dalam setiap pekerjaanya, agar


tidak terjadinya sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri. Orang lain dan
tempat kita bekerja maka dari itu dibutuhkan orang-orang yang benar-benar
ahli dalam setiap apapun. Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut:

‫ فانتظر هالكه‬، ‫إذا كان األمر ال يعطى لشخص ليس خبيرًا‬

Artinya: “Apabila suatu urusan diberikan bukan kepada yang bukan ahlinya
maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Bukhari )

Sementara itu profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai


tujuan dan kualitas suatu keahlian yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang. Dan guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran.

Nilai tarbawi dalam hadits tersebut adalah :

1. Setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional.

2. Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, maka
akan timbul kehancuran.

ivi
3. Pendidik juga harus konsekuen dengan apa yang diajarkannya, yakni
mampu melaksanakan atau mengerjakan.

Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup


penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru.
Ketiga faktor tersebut disinyari berkaitan erat dengan maju mundurnya
kualitas pendidikan di Indonesia. Profesionalisme guru merupakan kondisi,
arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan wewenang dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerja seseorang yang
menjadi mata pencaharian.

B. Kualifikasi Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, tidak cukup


hanya mampu mentrasfer ilmu kepada anak didik. Guru yang demikian
belum dapat dikatakan sebagai guru yang memiliki kualifikasi dari seorang
guru yang profesional. Kualifikasi menjadi seorang guru menjadi syarat
penting untuk menunjukkan bahwa pekerjaan profesional itu memiliki basis
keilmuan dan teori tertentu. Kualifikasi akademik diperoleh melalui proses
pendidikan dan persiapan yang cukup lama yang dilakukan melalui seleksi
secara terus menerus. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, kualifikasi akademik ini harus dibuktikan melalui penguasaan guru
terhadap empat kompetensi utama yakni kompetensi pedagogis, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Karena itu guru
profesional dari sudut ini, harus dapat diuji kemampuan-kemampuan
teknisnya yang berkaitan dengan keempat kompetensi tersebut.

Guru yang dikatakan profesional adalah guru yang memiliki


keahlian khusus, guru adalah manusia Pancasila sejati, guru harus memiliki
keahlian guru, guru harus memiliki kepribadian yang baik dan terintegritas,
guru harus memiliki mental yang sehat, guru harus berbadan sehat, dan guru
adalah seorang warga Negara yang baik. Pekerjaan profesional menurut
Oemar Hamalik dalam Usman60, suatu memerlukan persyaratan khusus

ivii
yang meliputi: menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan ilmu
pengetahuan yang mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam
bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya, menuntut adanya tingkat
pendidikan yang memadai, adanya kepekaan terhadap dampak
kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan, dan memungkinkan
perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Seorang profesional itu pada hakikatnya adalah orang-orang yang


menjadikan dirinya sibuk untuk memberikan pelayanan, profesional merasa
hidupnya berguna dan bahagia ketika dapat memberikan service kepada
orang lain. Dalam hal pendidikan sebagai guru hendaknya memiliki kata
service demi tercapainya tujuan pendidikan.

C. Prinsip Guru Profesional

Prinsip-prinsip profesionalisme guru merujuk kepada UU guru dan


dosen sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.


b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan dan akhlak mulia.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Untuk meningkatkan profesionalisme guru maka seorang guru harus


mengikuti program pendidikan profesi untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas kompetensi, khususnya terkait dengan kompetensi
pendidikan. Guru yang mengikuti program pendidikan profesi sudah barang
tentu akan mengalami peningkatan kompetensi kesadaran atas profesinya
itu. Namun guru kita tidak mempunyai sikap profesionalisme dalam
menjalankan tugas dan kewajiban. Akan tetapi, masih cukup banyak yang
menjalankan tugas dan kewajiban tidak sesuai dengan konsep dasar

iviii
keprofesionalisme guru. Artinya masih banyak guru berangkat menjadi guru
bukan karena keinginan menjadi guru, melainkan karena keterpaksaan sebab
bidang pekerjaan lainnya sudah tidak ada untuk dirinya. Jika dunia
pendidikan dipenuhi guru yang berfikiran seperti itu, tidak lama lagi akan
ambruk dan tidak ada lagi. Jika mereka tidak mempunyai fondasi
keprofesionalisme guru yang kuat maka sudah akan menjadi ambruk.

Cara meningkatkan profesionalisme guru adalah:

a. Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam melaksanakan


pembelajaran.
b. Berdiskusi tentang rencana materi pembelajaran.
c. Berdiskusi tentang pelaksanaan belajar mengajar termasuk evaluasi.
d. Melaksanakan observasi.
e. Mengembangkan kompetensi dan performasi guru.
f. Mengkaji jurnal dan buku pendidikan.
g. Melakukan penelitian.
h. Menulis artikel.
i. Menyusun laporan penelitian.
j. Menyusun makalah.
k. Menyusun laporan

Pemberdayaan guru juga menganut asas demokrasi, berkeadilan,


tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode
etik profesi.

D. Sikap Guru Profesional

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi


transfer of knowledge ‘alih ilmu pengetahuan’, tetapi juga berfungsi untuk
menanamkan value ‘nilai’ serta character building ‘membangun karakter’
peserta didik secara berkelanjutan.

iix
Profesi guru harus didasarkan pada adanya kompetensi dengan
kualifikasi akademik tertentu. Kompetensi tersebut penting dimiliki oleh
guru. Dalam penggalan hadits Rasulullah SAW dinyatakan: “apabila sesuatu
dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya.” Profesi guru hanya dapat dilakukan oleh orang yang
memang disiapkan untuk menjadi guru (ahli di bidang keguruan). Profesi
guru sebagai pendidik merupakan profesi yang mempunyai spesifikasi
dalam membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat yang
memerlukan adanya keahlian, idealisme, kearifan, dan keteladanan melalui
waktu yang panjang.

Membicarakan profesi guru tidak lepas dari dua prinsip pokok,


pertama, adanya semangat keterpanggilan jiwa, pengabdian, dan ibadah.
Kedua, adanya prinsip profesionalitas yang mengharuskan adanya
kompetensi dan kualifikasi akademik yang dibutuhkan, serta adanya
penghargaan terhadap profesi yang dilakukan. Dengan demikian, prinsip
idealisme, keterpanggilan jiwa, dan profesionalisme harus mendasari
perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat guru.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses dan output


pendidikan yang bermutu. Secara substansial, pengaturan profesi guru
diarahkan pada penjaminan bagi pelaksanaan kewajiban dan tugas-tugas
profesional guru dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sikap profesional seorang guru dapat dilihat dari perilaku guru


dalam hubungannya dengan profesinya sebagai guru. Sikap profesional
tersebut dapat dijelaskan melalui sikap guru terhadap peraturan perundang-
undangan, terhadap organisasi profesi, terhadap teman sejawat, terhadap
anak didik, lembaga tempat bekerja, pemimpin dan pekerjaan.

ix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesionalisme guru adalah suatu keadaan guru dimana ia memiliki
suatu panggilan jiwa terhadap pekerjaannya dalam mengajar yang secara
terus menerus untuk selalu dikembangkan.
Kualifikasi guru profesional yaitu guru hendaknya menanamkan
kesadaran diri bahwa melayani merupakan bagian dari misi seseorang dan
seyogyanya harus senantiasa menjaga martabat diri sendiri dan orang lain,
guru hendaknya memiliki sikap yang penuh antusiasme akan memberikan
efek batin bagi diri sendiri maupun peserta didik, guru senantiasa berusaha

ixi
untuk lebih baik dan memperbaiki dengan cepat setiap ada keluhan atau
sesuatu yang bisa merusak pembelajaran.
Sikap profesional seorang guru dapat dilihat dari perilaku guru
dalam hubungannya dengan profesinya sebagai guru. Sikap profesional
tersebut dapat dijelaskan melalui sikap guru terhadap peraturan perundang-
undangan, terhadap organisasi profesi, terhadap teman sejawat, terhadap
anak didik, lembaga tempat bekerja, pemimpin dan pekerjaan, seorang guru
harus memiliki pandangan ke depan untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran, seorang guru memberikan pelayanan yang
mengesankan, seorang guru harus selalu memberikan perhatian mendalam
dan selalu mengembangkan nilai-nilai kerjasama, serta selalu mejalin
komunikasi antar orangtua, teman sejawat, dan peserta didik agar mejadi
jembatan emas untuk tercapainya tujuan pendidikan, seorang guru
hendaknya selalu melakukan penilaian diri, perenungan, dan upaya untuk
memberdayakan potensi dan aset yang ada pada diri sendiri maupun orang
lain, serta pengetahuan yang selalu diasah, kemampuan untuk
memperhitungkan segala sesuatu, keterampilan lain selain mengajar,
memiliki sikap yang patut dicontoh, serta kebiasaan tersenyum dan
menyapa peserta didik.
B. Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah yang berjudul “Guru
Profesional” masih jauh dari kesempurnaan, oleh karnanya kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat di perlukan untuk kedepannya agar lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

ixii
Muhammad Saroni, Personal Branding Guru (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), 227-230

Doni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru (Bandung: Alfabeta,


2014), 108.

Sudarwan Danim, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), 23.

Alma, Buchari, dkk. 2010. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta

Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada.


2003), h. 250.

Siti Suwandah Rimang, Meraih Predikat Guru dan Dosen

Jamil Suprihatiningrum, (2013), Guru Profesional: Pedoman Kinerja,

Sudarwan Danim dan Khairil, Op.Cit, hal. 5.

Ali Mudlofir, (2013), Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan


Aplikasinya

Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan


Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 15.

ixiii

Anda mungkin juga menyukai