Anda di halaman 1dari 17

KUALIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU

“Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pengembangan kepribadian guru”

Dosen pengampu: Anwar Sanusi, M.Pd.

Disusun Oleh :

Inaya Tusadiyyah (2019.01.026)

Refda suprima (2019.01.059)

Tuti hartini (2019.01.075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH

CICALENGKA-BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
makalah”KUALIFIKASI DAN PROFESIONALISME GURU” ini dengan
baik dan tepat waktu. Ucapan terimakasih juga kami ucapkan untuk dosen mata
kuliah pengembangan kepribadian guru yang terhormat bapa Anwar sanusi, M.Pd.
yang telah memberikan tugas ini sebagai penambah wawasan kami.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah
“pengembangan kepribadian guru”. Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu
mempunyai kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu kami selaku penulis makalah
ini mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para
pembaca yang budiman pada umumnya.

Bandung, 05 Maret 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2

C. TUJUAN MASALAH.....................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. PENGERTIAN KUALIFIKASI...................................................................3

B. GURU YANG BERKUALIFIKASI.............................................................3

C. KUALIFIKASI SEBAGAI TUNTUTAN....................................................4

D. PROBLEMATIKA KUALIFIKASI GURU.................................................6

E. PENGERTIAN PROFESIONALISME GURU...........................................7

F. GURU SEBAGAI PROFESI........................................................................9

G. GURU SEBAGAI PROFESI YANG MULIA...........................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

A. KESIMPULAN...........................................................................................12

B. SARAN.......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan, dan


guru merupakan salah satu pemegang utama dalam menggerakkan
kemampuan serta perkembangan dunia pendidikan. tugas utama seorang
guru adalah mendidik mengajar membimbing dan melatih oleh sebab
itulah tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru.
agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat guru
harus memahami dan menghayati profesinya dan memiliki wawasan
pengetahuan dan keterampilan nya. Guru harus mampu menciptakan
suasana pembelajaran inovatif kreatif dan menyenangkan.
Guru yang profesional tidak hanya mengajar akan tetapi
juga membimbing, mengarahkan, menata dan mengelola kelas agar peserta
didikdapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
sebagaitujuan akhir dari proses pendidikan.Seorang guru harus memiliki
kompetensi dalam mengajar agar tujuanyang diharapkan dapat tercapai
secara maksimal.Oleh karenanya, pemenuhan persyaratan kualifikasi
akademik minimalS1/D4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan
relevansi mengacu padajenjang pendidikan yang dimiliki dan mata
pelajaran yang dibina. Misalnya,guru SD dipersyaratkan lulusan
S1/D4 Jurusan/ProdramPGSD/Psikologi/Pendidikan dan lainnya,
sedangkan guru Matematika SMP,MTs, SMA, dan SMK dipersyaratkan
lulusan S1/D4 jurusan /program studiMatematika atau Pendidikan
Matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaankompetensi kepribadian,

1
kompetensi pedagogis, kompetensi profesional danompetensi sosial
dibuktikan dengan sertifikasi pendidik1.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa guru adalah “pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa maksud judul
makalah di atas akan mengkaji pengaruh kualifikasi dan profesionalisme
guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan kualifikasi?
b. Apa itu guru yang berkualifikasi?
c. Mengapa kualifikasi dijadikan sebagai tuntutan?
d. Apa saja problema kualifikasi guru?
e. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
f. Apa yang dimaksud dengan guru sebagai profesi?
g. Mengapa profesi guru disebut sebagai profesi yang mulia?

C. TUJUAN MASALAH
a. Untuk mengetahui pengertian kualifikasi.
b. Untuk mengetahui bagaimana guru yang berkualifikasi.
c. Untuk mengetahui alasan kualifikasi dijadikan sebagai tuntutan.
d. Untuk mengetahui problematika dari kualifikasi guru.
e. Untuk mengetahui pengertian profesionalisme guru.
f. Untuk mengetahui maksud dari guru sebagai profesi.
g. Untuk mengetahui alasan guru sebagai profesi yang mulia.

1
Syamsul Bachri Thalib, “Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif”,(Jakarta:
Kencana, 2013)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KUALIFIKASI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah keahlian
yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan
tertentu. Kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik
secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu.
Kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu“keahlian atau
kecakapan khusus”2
Dalam dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai keahlian
atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan, baik sebagai pengajar
mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya. Bahkan,
kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusnya.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, Kualifikasi akademik
diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevansesuai ketentuan perundang-undanangan yang
berlaku3, selain itu guru juga harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjanaatau
program diploma empat. Kompetensi guru meliuti kompetensi
paedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi
professional diperolehmelalui pendidikan.

B. GURU YANG BERKUALIFIKASI


guru yang berkualifikasi adalah guru yang memenuhi standar pendidik,
menguasai materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati
2
Drs. Djihad Hisyam, M.Pd dan Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D, Refleksi dan Reformasi Pendidikan
Di Indonesia Memasuki Milenium III, 2000.
3
PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 2

3
dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses
pembelajaran.

ada tiga dimensi umum yang menjadi kompetensi tenaga pendidikan


yaitu sebagai berikut:

1) Kompetensi Personal atau Pribadi yaitu seorang guru harus memiliki


kepribadian yang mantap yang patut diteladani;

2) Kompetensi profesional yaitu seorang guru harus memiliki


pengetahuan yang luas, mendalam dari bidang studi yang diajarkan,
mampu memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar

3) Kompetensi kemasyarakatan yaitu seorang guru harus mampu


berkomunikasi baik dengan siswanya, sesama guru maupun maupun
masyarakat luas.4

C. KUALIFIKASI SEBAGAI TUNTUTAN


Kualifikasi pendidikan selain menjadi tuntutan profesi juga
merupakan tuntutan yuridis formal bagi tenaga pendidik. Tuntutan tersebut
menjadi wajib dipenuhi dan dimiliki oleh setiap guru agar memiliki
legalitas dan dapat menunjukkan kredibilitasnya sebagai agen
pembelajaran, sehingga dapat melaksanakan tugas keprofesiannya secara
Profesional. Setiap bidang pekerjaan memerlukan syarat yang harus
dipenuhi oleh pelaku kerja agar proses dan hasilnya dapat mencapai tujuan
dari bidang pekerjaan tersebut. Persyaratan yang harus dipenuhi tersebut
meliputi persyaratan administrasi dan kompetensi. Kualifikasi pendidikan
guru merupakan persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas. Kualifikasi
pendidikan guru dapat menunjukkan kredibilitas seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya.

4
Raka Joni,T.(1992), Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru, Jakarta:
Ditjen Dikti Depdiknas

4
Secara yuridis formal, undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 7 mengamanatkan bahwa profesi guru
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip antara lain: memiliki kualifikasi akademik, latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya dan memiliki kompetensi yang
diperlukan untuk melaksanakan bidang tugas tersebut. Pada pasal 9
dinyatakan bahwa kualifikasi sebagaimana dimaksud diperoleh melalui
pendidikan tinggi jenjang S1 atau D4. Kualifikasi akademik guru
merefleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan
pendidikan atau mata pelajaran yang diambilnya. Selanjutnya, pasal 20
huruf b menyebutkan bahwa guru berkewajiban meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Guru yang memenuhi standar pendidik adalah guru yang
memiliki kualifikasi akademis sesuai dengan peraturan, yakni program
sarjana (S1) atau diploma empat (D4).
kualifikasi akademis pendidik atau guru adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijasah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi akademis tidak hanya
berdasarkan jenjang pendidikan, melainkan relevansi antara latar belakang
pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu. Kualifikasi tersebut
dapat menunjukkan kompetensi profesional guru, terutama yang terkait
dengan penguasaan materi, metode, media dan sumber belajar serta
kemampuan meciptakan pola interaksi edukatif dalam proses
pembelajaran.

5
D. PROBLEMATIKA KUALIFIKASI GURU

Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang
bersangkutan dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut
problem internal, sedangkan yang berasal dari luar disebut problem
eksternal.
1) Problem internal
problem internal yang dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada
kompetensi profesional yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti
penguasaan bahan/materi, bidang sikap seperti mencintai profesinya
(kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti keterampilan
mengajar, menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogis) dan
lain-lain5.
2). Problem eksternal
Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu
sendiri. kualitas pengajaran juga ditentukan oleh karakteristik kelas
dan karakteristik sekolah.
a). Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas
dan sumber belajar yang tersedia.
b). Karakteristik sekolah yang dimaksud misalnya disiplin sekolah,
perpustakaan yang ada di sekolah memberikan perasaan yang nyaman,
bersih, rapi dan teratur6.
Dalam konteks pertimbangan faktor eksternal, terutama yang
menyangkut lingkungan kerja, ada beberapa hal yang mempengaruhi
semangat kerja, yaitu:
(a). Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan.
(b). Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim.

5
Sudjana, Nana, 1998, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo
hal. 41
6
Sudjana, Nana, 1998, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo hal
.42

6
(c). Pemahaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja.
(d). Sikap jujur dan dapat di percaya dari kalangan pemimpin
terwujud dalam kenyataan.
(e). Penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi.
(f). Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik,
seperti tempat olah raga, masjid dan rekreasi7.

E. PENGERTIAN PROFESIONALISME GURU


a. Pengertian Profesionalisme
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, profesionalisme mempunyai
makna; mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari
seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap
pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian
dalam bidangnya atau profesinya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi8. Berikut Prinsip-prinsip
profesionalisme:
[1] memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism
[2] memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidik
yang sesuai dengan bidang tugasnya
[3] memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang dan
tugasnya
[4] mematuhi kode etik profesi
7
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan PAI di
Sekolah). Bandung: Remaja Rosda Karya.
8
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

7
[5] memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas;
[6] memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerjanya
[7] memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan
[8] memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
[9] memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum9

b. Pengertian guru

Dalam Kamus Besar Indonesia, definisi guru adalah “orang yang


pekerjaan, mata pencarian atau profesinya mengajar.” Guru merupakan
sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik dan membimbing. Jika
ketiga sifat tersebut tidak melekat pada seorang guru, maka ia tidak dapat
dipandang sebagai guru. Guru sebagai salah satu komponen di sekolah
menempati profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan
di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan siswanya, pengetahuan, keterampilan,
kecerdasan, dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya,
masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah.

c. pengertian profesionalisme guru

profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya


terdapat tugas-tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang
guru dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu

9
UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 7 Tentang Guru dan Dosen

8
melakukan improvisasi diri. Guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.

Guru memang bukan sekedar pekerjaan atau mata pencaharian yang


membutuhkan ketrampilan teknis, tetapi juga pengetahuan teoretik. 10
Sekedar contoh, siapa pun bisa trampil melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan (PPPK), tetapi hanya seorang dokter yang bisa mengakui
dan diakui memiliki pemahaman teoretik tentang kesehatan dan penyakit
manusia. Pun demikian dengan pekerjaan keguruan. Siapa saja bisa
trampil mengajar orang lain, tetapi hanya mereka yang berbekal
pendidikan profesional keguruan yang bisa menegaskan dirinya memiliki
pemahaman teoretik bidang keahlian kependidikan. Syarat guru yang
profesional adalah sbb:
1. Memiliki kualifikasi akademik
2. Memiliki kompetensi keguruan
3. Memiliki sertifikat pendidik
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Mampu mencapai pendidikan nasional11

F. GURU SEBAGAI PROFESI


Menurut KBBI kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan 12. Profesi guru adalah
jabatan profesional yang memiliki tugas pokok dalam proses
pembelajaran. Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan unsur
proses pendidikan dan peserta didik. Tugas pokok itu hanya dapat

10
Sakban Rosidi, Sistem Kredit dan Profesionalisasi Keguruan, Surya, 13 Maret 2007
11
UU keguruan No.14 Tahun 2005
12
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi
Aksara

9
dilaksanakan secara profesional bila persyaratan profesional yang
ditetapkan terpenuhi. Dalam profesi keguruan, kriteria yang dipergunakan
untuk menjembataninya sebagai sebuah profesi secara umum adalah
sebagai berikut.

a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

c) Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.

d) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang


berkesinambungan.

e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang


permanent.

f) Jabatan yang menentukan standarnya sendiri.

g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.


h) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.13

G. GURU SEBAGAI PROFESI YANG MULIA


Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia.
Kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang berperan
penting dalam membawa masa depan seorang anak didiknya. Tugas
seorang guru yang mengubah orang yang bodoh menjadi orang yang pintar
mengubah yang tadinya tidak tahu menjadi tahu merupakan tugas mulia
yang diemban dari seorang guru. Selain itu tingkah lakunya menjadi
panutan bagi semua orang. Inilah yang menjadi nilai lebih profesi ini
dibandingkan dengan profesi lain, benar-benar istimewa bekerja sebagai
guru. Profesi guru merupakan suatu hal yang sangat mulia, profesi guru
13
edukasi.kompasiana.com/makna-kemampuan-dalam-profesi-keguruan

10
bukan hanya sekedar pekerjaan untuk mendapatkan uang, sejatinya ada hal
yang lebih penting dari itu.
dalam kedudukannya sebagai tenaga profesional guru befungsi
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.14 Sesuai dengan tugas
mulia yang dipikulkan dan diemban tersebut tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa guru berperan dalam menentukan masa depan bangsa.
“No teacher no education” tidak akan ada pengetahuan, jika suatu ilmu
tidak diajarkan dari seorang guru.
Menjadi seorang guru harus memiliki sifat ikhlas, ikhlas dalam
bekerja serta mampu menjiwai peserta didik dan materi yang diajarkannya.
Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip profesionalitas. Guru hendaknya mampu
mengembangkan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan di masyarakat
dan sebaliknya mengintegrasikan serta mentransformasikan nilai-nilai
kehidupan di masyarakat dalam praktek pendidikan pada peserta didik.

14
UU No. 14 Th 2005 pasal 4

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik
secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. Guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, Kualifikasi akademik diartikan
sebagai tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang
relevansesuai ketentuan perundang-undanangan yang berlaku, selain itu
guru juga harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
profesionalisme guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya
terdapat tugas-tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang
guru dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu
melakukan improvisasi diri. Guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru.
Profesi guru merupakan suatu hal yang sangat mulia, profesi guru
bukan hanya sekedar pekerjaan untuk mendapatkan uang, sejatinya ada hal
yang lebih penting dari itu. dalam kedudukannya sebagai tenaga

12
profesional guru befungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

B. SARAN
sebagai seorang calon guru tentunya pembaca harus bisa
memahami kompetensi kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Hal
ini bertujuan agar ketika menjadi guru pembaca sudah mengerti tugas
seorang guru yang sangat berat dan yang terpenting adalah mempersiapkan
segala hal yang akan digunakan sebagai seorang guru. Untuk menjadi guru
yang profesional dan dapat mendidik, mengajar, membimbing dan
mengevaluasi peserta didik, maka disarankan kepada guru agar memiliki
kualifikasi akademik minimal sarjana atau diploma empat yang berlatar
belakang kependidikan. Kedua disarankan kepada guru baik guru SD/MI
maupun guru SMP/MTs mampu mahami tentang peserta didik secara
mendalam menyelenggaraan pembelajaran yang mendidik dalam hal
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara
berkelanjut

13
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi

Aksara

Syamsul Bachri Thalib, “Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris


Aplikatif”,(Jakarta: Kencana, 2013)

Drs. Djihad Hisyam, M.Pd dan Prof. Suyanto, M.Ed., Ph.D, Refleksi dan
Reformasi Pendidikan Di Indonesia Memasuki Milenium III, 2000.

Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 2

UU No. 14 Th 2005 pasal 4

Raka Joni,T.(1992), Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru, Jakarta:

Ditjen Dikti Depdiknas

Sudjana, Nana, 1998, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar


Baru Algesindo

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan PAI di

Sekolah). Bandung: Remaja Rosda Karya.

edukasi.kompasiana.com/makna-kemampuan-dalam-profesi-keguruan

Sakban Rosidi, Sistem Kredit dan Profesionalisasi Keguruan, Surya, 13 Maret


2007

14

Anda mungkin juga menyukai