Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN

“HAKIKAT GURU”
Mata Kuliah Etika Dan Profesi Kegurun
Dosen Pembimbing : Ade Irma, S.Pd., M.Pd

Oleh:

Dea Murdianingsih (12010520089)


Fajariatur Raudhah (12010526911)
Nabila Ainunisa Elkri (12010523305)

KELAS 6 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1444 H/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah etika dan profesi keguruan.

Makalah ini berjudul “Hakikat Guru.” Kami menyadari masih banyak


kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami selaku penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca terutama dosen mata kuliah.

Kami sangat membutuhkan saran-saran dari pembaca terutama dosen mata


kuliah untuk menjadikan makalah ini lebih baik untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, 04 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Guru ...................................................................................................... 2


B. Syarat-Syarat Guru .................................................................................................. 2
C. Tugas dan Fungsi Guru ........................................................................................... 6
D. Status, Peran dan Kedudukan Guru ........................................................................ 8
E. Pandangan Islam ..................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14


LAMPIRAN ....................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang
berkualitas akan membawa perubahan besar dalam pola hidup manusia.
Profesionalisme guru merupakan bagian dari kualitas sebuah pendidikan.Oleh
karena itu, seorang guru adalah seseorang yang patut dikagumi dan ditiru.
Dalam artian orang yang berkharisma dan berwibawa perlu ditiru dan
diteladani.
Yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran, serta memiliki kemampuan mengatur dan mengelola
pelajaran agar peserta didik dapat belajar dan mencapai kedewasaan, yang
merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan. Oleh karena itu, dalam
makalah ini penulis akan memapaparkan mengenai hakikat guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari guru?
2. Apa saja syarat-syarat menjadi guru?
3. Apa tugas dan fungsi dari guru?
4. Bagaimana status, peran dan kedudukan guru?
5. Bagaimana pandangan Islam terhadap guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari guru
2. Untuk mengetahui syarat-syarat menjadi guru
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi dari guru
4. Untuk mengetahui status, peran, dan kedudukan dari guru
5. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap guru

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Al-Ghazali memakai istilah pendidik dengan berbagai kata sepertial-
Muallimin (guru), al-Mudarris (pengajar), al-Muaddib (pendidik) dan al-Walid
(orang tua).1 Kata pendidik berasal dari kata dasar didik, artinya memelihara
dan merawat agar seseorang itu mempunyai ilmu pengetahuan tentang sopan
santun, akal budi, akhlak dan sebagainya. Dengan menambahkan awalan pe
hingga menjadi pendidik, yang artinya orang yang mendidik.
Dalam Falsafah Jawa, Guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di
“gugu dan ditiru”. Dalam konteks falsafah jawa ini guru dianggap sebagai
pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan
di dalam kelas saja, melainkan lebih dari itu Guru dianggap sebagai sumber
informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Dengan demikian tugas dn fungsi guru tidak hanya terbatas di dalam kelas
saja melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas. Oleh
karena itu dalam msyarakat jawa seorang guru dituntut pandai dan mampu
menjadi ujung tombak dalam setiap aspek perkembangan masyarakat (multi
talent).2
Guru adalah semua orang yang mempunyai wewenang serta mempunyai
tanggung jawab untuk membimbing serta membina murid. Latar belakang
pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama dengan pengalaman
pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu. Adanya perbedaan
latar belakang pendidikan bisa mempengaruhi aktivitas seorang guru dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena tidak sedikit guru

1
Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang Religius dan
Bermartabat (Gresik: Caremedia Communication, 2018).
2
Fauzan dan Fatkhul Arifin, Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21 (Prenada Media, 2022).

2
yang diperlukan di madrasah maka latar belakang pendidikan seringkali tidak
begitu dipedulikan.3
Sebagai suatu profesi, pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, harus merebut kepercayaan publik (public trust) melalui peningkatan
kualitas guru dan kualitas layanan pendidikan dan pembelajaran. Public trust
menjadi faktor kunci bagi mengokohkan identitas profesi. Seiring dengan
upaya tersebut, sebagai suatu profesi, guru harus selalu meningkatkan dirinya
dan pelayanannya sesuai tuntutan perkembangan zaman .
B. Syarat-Syarat Guru
Persyaratan guru berdasarkan berbagai perspektif, diantaranya:
a. Syarat keagamaan; guru harus beragaman dan mengamalkan ajaran
agamanya, karena selagi figur uswatun hasanah dalam pribadinya.
b. Syarat psikis; guru harus sehat jasmani, mampu menguasai emosi dirinya,
ramah, sabar, sopan, dewasa, dalam berfikir dan bertindak, berjiwa
pemimpin, berani berkorban, berani menanggung resiko, dan berjiwa
pengabdian.
c. Syarat paedagogis; guru harus menguasai materi dan metode pengajaran
yang didasarkan pada latar belakang psikologis, sosiologis, dan
antropologis seorang siswa.
d. Syarat fisik; guru harus memiliki badan sehat, dan tidak memiliki penyakit
menular yang membahayakan peserta didiknya.
e. Syarat teknis; guru memiliki izajah pendidikan guru yang disesuaikan
dengan tingkatan lembaga pendidikan, jurusan, program studi, tempat
mengajar, dan mata pelajaran yang diajarkan.
f. Syarat administrasi; guru harus diangkat langsung oleh pemerintah,
yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru sehingga
diberikan tugas mendidik dan mengajar.
g. Syarat umur; guru harus dewasa secara umur, jika menurut islam yang
dimaksud dewasa adalah baligh, berakal, dan mukallaf4

3
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi (Tangerang: An1mage, 2019).
4
Rinto Alexandro, Misnawati, dan Wahidin, Profesi Keguruan (Palangkaraya: Guepedia, 2021).

3
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI
nomor 19 tahun 2005 Bab VI tentang standar pendidik dan tenanga
kependidikan Pasal 28, syarat-syarat guru diantaranya:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundangundangan yang berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini.5
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang ditampilkan
melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan. Pengertian dasar kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau
kecakapan. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber
belajar”.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan teknis dalam menjalankan
tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses

5
Sya’bani, Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang Religius dan Bermartabat.

4
pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga
ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru
sangat kuat pengaruhnya terhadap tugasnya sebagai pendidik.
Kewibawaan guru ada dalam kepribadiannya. Sulit bagi guru mendidik
peserta didik untuk disiplin kalau guru yang bersangkutan tidak disiplin.
Peserta didik akan menggugu dan meniru gurunya sehingga apa yang
dikatakan oleh guru seharusnya sama dengan tindakannya. Guru yang
jujur dan tulus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik berbeda
dengan guru yang mengajar karena tidak ada pekerjaan lain. Peserta didik
dengan mudah membaca hal tersebut
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Al-Abrasi, salah seorang ahli pendidikan Islam dari Mesir, mengemukakan
beberapa syarat bagi seorang guru. Yakni:
a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar semata-mata karena
Allah;
b. Bersih lahir dan batin;
c. Ikhlas dalam pekerjaan;
d. Pemaaf;

5
e. Seorang bapak sebelum ia seorang guru;
f. Mengetahui tabi’at murid;
g. Menguasai mata pelajaran.
Dari uraian di atas, tampak jelas ada syarat-syarat yang harus dipenuhi bila
seseorang mau menjadi guru terutama dalam pendidikan formal. Dengan
melihat syarat-syarat itu bisa dipahami bahwa untuk menjadi guru itu tidak
mudah. Pekerjaan sebagai guru bukan lagi pekerjaan kelas pinggiran. Menjadi
guru itu adalah pekerjaan terhormat. Saat ini, guru adalah pekerja profeseional
yang bisa disejajarkan dengan profesi-profesi lainnya seperti dokter, akuntan,
dan sebagainya. Syarat-syarat guru yang disebutkan oleh para ahli di atas bisa
dikelompokan sebagai berikut. Yakni persyaratan legalitas, jasmani,
intelektualitas dan mental-spiritual. Syarat-syarat itu tampaknya disesuaikan
dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada.
C. Tugas dan Fungsi Guru
a. Tugas Guru
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar
dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis
tugas guru, yakni :
1. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai–nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan – keterampilan pada siswa.
2. Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola para siswanya.
3. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan
guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari
seorang guru diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini

6
berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju Indonesia
seutuhnya yang berdasarkan pancasila.6
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan
bahwa :
1) Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta penelitian dan pengabdian pada
masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.7
Dalam peraturan pemerintah Bab 1 pasal 1 ayat 1 dijelaskan “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.”
Sosok guru berperan aktif dalam memberi ilmu dan pengetahuan
bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal bagi mereka. seorang guru yang
benar-benar patut dijadikan tauladan adalah mereka yang terfokus pada
anak didiknya, demi tercapainya pencerahan. Anak didik adalah cikal
bakal maju mundurnya sebuah bangsa. Kemana bangsa ini akan diarahkan
itu tergantung pada mereka. Sehingga, secara sederhana peran guru
sebagai pendidik adalah membimbing, mengajar, dan melatih.8
Tugas guru secara umum diklasifikasi ke dalam tiga jenis, yaitu
tugas di bidang profesi, tugas di bidang kemanusiaan, dan tugas di bidang
kemasyarakatan.

6
Ahmad Sopian, “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan,” Raudhah Proud To Be
Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97.
7
Sisdiknas, “Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas Th 2003,” Bab XI Pasal 39 Ayat 1 &
2 (2003).
8
Heri Maria Zulfiati, “Peran dan Fungsi Guru Sekolah Dasar dalam Memajukan Dunia
Pendidikan,” Jurnal Pendidikan Ke-SD-an 1, no. 1 (2014): 1–4.

7
1. Tugas di bidang keprofesian. Guru bertugas untuk mendidik, melatih
dan mengajar,
2. Tugas di bidang kemanusiaan. Guru sebagai orang tua kedua, menjadi
suri tauladan dan dekat dengan peserta didik.
3. Tugas di bidang kemasyarakatan. Guru diharapkan memberi ilmu
teladan dalam bersikap di masyarakat, dan guru bertugas
mencerdaskan kehidupan bangsa.9
Selain itu, guru juga dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah serta menguasai
kempetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial seperti
yangdi atur dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru mempunyai tugas
mendorong, membimbing, dan memeri fasilitas, belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan, guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan
siswa.10
b. Fungsi Guru
Dalam mengembangkan kompetensinya ada 3 fungsi guru, yaitu :

1. Fungsi profesional. Guru meneruskan ilmu atau keterampilan atau


pengalaman yang dimilikinya atau dipelajarinya kepada peserta
didiknya.
2. Fungsi kemanusiaan. Guru berusaha mengembangkan atau membina
segala potensi bakat atau pembawaan yang ada pada diri anak serta
membentuk wajah ilahi dalam dirinya.
3. Fungsi civic mission. Guru wajib menjadikan peserta didik menjadi
warga negara yang baik, yaitu berjiwa patriotisme, mempunyai
semangat kebangsaan nasional, dan disiplin atau taat terhadap semua
peraturan perundang–undangan yang berlaku atas dasar Pancasila dan
UUD RI 1945.

9
Munawir, Zuha Prisma Salsabila, dan Nur Rohmatun Nisa, “Tugas, Fungsi dan Peran Guru
Profesional,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 7, no. 1 (2022): 8–12.
10
Arif Setiawan, Profesi & Etika Keguruan, Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, vol. 3, 2015.

8
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih
ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai serta membangun
karakter peserta didik secara berkelanjutan dan berkesenambungan.11

D. Status, Peran dan Kedudukan Guru


a. Status Guru
Status biasanya dikaitkan dengan peringkat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok dan posisis kelompok dalam kelompok lain. Guru
merupakan suatu status dalam masyarakat sebagai orang dewasa, pengajar
dan pegawai. Guru merupakan jawaban yang menentukan nasib bangsa
kedepannya, sehingga guru memegang peran penting dalam menentukan
nasib bangsa kedepannya. Untuk itu, guru harus memiliki 3 hal yang
spesifik, yaitu :
1. Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelola
pendidikan.
2. Memiliki ketajaman pemahaman dan kecakapan intelektual, cerdas
emosional dan sosial untuk membangun pendidikan yang bermutu.
3. Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual, dan efektif
untuk membangun humanware (SDM) yang unggul, bermartabat, dan
memiliki daya saing.12
Terkait dengan status atau kedudukan guru dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru, memberikan pembagian,
yaitu :
1. Guru Tetap adalah guru yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian atau diangkat oleh pimpinan diselenggarakan oleh
masyarakat berdasarkan perjanjian kerja dan telah bertugas untuk
jangka waktu paling isngkat 2 (dua) tahun secara terus menerus serta
tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan yang

11
Nidawati, “Penerapan Peran dan Fungsi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran” 9, no. 2 (2020):
136–153.
12
A. Marjuni, “Peran guru dalam persfektif kepemimpinan pendidikan,” Organisasi Profesi Guru
VIII, no. 1 (2019): 10–18.

9
diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau
masyarakat.
2. Guru Dalam Jabatan adalah guru pegawai negeri sipil dan guru bukan
pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan,
baik yang diselenggarakan pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun masyarakat penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai
Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama.13
b. Peran Guru
Fungsi dan peran guru merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Guru memiliki fungsi dan peran yaitu, mendidik, mengajar,
membimbing, dan melatih. Fungsi–fungsi tersebut memiliki fokus yang
berbeda. Fungsi dan peran guru juga dapat dikelompokkan menjadi
sepuluh macam, antara lain:
1. Peran guru sebagai Educator. Guru menjadi tauladan bagi peserta
didik, sehingga guru harus mempunyai kepribadian yang baik, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2. Peran guru sebagai manager. Guru memberikan materi pelajaran juga
sekaligus sebagai pendidik untuk membimbing peserta didik agar
memiliki akhlak yang mulia dan menjadi generasi yang cerdas.
3. Peran guru sebagai Administrator. Guru diharapkan bisa bekerja secara
teratur terkait dengan administrasi seperti mencatat hasil belajar,
membuang rancangan belajar dan sebagainya.
4. Peran guru sebagai Supervisior. Guru berperan memberikan
bimbingan, pengawasan, dan pengendalian peserta didik untuk terus
menambah semangat dan hasil belajar peserta didik.
5. Peran guru sebagai Inovator. Guru harus memiliki keinginan besar
untuk belajar terus mencari ilmu pengetahuan dan menambah
keterampilan sebagai guru.
6. Peran guru sebagai motivator. Guru memberikan arahan kepada
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang ada pada diri

13
Kemensekneg, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19, 2017 Tentang Guru,”
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 (2017).

10
mereka, memberikan semangat dan petunjuk tentang cara belajar yang
efektif, dan sebagainya.14
7. Peran guru sebagai Leader. Guru memiliki peran sebagai pemimpin
pembelajaran untuk mendidik peserta didik dengan kemampuan yang
dimiliki dengan memperhatikan pengembangan sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
8. Peran guru sebagai Fasilitator. Guru berperan dalam menyediakan dan
memberikan pelayanan terkait fasilitas yang digunakan untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar agar berjalan dengan baik.
9. Peran guru sebagai Dinamisator. Guru harus memiliki pandangan dan
usaha untuk membangun karakter pada peserta didik.
10. Peran guru sebagai Evaluator. Guru mampu merancang alat ukur yang
terkait dengan afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan
15
psikomotorik (keterampilan).
c. Kedudukan Guru
Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan pada dasarnya
merupakan profesi yang mulia, dan pandangan masyarakat pun seorang
guru mempunyai tempat yang terhormat karena masyarakat paham akan
ilmu yang dimilikinya.16 Kedudukan guru tidak sama antara guru SD,
SMP, dan SMA. Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa
kerja, bakat usia dan pengalaman dalam pengajaran.17 Dalam kode Etik
Guru Indonesia dengan jelas dituluskan bahwa “Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila”. Dalam Kode Etik Guru Indonesia
tersebut, jelas sekali kedudukan guru dalam kaitannya peserta didik, yakni
sebagai pembimbing.18

14
Umar Sidiq, Etika Dan Profesi Keguruan (Tulungagung: STAI Muhammadiyah, 2018).
15
Munawir, Salsabila, dan Nisa, “Tugas, Fungsi dan Peran Guru Profesional.”
16
Asri Yani dan Rina Arnilawati, “Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Peningkatan Kinerja
Guru,” Jurnal Mampesona 3, no. 1 (2020).
17
Iskandi, “Hubungan Pendidikan Dengan Masyarakat Dalam Prespektif Sosiologi,” Tawshiyah
15, no. 1 (2020): 5–6.
18
Marjuni, “Peran guru dalam persfektif kepemimpinan pendidikan.”

11
Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan
hukum guru bukan pegawai negeri sipil sama halnya dengan guru pegawai
negeri sipil. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, baik guru PNS dan bukan PNS keduanya
mempunyai tugas yang sama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
negara. Perbedaan hanya pada status kepegawaian yaitu Pegawai tetap
PNS, Pegawai tetap non PNS. Namun kedua status kepegawaian tersebut
merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.19

E. Pandangan Islam
Dalam perspektif pendidikan Islam, guru adalah seseorang yang dapat
menjadi teladan dengan mendengaekan ilmunya untuk melaksanakan
kewajiban dengan baik dan benar.20 Hadari Nawawi menjelaskan bahwa guru
adalah seseorang yang berprofesi mengajar di lembaga pendidikan tertentu
untuk membentuk tumbuh kembang setiap peserta didik. Guru adalah
seseorang yang mengemban tugas yang sangat mulia dari Allah SWT, yaitu
memimpin, mendidik, dan membimbing manusia. Seorang guru juga
merupakan pedoman bagi kehidupan manusia karena ia dapat menjadikan
manusia yang lebih baik yang selalu takut kepada Allah SWT. Sehingga
menjadi seorang guru akan memiliki kedudukan dan kualifikasi yang lebih
tinggi, terutama dari sudut pandang pendidikan Islam. Selain itu, menjadi guru
merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT. 21

19
Rahmat Setiawan dan Risno Mina, “Perlindungan Hukum Terhadap Kesejahteraan Guru Bukan
Pegawai Negeri Sipil (Pns) Jenjang Pendidikan Dasar Di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai,”
Jurnal Yustisiabel 5, no. 1 (2021): 98.
20
Rahma Fitria Purwaningsih dan Atika Muliyandari, “Profesionalisme Guru Dalam Prespektif
Islam,” Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (2021): 61–71,
ww.ngaji.or.id/index.php/ngaji/article/view/10.
21
Iwan Hermawan, Nurwadjah Ahmad, dan Andewi Suhartini, “Konsep Amanah dalam Perspektif
Pendidikan Islam,” QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama 12, no. 2 (2020): 141–
152.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Persyaratan guru berdasarkan
berbagai perspektif, diantaranya: Syarat keagamaan, syarat psikis, syarat
paedagogis, syarat fisik, syarat teknis, syarat administrasi; dan syarat umur.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas,
dalam bentuk pengabdian.
Dalam mengembangkan kompetensinya ada 3 fungsi guru, yaitu : fungsi
profesional, fungsi kemanusiaan, dan fungsi civic mission. Dalam perspektif
pendidikan Islam, seorang guru juga merupakan pedoman bagi kehidupan
manusia karena ia dapat menjadikan manusia yang lebih baik yang selalu takut
kepada Allah SWT. Sehingga menjadi seorang guru akan memiliki kedudukan
dan kualifikasi yang lebih tinggi, terutama dari sudut pandang pendidikan
Islam. Selain itu, menjadi guru merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan
oleh Allah SWT.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai hakikat guru bagi mahasiswa/i jurusan tarbiyah
dan bagi siapa saja yang membacanya. Dan apabila di dalam makalah ini
terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun kata-katanya, kami selaku
penulis mohon maaf karena kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alexandro, Rinto, Misnawati, dan Wahidin. Profesi Keguruan. Palangkaraya:


Guepedia, 2021.
Darmadi, Hamid. Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. Tangerang: An1mage,
2019.
Fauzan, dan Fatkhul Arifin. Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21.
Prenada Media, 2022.
Hermawan, Iwan, Nurwadjah Ahmad, dan Andewi Suhartini. “Konsep Amanah
dalam Perspektif Pendidikan Islam.” QALAMUNA: Jurnal Pendidikan,
Sosial, dan Agama 12, no. 2 (2020): 141–152.
Iskandi. “Hubungan Pendidikan Dengan Masyarakat Dalam Prespektif Sosiologi.”
Tawshiyah 15, no. 1 (2020): 5–6.
Kemensekneg. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19, 2017 Tentang
Guru.” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017
(2017).
Marjuni, A. “Peran guru dalam persfektif kepemimpinan pendidikan.” Organisasi
Profesi Guru VIII, no. 1 (2019): 10–18.
Munawir, Zuha Prisma Salsabila, dan Nur Rohmatun Nisa. “Tugas, Fungsi dan
Peran Guru Profesional.” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 7, no. 1 (2022):
8–12.
Nidawati. “Penerapan Peran dan Fungsi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran” 9,
no. 2 (2020): 136–153.
Purwaningsih, Rahma Fitria, dan Atika Muliyandari. “Profesionalisme Guru
Dalam Prespektif Islam.” Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (2021):
61–71. ww.ngaji.or.id/index.php/ngaji/article/view/10.
Setiawan, Arif. Profesi & Etika Keguruan. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents. Vol. 3, 2015.
Setiawan, Rahmat, dan Risno Mina. “Perlindungan Hukum Terhadap
Kesejahteraan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (Pns) Jenjang Pendidikan
Dasar Di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai.” Jurnal Yustisiabel 5, no. 1
(2021): 98.
Sidiq, Umar. Etika Dan Profesi Keguruan. Tulungagung: STAI Muhammadiyah,

14
2018.
Sisdiknas. “Undang-Undang Republik Indonesia Sisdiknas Th 2003.” Bab XI
Pasal 39 Ayat 1 & 2 (2003).
Sopian, Ahmad. “Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan.” Raudhah
Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–
97.
Sya’bani, Mohammad Ahyan Yusuf. Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang
Religius dan Bermartabat. Gresik: Caremedia Communication, 2018.
Yani, Asri, dan Rina Arnilawati. “Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait
Peningkatan Kinerja Guru.” Jurnal Mampesona 3, no. 1 (2020).
Zulfiati, Heri Maria. “Peran dan Fungsi Guru Sekolah Dasar dalam Memajukan
Dunia Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Ke-SD-an 1, no. 1 (2014): 1–4.

15

Anda mungkin juga menyukai