Disusun oleh :
Kelas A3
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan judul Etika Guru Terhadap Siswa.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Islam, guru adalah salah satu profesi yang sangat dihormati. Ada
banyak Hadits yang menggarisbawahi pentingnya etika guru dalam mendidik
siswa. Dalam membimbing dan mendidik siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Meskipun ada banyak Hadits yang menggarisbawahi etika guru, implementasinya
dapat menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak,
termasuk guru, siswa, dan pemerintah, untuk bekerja sama dalam menerapkan
etika guru yang baik dalam pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Etika Guru Terhadap Siswa ?
2. Apa saja bentuk Etika Guru Terhadap siswa dalam perspektif hadis ?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Tentang Etika Guru Terhadap siswa
2. Untuk mengetahui apa saja Bentuk Etika Guru Terhadap siswa dalam
Perspektif Hadis
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hamzah Ya‟kub , Etika Islami : Pembinaan Akhlakkul Karimah, (Bandung: CV, Diponegoro)
3
belajar mengajar. Etika yang baik akan membawa keberhasilan dalam
mengajar lebih tinggi dibandingkan dengan etika guru yang buruk.
Etika menurut perspektif hadits adalah ilmu tentang baik dan buruk
yang mencakup pandangan manusia terhadap Allah, manusia, dan alam.
Etika dalam Islam juga dikenal sebagai akhlak, yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, dan tabiat. Secara etimologis, menurut Endang
Syaifuddin Anshari, etika berarti perbuatan, dan ada sangkut pautnya
dengan kata-kata Khuliq (pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Akan
tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam
bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti :
sajiyyah: perangai, mur’iiah : budi, thab‟in : tabiat, dan adab: (kesopanan)2
2
Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.20-21.
4
Dari keterangan tersebut menunjukan bahwa seorang guru yang baik
haruslah memiliki sifat-sifat tersebut. Agar dalam setiap kegiatan mengajar
dan mendidik dapat berhasil dengan seoptimal mungkin. Selain hal
tersebut, guru haruslah memiliki etika dalam menghadapi peserta didik,
etika yang dimaksud adalah; guru haruslah memiliki rasa humor, adil,
menarik, lebih demokratis dari pada otokratis, dan mereka harus mampu
berhubungan dengan mudah dan wajar dengan peserta didik baik secara
individu maupun secara kelompok. 3
3
Nata, A. (t.thn.). Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Grasindo
5
B. Hadits Etika Guru / Pendidik Terhadap Siswa
2. Makna Mufrodat
Artinya Arab
Pergilah segera dan tujulah sehingga Jadilah ِ
اغ ُد
Orang yang berilmu (jamaknya Ulama)
َّعاملِا
ِ
ّلما
ّ ُمتَ َع
Pendidik
4
M,H.A, Hadits Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist Nabi).
6
Pencinta Ilmu
ُُِّمبِّا
3. Kandungan Hadits
Pendidik atau Guru dalam Islam adalah orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya
mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa),
kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa). Pendidik berarti juga orang
dewasa yang bertanggung jawab member pertolongan pada peserta
didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat
kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT. dan mampu melaksanakan tugas sebagai
makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.5
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka
berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak
kandungnya, karena sukses tidaknya anak sangat tergantung kepada
pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya. Kesuksesan anak kandung
merupakan cermin atas kusuksesan orang tua juga.
5
M, H. A. Hadits Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist Nabi).
7
semakin terbina dan berkembang potensinya. Sedangkan tugas pokok
pendidik adalah mendidik dan mengajar. Mendidik ternyata tidak semudah
mengajar. Dalam proses pembelajaran pendidik harus mampu mengilhami
peserta didik melalui proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik
sehingga mampu memotivasi peserta didik mengemukakan gagasan-
gagasan yang besar dari peserta didik.
Dalam konteks mengajar, pendidik mesti menyadari bahwa setiap
mata pelajaran mestinya membawa dan mengandung unsur pendidikan dan
pengajaran. Unsur pendidikan, dimaknai dapat membina dan menempa
karakter pendidik agar berjiwa jujur, bekerja secara cermat dan sistematik.
Sedangkan unsur pengajaran dimaknai untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik kepada setiap mata pelajaran yang diterimanya. Secara
khusus, bila dilihat tugas guru pendidikan agama (Islam) adalah di samping
harus dapat memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama,
juga diharapkan dapat membangun jiwa dan karakter keberagamaan yang
dibangun melalui pengajaran agama tersebut6. Artinya tugas pokok guru
agama menurut Abuddin Nata adalah menanamkan ideologi Islam yang
sesunggunya pada jiwa anak.
6
M, H. A. (Cetakan Tahun 2015). Hadits Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist
Nabi).
8
c. Konteks Pendidikan: Teks tersebut mencatat bahwa peran pendidik
tidak terbatas pada lingkungan sekolah atau madrasah saja. Pendidik
juga dapat melaksanakan pekerjaannya di rumah tangga. Ada referensi
kepada fitrah, yaitu rasa cinta orang tua terhadap anaknya yang
merupakan salah satu dari fitrahnya.
d. Landasan Agama: Merujuk pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an (surat al-
Kahfi ayat 46, dan surah Al-Furqan ayat 74).
7
S,Rahman, Mohamad, Etika Berkomunikasi Guru dan Peserta Didik Menurut Ajaran Agama
Islam. “Jurnal Iqra Vol. 3
9
kekuasaannya. Dan janganlah ia duduk di tempat kehormatannya yang
berada di dalam rumahnya kecuali dengan idzinnya". [HR. Muslim juz 1,
hal. 46]..]
ُاءه
َ َج،ث ال َق ْو َم ُ س ُُيَ ِّد ٍ ِصلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِِف ََْمل ُّ ِ بَ ْي نَ َما الن:ال
َ َِّب َ ََع ْن أَِِب ُى َريْ َرَة ق
ال
َ فَ َق،ث ُ صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ُُيَ ِّد َِّ ول ّّ ِ أَ ْع َر
َ اَّلل ُ ضى َر ُس َ اعةُ؟ فَ َم َ الس
َّ َم ََت:ال َ اِب فَ َق
ضى َ َ َح ََّت إِ َذا ق، بَ ْل ََلْ يَ ْس َم ْع:ض ُه ْمُ ال بَ ْع َ َ َوق.ال َ َ ََِس َع َما ق:ض ال َق ْوِم
َ َال فَ َك ِرَه َما ق ُ بَ ْع
:ال َِّ ول
َ َ ق،اَّلل َ َىا أ َََن ََي َر ُس:ال َ َاع ِة» ق َّ السائِ ُل َع ِن َ ََح ِديثَوُ ق
َ الس َّ - ُ أ َُراه- «أَيْ َن:ال
10
«إِذَا ُو ِّس َد اْل َْم ُر:ال
َ َاعتُ َها؟ ق
َض َ ِف إ
َ َك ْي:ال
َ َ ق،»َاعة َّ ت اْل ََمانَةُ فَانْتَ ِظ ِر
َ الس ِ ضيِّع
َ ُ «فَِإذَا
( »8اعةَ (رواه البخارى َ السَّ إِ ََل غَ ِْري أ َْى ِل ِو فَانْ تَ ِظ ِر
8
S,Rahman, Mohamad, Etika Berkomunikasi Guru dan Peserta Didik Menurut Ajaran Agama
Islam. “Jurnal Iqra Vol. 3
11
ف َ ِْب ََلنْ َفضُّوا ِم ْن َح ْول
ُ ك فَا ْع َ ت فَظِّا غَلِي
ِ ظ ال َقل َ ت َهلُ ْم َولَ ْو ُك ْن ِ فَبِما ر ْْح ٍة ِمن
َ هللا لِْن َ ََ َ
ِ ت فَ ت وَّكل علَى
ُّ هللا إِ َّن هللاَ ُُِي
ب َ ْ َ َ َ استَ ْغ ِف ْر َهلُ ْم َو َشا ِوْرُى ْم ِِف اْل َْم ِر فَِإ َذا َع َزْم
ْ َع ْن ُه ْم َو
ْي ِِ 9
َ املُتَ َوّكل
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma‟afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.
Sebagaimana Hadits ini yang berbunyi:
عن ابن عباس رضي هللا عنهما قال قال رسول هللا صلى هللا عليو و سلم ْلشج عبد
12
penyebab bagi keberadaan kehidupan yang kekal di akhirat. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : [19]
اد َىا ثَََل ًًث َح ََّت َ اَّللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم أَنَّوُ َكا َن إِ َذا تَ َكلَّ َم بِ َكلِ َم ٍة أ
َ َع َّ صلَّى ِّ ِس َع ْن الن
َ َِّب ٍ ََع ْن أَن
ٍ
ثاً سلَّ َم َعلَْي ِه ْم َسلَّ َم َعلَْي ِه ْم ثَََل ِ
َ َتُ ْف َه َم َع ْنوُ َوإ َذا أَتَى َعلَى قَ ْوم ف
Artinya : Dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga
dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga
kali.
11
S,Rahman, Mohamad, Etika Berkomunikasi Guru dan Peserta Didik Menurut Ajaran Agama
Islam. “Jurnal Iqra Vol. 3
13
Dalam hal ini Al-Ghazali melihat kebiasaan dari sebagian guru fiqih
yang menjelekan guru bahasa dan sebaliknya, sebagian ulama kalam
memusuhi ulama fiqih demikian seterusnya sehingga sikap saling
menghina dan mencela guru lain di depan anak-anak merupakan bagian
yang harus dihindari dan di jauhi oleh seorang guru. Selain itu guru juga
dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya menyesuaikan
dengan perkembangan dan pentahapan psikologi dan jiwanya. Hal ini
agar ketika menyampaikan materi pelajaran, anak tidak merasa tidak
terlalu berat dan terbebani. Ibnu masud sebagai mana diriwayatkan
Muslim dalam bukunya said hawwa “tidaklah seseorang bicara dalam
suatu kaum dengan suatu pembicaraan yang tidak mampu dijangkau oleh
akal mereka melainkan akan menjadi fitnah bagi sebagian mereka”.
Artinya : Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah
dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan
memudahkan manusia (H.R Bukhori).
12
Dar-us-salam. (2015). Bab keutamaan Ilmu dan orang alim. In E. Hadits, Syarh Shahih Muslim.
Publications
14
2) Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku,
sesuaikan dengan kondisi anak perlu ada humor
3) Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat dengan
guru
4) Hendaknya ketika guru mengalami kesulitan seringlah berdiskusi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Islam, mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
dianggap sebagai tugas penting. Guru dianggap sebagai pemimpin spiritual
yang bertanggung jawab atas perkembangan spiritual dan moral siswa.
Guru harus bersikap adil dan jujur dalam interaksi mereka dengan siswa.
Mereka tidak boleh memihak atau diskriminatif dan harus menjalani hidup
dengan integritas. Dalam pengajaran nilai-nilai Islam guru dalam
lingkungan Islam mempunyai tanggung jawab untuk mengajarkan dan
menghidupkan nilai-nilai agama, termasuk moral, etika, dan ajaran Islam
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Islam mendorong guru untuk
mendekati siswa dengan kasih sayang, kepedulian, dan perhatian.
Memberikan dorongan positif. Etika guru terhadap siswa dalam Islam
mencerminkan nilai-nilai moral dan spiritual yang diungkapkan dalam
ajaran agama. Hal ini bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki
karakter yang baik, bertaqwa, dan siap memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat.
B. Saran
Setiap sesuatu itu mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kami
merasa makalah ini bukanlah makalah yang sempurna. Dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangannya, entah itu kata-kata yang sulit
dimengerti atau kesalahan kami dalam menuliskan kata-kata tersebut. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca agar dapat memberi
masukan, saran, dan kritik agar kedepannya kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dar-us-salam. (2015). Bab keutamaan Ilmu dan orang alim. Dalam E. Hadits,
Syarh Shahih Muslim. Publications,Inc.
17