Anda di halaman 1dari 28

PEMBINAAN DISIPLIN PADA ANAK DIDIK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Kelas

Dosen pengampu: Dr. Mohammad Thoha, M. Pd. I

Oleh :

Ilafatul Masruroh (21381042021)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

MEI 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya. Yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Etika Dan Budaya
Organisasi yang berjudul "Pembinaan disiplin pada anak didik" dengan sebaik-
baiknya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, kami sampaikan terima kasih.
Terima kasih pula kepada bapak Dr. Mohammad Thoha, M. Pd. I. selaku dosen
pengampu yang telah mengampu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki


banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Pamekasan, 5 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... .i

DAFTAR ISI .................................................................................................. .ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... .1

A. Latar Belakang ............................................................................... .1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... .3
C. Tujuan ........................................................................................... .3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ .5

A. Teknik Pembinaan Dan Penerapan Disiplin Kelas........................... .5


B. Pemeliharaan Dan Peningkatan Perilaku Disiplin Anak…………...10
C. Penerapan Hukuman Dan Hadiah ................................................... 14
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Peserta Didik…...20
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 23

A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedisiplinan terhadap peserta didik menjadi pokok terpenting dalam
sebuah sekolah. Disiplin sebagai suatu tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Berbagai
peraturan dan tata tertib sekolah di buat untuk membentuk perilaku peserta
didik sesuai apa yang dikehendaki oleh sekolah yang disesuaikan dengan
nilai yang berlaku dimasyarakat.
Disiplin diri pada peserta didik tidaklah terbentuk secara instan,
karena disiplin merupakan hasil pembinaan dan pendidikan yang
melibatkan sejumlah Pembina dengan menggunakan metode tertentu serta
berlangsung dalam tempat dan kurun waktu tertentu. Sebagian besar
sekolah menanamkan disiplin kepada peserta didik dengan berbagai aturan
yang disertai hukuman bagi pelanggar yang kemudian berimbas pada
protes wali murid. Cara pembinaan disiplin yang kurang tepat, akan
berdampak buruk bagi psikologis peserta didik. Untuk mencapai disiplin
pada peserta didik yang tinggi, memerlukan cara atau metode pembinaan
yang baik yakni disesuaikan dengan keadaan peserta didik dan harapan
dari Pembina.
Perilaku peserta didik tidak dapat terlepas dari pengaruh
lingkungannya. Pembinaan disiplin pada sekolah akan berjalan efektif jika
didukung oleh kondisi sekolah yang menunjang, baik dalam penciptaan
budaya dan tersedianya sarana dan prasarana. Pembinaan disiplin peserta
didik yang dapat menumbuhkan kesadaran diri, baik terhadap keadaan
dirinya dan keadaan sekitarnya. Kesadaran diri terhadap lingkungan
sekitar sangat dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Karena
lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia begitu juga
sebaliknya perilaku manusia akan mempengaruhi lingkungan, terutama
lingkungan alam. 1

1
Erlina Laili. Kedisiplinan peserta didik.( Yogyakarta:Rineka Cipta,2014),7.

1
Membentuknya perilaku disiplin di kalangan peserta didik diperlukan
adanya upaya pembinaan terutama yang dilakukan guru dalam kelas
seperti menciptakan disiplin kelas. kelas yang penuh disiplin akan
memungkinkan peserta didik belajar dengan efektif serta turut mendorong
motivasi belajarnya. Di sekolah, disiplin banyak digunakan untuk
mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas
atau kegiatan sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disiplin dapat membantu seorang siswa tumbuh dengan kepercayaan
dan kontrol diri yang baik, yang dituntut oleh kesadaran yang baik dari
dirinya dan hidupnya serta perasaan yang baik tentang dirinya dan
perasaan tanggung jawab serta kepeduliannya terhadap lingkungannya.
Inti dari disiplin adalah untuk mengajar atau seseorang yang mengikuti
ajaran dari seorang pemimpin. Tujuan dekat dari arti disiplin adalah untuk
membuat anak/siswa terlatih, terkontrol, dengan mengajarkan mereka
bentuk bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang
masih asing bagi mereka.2
Tujuan jangka panjang dari disiplin ialah perkembangan dari
pengendalian diri sendiri yaitu dalam hal peserta didik dapat mengarahkan
diri sendiri tanpa pengaruh dari luar. Pengendalian berarti menguasai
tingkah laku sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas,
standar-standar dan aturan-aturan yang sudah menjadi milik diri sendiri.
Karena itu baik orang tua maupun guru haruslah secara terus menerus
berusaha untuk makin memainkan peranan yang makin kecil dari
pekerjaan pendisiplinan itu, dengan secara bertahap mengembangkan
pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri pada anak/siswa.
Menanamkan disiplin adalah proses mengajar bagi diri guru atau orang tua
dan suatu proses belajar bagi anak/siswa.
Pembinaan disiplin dan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dalam kehidupan siswa sehari-hari di sekolah,
sehingga diharapkan menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku

2
Fitria Kasih, Helma. Pengembangan Model Pembinaan Disiplin Peserta Didik Dalam
Membangun Karakter Bangsa Berbasis Kelas. Jurnal Ta’dib, Vol 15, No. 2 (2012),157-158.

2
melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi pendidikan moral pancasila,
pendidikan akhlak, agama, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat
dan disiplin. Pada dasarnya membentuk disiplin adalah suatu proses
mengajar bagi kita dan proses belajar bagi mereka. Banyak metode
mengajar efektif yang dapat dipakai, tetapi untuk mendisiplinkan
anak/siswa, melalui penggunaan pendekatan yang positif yaitu sebagai
contoh teladan, persuasi atau bujukan, pujian dan hadiah.
Sedangkan dari pendekatan yang negatif seperti hukuman
pendekatan yang positif dalam proses belajar mengajar ialah dimana guru
bermaksud dan berusaha untuk mengajar anak/siswa dengan cara-cara
tingkah laku yang lebih sesuai dan lebih baik, dan dalam proses mengajar
guru menunjukan respect atau penghormatan, penerimaan dan sokongan.
Dengan pendekatan yang positif, kita lebih memandang dan
memperlakukan peserta didik sebagai seorang teman bukan sebagai
seorang lawan. 3

B. Rumusan Masalah
Menanggapi latar belakang masalah di atas, maka makalah ini
memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas ?
2. Bagaimana pemeliharaan dan peningkatan perilaku disiplin anak?
3. Bagaimana penerapan hukuman dan hadiah ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan peserta
didik?

C. Tujuan Masalah
Menanggapi rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas
2. Untuk mengetahui pemeliharaan dan peningkatan perilaku disiplin
anak

3
Fatkhur Rohman. Peran Pendidik dalam Pembinaan Disiplin Siswadi Sekolah / Madrasah. jurnal
alqiama,Vol 4, No 1(2018),72-73.

3
3. Untuk mengetahui penerapan hukuman dan hadiah
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
peserta didik

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Pembinaan dan Penerapan Disiplin Kelas


Teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas bertujuan untuk
menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, di mana semua siswa dapat
belajar dan berinteraksi secara harmonis. Ada tiga macam teknik
pembinaan disiplin kelas sebagai berikut:
1. Teknik external control
Teknik external control merupakan suatu teknik yang mana disiplin
peserta didik haruslah dikendalikan dari luar peserta didik. Peserta didik
didalam kelas senantiasa terus diawasi dan dikontrol agar tidak terbawa
dalam kegiatan-kegiatan destruktif dan tidak produktif. Menurut teknik
ini, peserta didik didalam kelas harus terus menerus di disiplinkan dan
jika perlu ditakuti dengan hukuman dan hadiah. Hukuman diberikan
kepada peserta didik yang tidak disiplin didalam kelas, sedangkan
hadiah diberikan kepada peserta didik yang berdisiplin didalam kelas.
Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam
membina disiplin peserta didiknya. teknik external control ini
menekankan pada pengendalian diri dari luar berupa bimbingan dan
4
penyuluhan. Teknik ini dalam menumbuhkan disiplin cenderung
melakukan pengawasan (yang kadang perlu diperketat dan kalau perlu
menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran).
Contoh: Guru memberikan hukuman berupa membersihkan papan
tulis atau memungut sampah di kelas kepada peserta didik yang
terlambat datang ke kelas.
2. Teknik internal control
Teknik internal control merupakan kebalikan dari teknik external
control Teknik external control mengusahakan agar peserta didik dapat
mendisiplinkan diri sendiri didalam kelas. Dalam teknik ini, peserta

4
Muhamad Suhardi. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.(Nusa tenggara barat:
cendekia,2022),115.

5
didik disadarkan akan pentingnya disiplin. Sesudah peserta didik sadar,
la akan mengawasi diri serta berusaha mendisiplinkan diri sendiri.
Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam
membina disiplin peserta didiknya Teknik ini menumbuhkan kepekaan
atau penyadaran akan tata tertib dari pada akhirnya disiplin harus
tumbuh dan berkembang dari dalam peserta didik itu sendiri (self
discipline), Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat
mengendalikan dirinya sendiri.
Kunci sukses dari penerapan teknik adalah ada pada keteladanan
guru dalam berdisiplin, mulai dari disiplin waktu, disiplin mengajar,
disiplin berkendara, disiplin beribadah, dan lainnya, Guru sebagal
manajer kelas tidak akan dapat mendisiplin peserta didiknya di dalam
kelas jika guru sendiri tidak berperilaku disiplin.5
Contohnya: ketika seorang guru memberikan tugas kepada siswa
untuk diselesaikan dalam waktu tertentu. Guru tersebut tidak perlu
terus-menerus mengingatkan siswa untuk bekerja dengan fokus dan
disiplin, namun cukup memberikan panduan dan arahan yang jelas
tentang tugas yang harus dikerjakan. Kemudian, siswa diharapkan dapat
mengawasi dan mengendalikan diri sendiri agar dapat menyelesaikan
tugas dengan baik dan tepat waktu. Jika siswa mampu melakukan hal
ini, maka mereka sudah terlatih untuk memiliki disiplin internal yang
kuat dan mampu memotivasi diri sendiri untuk bekerja dengan baik
tanpa harus terus diawasi dan dikontrol dari luar.
3. Teknik cooperative control
Teknik cooperative control ini antara guru sebagai manajer kelas
dengan peserta didik harus saling bekerja sama dengan baik dalam
menegakkan disiplin didalam kelas. Guru dan peserta didik lazimnya
membuat semacam kontrak perjanjian yang berisi aturan-aturan
kesidiplinan yang harus di taati bersama, sanksi-sanksi atas indisipliner
(ketidak disiplinan) juga dibuat serta ditaati bersama Kontrak perjanjian
ini sangatlah penting karena dengan cara demikian guru dan peserta

5
Eka Prihatin. Menejemen Peserta Didik ( Bandung: Alfabeta,2011),94-96.

6
didik dapat bekerja sama dengan baik Kerja sama tersebut akan
membuat peserta didik merasa dihargai. 6
Contoh: guru dan siswa menyepakati jam masuk dan keluar kelas
serta konsekuensi yang diberikan jika ada yang terlambat atau tidak
masuk.
Dalam penerapannya guru sebagai manajer kelas dapat
mengabungkan ketiga teknik pembinaan diatas secara efektif dengan
melakukan hal-hal berikut ini:
1. Guru mencontohkan perilaku yang tertib kepada peserta didiknya
Sebelum mendisiplinkan peserta didiknya, sebaiknya
seorang guru mendisiplinkan dirinya terlebih dahulu Guru harus
menunjukkan berbagai perilaku yang tertib. baik dikelas,
dilingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat Darl
perilaku tersebut diharapkan guru dapat menjadi model bagi peserta
didiknya dalam melaksanakan perilaku disiplin
2. Guru memisahkan peserta didik dari perilakunya
Terkadang seorang peserta didik dengan sengaja
berperilaku buruk hanya untuk membuat jengkel gurunya dan ingin
mendapatkan perhatian dari gurunya Perilaku yang buruk tersebut
dapat disebabkan kekurang-kedewasaannya, ketidaksabarannya,
frustasi, atau karena keinginannya tidak terpenuhi Sant menghadapi
peserta didik yang berperilaku demikian, guru harus dapat
memisahkan peserta didik dari perilakunya, artinya yang dibenci
oleh guru adalan perilaku peserta didik yang buruk, bukannya
peserta didik itu sendiri. Cara pandang yang demikian dapat
memfokuskan guru untuk memecahkan masalah perilaku buruk
tersebut dan membantu peserta didik membuat pilihan perilaku
yang lebih baik dari pada hanya menghukumnya.
3. Guru membuat peserta didik menerima tanggung jawabnya
Jika ada seorang peserta didik mengganggu kegiatan
belajar-mengajar di kelas kemudian guru langsung momarahinya

6
ibid,96

7
dan memberinya hukuman atau konsekuensi, pada saat itu guru
telah menjadikan semua peserta didiknya memfokuskan
perhatiannya kepada si guru dan beberapa peserta didik secara
otomatis akan bersimpati pada si pembuat onar karena dia berada
daam posisi yang lemah, Untuk mengatasi masalah tersebut, guru
dapat meminta si pembuat onar untuk menghentikan aksinya tanpa
menghukum terlebih dahulu. Jika hal tersebut belum berhasil,
setelah pelajaran selesai guru mengajak si pembuat onar berbicara
empat mata, mengisi lembaran yang menggambarkan perilaku tidak
terpujinya, kemudian menandatangani semacam kontrak, yang
mana dia setuju untuk tidak mengulangi perbuatannya dan
bertanggung jawab terhadap kontrak tersebut.
4. Guru sebaiknya dapat menemukan solusi atas perilaku peserta didik
yang tidak diharapkan daripada memberikan konsekuensi.
Jika terdapat peserta didik yang tidak disiplin
dikelas,sebaiknya guru menghindari untuk memberikan hukuman.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah mengajak si peserta didik
sharing untuk mengetahui mengapa ia berbuat demikian dan
meyakinkannya bahwa perbuatan itu adalah perbuatan buruk.
Setelah itu, guru memberikan pilihan solusi kepada peserta didik
untuk mengatasi perbuatan buruk tersebut.
5. Guru memberikan umpan balik yang positif ketika perilaku
bertambah baik
Peserta didik akan sensitif terhadap perlakuan guru
terhadap mereka. Jika peserta didik telah memperbaiki
kesalahannya maka sebaiknya guru memberikan umpan balik
positif dengan memberikan motivasi atau memujinya agar tetap
konsisten dalam melakukan perilaku tersebut.7
6. Guru menghapus bersih daftar kesalahan peserta didik dan mampu
berpikir positit kepada peserta didiknya

7
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang
Kondusif (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013), 162-168

8
Guru harus meyakinkan terhadap peserta didik agar tidak
melakukan kesalahan secara berulang-ulang. Cara yang dapat
dilakukan oleh guru adalah dengan menghapus bersih kesalahan
setelah ada upaya perbaikan dan berfikir positif terhadap peserta
didiknya.
7. Guru fokus memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
berperilaku baik
Guru dapat bekerja sama dengan peserta didik untuk dapat
mendisiplinkan mereka dengan cara bersama- sama membuat tata
tertib kelas. Setelah selesai dibuat, tata tertib kelas tersebut menjadi
semacam undang- undang kelas yang harus dipatuhi oleh setip
peserta didik
8. Guru bekerja sama dengan kepala sekolah dan wali peserta didik
untuk mengatasi perilaku buruk peserta didik
Jika terdapat peserta didik yang sulit untuk diperbaiki
perilakunya meskipun guru sudah berupaya semaksimal mungkin,
guru dapat bekerja sama dengan kepala sekolah untuk mengatasi
perilaku buruk peserta didik tersebut. Kemudian, jika kepala
sekolah tidak dapat mengatasinya, maka langkah selanjutnya
adalah bekerja sama dengan wall peserta didik untuk
mengatasinya.8
Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya teknik pembinaan dan
penerapan disiplin kelas memiliki tiga macam teknik yaitu teknik
external control, teknik internal control, dan teknik cooperative control.
Setiap teknik memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan lingkungan
kelas yang kondusif, namun cara dan pendekatannya berbeda. Teknik
external control menekankan pada pengawasan dan pengendalian dari
luar dengan memberikan hukuman dan hadiah, sementara teknik
internal control mengajarkan peserta didik untuk mendisiplinkan diri
sendiri. Teknik cooperative control melibatkan kerja sama antara guru
dan peserta didik dalam menegakkan disiplin dengan membuat kontrak

8
ibid

9
perjanjian yang bersifat mutual. Dalam penerapannya, ketiga teknik ini
dapat digunakan secara bersama-sama atau dipilih sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi kelas yang ada dan Dalam penerapannya,
seorang guru sebagai manajer kelas dapat menggabungkan ketiga
teknik pembinaan, yaitu pencegahan, pengelolaan, dan pemulihan
perilaku secara efektif dengan melakukan beberapa hal. Pertama, guru
harus mencontohkan perilaku yang tertib kepada peserta didiknya.
Kedua, guru harus memisahkan perilaku buruk peserta didik dari
peserta didik itu sendiri. Ketiga, guru harus membuat peserta didik
menerima tanggung jawab atas perilaku buruknya dan bertanggung
jawab atas konsekuensi yang ditetapkan. Keempat, guru sebaiknya
mencari solusi atas perilaku peserta didik yang tidak diharapkan
daripada memberikan konsekuensi. Kelima, guru harus memberikan
umpan balik positif ketika perilaku peserta didik bertambah baik.
Keenam, guru harus menghapus daftar kesalahan peserta didik dan
berpikir positif terhadap mereka. Ketujuh, guru harus memberikan
penghargaan kepada peserta didik yang berperilaku baik. Terakhir, guru
harus bekerja sama dengan kepala sekolah dan wali peserta didik untuk
mengatasi perilaku buruk peserta didik yang sulit untuk diperbaiki.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, guru dapat meningkatkan
efektivitas manajemen kelas dan membantu peserta didik untuk menjadi
lebih baik.
B. Pemeliharaan dan Peningkatan Disiplin Peserta Didik
Setelah guru sebagai manajer kelas mampu menerapkan berbagai
teknik dalam membina kedisiplinan peserta didik, langkah selanjutnya
adalah guru dituntut untuk dapat memelihara dan meningkatkan disiplin
pada diri peserta didik. Lou Anne Johnson, sebagaimana dikutip oleh
Wiyani, ada sepulun langkah yang dapat ditempuh oleh guru sebagai
manajer kelas dalam memelihara dan meningkatkan disiplin peserta didik,
sebagai berikut.

10
1. Abaikan si pelanggar
Peserta didik sering kali berperilaku buruk untuk
mendapatkan perhatian dari guru atau bahkan menguji reaksi guru.
Jika guru mudah marah, terganggu atau terpancing, peserta didik akan
mengambil keuntungan dari sikap guru tersebut. Sebaliknya, jika guru
mengabaikan perilaku buruk yang tidak terlalu parah. peserta didik
akan capek sendiri dan menjauhi perbuatan buruk tersebut.
2. Kirimkan pesan-pesan nonverbal
Pesan-pesan nonverbal dapat diistilahkan dengan bahasa
tubuh. Guru dapat menggunakan kontak mata, melakukan perubahan-
perubahan dalam suara dan gerak tubuh ketika peserta didik
berperilaku yang tidak diperbolehkan atau melanggar aturan guru.
Misalnya, menatap dengan tajam peserta didik yang berbuat gaduh,
menggeleng-gelengkan kepala terhadap perilaku peserta didik yang
mengganggu temannya belajar, mendekati peserta didik yang berbuat
onar, atau dapat bergerak mengelilingi kelas agar peserta didik tetap
tertib dalam mengikuti kegiatan-kegiatan mengajar.
3. Memberikan kartu perilaku
Sebagian besar peserta didik bertipe visual atau kinestetik,
sehingga kemungkinan mereka kurang kuat dalam merespon
permintaan verbal guru atau bahkan mereka akan mudah cepat lupa
terhadap peringatan- peringatan yang guru berikan kepadanya agar
mereka mau duduk dengan tenang di dalam kelas. Solusinya, guru
dapat membuat kartu perilaku yang berwarna-warni yang berisi pesan
guru kepada peserta didik yang tidak disiplin atau berperilaku buruk. 9
4. Ajak berbicara cepat
Jika kartu perilaku gagal digunakan oleh guru dalam
mengatasi ketidakdisiplinan peserta didik di dalam kelas, guru dapt
mengajaknya keluar kelas. Setelah mengajak peserta didik yang tidak
disiplin keluar kelas, dengan cepat guru menanyakan alasan mengapa

9
Hasrian Rudi Setiawan. Manajemen Peserta Didik (Upaya Peningkatan Kualitas
Lulusan.(Medan:Umsu pres,2021),129.

11
la berbuat demikian. Jika alasannya masuk akal, guru secepatnya
memberikan solusi untuk menanganinya.
5. Ambil waktu istirahat
Jika terdapat peserta didik yang tidak disiplin didalam kelas
dan guru sudah mencoba untuk mendisiplinkannya, tetapi perilakunya
tidak berubah, guru dapat pergi sejenak menjauhi semua peserta didik
Hal tersebut akan membuat semua peserta didik berpikir mengapa
guru mereka bersikap demikian kuemudian peserta didik saling
introspeksi diri untuk memperbaiki perilakunya jika memang
perilakunya tersebut dianggap buruk. Setelah keadaan kelas kondusif,
guru dapat memasuki kelas kembali. Namun jika keadaan kelas tak
kunjung kondusif, maka guru mengajak si peserta didik yang
berperilaku buruk untuk keluar kelas dan memintanya memikirkan apa
kesalahannya dan meminta untuk memperbaikinya. Jika ta sudah
dianggap sudah memperbaiki kesalahnnya mempersilakannya masuk
kemball maka guru.10
6. Telepon orang tua si pelaku
Jika suatu saat guru menemukan peserta didik yang
Indisipliner meskipun guru sudah berusaha untuk memperbaikinya,
guru dapat menelepon orang tuanya untuk memberitahukan perilaku
anaknya didalam kelas. Kemudian, meminta kepada orang tua untuk
memperingatkan anaknya agar tidak mengulangi kesalahannya.
7. Tanda tangani kontrak
Seperti kartu perilaku yang berfungsi sebagai pengingat
visual bagi peserta didik yang mudah lupa terhadap perintah verbal
atau lisan, kotrak bagi peserta didik yang tidak disiplin juga dapat
digunakan sebagai pengingat tertulis yang efektif bagi peserta didik
yang telah berjanji untuk bekerja sama dan menegakkan tata tertib
kelas.

10
Novan Ardy Wiyani. Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang
Kondusif (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013), 172

12
8. Meminta penguatan-penguatan
Penguatan ini dilakukan apabila solusi-solusi diatas tidak
bisa memberikan efek jera kepada peserta didik yang tidak disiplin.
Guru dapat bekerja sama dengan guru konseling atau kepala sekolah
dalam memecahkan masalah peserta didik. Jika hal ini belum berhasil,
maka pihak sekolah dapt melibatkan orang tua yang bersangkutan
untuk menangani masalah ini.
9. Meminta perpindahan
Jika beberapa langkah diatas masih mengalami kegagalan,
langkah selanjutnya adalah memindahkan peserta didik yang
indisipliner ke kelas lain.
10. Pindahkan pelaku
Jika kesembilan upaya diatas masih saja mengalami
kegagalan, baik karena kekurangan dukungan rekan sejawat maupun
pimpinan, pengaruh orang tua yang berlebihan dalam komunitas
sekolah, serta peraturan- peraturan sekolh yang tidak fleksibel, guru
harus memindahkan si peserta didik dari kelas secara tidak resmi agar
peserta didik yang lain tidak terganggu bahkan terpengaruh oleh
perilaku buruknya. Tempat lain yang dapat digunakan untuk
memindahkannya seperti ruang konseling atau perpustakaan. 11
Sehingga dapat Disimpulkan bahawasannya Berikut sepuluh
langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk memelihara dan
meningkatkan disiplin peserta didik: abaikan si pelanggar, kirimkan pesan-
pesan nonverbal, memberikan kartu perilaku, ajak berbicara cepat, ambil
waktu istirahat, telepon orang tua si pelaku, tanda tangani kontrak,
meminta penguatan-penguatan, memberikan reward atau penghargaan, dan
berikan tindakan disiplin yang tegas. Tujuan dan strategi setiap langkah
dapat disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik yang
berbeda. Pentingnya memberikan reward atau penghargaan adalah untuk
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri peserta didik, sementara

11
ibid,173.

13
tindakan disiplin yang tegas harus dilakukan sebagai upaya terakhir jika
langkah-langkah lainnya tidak berhasil.
C. Penerapan Hukuman dan Hadiah
Penerapan hukum hukuman dan hadiah juga merupakan bagian
dari pembinaan disiplin pada anak didik. Hukuman dan hadiah harus
diberikan secara proporsional dan adil, sehingga siswa merasa dihargai
dan diperlakukan secara sama dengan siswa lainnya.
1. Pengertian Hukuman dan Hadiah
Menurut tokoh pendidikan islam, Abdurrahman An-
Nahlawi yang dikutip oleh Wiyani menyebut hukuman dengan istilah
tarhib yang berarti ancaman atau intimidasi terhadap seseorang karena
perilaku yang dilarang Kemudian Amir Dalen Indrakusuma
mengartikan hukuman sebagal tindakan yang dijatuhkan kepada
peserta didik secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan efek
jera. Tujuannya agar peserta didik menjadi sadar dan berjanji tidak
akan mengulanginya.
Sementara Ngalim Purwanto mendifinisikan hukuman
sebagai penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja
oleh seorang guru sesudah terjadi pelanggaran atau kesalahan.
Kemudian All Imron mengartikan hukuman sebagai suatu sanksi yang
diterima oleh peserta didik sebagai akibat dari pelanggaran terhadap
aturan yng telah ditetapkan.
Deskripsi diatas yaitu dalam konteks manajemen kelas,
hukuman dapat didefinisikan sebagai upaya guru secara sadar dan
disengaja untuk memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan
kepada peserta didiknya yang melanggar tatu tertib didalam kelas agar
la tidak mengulanginya lagi.
Berlawanan dengan hukuman, hadiah merupakan kenang-
kenangan. penghargaan, penghormatan Hadiah juga dapat berarti
ganjaran, yang diartikan sebagai upaya memberikan sesutau yang

14
menyenangkan (penghargaan) bagi peserta didik yang berprestasi baik
dalam belajar maupun berperilaku. 12
2. Macam-macam Hukuman dan Hadiah
Beberapa macam hukuman yang umumnya diberikan oleh guru
kepada peserta didik, sebagai berikut:
a. Menatap tajam peserta didik
Melanggar tata tertib di kelas, guru dapat memberikan hukuman
ringan yakni dengan menatap tajam mata peserta didik kemudian
mendiamkannya.
b. Menegur peserta didik
Jika dengan cara menatap tajam dan mendiamkan peserta
didik tidak ada perbaikan perilaku, maka guru dapat menegur atau
memperingatkan peserta didiknya agar tidak melakukan perilaku
buruk tersebut.
c. Menghilangkan privelege
Jika peserta didik masih melakukan perilaku buruk, maka
guru dapat meghilangkan privelege (hak-hak Istimewa) si peserta
didik tersebut. Misalnya tidak boleh mengikuti pelajaran untuk
beberapa saat.
d. Penahanan di kelas
Guru dapat menghukum peserta didiknya yang melanggar
tata tertib kelas dengan menahannya didalam kelas. Blasanya
guru memanggil peserta didik kemudian memintanya untuk
berdiri di depan peserta didik lainnya selama pelajaran
berlangsung
e. Hukuman badan
Hukuman badan Ini misalnya, menjewer, mencubit, dan
sebagainya. Namun sebaiknya guru menghindan hukuman badan
ini karena dapar menimbulkan cedera bagi peserta didik.

12
Widinugraheni, Angelia Prasastha. Meningkatkan Disiplin Belajar di Kelas Melalui Metode
Reward Berjenjang dan Konsekuensi Logis. Jurnal Pendidikan, vol 4 No 2 (2013),165.

15
f. Memberikan skor pelanggaran
Hukuman ini dapat diberikan kepada peserta didik dengan
memberikan skor pelanggaran Biasanya penyekoran tersebut
diatur dengan kriteria-kriteria dan prosedur tertentu. Untuk dapat
memberikan memberikan hukuman ini, guru dapat bekerja sama
dengan perwakilan peserta didik untuk menentukan kriteria
pemberian skor dan prosedur pemberiannya kemudian
menyosialisasikan.
g. Hukuman denda
Hukuman denda dikenakan kepada peserta didik sepanjang
hal tersebut dalam batas kewajaran/kemampuan peserta didik.
Dengan adanya denda diharapkan peserta didik tidak akan
mengulangi kesalahannya, dan pembayaran denda tersebut harus
diikuti dengan pemberian kwitansi/tanda terima. 13
Sedangkan pemberian hadiah ditujukan untuk memotivasi
peserta didik agar mereka berperilaku sesuai dengan tata tertib
kelas. Hadiah biasanya berbentuk ucapan dan penghargaan dalam
bentuk sertifikat. beberapa macam hadiah yang umumnya
diberikan oleh guru kepada peserta didik, sebagai berikut:
a. Pujian
Pujian adalah bentuk hadiah verbal yang diberikan guru
kepada peserta didik sebagai penghargaan atas prestasi yang
telah dicapai. Pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri
dan motivasi peserta didik untuk terus berprestasi.
b. Penghargaan dalam bentuk sertifikat
Guru dapat memberikan penghargaan dalam bentuk sertifikat
kepada peserta didik yang telah mencapai prestasi tertentu,
seperti juara dalam perlombaan atau berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik. Penghargaan ini dapat meningkatkan rasa
bangga dan kepercayaan diri peserta didik.

13
ibid,180.

16
c. Reward atau hadiah materi
Hadiah materi dapat berupa benda seperti buku, pensil, atau
boneka yang diberikan kepada peserta didik sebagai bentuk
penghargaan atas prestasi atau kebaikan yang telah
dilakukan. Hadiah materi ini juga dapat meningkatkan
motivasi peserta didik untuk terus berprestasi.
d. Kegiatan liburan
Guru dapat memberikan hadiah dalam bentuk kegiatan
liburan kepada peserta didik yang berhasil mencapai prestasi
tertentu. Kegiatan liburan seperti piknik atau jalan-jalan dapat
meningkatkan semangat belajar dan kebersamaan di antara
peserta didik.
e. Sesi konseling
Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar atau
masalah pribadi, guru dapat memberikan hadiah berupa sesi
konseling. Sesi konseling ini dapat membantu peserta didik
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
meningkatkan kesejahteraan psikologisnya.
f. Peluang berbicara di depan kelas
Guru dapat memberikan hadiah berupa kesempatan untuk
berbicara di depan kelas kepada peserta didik yang telah
mencapai prestasi atau berperilaku baik. Peluang ini dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan berbicara di
depan umum.
g. Kegiatan ekstrakurikuler
Guru juga dapat memberikan hadiah berupa kesempatan
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkan
oleh peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dapat
meningkatkan minat dan bakat peserta didik serta
mengembangkan keterampilan sosialnya. 14

14
Novan Ardy Wiyani. Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang
Kondusif (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013),178-179.

17
3. Cara Memberikan Hukuman dan Hadiah
Hukuman yang diberikan oleh guru sebagal manajer kelas
terhadap peserta didiknya yang melanggar tata tertib kelas
hendaknya dapat memberikan efek jera. Oleh karena itu,
hendaklah ketika memberikan hukuman. guru harus memberikan
hukuman sebagai jawaban atas suatu pelanggaran, hukuman
tersebut harus bersifat tidak menyenangkan, diberikan semata-
mata untuk kepentingan peserta didik agar memperbaiki diri,
bukan karena kebencian, Ngalim purwanto yang dikutip wiyani,
memberikan enam cara yang dapat digunakan oleh guru sebagai
manajer kelas saat memberikan hukuman kepada peserta
didiknya.
a. Guru harus menghukum kesalahan-kesalanan yang benar-
benar terjadi jika la sudah tidak menemukan jalan lain untuk
mendisiplinkan peserta didik.
b. Guru menghindari tindakan mengancam dan menakut-nakuti.
Jika peserta didik diancam dan merasakan ketakutan, yang
ada malah peserta didikakan enggan belajar dikelas.
c. Saat menghukum, hendaklah guru berperasaan halus. Pada
saat menghukum, sebaiknya guru tidak menghukum si
peserta didik di hadapan banyak orang
d. Dalam menghukum guru hendaknya bersikap adil. Ini berarti
bahwa guru tidak membeda-bedakan peserta didik serta
hukuman harus sepadan dengna kesalahan yang dilakukan.
dan hukuman diberikan dengan menyesuaikan kepribadian
peserta didik.
e. Hukuman dan pelanggaran sebaiknya harus ada
hubungannya. 15
f. Hukuman yng diberikan guru hendaknya dapat menimbulkan
rasa tanggung jawab kepada peserta didik, Peserta diberikan

15
ibid,167.

18
kesadaran bahwa senantiasa berani memikul tanggung jawab
atas segala perbuatan yang sudah dilakukannya.
Berbeda dengan pemberian hukuman, ada beberapa hal
yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan hadiah
sebagai berikut:
a. Memberikan hadiah yang mendidik guru harus mengenal
betul peserta didiknya dan mengerti bagaimana caranya
menghargai mereka dengan tepat.
b. Hadiah yang diberikan kepada peserta didik hendaknya tidak
menimbulkan ini hati atau cemburu bagi peserta didik lainnya
yang merasa perilakunya juga lebih baik darinya, tetapi tidak
mendapatkan hadiah.
c. Memberi hadiah hendaklah hemat. Jika terlalu sering
memberikan hadiah akan menjadi kurang bermakna. 4. Jangan
memberi hadiah dengan menjanjikannya terlebih dahulu
sebelum peserta didik menunjukkan perilaku baiknya. Hadiah
yang telah dijanjikan terlebih dahulu hanya akan membuat
peserta didik berperilaku semata-mata hanya untuk
mendapatkan hadiah.
d. Guru harus berhati-hati dalam memberikan hadiah Jangan
sampai hadiah yang diberikan guru dianggap oleh peserta
didik sebagai upah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hadiah dalm konteks manajemen kelas adalah
upaya sadar dan sengaja yang dilakukan oleh guru untuk
memberikan penghargaan atau sesuatu yang menyenangkan
kepada peserta didik yang berprestasi dalam belajar atau
berperilaku sesual dengan tata tertib. Pemberian hadiah ini
bertujuan agar peserta didik dapat mempertahankan prestasinya
atau mempertahankan perilaku baiknya tersebut. serta hukuman
dan hadiah dalam kelas merupakan hal yang penting dalam
membentuk perilaku peserta didik. Ada berbagai macam

19
hukuman yang dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik
yang melanggar tata tertib di kelas, seperti menatap tajam,
menegur, menghilangkan privilege, penahanan di kelas, hukuman
badan, memberikan skor pelanggaran, dan hukuman denda.
Sedangkan hadiah dapat berupa pujian, penghargaan dalam
bentuk sertifikat, hadiah materi, kegiatan liburan, sesi konseling,
peluang berbicara di depan kelas, dan kesempatan untuk
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. dan Cara memberikan
hukuman dan hadiah di kelas sebaiknya dilakukan dengan penuh
pertimbangan. Hukuman harus diberikan sebagai jawaban atas
suatu pelanggaran, bersifat tidak menyenangkan, dan diberikan
secara adil. Sedangkan hadiah sebaiknya mendidik, tidak
menimbulkan iri hati, diberikan secara hemat, dan tidak dijanjikan
terlebih dahulu.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Peserta Didik
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap peserta didik.
Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku,dan tata
kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam
belajar dan kelak ketika bekerja. Menurut Hurlock, pembentukan disiplin
dimulai ketika seseorang masih bayi. Proses pembentukan disiplin
seserorang diawali dengan mengajarkan pada anak apa yang menurut dia
diianggap kelompok sosial sebagai benar dan salah dan mengusahakan
agar dia bertindak sesuai dengan pengetahuan ini. Hal ini pada mulanya
dicapai dengan cara pengendalian dari luar terhadap perilaku dan
kemudian dengan melalui pengendalian dari dalam bila ia sudah dapat
mempertanggungjawabkan sendiri perilaku mereka.16
Sementara menurut Tulus Tu’u, ada empat faktor dominan yang
membentuk disiplin yaitu:
1. Kesadaran diri
Pemahaman diri bahwa disiplin belajar penting bagi
kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi

16
Eka Prihatin. Menejemen Peserta Didik ( Bandung: Alfabeta,2011),150.

20
motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin belajar yang
terbentuk atas kesadaran diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih
tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur
paksaan atau hukuman.
2. Pengikutan dan ketaatan
Langkah penerapan dan praktik atas peraturanperaturan yang
mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri
yang kuat.
3. Alat pendidikan
Mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4. Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua
hal yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua
karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi,
dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku
yang sesuai dengan harapan.
Tulus Tu’u, menambahkan faktor-faktor lain dalam membentuk
disiplin belajar yaitu: 17
1. Teladan
Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru oleh orang
lain. Dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat
sebagai teladan (orang yang dianggap baik dan patut ditiru) dari pada
dengan apa yang mereka dengar. Karena itu contoh dan teladan
disiplin dari kepala sekolah, guru-guru serta penata usaha sangat
berpengaruh terhadap disiplin para siswa.
2. Lingkungan berdisiplin
Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam pembentukan
disiplin dibandingkan dengan lingkungan yang belum menerapkan

17
Tulus Tu’u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (jakarta: Grasindo),31-34.

21
disiplin. Bila berada di lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan
terbawa oleh lingkungan tersebut.
3. Latihan berdisiplin
Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan
artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan
membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. 18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa tidak terbentuk
secara mudah atau instan melainkan banyak faktor- faktor yang
membentuk disiplin siswa terutama dari lingkungan sekitar dan didukung
oleh kemauan dari diri sendiri untuk latihan disiplin.

18
ibid,34.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik pembinaan dan penerapan disiplin kelas memiliki tiga
macam teknik yaitu teknik external control, teknik internal control, dan
teknik cooperative control. Setiap teknik memiliki tujuan yang sama
yaitu menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, namun cara dan
pendekatannya berbeda. Dalam penerapannya, ketiga teknik ini dapat
digunakan secara bersama-sama atau dipilih sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi kelas yang ada dan Dalam penerapannya, seorang guru
sebagai manajer kelas dapat menggabungkan ketiga teknik pembinaan,
Dengan melakukan hal-hal tersebut, guru dapat meningkatkan
efektivitas manajemen kelas dan membantu peserta didik untuk menjadi
lebih baik.
Memelihara dan meningkatkan disiplin peserta didik: abaikan si
pelanggar, kirimkan pesan-pesan nonverbal, memberikan kartu
perilaku, ajak berbicara cepat, ambil waktu istirahat, telepon orang tua
si pelaku, tanda tangani kontrak, meminta penguatan-penguatan,
memberikan reward atau penghargaan, dan berikan tindakan disiplin
yang tegas. Hukuman harus diberikan sebagai jawaban atas suatu
pelanggaran, bersifat tidak menyenangkan, dan diberikan secara adil.
Sedangkan hadiah sebaiknya mendidik, tidak menimbulkan iri hati,
diberikan secara hemat, dan tidak dijanjikan terlebih dahulu. disiplin
siswa tidak terbentuk secara mudah atau instan melainkan banyak
faktor- faktor yang membentuk disiplin siswa terutama dari lingkungan
sekitar dan didukung oleh kemauan dari diri sendiri untuk latihan
disiplin
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mudah-mudahan apa yang
kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal komunikasi dan gaya kepemimpinan, Kami menyadari apa
yang kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang

23
diharapkan, untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari
dosen pembimbing dan teman-teman semua.

24
DAFTAR PUSTAKA

Erlina Laili. Kedisiplinan peserta didik.( Yogyakarta:Rineka Cipta,2014).


Eka Prihatin. Menejemen Peserta Didik ( Bandung: Alfabeta,2011).
Fitria Kasih, Helma. Pengembangan Model Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Dalam Membangun Karakter Bangsa Berbasis Kelas. Jurnal Ta’dib, Vol
15, No. 2 (2012).
Fatkhur Rohman. Peran Pendidik dalam Pembinaan Disiplin Siswadi Sekolah /
Madrasah. jurnal alqiama,Vol 4, No 1(2018).
Hasrian Rudi Setiawan. Manajemen Peserta Didik (Upaya Peningkatan Kualitas
Lulusan.(Medan:Umsu pres,2021).
Muhamad Suhardi. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.(Nusa tenggara
barat: cendekia,2022).
Novan Ardy Wiyani. Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan
Kelas yang Kondusif (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013).
Tulus Tu’u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (jakarta: Grasindo).
Widinugraheni, Angelia Prasastha. Meningkatkan Disiplin Belajar di Kelas
Melalui Metode Reward Berjenjang dan Konsekuensi Logis. Jurnal
Pendidikan, vol 4 No 2 (2013).

25

Anda mungkin juga menyukai