Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TERSTUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pengelolaan Pembelajaran M. Adli Nurul Ihsan, S.Pd.I, M,Pd.I

PENANGGULANGAN GANGGUAN DISIPLIN DAN PEMBENTUKAN


KEBIASAAN HIDUP TERTIB DI SEKOLAH
Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Muhammad Firdaus : 220101070100


2. Rizka Emelia : 220101070335
3. Irma Yanti : 220101070469

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
BANJARMASIN
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّرِحْيِم‬

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, atas segala limpahan karunia,
nikmat, dan petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai.
Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada panutan kita, Nabi Besar
Muhammad Saw, keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamduillah atas izin-Nya dan atas kerja sama yang baik dari teman-teman yang
telah memberikan ide-idenya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah yang berjudul “Penanggulangan Gangguan Disiplin dan
Pembentukan Kebiasaan Hidup Tertib di Sekolah” dengan tepat waktu, sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kami sampaikan terima kasih banyak kepada Ibu M. Adli Nurul Ihsan,
S.Pd.I, M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Pembelajaran
yang telah mempercayakan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Juga kepada kedua orang tua serta teman-teman sekalian yang
selalu memberikan doa dan dukungan kepada kami.
Harapan kami, semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dalam
meningkatkann pengetahuan sekaligus wawasan kepada kita semua. Penulis
berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 13 Desember 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Pengertian Disiplin.................................................................................................2
B. Macam-macam Disiplin dan Peran guru dalam mengatasi gangguan disiplin di
sekolah...........................................................................................................................3
C. Jenis Gangguan Dan Cara Penanggulangan Gangguan Disiplin............................4
D. Strategi guru dalam menjaga kedisiplinan siswa di sekolah................................5
E. KEBIASAAN HIDUP TERTIB.....................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan disiplin di lingkungan pendidikan menjadi permasalahan
serius yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. penanggulangan
gangguan disiplin mencakup beberapa aspek:Pentingnya Disiplin dalam
Pendidikan: Disiplin merupakan fondasi utama dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang efektif. Tanpa disiplin, sulit untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, Dampak Terhadap
Pembelajaran: Gangguan disiplin dapat menghambat proses pembelajaran
dan merugikan baik siswa maupun pengajar. Kondisi ini memerlukan
upaya penanggulangan untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang
kondusif, Peran Guru dan Pengelola Sekolah: Guru dan pengelola sekolah
memiliki peran penting dalam menanggulangi gangguan disiplin. Mereka
perlu menerapkan strategi yang efektif untuk menciptakan disiplin yang
baik di lingkungan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa itu gangguan disiplin?
2. Bagaimana Cara menanggulangi gangguan disiplin
3. Apa jenis-jenis gangguan disiplin
4. Bagaimana cara membiasakan hidup tertib
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui ap aitu ganguan disiplin.
2. Untuk mengetahui cara menaggulangi gangguan disiplin
3. Untuk mengetahui jenis-jenis gangguan disiplin
4. Untuk mengetahui cara membiasakan hidup tertib

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disiplin
Dalam kehidupan sehari istilah disiplin banyak digunakan dalam dalam
masyarakat. Misalnya kedisilinan sekolah, disiplin kerja, disiplin dinas, disiplin
terhadap atasan dan lain-lain. Istlah disiplin banyak digunakan diberbagai bidang,
misalnya dalam bidang keguruan, dalam bidang kepolisian, dalam bidang dunia
kerja, dan lain-lain. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang
menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat
dengan istilah dalam bahsa inggris “Discipline” yang berarti mengikutiorang
mengikuti orang untuk untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin.
Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada
peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin.
Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diriseseorang, bahkan
disiplin itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul
dalam pola tingkah laku sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil
dan dampak proses pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak dari
dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah
menjadi tempat yang paling penting bagi pengembangan disiplin siswa.
Misalnya berhasil di sekolahnya biasanya adalah mereka yang memiliki
disiplin yang tinggi. Seseorang yang sehat dan kuat biasanya mempunyai disiplin
yang baik, dalam arti ia mempunyai keteraturan di dalam menjaga dirinya, teratur
makan, teratur dalam belajar, dan teratur dalam kegiatan-kegiatan lainnya.

2
Dengan demikian berarti ciri utama dalam dari disiplin adalah adanya keteraturan
dan ketertiban itu.1

B. Macam-macam Disiplin dan Peran guru dalam mengatasi gangguan disiplin


di sekolah
Hadisubrata berpendapat dalam buku Ma’as Shobirin bahwa disiplin dapat
dibagi menjadi tiga, sebagai berikut: Pertama, disiplin otoriter (kewajiban yang
harus dilakukan), yakni bersifat memaksakan kehendak individu tanpa
memikirkan dampak yang terjadi. Kedua, disiplin permisif (membebaskan) lebih
bersifat membebaskan individu untuk mengambil keputusannya sendiri. Ketiga,
disiplin demokratis (edukatif) ini lebih menekankan pada aspek eduktaif bukan
hukuman. Jika ada yang melanggar maka sebagai upaya untuk meyadarkannya,
mengoreksi dan mendidik. Dalam dunia pendidikan disiplin demokratif ini
mempunyai tanggung jawab yang tinggi.2
Guru berperan sebagai pendidik dan pembimbing, dengan mengajarkan
kepada anak untuk selalu berperilaku disiplin, membiasakan anak belajar disiplin
dengan tepat waktu tiba di sekolah, antri dengan tertib Ketika cuci tangan,
meletakkan barang dan mainanya dengan rapi, serta mengarahkan agar tertib saat
kegiatan pembelajaran berlangsung dan tidak mengganggu. Selain itu, guru
sebagai evaluator yaitu guru melaksakan evaluasi terhadap perkembangan sikap
disipin anak di sekolah, guru akan mengamati dan mencatat proses perkembangan
anak termasuk mengamati kesulitan dan kendala yang dialami anak dalam
perkembangan sikap disiplinnya. Peran yang dijalankan guru menunjukkan bahwa
dalam mengembangkan karakter disiplin anak usia dini membutuhkan
pendampingan intensif dari orang terdekat di lingkungannya.
Terutama guru sebagai seseorang yang bertanggung jawab penuh dalam
penjaminan mutu dan kualitas keilmuan dan karakter anak didiknya. Sebagai
lingkungan kedua bagi anak sekolah selayaknya menjadi tempat anak belajar dan
mengembangkan dirinya dengan baik. Peran guru sebagai teladan tidak lain
karena segala hal yang dilakukan guru akan mendapat perhatian lebih dari peserta
didik maupun orang-orang di sekitarnya, maka seharusnya guru dapat menjadi
contoh atau model yang paling utama di sekolah selalu mengupayakan dengan
membiasakan hal-hal yang positif pada diri anak. Hal tersebut sejalan dengan
hasil penelitian sebelumnya, mengenai peran guru sebagai sangat tinggi dalam
mendukung sikap disiplin belajar pada siswa. Guru memiliki peran yang penting
dalam sikap disiplin belajar siswa, karena guru ialah sosok pengganti orang tua
ketika siswa berada dalam sekolah. Seluruh perilaku guru akan menjadi contoh

1
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 4, 17 Agustus 2019 hal 12-14
2
Ma’as Shobirin, “Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar”, (Jawa Tengah: Fatawa Publishing,
2018), h. 120-123

3
atau teladan bagi siswa dalam perilaku disiplin. Peran guru yang tinggi dalam
mendidik serta membimbing dan menjadi teladan dalam sikap disiplin, maka akan
mewujudkan sikap disiplin belajar yang tinggi pula pada diri siswa.3

C. Jenis Gangguan Dan Cara Penanggulangan Gangguan Disiplin


Terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan disiplin yang
dikemukakan oleh Hollingsworth dan Hoower (1991: 72-74), yaitu:
1. Gangguan percakapan
Percakapan antar peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera
ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi
mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat
bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, atau menyuruh
menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap
tadi.

2. Gangguan melempar catatan


Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan
kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah kehati-hatian dalam
menanggapinya. Guru secara persuasif bisa menyatakan bahwa perbuatan
itu akan merugikan diri sendiri, selain itu akan mengganggu ketertiban
kelas.

3. Gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa


Kebebasan yang berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang
merusak disiplin kelas. Guru dapat berdialog dengan peserta didik tentang
hak dan kewajiban peserta didik. Bahwa disamping ada hak dan
kewajiban, yaitu kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.

4. Gangguan permusuhan diantara peserta didik atau kelompok


Guru dapat melakukan pembicaraan dengan masing-masing pihak secara
individual atau kelompok, berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan
cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan bahwa permusuhan
adalah perbuatan yang tidak baik, permusuhan akan mengakibatkan
hilangnya teman.

5. Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik atau materi
yang melebihi batas. Berilah motivasi dan kesempatan yang bijak dan
tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan bahwa
menyontek akibat dari tidak belajar. Dengan menyontek, selain

3
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha Volume 9, Nomor 3, Tahun 2021, hal 358

4
konsentrasi buyar juga tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik. Oleh karena itu, belajarlah dengan rajin dan tekun.

6. Gangguan pengaduan
Disamping adanya laporan kadang ada pengaduan dari siswa. Guru harus
dapat membedakan antara pengaduan dengan laporan tentang sesuatu.
Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan
kedua hak tersebut.

7. Gangguan tabiat marah


Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat
marah dari peserta didik lain. Sebagai pendengar, guru kemudian mencari
sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.

8. Gangguan penolakan permohonan guru


Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah
satu cara yang dapat ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini.
Permohonan rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan
siswa lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan
gangguan semacam ini.

9. Gangguan perpindahan situasi


Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas
(ganti pelajaran, pindah kelas, perubahan jadwal). Oleh karena itu,
perpindahan situasi ini harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan
inisiatif lain, serta pengawasan.4

D. Strategi guru dalam menjaga kedisiplinan siswa di sekolah


1. Reward
Menurut bahasa kata reward berarti ganjaran, hadiah, upah. Fungsi
Reward diberikan agar anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk
memperbaiki atau mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi
lebih keras kemauannya untuk
berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi
norma dan aturan yang berlaku.5
2. Punishment
Punishmen adalah hukuman. Punishment merupakan suatu
hukuman yang diberikan kepada seseorang setelah dia melakukan perilaku
negatif dengan tujuan memperbaiki perilaku negatif terebut. Menurut
4
http://rinitarosalinda.blogspot.com/2015/11/penanggulangan-pelanggaran-disiplin.html (13
september 2019)
5
John Echols & Hasan Shadilly, Kamus inggris indonesia, PT Gramedi Utama: Jakarta, 1976, hlm.
184

5
kamus Besar Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan yang dibuat oleh
suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang
banyak. Artinya bahwa punishment suatu aturan yang dibuat untuk
mengatur pergaulan hidup dalam hal ini pergaulan hidup siswa yang
berada disekolah.
Punishment mempunyai fungsi penting dalam pelaksanaan
kedisiplinan, karena punishment merupakan alat pengendali dalam
perilaku anak.
1) Punishment ialah menghalangi. Punishment menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
2) Punishment ialah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan,
mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain
salah dengan mendapat punishment.
3) Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima
oleh masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang
salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut.
Dalam pendidikan, maksud guru memberikan Punishment
bermacam- macam.6

E. KEBIASAAN HIDUP TERTIB


Pembiasaan dengan disiplin disekolah akan mempunyai pengaruh yang
positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang. Pada mulanya memang
disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan siswa. Akan
tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya dipatuhi
secara sadar untuk kebaikan sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan
akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri (self
dicipline).
Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang dari luar yang
memberikan keterbatasan tertentu, akan tetapi disiplin merupakan aturan yang
datang dari dalam dirinya sendiri suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengalaman dasar dalam disiplin akan memberikan kerangka dalam
keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam
suatu suasana dimana antara guru dan para siswa terjalin sikap persahabatan yang
berakar pada dasar saling hormat menghormati dan percaya mempercayai. Hal ini
akan tumbuh apabila:
1) Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua
siswa. Menghargai mereka dan menerima mereka dengan berbagai
keterbatasanya.

6
Aulia Syafitri, Skripsi Dampak Pemberian Reward And Punishment Bagi Siswa Kelas Iv Sekolah
Dasar Negeri 013 Batu Langka Kecil Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Uin Suska Riau Hal 23-25

6
2) Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlakukan sama tanpa
tumbuh rasa disisihkan.
3) Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi
sesuai dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah disetujui
bersama.
4) Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan aturan yang diluar
kemampuan siswa.7

7
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas, Jakarta: DEPDIKBUD DIRJEN Wahira. 2015,
Manajemen Kelas, Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

7
BAB III
PENUTUP

Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

Arnianti. 2021. Perkembangan Moral. Jurnal Penelitian Guru Indonesia


TSAQOFAH. Vol .1. No. 1.

Desmita. 2012. "Psikologi Perkembangan". Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Laila, Bestari. Dkk. 2021. Pendekatan Konseling Behavioral Terhadap


Perkemangan Moral Siswa. Jurnal Ilmiah Aquinas. Vol.4. No. 1.

Khaironi, Mulianah. 2017. Pendidikan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden
Age Universitas Hamzanwadi. Vol.1. No. 1.

Dukheim, Emile. 1990. "Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi
Sosiologi Pendidikan, dialih berdasarkan oleh Lukas Ginting". Jakarta:
Erlangga.

Maharani, Laila. 2014. Perkembangan Moral Pada Anak. Jurnal Bimbingan dan
Konseling (E-Journal). Vol.1. No. 2.

K. Bertens. 2005. "Psikoanalisis Sigmund Freud". Jakarta: PT. Gramdia Pustaka


Utama.

Kohlberg, Lawrence. 1995. "Tahap-tahap Perkembangan Moral. Diterjemahkan


oleh John de Santo dan Agus Cremers". Yogyakarta: Kanisius.

Maharani, Laila. 2022. Perkembangan Moral Menurut Kohlberg dan


Implementasinya Terhadap Pendidikan Moral Anak Di Sekolah Dasar.
Jurnal Aletheia Christian Educators. Vol.3. No. 1.

8
Khoirunnida, Laili. 2013. Intervensi Teori Perkebangan Moral Lewrence
Kohlberg Dalam Dinamika Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. Vol.8. No. 2.

Sanjaya, Wiwit. 2023. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada


Usia Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol.8. No. 1.

Rubini. 2019. Pendidikan Moral Dalam Persfektif Islam. Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam. Vol.8. No. 1.

Surur, Misbahus. 2011. Probematika Pendidikan Moral Di Sekolah. Jurnal


Pemikiran dan Pendidikan Islam. Vol.4. No. 2.

Kenasa, Purti & Maryana, Muhammad Eko. 2021. Probematika Moral Bangsa
Terhadap Etika Masyarakat. Jurnal Riset Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Vol.3. No. 3.

Masitah, Widya & Setiawan, Hasrian Rudi. 2018. Upaya Meningkatkan


Perkembangan Moral Dan Sosial Anak Melalui Metode Pembiasaan.
Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. Vol.10. No. 1.

Anda mungkin juga menyukai