Anda di halaman 1dari 13

URGENSI GURU BK DI SEKOLAH

Makalah

Dosen pengampu:

Dr.Aminatuz Zahro M.Pd.I

Disusun oleh:

Kelompok 2
Khoirul Anam (2022100012384)
Rohmad Rifardi Abidin (2022100012355)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN

WONEREJO-LUMAJANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat, rahmat, dan
salam selalu tercurahkan kepada Baginda nabi besar Muhammad SAW. Atas
limpahan rahmat-Nya, sehinggakami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Urgensi BK di sekolah”, tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah: Bimbingan dan Konseling
di Insitut Agama Islam Syarifuddin.

Kami masih merasa banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi,mengingat akan kemampuan yang kami miliki Oleh karena itu,kami
mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan
penulisan makalah ini,

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini,khusunya
kepada dosen pengajar yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini,

Akhir kata,kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfat bagi
kami maupun rekan-rekan,sehingga dapat menambah pengetahuan kita.

Lumajang, 06 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover ...............................................................................................................i
Kata Pengantar ................................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. Mengetahui urgensi BK di sekolah ...........................................................3
B. Mengetahui dan memahami landasan dan asas BK di sekolah ...................4
C. Bagaimana urgensi dan hasil Bimbingan dan Konseling dalam
penanggulangan kenakalan peserta didik..................................... ...............5
BAB III PENUTUP ..........................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................10
B. Saran .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan sematamata
terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan
dad alas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik
yang selanjutnya disebut peserta didik, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual,
sosial, dan moral-spiritual). Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang berada
dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan
tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya.
Sebagaimana Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting
dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Sekolah merupa-kan suatu sistim yang komponen-komponen didalamnya
terintegrasi dengan baik. Bimbingan dan konseling adalah salah satu komponen sekolah
yang bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi komponen sekolah yang
lain.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar dan
perencanaan karier, melalui berbaga jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
normanorma yang berlaku

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian urgensi BK di sekolah ?
2. Apa saja landasan urgensi BK di sekolah?
3. Apa pola urgensi BK di sekolah?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui urgensi BK di sekolah.
2. Mengetahui dan memahami landasan urgensi BK dan asas asas layanan BK di sekolah.
3. Bagaimana urgensi dan hasil Bimbingan dan Konseling dalam penanggulangan
kenakalan peserta didik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengetahui urgensi BK di sekolah

Di dalam kamus besar Inggris Indonesia guidance, berasal dari kata to guide yang
mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu 1. Sesuai dengan
pengertian, maka secara umum Bimbingan dapat di artikan sebagai suatu bantuan,
bimbingan petunjuk, tuntunan. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambunga
n, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan
kegiatan yang sistimatis dan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistimatis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Makna bantuan dalam bimbingan
menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau
mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan,
pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator.
Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk;

a. Menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial dan spiritual) yang kondusif

b. Memberikan dorongan atau semangat.

c. Mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab

d. Mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri. 2


Bimbingan dapat diberikan, baik itu menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang di hadapi oleh individu di dalam kehidupannya.

Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan bukan hanya untuk mencegah agar kesulitan
itu tidak atau jangan timbul lagi, tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang telah menimpa individu.

Bimbingan lebih bersifat pencegahan dari pada penyembuhan. Bimbingan juga di


maksudkan supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup
(life welfare).

1
John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Cet. 25; Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010), h. 283
2
Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Cet. 3; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 6-7.

3
Dari pengertian bimbingan di atas dapat disimpulkan bahwa “Bimbingan itu sendiri
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau kesimpulan individu
untuk menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya sehingga
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.3 Bimbingan ini sangat penting bagi peserta didik
yang mendapat masalah, yang mendapat tekanan baik itu dari dalam diri sendiri, baik itu dari
keluarganya sendiri maupun tekanan dari luar atau di lingkungan masyarakat dan di
sekolahnya sendiri.

B. Mengetahui dan memahami asas asas layanan BK di sekolah

Asas Bimbingan dan Konseling

1) Asas Kerahasiaan
Asas ini berhubungan dengan rahasia klien atau individu bersifat data atau persoalan
yang dihadapi.Dalam hal ini pembimbing akan menjaga rahasia dari data individu
terhadap orang lain dan menjamin rasa aman terhadap pandangan buruk dari orang
lain.Biasanya semua data disimpan ditempat khusus dan hanya dapat diakses oleh
pembimbing tersebut.
2) Asas Kesukarelaan
Asas yang menghendaki individu dalam melakukan layanan Bimbingan dan
Konseling dengan kesukarelaan dalam menjalankan program yang diberikan.Dalam hal
ini konselor akan mengembangkan kesukarelaan tersebut sehingga individu dapat
mengeluarkan pemikirannya dalam persoalan yang sedang dihadapi.
3) Asas Keterbukaan
Asas ini diharapkan kepada individu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-pura
baik dalam data diri maupun persoalan yang akan diberikan layanan,agar program yang
diberikan oleh konselor tepat sasaran.Dalam hal ini konselor akan mengembangkan
sikap terbuka dan menerima lapang dada hal yang akan dikeluarkan.Hal tersebut juga
akan4 membantu asas kerahasian untuk kelancaran dalam penyelenggaraan program
layanan Bimbingan dan Konseling.
4) Asas Kegiatan
Asas ini menghendaki individu ikut aktif dan berpartisipasi dalam program layanan
yang diberikan bimbingan.Dalam hal ini konselor akan mengikutsertakan individu

3
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier), (Edisi.III; Yogyakarta; Andi, 2008), h. 6.
4
M. Daliono, Psikologi Pendidikan, (Cet. 6; Jakarta: Rineke, 2010), h. 266.

4
dalam program tersebut,jika tidak ikut serta maka program yang dijalankan tidak akan
berhasil.Sebab program tersebut berguna untuk menyelesaikan persoalan individu
bukan konselor.
5) Asas Kemandirian
Sesuai dengan tujuan umum dari Layanan Bimbingan dan Konseling dimana individu
akan bersikap mandiri dalam menghadapi persoalan baik dalam diri sendiri maupun
lingkungan sekitar.Untuk itu diharapkan dalam layanan ini tercipta individu yang
bersikap mandiri tinggi agar tidak bergantung kepada orang lain yang membuat individu
seperti pengecut dan manja.
6) Asas Kekinian
Dimana asas ini diharapkan layanan yang diberikan konselor terkait dengan
persoalan sekarang atau masa kini untuk bisa diberikan gambaran masa lalu dan masa
datang sesuai situasi dan kondisinya.Gambaran masa depan itu akan berpengaruh
terhadap keputusan yang diambil masa kini,untuk itu layanan yang diberikan bisa
membantu individu menyelesaikan persoalan sekarang secara matang agar tidak
berpengaruh terhadap masa depan.
7) Asas Kedinamisan
Asas ini diharapkan indvidu dalam menerima layanan Bimbingan dan Konseling
bergerak maju dan tidak monoton.Isi yang diharapkan tetap berkembang selama proses
layanan berlangsung agar mencapai sifat mandiri dan matang dalam mengambil
keputusan dengan tanggung jawab yang tepat.Dalam hal ini konseli akan memantau
perkembangan individu dalam mengatasi persoalan yang dihadapi.
8) Asas Keterpaduan
Asas ini diharapkan individu dalam menerima layanan Bimbingan dan Konseling
baik dari guru atau orang lain bisa diterima secara terpadu.Dalam hal ini keterkaitan atau
keikutsertaan dari pihak lain dalam proses layanan akan membantu individu lebih bisa
mengontrol diri dan siap menghadapi persoalan lain dengan pemikiran yang logis dan
efisien.
9) Asas Kenormatifan
Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan tidak
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku,yaitu norma hukum,agama,adat
istiadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang berlaku.Bimbingan dan Konseling terjadi
bukan hanya hasil tetapi proses dalam mendapati hasil tersebut sesuai dengan peraturan

5
yang berlaku.Layanan yang diberikan seharusnya akan membantu individu untuk
meningkatkan nilai dan norma agar tidak hilang dan dibantah oleh kalangan.
10) Asas Keahlian
Asas Bimbingan dan Konseling diharapkan dalam memberikan layanan harus
ditangani oleh orang yang professional.Dalam hal ini layanan yang diberikan oleh
tenaga yang benar ahli dalam bidangnya,bukan sembarang orang.Keahlian guru harus
bisa dibenarkan dalam memberikan layanan sesuai dengan kaidah dan prinsip agar tidak
terjadi hal yang melenceng.Ahli akan memberikan layanan sesuai dengan kode etik dan
peraturan yang berlaku serta dengan pengalaman dalam melakukan bimbingan.
11) Asas Alih Tangan
Asas ini berhubungan jika konselor dalam menyelesaikan layanan Bimbingan dan
Konselig terhadap individu tidak menemukan titik temu maka konselor harus
mengalihkan ke 7 tangan yang lebih ahli dan berpengalaman.Guru bisa mengalih tangan
kepada keluarga atau konselor lain dengan memberikan gambaran persoalan individu
supaya konselor baru bisa memahami dan mempersiapkan program layanan yang
diharapkan mampu menemukan titik temu persoalan individu.
12) Asas Tut Wuri Handayani
Asas Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan diharapkan dapat
mengayomi,memberikan rasa aman dan nyaman,megembangkan keteladanan,memberi
kan rangsangan dan kesempatan yang luas kepada individu untuk bergerak maju.Dalam
hal ini konselor akan memberikan kesempatan terhadap gambaran pemikiran individu
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak tetapi masih dalam batas wajar.

Bimbingan dan Konseling akan memberikan layanan tepat guna dan bermanfaat kepada
individu dalam memecahkan persoalan.Layanan tersebut akan menuntun dalam kemandirian
untuk bersikap dan dewasa dalam mengambil keputusan.Layanan itu diharapkan agar
individu dapat berkembang dan terus maju untuk melukis masa depan.

C. Bagaimana urgensi dan hasil Bimbingan dan Konseling dalam penanggulangan


kenakalan peserta didik

Bimbingan dan Konseling yang ada di Sekolah Sebelum masuk dalam bentuk-bentuk
Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah keduanya berfungsi sebagaimana bisa
memahami klien untuk mencegah masalah yang akan dihadapinya agar bisa memperbaiki

6
dirinya dengan baik dan terarah dan juga peserta didik harus mencapai perkembangan
pribadi yang optimal agar dapat berkembang secara wajar Bimbingan dan Konseling yang
diberikan kepada peserta didik harus sesuai masalah yang dihadapinya.

Bimbingan yang diberikan dilihat dari segi jumlahnya yang dikenal dengan Bimbingan
Individual dan Bimbingan Kelompok. Di dalam Bimbingan untuk pelaksanaanya ada
Bimbingan secara Langsung dan ada juga Bimbingan Tidak Langsung yang diberikan oleh
seorang konselor kepada peserta didik, agar dapat diketahui perkembangan yang ada pada
peserta didik secara berkreasi, mandiri, adalah suatu cara tanggung jawab dari seorang
konselor untuk mengetahui watak dan tingkah laku yang ada pada peserta didik. Namun
tidak luput dari itu sebagai manusia yang tidak sempurna akan selalu mendapat masalah silih
berganti, kadang masalah yang satu dapat selesaikan, persoalan lainpun muncul, dan akan
seperti itu terus – menerus, karena kesempurnaan adalah milik Allah swt semata. Maka dari
itu kita harus tetap bertawakkal dan berserah diri kepada Allah swt agar kita dapat
menyelesaikan masalah yang di hadapi peserta didik.

Begitu pula dengan perkembangan zaman yang berubah seperti sekarang ini yang begitu
modern, masalah akan semakin sulit untuk di hadapi terlebih pada peserta didik sekarang ini
yang begitu mudah berubah menjadi pribadi baru karena adanya pergaulan yang dapat
merusak watak seorang peserta didik menjadi lebih mengkhawatirkan. Maka dari itu
Bimbingan dan Konseling ini sangat penting di terapkan di sekolah-sekolah, tidak terkecuali
di Madrasah Aliyah Negeri Makale Tana Toraja dan perlu juga bimbingan dari orang tua

Bimbingan Konseling (BK) merupakan bagian intergral dari sistem pendidikan di


sekolah dalam upaya membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensinya. Secara khusus layanan BK diarahkan untuk membantu siswa agar berkembang
menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, produktif dan berperilaku jujur.
Ada 3 jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:

1. Layanan pembelajaran, ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan sikap dan


kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini dapat diberikan secara individu, misalnya bagi
siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu atau dapat secara kelompok jika ada beberapa
orang yang mengalami kesulitan yang serupa.

7
2. Layanan konseling perorangan, ditujukan untuk pemecahan masalah pribadi tetapi
mengena pada beberapa orang siswa, misalnya untuk siswa yang kesulitan membayar uang
sekolah.

3. Layanan bimbingan kelompok, ditujukan untuk pemecahan masalah umum (bukan


masalah pribadi), misalnya masalah ketertiban, ujian dan sebagainya. Karena masalah
bersifat umum, maka bimbingan dilakukan secara kelompok siswa yang mengalami masalah
tersebut.

Perlu dicatat dalam penanganan layanan tersebut diatas, guru BK sebaiknya


bekerjasama dengan guru, TU, dan tenaga lain yang terkait. Misalnya untuk layanan orientasi
bagi siswa baru, guru BK dapat bekerjasama dengan wakasek kesiswaan dan wali kelas.
Untuk layanan pembelajaran, guru BK dapat bekerjasama dengan wali kelas dan guru mata
pelajaran. Sukses tidaknya layanan BK di sekolah dapat dilihat dari berapa jumlah siswa
yang secara sukarela datang berkonsultasi ke ruang BK dalam periode tertentu. Jika anda
berprofesi sebagai guru BK dan jarang ada siswa yang datang untuk curhat berarti anda
belum menjadi guru BK yang handal.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk kenakalan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Makale Tana Toraja
adalah yang termasuk melanggar tata tertib sekolah yaitu berkelahi dalam lokasi sekolah,
mengganggu teman saat jam pelajaran berlangsung, bolos, dan bermain pada saat jam
pelajaran berlangsung. Adapun perilaku kenakalan peserta didik yang menyimpang yaitu
lompat pagar dan merokok.
Penerapan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri Makale Tana Toraja
dilakukan secara menyeluruh, seperti pada saat upacara bendera, setelah shalat dhuhur,
dan setiap akhir jam pelajaran guru selalu memberikan arahan yang lebih baik kepada
peserta didiknya.
Dalam menanggulangi terjadinya bentuk kenakalan pada peserta, urgensi
dilaksanakan penyebarluasan ajaran-ajaran agama dan moral, berusaha menanggulangi
kenakalan, memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan keagamaan,
mengadakan baksos yang berkaitan dengan keagamaan. Mengadakan pertemuan dengan
orang tua di awal tahun pelajaran, khususnya di hari penerimaan peserta didik baru,
mengadakan surat-menyurat antara sekolah dan keluaraga, mengadakan kegiatan-
kegiatan keagamaan dan membentuk perkumpulan orang tua, seperti komite sekolah.

B.Saran

Dengan adanya pembahasan tentang makna dan asas asas urgensi BK, kita dapat
memilih dan menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dan tepat.urgensi Pendidikan
BK Juga berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing
peserta didiknya kearah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan
Konseling, Cet.4;Jakarta: Indeks, 2014. 58
Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling Studi, Karier, dan Keluarga, Cet. I; Bandung:
Refika Aditama, 2015.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier), Edisi.III; Yogyakarta; Andi,
2008. Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman, Penelitian Tindakan dalam Bimbingan
dan Konseling, Cet. I; Jakarta Barat: Indeks, 2012.
Departemen Agama RI,”A-Qur’an dan Terjemahnya”,Jakarta: Darus Sunnah, 2013. John M.
Echols, Kamus Inggris Indonesia, Cet. 25; Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010. Kustianti,
Manfaat Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling bagi anak yang tinggal kelas (studi kasus
pada MTs. Negeri Belopa), Luwu ;
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palopo, 2005. M. Daliono, Psikologi Pendidikan, Cet.
6; Jakarta: Rineke, 2010. Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi,
Cet.1; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Muhammad Takdir Ilahi, Gagalnya Pendidikan Karakter, Cet. 1; Yogyakarta, Ar Ruzz
Media, 2014. Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I; Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012.
Risnawati, Urgensi Pendidikan Islam dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SDN No. 017
Sabbang Kec. Sabbang , Luwu ;
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palopo, 2010. Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja ,
Cet. 16; Jakarta: Grafindo, 2013. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif , Cet. 9;
Bandung: Alfabeta, 2014. Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, Cet. 3;
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. . Zubaida, Desain Pendidikan karakter konsepsi dan
Aplikasinya dalam lembaga Pendidikan, Cet. 3.;Jakarta: Kencana, 2011.

10

Anda mungkin juga menyukai