Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

URGENSI BIMBINGAN KONSELING (BK)


DI SEKOLAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Bimbingan dan Konseling”


Dosen Pengampu: Aminatuz Zahroh, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 2

Muharridh Iqomatuddin 2020100012065


M. Zidan Ghozwa Al-Amin 2020100012045

INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN


FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-nya kepada kita semua,
Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah mata kuliah Bimbingan dan
Konseling dengan tema “Urgensi Bimbingan dan Konseling”

Makalah ilmiyah ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dari
berbagai pihak sehingga laporan makalah ini bisa selesai dengan lancar. Untuk itu,
kami selaku penyusun banyak berterimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan supportnya selama ini.

Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan laporan makalah yang lebih baik.

Kami berharap, makalah mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan


tema “Urgensi Bimbingan dan Konseling” yang kami susun bisa memberikan
manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................3

C. TUJUAN ......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4


A. URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING ...........................................4

B. ASAS ASA BIMBINGAN DAN KONSELING .........................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................9

A. KESIMPULAN ............................................................................................9

B. SARAN ........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan profesi diharapkan
mampu memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan serta berkontribusi
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kegiatan bimbingan dan
konseling tidak dibatasi hanya di madrasah/sekolah, melainkan juga
menjangkau bidang-bidang di luar sekolah yang memberikan nuansa dan
corak pada penyelenggaraan pendidikan formal dan pengembangan
sumber daya manusia. Guru bimbingan konseling diharapkan lebih
tanggap, antisipatif, proaktif, dan responsif terhadap perkembangan peserta
didik yang terjadi dalam masyarakat.
Bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat penting
dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi siswa agar berkembang
secara optimal. Bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan yang
berlangsung antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Konselor
merupakan orang yang memberikan bimbingan sedangkan klien adalah
orang yang diberi bimbingan. Pembahasan tersebut bersifat mendalam
menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat penting yang
boleh jadi rahasia pribadi klien).
Guru BK bertanggung jawab untuk membimbing siswa sehingga
dapat memiliki kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya
secara menyeluruh. Dengan demikian siswa diharapkan mampu membuat
keputusan yang terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah
mereka sendiri.
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan. Setiap elemen pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan membentuk karakter. Sesuai dengan
perumusan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa fungsi pendidikan untuk mengembangkan

1
keterampilan dan pembentukan karakter serta peradaban dan martabat
dalam konteks kehidupan intelektual bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa di untuk menjadi manusia yang beriman
dan takut akan Tuhan Yang Maha Esa, mulia, sehat, berpengetahuan,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab

2
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Urgensi dari Bimbingan dan Konseling?
b. Apa Saja Asas-Asas Bimbingan dan Konseling?

3. TUJUAN
Adapaun tujuan dari makalah ini adalah:
a. Agar mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami urgensi dari
Bimbingan dan Konseling.
b. Agar mahasiswa dan pembaca mengetahui dan memahami Asas-Asas
Bimbingan dan Konseling.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Urgensi Bimbingan dan Konseling
Urgensi Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah mengacu pada
UU No.23 tentang sisdiknas, yakni UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”
Bimbingan dan Konseling kerap kali kita dengar di dunia
pendidikan, seperti di SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Ketika seorang
siswa mendengar kata Bimbingan dan Konseling (BK), maka hal pertama
yang muncul di benak mereka adalah masalah, sanksi, hukuman, dan
sebagainya. Dengan kata lain, Bimbingan dan Konseling terkesan
menakutkan, bahkan sangat dibenci oleh banyak peserta didik. Hal itu
disebabkan karena peristiwa-peristiwa berupa hukuman yang pernah
mereka alami di masa sekolah, atau disebabkan karena ketidaktahuan
mereka terhadap fungsi BK yang sebenarnya sehingga mereka
mengasumsikan Bimbingan dan Konseling (BK) dengan suatu hal kurang
baik, seperti tempat hukuman, sanksi, dan lain-lain.
Proses yang harus terjadi di lembaga pendidikan tentu tidak hanya
pengajaran ilmu pengetahuan (transfer knowledge), akan tetapi perbaikan
akhlak juga salah satu hal penting yang harus beriringan dengan
meningkatnya pengetahuan peserta didik. Moral yang baik menjadi salah
satu pembeda antara orang pintar dengan orang terdidik. Mencetak orang
pintar itu mudah, tapi mencetak orang terdidik itu sulit.
Bimbingan dan Konseling (BK) adalah salah satu sarana lembaga
pendidikan yang berperan untuk membimbing, mengarahkan, dan

4
memberikan nasihat-nasihat terhadap peserta didik dalam menyelesaikan
suatu masalah atau dalam menemukan potensi dirinya.
Dari definisi yang telah diuraikan di atas maka dapat kita ketahui
bahwa Bimbingan Konseling memiliki beberapa peran, yaitu:
1. Bagi Sekolah
a. Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai salah satu wujud kelengkapan
sekolah itu sendiri sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya.
b. BK sebagai sarana yang membantu sekolah dalam mengklasifikasi
data siswa dari segi moral, minat dan bakat.
2. Bagi siswa
a. BK membantu peserta didik dalam menemukan potensi dirinya (bakat
dan minat).
b. Memberikan arahan-arahan kepada peserta didik, yang nantinya tertuju
pada perbaikan moral.
c. Memberikan ruang terhadap peserta didik untuk mengkonsultasikan
segala sesuatu yang menjadi problematika, di bidang akademik
maupun non-akademik.
d. Menerima segala keluh kesah peserta didik, dengan kata lain BK
sebagai orang tua peserta didik ketika di sekolah.
Dari beberapa peran di atas mengindikasikan bahwa Bimbingan
dan Konseling merupakan komponen yang harus ada dalam lembaga
pendidikan. Karena melihat peserta didik yang di suatu waktu
mengharuskan adanya arahan, bimbingan, dan di waktu lain mengharuskan
adanya teguran, sanksi, dan lain sebagainya.1
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta
didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan
keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik;
tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh
peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada

1
Moh Jalil Ihsan, “Urgensi Bimbingan Konseling di Instansi Pendidikan”,
https://www.kompasiana.com/jalil_ihsan/58a30d519593734f146fefdf/urgensi-bimbingan-konseling-bk-di-instansi-
pendidikan

5
peserta didik tertentu atau yang perlu „dipanggil‟ saja”, melainkan untuk
seluruh peserta didik.2
B. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayetno (2015: 115), asas-asas bimbingan dan konseling
yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian,
kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan
dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut.3
1. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan
itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah
tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa
mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa
masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien
hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun
konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar
berarti bersedia menerima saran- saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih
penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri
untuk kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah
masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan
bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga
mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda

2
Dr. Henni Syafriana Nasution, MA., Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori
dan Aplikasinya”. (Medan: LPPPI, 2019), hal:213-214
3
Dr. Henni Syafriana Nasution, MA., Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd, Bimbingan Konseling “Konsep, Teori
dan Aplikasinya”. (Medan: LPPPI, 2019), hal:13-15

6
pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada
yang lain.
5. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing
hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung
kepada orang lain, khususnya para pembimbing/ konselor.
6. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil
usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh
individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah
sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih
maju.
8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling
memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana
diketahui individu yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau
keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
9. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu ataupun
kebiasaan sehari- hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi
maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling
secara teratur, sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat
yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan

7
secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha
pemberian layanan.
11. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila
seorang petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap
kemampuannya untuk membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana
yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut
kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana
umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan
antara pembimbing dan yang dibimbing.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, penulis dapat berkesimpulan bahwa
Bimbingan dan Konseling (BK) adalah salah satu sarana lembaga
pendidikan yang berperan untuk membimbing, mengarahkan, dan
memberikan nasihat-nasihat terhadap peserta didik dalam menyelesaikan
suatu masalah atau dalam menemukan potensi dirinya. Layanan bimbingan
dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri,
pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan
arahan terhadap perkembangan peserta didik.
Adapun asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari banyak
kekurangan, baik dalam sumber atau referinsi yang akurat, dari segi
penulisan dan lain sebaginya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi membangun semangat kami agar
kedepan bisa lebih baik lagi dalam pembuatan makalah atau karya tulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Moh Jalil Ihsan, “Urgensi Bimbingan Konseling di Instansi Pendidikan”,


https://www.kompasiana.com/jalil_ihsan/58a30d519593734f146fefdf/urge
nsi-bimbingan-konseling-bk-di-instansi-pendidikan (Diakses pada tanggal
18 September 2021, pukul 22.00 WIB)
Dr. Henni Syafriana Nasution, MA., Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd, Bimbingan
Konseling “Konsep, Teori dan Aplikasinya”. (Medan: LPPPI, 2019)

10

Anda mungkin juga menyukai