OLEH
Rahmat Dhani 19086412
Andre Afriyan 19086092
Febyoka nanda itari 19086134
Elchan M Hanafi 19086121
Rahmat Syahril 19086233
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Netrawati, S.Pd, M.Pd
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Eksistensi dan kedudukan BK di sekolah”. Untaian
shalawat dan salam tidak lupa dituturkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW.Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami.
Oleh karena itu terselesaikannya tugas makalah ini tentunya bukan semata-
mata karena kemampuan penulis sendiri, melainkan karena danya pihak lain
yang terkait membantu.Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi ilmu yang dipelajari dari makalah
ini.
Penulis juga tidak lupa meminta maaf jika ada kesalahan atau
kekurangan dalam penyusunan makalh ini karenamanusia adalah tempatnya
salah dan kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT, untuk itu penulis
meminta kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sekian terima kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Eksistensi BK di Sekolah ................................................................ 3
B. Kedudukan BK di Sekolah.............................................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah eksistensi BK di sekolah?
b. Bagaimanakah kedudukan BK di Sekolah?
C. TUJUAN
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen di mata kuliah
“Bimbingan dan Konseling” dan untuk menambah wawasan serta
memecahkan rumusan masalah yang di hadapi dan mampu menggunakan
keterampilan proses untuk memahami dan mengkomunikasikan hasil
pemahaman tentang eksistensi dan kedudukan BK di sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASA
N
PENGERTIAN BK
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk untuk peserta diidk,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara
optimal, dala bimbingan pribadi, social, belajar maupun karier melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud
No. 025/D/1995). Menurut Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan
dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah menjelaskan pengertian
bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta
terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya
FUNGSI BK
3
A. Eksistensi BK di Sekolah
4
kompetisi siswa akan sebagai hasil dari keterlibatannya dalam program.
Rasional. Rational menunjukkan pentingnya program BK sama
pentingnya dengan program lain di sekolah. Hal tersebut fokus pada
alasan mengapa siswa membutuhkan untuk mendapatkan kompetensi
bimbingan dan konseling dan memiliki akses untuk memperoleh bantuan
dari konselor sekolah, berhubungan dan memberikan program bimbingan
dan konseling komprehensif. Hal di atas harus berdasarkan pada tujuan
dari sekolah, masyarakat, dan negara.
5
3. Sumber Program
Meskipun sumber lingkungan sekolah lokal berbeda, sumber yang
sangat penting wajib dilaksanakan secara penuh dalam program
bimbingan dan konseling komprehensif. Sumber yang dibutukan
termasuk personal, finansial, dan politikal.
Sumber personal. Sumber personal dalam program bimbingan
dan konseling komprehensif berhubungan dengan konselor sekolah,
kepala staff program bimbingan dan konseling (koordinator BK), guru,
ahli pendidikan lainnya, administrator, guru atau wali, siswa, anggota
masyarakat, dan personil tenaga kerja dan bisnis. Semuanya memiliki
peran dalam program bimbingan dan konseling.
Walaupun konselor sekolah sebagai pemberi layanan yang utama
dalam layanan bimbingan dan konseling dan koordinator program,
keterlibatan, kerjasama, dan dukungan dari guru dan administrator sangat
dibutuhkan untuk kesuksesan program yang telah disusun dalam kegiatan
bimbingan dan konseling.
Keterlibatan, kerja sama, dan dukungan dari orang tua atau wali,
anggota masyarakat, dan personil tenaga kerja dan bisnis juga diperlukan
untuk partisipasi siswa secara menyeluruh dalam program bimbingan dan
konseling.
Sumber finansial. Kesesuai dan sumber finansial yang memadai
juga penting dalam program bimbingan dan konseling komprehensif.
Kategori sumber finansial untuk program mencakup tentang anggaran
belanja, bahan, peralatan, dan fasilitas.
Anggaran belanja dalam program bimbingan dan konseling
dibutuhkan untuk membiayai dan mengalokasikan biaya secara
menyeluruh untuk pengembangan dan tingkat kelas di lingkungan
sekolah.
Bahan dan peralatan dibutuhkan untuk kegiatan bimbingan dan
konseling dengan menerapkan empat komponen program secara
menyeluruh. Fasilitas yang didesain dengan baik untuk setiap bangunan,
diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan program bimbingan dan
konseling juga diperlukan.
Sumber politikal. Sumber politikal dalam program bimbingan dan
6
konseling perkembangan mencakup kebijakan wilayah, negara yang
bersangkutan dan hukum federal, aturan dan regulasi dewan pendidikan
lokal dan negara, dan pernyataan asosiasi profesional dan standar.
Kebijakan dewan pendidikan yang jelas dan singkat diperlukan
untuk kesuksesan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di
lingkungan sekolah. Mereka menyatakan suatu dukungan dan kursus
tindakan, atau membimbing yang didasarkan untuk mempengaruhi dan
menentukan keputusan di lingkungan sekolah yang menyinggung
program bimbingan dan konseling harus mengambil bagian yang
berhubungan dengan hukum, aturan dan regulasi, dan standar yang telah
ditulis, diadaptasi, dan diimplementasi.
4. Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas
Elemen pengembangan, managemen, dan akuntabilitas dalam
program bimbingan dan konseling komprehensif menjelaskan tentang
7
lima fase transisi yang mengacu pada pelaksanaan program bimbingan
dan konseling secara menyeluruh. Fase tersebut yaitu merencanakan,
mendesain, mengimplementasi, mengevaluasi, dan meningkatkan.
Elemen ini juga mencakup beberapa tugas pengelolaan yang
dibutuhkan untuk melengkapi setiap fase transisi yang menggambarkan
proses perubahan untuk mengembangkan secara efektif dan merata.
Elemen ini mendiskripsikan tentang bagaimana program
bimbingan dan konseling komprehensif dapat dipertanggungjawabkan
melalui program, personel, dan evaluasi semua hasil yang mengarah pada
peningkatan program untuk membuat komponen program bimbingan dan
konseling lebih efektif.
B. Kedudukan BK di Sekolah
9
b. Permendikbud nomor 111 tahun 2014
Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud ini menjadi rujukan penting, khususnya bagi para Guru
BK/Konselor dalam menyelenggarakan dan mengadministrasikan
layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan
bahwa: “Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4
(empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan
peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d)
layanan dukungan sistem”. Melihat keempat komponen layanan yang
dimaksud dalam pasal tersebut, di sini tampak jelas bahwa konsep dan
kerangka kerja layanan Bimbingan dan Konseling yang dikehendaki
oleh peraturan ini adalah Pola Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, sebagaimana digagas oleh Gysber, dkk dan telah
digunakan di berbagai negara lain.
Peraturan menteri ini juga sebagai pijakan atau rujukan Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam melaksanakan tugas
Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah terutama permasalahan
jam masuk kelas yang selama ini menjadi perdebatan. Dalam pasal 6
ayat (4) dijelaskan bahwa ” Layanan Bimbingan dan Konseling
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di dalam
kelas dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu”.
1
1
Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi
individu berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam
proses pembentukan perilaku dan kepribadian individu yang
bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak
“dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal
maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap
proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan
dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang
menyangkut teori-teorinya, pelaksanaannya, maupun pengembangan-
pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan. Landasan ilmiah
dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang
menerima sumbangan besar dari ilmuilmu lain dan bidang teknologi.
Sehingga bimbingan dan konseling diharapkan semakin kokoh. Dan
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat.
Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan konseling sendiri
memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembangan
bimbingan dan konseling yang berkelanjutan.
d. Landasan Globalisasi
Landasan globalisasi dalam konseling termasuk ke dalam landasan
yang amat penting karena dalam melakukan bimbingan dan konseling
tentu harus menyesuaika dengan zaman dan budaya yang berlaku.
Selain globalisasi sangat berpengaruh pada manusia modern saat ini
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa landasan globalisasi menjadi
salah satu acuan.
1
2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Eksistensi dari bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah meliputi beberapa program yang diharapkan agar dapat membantu
permasalahan-permasalahan yang ada pada peserta didik.
Kedudukan bimbingan dan konseling disekolah telah terlampir pada UU
no 20 tahun 2003 dimana konselor memiliki peran yang sama dengan tenaga
pendidik lainnya. Kemudian permendikbud no 111 tahun 2014 juga menjadi
landasa hukum dan juga pijakan atau rujukan guru bimbingan dan konseling
atau konselor dalam melaksanakan tugas layanan bimbingan dan konseling di
sekolah terutama permasalahan jam masuk kelas yang selama ini menjadi
perdebatan. Dalam pasal 6 ayat (4) dijelaskan bahwa ” Layanan Bimbingan
dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di
dalam kelas dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu”.
Selain landasan secara hukum atau formal, bimbingan dan konseling juga
memiliki landasa informal yaitu; landasan psikologi, sosial budaya, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta landasan globalisasi.
B. SARAN
Penulis mengucapakan Alhamdulillah karena dapat menyelesaikan tugas
ini dengan tepat waktu dan sebisa penulis. Apabila terjadi kesalahan dalam
pengetikan bahasa, huruf ataupun kata-kata, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar nantinya penulis bisa memperbaiki kesalahan tersebut. Penulis
akan bersenang hati apabila pembaca mau berpartisipasi memberikan kritik
dan saran mengenai makalah ini.
1
3
DAFTAR PUSTAKA
https://portal-ilmu.com/eksistensi-bk-di-sekolah-melalui-empat-elemen-program-
bimbingan-dan-konseling-komprehensif/. diakses pada tanggal (25 agustus).
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-no-111-tahun-
2014-tentang-bimbingan-dan-konseling/. diakses pada tanggal (25 Agustus).
https://mintotulus.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-nomor-111-tahun-
2014-tentang-bimbingan-dan-konseling-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/.
diakses pada tanggal (25 Agusutus).
https://uswatunkhasanah018.wordpress.com/2017/06/10/%E2%80%8Blandasan-
psikologis-dan-landasan-yuridis-bimbingan-dan-konseling/. diakses pada
tanggal (25 Agustus).
Syafaruddin, S., Syarqawi, A., & Siahaan, D. N. A. (2019). Dasar-dasar
bimbingan dan konseling: Telaah Konsep, Teori dan Praktik.
1
4