Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan konseling


Dosen Pengampu:
Nanik setyowati, M.Pd.I

Oleh:
Endang Prawati (22.26.0479)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta para umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari
golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, bisa menjadi salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa makalah kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang disampaikan. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Ponorogo, 25 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2
A. Kedudukan BK dalam pendidikan.............................................................2
B. Wilayah pelayanan guru BK .....................................................................3
C. Wilayah pelayanan guru mata Pelajaran dalam kurikulum sekolah..........3
BAB III PENUTUP ............................................................................................9
Simpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari
pendidikan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan
salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu
pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutunya. Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral
dari program pendidikan itu dan karena sebagian besar dari tumpukan
masalah yang dihadapi oleh peserta didik justru bersumber dari
keanekaragaman tuntutan belajar di sekolah. Maka para konselor sekolah
harus mengenal bidang pendidikan sekolah secara konkret. urgensi
bimbingan dan konseling dalam pendidikan yang akan dipaparkan dalam
sub bahasan yaitu fungsi pelayanan bimbingan dalam keseluruhan
pendidikan sekolah, tujuan dari bimbingan dalam sekolah, faktor yang
menjadi latar belakang bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan
peran serta kedudukan bimbingan konseling. Bimbingan dan Konseling
(BK) telah menjadi satu kesatuan dalam sistem Pendidikan secara
menyeluruh. Mulai dari Pendidikan formal, Non formal dan bahkan dalam
Pendidikan informal sekali pun. Meskipun dalam sistem Pendidikan yang
disebut terakhir ini di Indonesia secara tersetruktur belum tersentuh
dengan bimbingan dan konseling sebagaimana di dalam sistem
Pendidikan formal pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kedudukan BK dalam pendidikan?
2. Bagaimana wilayah pelayanan guru BK ?
3. Bagaimana wilayah pelayanan guru mata Pelajaran dalam kurikulum
sekolah?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui peran atau kedudukan BK dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui wilayah pelayanan guru BK
3. Untuk mengetahui wilayah pelayanan guru mata Pelajaran dalam
kurikulum sekolah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan bimbingan dan konseling dengan pendidikan di sekolah


Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam
keseluruhan system pendidikan khususnya di sekolah, guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksanaan layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk
memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah.
Bimbingan konseling sendiri adalah salah satu unsur yang sangat penting,
yang merupakan salah satu unsur yang harus tersedia di dalam sebuah lembaga
pendidikan, yakni sekolah. Dalam kenyataannya memang bimbingan konseling
yang diharapkan diimplikasikan dengan baik di sekolah-sekolah tidak berjalan
seperti yang diharapkan. Tanggungjawab sekolah ialah membantu para siswa, baik
secara pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan
menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat, berkompetensi,
mandiri, dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Inti dari
tujuan pendidikan itu sendiri adalah perkembangan yang terjadi pada kepribadian
peserta didik baik secara akademik maupun kehidupan sosialnya secara optimal
serta perkembangan peserta didik sebagai seorang individu. Sehingga implikasi
peran bimbingan konseling di sekolah-sekolah itu sendiri adalah untuk membantu
berhasilnya program pendidikan pada umumnya, membantu keberlangsungan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah.
Oleh karena itu adanya bimbingan konseling di sekolah-sekolah sangat
penting untuk peningkatan mutu Pendidikan khususnya di Indonesia. Selain itu
untukmenyelenggarakanpendidikan yang
bermututidakcukuphanyadenganinteraksi dan transfer ilmudari guru pada siswa,
materi-materipelajaran, teori-teori dan berbagaiaspekkognitiflainnya.

Sebagai pendidikan formal pelaksanaan proses pendidikan di sekolah


sekurang-kurangnya meliputi tiga ruang lingkup antara lain
1. Bidang kurikulum dan pengajaran bidang ini merupakan penyampaian
dan pengembangan pengetahuan keterampilan sikap dan kemampuan
berkomunikasi para pesertadidik

5
2.Bidanga dministrasi dan supervise ini merupakan Kumpulan beberapa
fungsi berkenaan tentang tanggungjawab dan kebijaksanaan
3. Bidang bimbingan dan konseling bidang ini adalah fungsi dan kegiatan
yang mengacu tentang pelayanan kesiswaan.

Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan


agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi
secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses pengembangannya.1

a. Peranan dan posisi bimbingan dan konseling di ranah pendidikan


bimbingan konseling berada dalam posisi kunci dalam sebuah Lembaga
Pendidikan yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu
pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu
Pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada
bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial pribadi intelektual dan
pemberian nilai.Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang
tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi
akademik tinggi, namun dalam kepribadian dan hubungan sosialnya rendah serta
tidak mempunyai system nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan
Pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia
seutuhnya.Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari sebuah
potensi ini dapat dimunculkan sehingga keseluruhan aspek yang muncul bukan
hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu
kepribadian hubungan sosial serta memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan
pegangan.2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling di
dalam meningkatkan mutu Pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan
konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada
di dalam diri peserta didik. Karena seperti di awal telah dijelaskan bahwa
pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningkatkan
profesionalitas dan system manajemen, di mana kesemuanya itu tidak hanya
menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan

1
Dewa ketut sukardi. Pengantar pelaksanaan program bimbingan konseling, 2002. hal 60
Jakarta: rineka cipta
2
Hari witono, peran bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan pendidika inklusif, 2020.

6
intelektual dan sistemnilai. Peran bimbingan konseling dalam keempat aspek
inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan
mutu Pendidikn.3
Bimbingan konseling dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan
prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa
untuk dating membuka diri tanpa was-was akan privasinya. Di sana menjadi
tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan,
sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. bahkan orang tua siswa dapat
mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka dapat
ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.
b. Dalam kegiatan pendidikan disekolah atau Lembaga pendidikan formal
bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai integral dari keseluruhan
kegiatan pendidikan di sekolah. Kedudukan bimbingan dan konseling dalam
keseluruhan program Pendidikan sekolah yaitu sebagai salah satu Upaya
pembinaan pribadi peserta didik, kedudukan bimbingan dan konseling dalam
Pendidikan ada tiga ruang lingkup kegiatan Pendidikan yaitu
1. Bidang instruksional dan kurikulum
Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan
bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
peserta didik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan pendidikan
dan melakukan dan pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan
pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staf pengajaran
2. Bidang administrasi dan kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah
administrasi dan kepemimpinanya itu masalah yang berhubungan dengan cara
melakukan kegiatan secara efisien. Dalam bidang ini terletak tanggung jawab dan
otoritas pendidikan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti
perencanaan organisasi pembiayaan pembagian tugas staf. Pada umumnya bidang
ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya
3. Bidang pembinaan pribadi dalam bidang ini mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan agar para peserta didik memperoleh
kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses pendidikan yang sedang
ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang diharapkan.4

3
Muawanah elfi dan rifa hidayah. Bimbingan konseling islami, 200 , Jakarta: bumi aksara
4

7
c. Pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah.
Para pakar dan praktisi pendidikan pada umumnya sependapat bahwa
tujuan akhir semua kegiatan pendidikan adalah perkembangan yang utuh dan
optimal para peserta didik. Yang dimaksud dengan perkembangan yang utuh
adalah perkembangan seluruh aspek kemanusiaan, yaitu aspek jasmani dan rohani,
aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap, aspek biologis, psikologis, sosial
dan spiritual.

Bidang bimbingan dan konseling memegang peranan amat penting dalam


pencapaian tujuan pendidikan sejarah keseluruhan dan alasan sebagai berikut
1. Setiap individu adalah makhluk yang unik berbeda dengan yang lain.
Setiap peserta didik memiliki bakat minat dan tahap perkembangan yang berbeda
dengan yang lain. Pendekatan klasikal yang digunakan sekolah selama ini jelas
kurang memberikan perhatian pada perbedaan setiap individu. Bidang bimbingan
dan konseling diharapkan mampu menutup kekurangan sistem klasikal yang
digunakan oleh sekolah

2. Setiap orang menginginkan agar hidupnya bahagia. Dalam kenyataan


banyak anak mengalami permasalahan pribadi yang tidak tertangani oleh guru
kelas atau guru bidang studi. Jika permasalahan seperti ini tidak ada yang
menangani akan berdampak pada gangguan belajar anak dan juga
ketidakbahagiaan dalam hidup anak.
3. Pada zaman ini banyak orang tua sibuk bekerja bahkan kedua orang tua
semuanya bekerja. Mereka kurang memiliki waktu untuk pendampingan dan
pendidikan anak anak. Tambahan lagi masih banyak orang tua berpandangan
bahwa urusan pendidikan anda dipercayakan sepenuhnya kepada sekolah, padahal
waktu anak di sekolah sangatlah pendek jika dibandingkan dengan waktu anak
dalam keluarga. Dalam hal inilah kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan
dapat menjadi jalan keluarnya.5

B. Wilayah pelayanan guru bk dan guru mata palajaran dalam


kurikulum sekolah
Guru BK adalah pendidik profesional yang memiliki keahlian dalam
bidang bimbingan dan konseling yang diwujudkan dalam penguasaannya terhadap
standar kompetensi konselor berdasarkan amanat Permendiknas Nomor 27 Tahun
5
Martin handoko dan theo riyanto. Bimbingan konseling disekolah, 2010 .PT kanisius

8
2008 tentang standar kualifikasi akademik dan standar kompetensi konselor.
Menurut pasal 9 UndangUndang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Guru BK sekurang-kurangnya lulusan pendidikan tinggi program sarjana
atau program diploma empat. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang tersebut, Guru
BK wajib memiliki kualifikasi akademik, menguasai standar kompetensi,
memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan
tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan pada pasal 3 Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

1. Peran dan tugas guru BK Pada pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara implisit terkandung makna
bahwa peran guru BK sebagai agen pelayanan bimbingan dan
konseling yang memandirikan peserta didik yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional menurut
pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional secara implisit adalah pendidikan yang
dirancang dan diselenggarakan berdasarkan dasar negara Pancasila dan
landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 yang bersumber dari nilai-nilai keluhuran agama,
kebudayaan nasional Indonesia yang tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni (IPTEKS), sehingga mampu
mewujudkan keunggulan kompetitif di era global dalam mencapai
generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka.

Tugas guru BK secara tegas telah diatur di dalam lampiran Permendiknas


Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknik Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Keditnya, secara substansif yaitu
a. wajib menyusun program bimbingan dan konseling yang berbasis
kebutuhan peserta didiK,
b. wajib menyusun silabus bimbingan dan konseling,
c. wajib menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
(RPLBK),
d. wajib melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan peserta didik,
e. wajib menyusun instrumen dan lembar kerja bimbingan dan konseling,

9
f. wajib mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling,
g. wajib menganalisis hasil pelayanan bimbingan dan konseling,
h. wajib melaksanakan pelayanan tindak lanjut bimbingan dan konseling
berdasarkan hasil evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling,
i. berhak menjadi pengawas asesmen proses dan hasil belajar tingkat
satuan pendidikan dan tingkat nasional,
j. berhak membimbing program induksi kepada guru pemula/yunior,
kecuali bagi guru dengan jabatan fungsional guru pertama,
k. berhak membimbing siswa dalam kegiatan eskta kurikuler,
l. wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri dalam bentuk
peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan,
m. wajib melaksanakan publikasi karya ilmiah dan/atau karya inovatif,
kecuali bagi guru dengan jabatan fungsional guru pertama golongan IIIa

Berdasarkan uraian tugas guru BK di atas, dapat dipetakan bahwa terdapat


9 butir tugas guru BK yang bersifat wajib bagi semua guru BK, 1 butir tugas guru
BK yang bersifat sebagai hak bagi semua guru BK yaitu tugas menjadi pengawas
asesmen proses dan hasil belajar pada tingkat satuan pendidikan dan tingkat
nasional , dan 1 butir tugas guru BK yang bersifat sebagai hak bagi guru BK
dengan jabatan fungsional guru muda, guru madya, dan guru utama yaitu tugas
membimbing program induksi bagi guru pemula, dan 1 butir tugas guru BK yang
bersifat wajib bagi guru BK dengan jabatan fungsional guru pertama golongan
IIIb, guru muda, guru madya, dan guru utama yaitu melakukan publikasi ilmiah
dan/atau karya inovatif.6.
Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum Keberhasilan implementasi
kurikulum perlu ditunjang oleh guru berkualitas yang mampu menganalisis,
menafsirkan, dan mengaktualisasikan informasi yang ada dalam dokumen
kurikulum ke dalam pembelajaran. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, bagaimanapun
idealnya kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk
mengaktualisasikan dan mengimplementasikannya, maka kurikulum tidak akan
bermakna sama sekali dan pembelajaran tidak akan efektif. Sebagai kunci
keberhasilan implementasi kurikulum, guru berperan dalam tatanan pembelajaran.
Hal tersebut ditegaskan oleh Sanjaya (2008:28) bahwa terdapat empat peran guru
6
Hartono Keduduka dan peran guru bimbingan konseling disekolah, 2020 surabaya, hal 8

10
dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai implementers, adapters,
developers, dan researchers.
Pertama, guru sebagai implementers. Pada peran ini, guru hanya bertugas
untuk melaksanakan kurikulum yang sudah ada. Sebagai implementers guru
hanya menerima berbagai kebijakan pengembang kurikulum. Guru tidak memiliki
ruang untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum.
Peran guru hanya terbatas pada menjalankan kurikulum yang telah disusun.
Semua isi kurikulum baik tujuan, materi, strategi, media, sumber belajar, serta
evaluasi, waktu, dan semua komponennya telah ditentukan oleh pengembang
kurikulum. Guru hanya berperan sebagai tenaga teknis saja yang berusaha
menjalankan apa yang tertuang dalam dokumen kurikulum.
Kedua, guru sebagai adapters. Pada peran ini, guru selain sebagai tenaga
teknis dari kurikulum yang telah disusun, juga melakukan fungsi lain yaitu
penyelaras kurikulum dengan karakteristik kebutuhan siswa dan kebutuhan
daerah. Guru sebagai adapters memiliki kewenangan lebih untuk menyesuaikan
kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah, peserta didik, materi,
maupun kebutuhan lokal. Pengembang kurikulum telah menentukan standar
minimal yang harus dicapai, kemudian pengembangan selanjutnya serta
implementasinya diserahkan kepada guru masingmasing.
Ketiga, peran guru sebagai developers. Guru sebagai developers memiliki
kewenangan yang lebih luas dalam menyusun kurikulum. Guru sebagai
developers bukan hanya memiliki peran dalam menentukan tujuan dan isi
pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi yang
akan dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya melalui
pemilihan alat evaluasi untuk pencapaian hasil belajarnya
Keempat, peran guru sebagai researchers atau peneliti. Peran ini
dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung
jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam melaksanakan
perannya sebagai peneliti, guru memliki tanggung jawab untuk menguji berbagai
komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji
efektifitas program, menguji strategi dan model pembelajaran, dan semua hal
yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru juga melakukan pengumpulan data
keberhasilan siswa. Peran guru sebagai peneliti nampak pada kebijakan guru yang
harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).7

7
Faridah Alawiyah, peran guru dalam dalam kurikulum 2013.2013 hal 68

11
Pada tingkat sekolah, guru memiliki tugas untuk mengembangkan
kurikulum. Sukmadinata mengatakan bahwa “implementasi kurikulum hampir
seluruhnya tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan
ketekunan guru”.8 Oleh karena itu, guru diharapkan mempunyai kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan kurikulum di sekolah, khususnya di dalam
kelas. Guru sebagai pengembang kurikulum bagi kelasnya, berarti guru akan
menterjemahkan, menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum kepada anak didik. Sanusi menegaskan bahwa tugas guru tidak
sekedar pada transfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu yaitu membelajarkan
anak supaya dapat berpikir integral dan komprehensif, berpikir mencapai
pengertian secara tuntas, dan berpikir hingga mencapai makna tertinggi. 9
Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum Setelah membuat rencana
pengajaran, kegiatan guru berikutya adalah mewujudkan terhadap apa-apa yang
telah direncanakan. Kegiatan ini disebut juga dengan melaksanakan proses belajar
mengajar. Perbuatan guru dalam mengajar ini akan mewarnai setiap langkah yang
membentuk proses belajar mengajar. Sudjana mengartikan langkah mengajar
sebagai langkah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan
bagaimana guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan bahan yang harus dipelajari.10
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru alam melaksanakan
proses belajar mengajar, yaitu: tahap pemula, tahap pengajaran, tahap penilaian
dan tindak lanjut.11 Tahap pemula adalah tahap yang bertujuan menyiapkan anak
dan kondisi belajar yang dapat memudahkannya menerima pelajaran. Tahap
pengajaran merupakan tahapan yang membahas materi yang telah disiapkan guru.
Sedangkan tahapan penilaian dan tindak lanjut bertujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pengajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: P2LPTK
Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988, hal. 218.
9
Sanusi, Achmad, Memberi Bobot Pada Mutu LPTK dan Lulusannya, Makalah, Bandung: PPS IKIP
Bandung, 1993, hal. 5.
10
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 86.
11
Azhar m. nur, tugas guru sebagai pengembang kurikulum. Didaktika, hal 64

12
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam
keseluruhan system pendidikan khususnya di sekolah, guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksanaan layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk
memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah. bimbingan konseling berada dalam posisi kunci dalam
sebuah Lembaga Pendidikan yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau
mundurnya mutu pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan mutu Pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak
hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial pribadi
intelektual dan pemberian nilai.Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka
pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang
berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribadian dan hubungan sosialnya
rendah serta tidak mempunyai system nilai yang mengontrol dirinya sehingga
yang dihasilkan Pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya
manusia seutuhnya.Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari
sebuah potensi ini dapat dimunculkan sehingga keseluruhan aspek yang muncul
bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya
baik itu kepribadian hubungan sosial serta memiliki nilai-nilai yang dapat
dijadikan pegangan. Guru BK adalah pendidik profesional yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan dan konseling yang diwujudkan dalam penguasaannya
terhadap standar kompetensi konselor berdasarkan amanat Permendiknas Nomor
27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik dan standar kompetensi
konselor. Menurut pasal 9 UndangUndang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Guru BK sekurang-kurangnya lulusan pendidikan tinggi program
sarjana atau program diploma empat. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang
tersebut, Guru BK wajib memiliki kualifikasi akademik, menguasai standar
kompetensi, memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan pada pasal 3 Undang-
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

13
Dewa ketut sukardi. Pengantar pelaksanaan program bimbingan konseling,
Jakarta: rineka cipta, 2002

Hari witono, peran bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan pendidikan


inklusif, 2020.

Muawanah elfi dan rifa hidayah. Bimbingan konseling islami, Jakarta: bumi
aksara, 2002

Martin handoko dan theo riyanto. Bimbingan konseling disekolah, PT kanisius,


2010

Hartono Keduduka dan peran guru bimbingan konseling disekolah, Surabaya:


2020

Faridah Alawiyah, peran guru dalam dalam kurikulum 2013. 2013

Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum,


Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 1998

Sanusi, Achmad, “Memberi Bobot Pada Mutu LPTK dan Lulusannya”. Makalah,
Bandung: PPS IKIP Bandung, 1993.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses
Azhar m. nur, tugas guru sebagai pengembang kurikulum. Didaktika

14

Anda mungkin juga menyukai