Anda di halaman 1dari 17

KEDUDUKAN BIMBINGAN KONSELNG DAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Bimbingan Konseling


Dosen Pengampu : Suci Dwi Handayani, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Adrian Maulana (2021.02.08.0062)
2. Eneng Aendah Sofawiyah (2021.02.08.0044)
3. Janah (2021.02.08.0019)
4. Nirmayanti (2021.02.08.0054)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BABUNNAJAH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji hanya milik Allah SWT. Dialah


yang telah menganugrahkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia
dan rahmat bagi seluruh alam. Dialah yang maha mengetahui makna dan maksud
kandungan Al-Qur’an. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW. Utusan manusia pilihan-Nya.
Kami panjatkan do’a syukur kehadapan Allah SWT atas berkatnya yang
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya dengan judul KEDUDUKAN BIMBINGAN
KONSELNG DAN PEMBELAJARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran untuk kebaikan makalah ini, saya
terima dengan senang hati.

  
Pandeglang, 07 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Kedudukan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran...........................2
B. Urgensi bimbingan dan konseling di sekolah.............................................6
C. peran bimbingan dan konseling di sekolah.................................................8
D. Ragam dan prinsip bimbingan konseling di sekolah..................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Simpulan....................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan artinya proses membantu orang perorangan dalam memahami
dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya, dan konseling diartikan sebagai suatu
proses interaksi yg membantu pemahaman diri dan lingkungan dengan penuh
berarti, dan menghasilakan pembentukan atau penerangan tujuan-tujuan serta
nilai sikap di masa mendatang. Bertumpu pada pengertian tersebut, bimbingan
dan konseling akan sangat membantu lancaranya proses pembelajaran dalam
suatu lembaga pendidikan, apalagi pada masa kini ini, dimana para kaum belia
sudah banyak sekali mengalami problematika-problematika kehidupan. Keadaan
seperti ini sangat sekali membutuhkan suatu wadah (bimbingan dan konseling
terutama di sekolah) untuk bisa membantu para kaum muda agar dia mampu
mengatasi problematika yg ada sehingga dia mampu terus mengembangkan
potensi yg dimilikinya secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran?
2. Apa urgensi bimbingan dan konseling di sekolah?
3. Bagaimana peran bimbingan dan konseling di sekolah?
4. Bagaimana ragam dan prinsip bimbingan konsling di sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui urgensi bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Untuk mengetahui ragam dan prinsip bimbingan konesling di sekolah.

1
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga wilayah pelayanan bimbingan dan
konseling yang tidak dapat dipisahkan, yaitu wilayah manajemen dan
kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, wilayah bimbingan dan
konseling yang memandirikan.

1. Wilayah manajemen dan kepemiminan


Wilayah ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab
dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan
dan manajemen sekolah seperti perencanaan, pengadaan, dan pengembangan
staff, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan. Pada umumnya bidang ini
merupakan tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi lainnya.
2. Wilayah pembelajaran yang mendidik
Wilayah ini meliputi semua bentuk pengembangan dan kurikulum dan
pelaksanaan pengajaran yaitu penyempaian dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kemampuan berkominunikasi peserta didik. Para
guru merupakan petugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan bidang ini.
Pada umumnya wilayah ini merupakan pusat kegiatan pendidikan dan
merupakan tanggung jawab utama staff pengajaran (staff edukatif), Pelayanan
bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti
terhadap pengajaran. Misalnya, siswa dapat mencapai prestasi belajar yang
optimal apabila terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu
proses belajarnya. Pembebasan masalah tersebut dapat dilakukan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling. Materi layanan bimbingan dan konseling
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan
individualitas siswa.
3. Wilayah bimbingan dan konseling yang memendirikan
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada
kegiatan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat
berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap
perkembangannya. Wilayah ini bertanggung jawab memberikan pelayanan
peserta didik untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses
pendidikan.
Dalam permendiknas No. 23/2007 dirumuskan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran
bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan
melalui bimbingan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk saya
wujudkan diri (self actualization) pengembangan kapasitasnya (capacity

2
development) perkembangan yang dapat mendukung penacapaian kompetensi
lulusan.
Perkembangan optimal siswa

Standar kompetensi Misi bersama guru dan SKL mata pelajaran


kemandirian untuk Konselor dalam (pembelajaran bidang
mewujudkan diri ( akademik, memfasilitasi studi)
karir, social, pribadi) perkembangan peserta
( bimbingan dan Konseling) didik seutuhnya dan
pencapaian tujuan
pendidik nasional
Wilayah konselor Wilayah Wilayah guru
penghormatan
bersama

Kesamaan dan keunikan wilayah kerja guru dan konselor


Telaah di atas menunjukkan bahwa pengem bangan diri dalam
permendiknas No. 22/2006 lebih merupakan penghormatan bersama yang harus
dilaksanakan oleh guru, konselor dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja.
Sementara itu bimbingan dan konseling tetap. memiliki wilayah layanan khusus
dalam mendukung realisasi diri dan penacapaian kompetensi peserta didik. Posisi
wilayah penghormatan bersama mengandung ati bahwa masalah-masalah
perkembangan siswa yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk pada
konselor untuk penanganannya, demikian pula masalah yang ditangani konselor
dirujuk kepada guru untuk menindak lanjutinya apabila itu terkait dengan proses
pembelajaran bidang studi.

Dengan demikian tiap komponen mempunyai tugas dan fungsi masing-


masing, tetapi dilaksanakan bersama-sama. Apabila salah satu komponen tidak
melaksanakan, maka proses pendidikan tidka berhasil dengan baik. Misalnya di
sekolah hanya diberikan sejumlah mata pelajaran saja, tanpa administrasi dan
supervisi yang baik maka tujuan pendidikan tidaka akan tercapai. Demikian juga
dengan masalah-masalah itu hanya bisa dipecahkan melalui bidang kegiatan
pemberian bantuan, melalui program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta didik


dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai keahlian dalam

3
bidang bimbingan dan konseling. Dikatakan demikian karena beberapa alasan
sebagai berikut:

a. Ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang tidak


mungkin diselesaikan hanya oleh guru / dosen sebagai staf pengajar,
karena pada umumnya guru atau dosen lebih banyak menggunakan
waktunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
kegiatan pengajaran. Masalah tersebut misalnya, pengumpulan data
tentang peserta didik. Penyelesaian masalah pribadi atau social dan
lain sebagianya.
b. Pekerjaan menyelesaikan masalah pribadi dan social kadang-kadang
memerlukan keahlian tersendiri. Penangan masalah ini akan sangat
sulit dilaksanakan oleh staf pengajar yang telah dibebani tugas
dalam bidang intruksioanl.
c. Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi konflik antara peserta
didik dengan guru/dosen, sehingga dalam situasi tersebut sangat sulit
bagi guru / dosen untuk menyelesaikannya sendiri. Untuk itu perlu
adanya pihak ketiga yang dapat membantu penyelesaian konflik
tersebut.
d. Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau
lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah
peserta didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh
peserta didik. Misalnya, bila ada seorang siswa yang menghadapi
masalah pribadi yang cukup serius. Para peserta didik kadang-
kadang merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta didik
tersebut. Sehingga bilamana bidang pembinaan pribadi bimbingan
dan konseling tidak ada atau tidak berfungsi, peserta didik tersebut
akan tetap dalam keadaan bermasalah, karena tidak adanya wadah
dan tenaga yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
Dari uraian terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan,
program bimbingan dan konseling merupakan keharusan yang tidak dapat

4
dipisahkan dari program pendidikan pada umumnya. Apalagi dalam situasi
sekarang ini, dimana fungsi sekolah atau lembaga pendidikan formal tidak hanya
membekali para siswa dengan setumpuk ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
mempersiapkan para peserta didik untuk memenuhi tuntutan peerubahan serta
kemajuan yang terjadi dilingkungan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan pada
uraian terdahulu bahwa perubahan dan kemajuan ini akan menimbulkan masalah,
khususnya bagi para peserta didik itu sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang
terlibat di dalam dunia pendidikan. Para peserta didik akan menghadapi masalah
pemilihan spesialisasi, pemilihan jurusan, pemilihan program, msalah belajar,
masalah penyesuaian diri, masalah pribadi dan social dan lain sebagainya yang
membutuhkan penanganan dan bantuan dari bidang pembinaan pribadi yang m
erupakan bagian integral dari keselurhan system pendidikan nasional. Dari
pembahasan di atas, dapatlah ditemukan kedudukan pelayanan bimbingan dan
konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salah
satu upaya pembinaan pribadi peserta didik.

1 Kedudukan bimbingan konseling menurut Kurikulum KTSP


 Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22
Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
 Lebih menekankan pada aspek pengetahuan
 Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
 Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak dibanding Kurikulum 2013
 Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi
 TIK sebagai mata pelajaran
 Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
 Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
 Penjurusan mulai kelas XI
 BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
2 Kedudukan bimbingsn konseling menurut Kurikulum 2013
 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu,
melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan

5
Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard
skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
 Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata
pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil.
 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa

B. Urgensi Bimbingan dan Konseling di sekolah


Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran,
penyalahgunaan obat-obatan dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan
pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses
pembelajaran, belum sepenuhnya mampu memecahkan berbagai persoalan
tersebut. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah melalui
pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi proses
pembelajaran.

6
Selain alasan di atas, ada beberapa alasan mengapa pelayanan
bimbingan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan terutama dalam
lingkup sekolah, alasan tersebut adalah :

Pertama, perkembangan IPTEK. Perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang demikian cepat menimbulkan perubahan-perubahan dalam
berbagai sendi kehidupan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, industri,
dan lain sebagainya. Berbagai problem yang sangat kompleks sebagai akibat
perkembangan IPTEK juga berpengaruh dalam dunia pendidikan khususnya
dalam lingkup sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan mampu memecahkan masalah
secara mandiri. Dalam kondisi seperti itu layanan bimbingan dan konseling
sangat diperlukan.

Kedua, makna dan fungsi pendidikan. Kebutuhan akan layanan


bimbingan dan konseling dalam pendidikan berkaitan erat dengan hakikat
makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek kehidupan. Selain itu
kebutuhan layanan pendidikan juga berkaitan erat dengan pandangan akan
hakikat dan karakteristik peserta didik. Hadirnya layanan bimbigan dan
konseling dalam pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa
pendidikan merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia secara
keseluruhan dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Ketiga, guru. Tugas dan tanggung jawab utama guru sebagai pendidik
adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik untuk
mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain
sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Fungsi sebagai pengajar
sekaligus pembimbing terintegrasi dalam peran guru dalam proses
pembelajaran. Untuk menjalankan tugas ini secara efektif, guru hendaknya
memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun spikis.

Keempat, faktor psikologis. Dalam proses pendidikan di sekolah,


peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, peserta didik memiliki kebutuhan dan dinamika dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Terdapat perbedaan individual antara
siswa yang satu dengan yang lainnya. Beberapa masalah psikologis yang
menjadi latar belakang perlunya layanan bimbingan konseling di sekolah
maupun dimadrasah, yaitu:

1. Masalah perkembangan individu.

7
2. Masalah perbedaan individu
3. Masalah kebutuhan individu
4. Masalah penyesuaian diri.
5. Masalah belajar

C. Peran Bimbingan Konseling Disekolah


Bimbingan Konseling merupakan kunci dalam sebuah lembaga
pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya mutu
pendidikaan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu
pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada
bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan
pemberian nilai.

Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta


tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik
tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak
mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan
pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya.

Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh


potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul, bukan
hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu
kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang dapat dijadikan
pegangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling
didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan
konseling itu membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada
di dalam diri peserta didik. Karena seperti di awal telah dijelaskan bahwa
pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan
profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya
menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan
intelektual, dan sistem nilai.

Peran BK dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan


konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Bimbingan dan
konseling di sekolah dapat mendamingi siswa dalam hal:.

a. Dalam hal perkembangan belajar di sekolah (perkembangan


akademis)

8
b. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak.
c. Menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun
rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
d. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan
terlalu mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang
mengaburkan cita-cita hidup.

BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip


keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk
datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi tempat
setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus
setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswa dapat mengambil
manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka dapat ditolong untuk
lebih mengerti akan anak mereka.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan


persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran
yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk
memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui
proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat
membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing
diharapkan untuk:

a. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupu


kelompok,
b. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
c. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakter istik pribadinya,
d. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya,
e. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan
tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan
sebagai berikut:

“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam


pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam

9
bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang
menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”

D. Ragam Dan Prinsip Bimbingan Konseling


Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:
1. Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi masalah-masalah akademik seperti
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar dsb.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar.
Dalam bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu
dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
2. Bimbingan Sosial-Pribadi, merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contohnya:
masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman, dengan dosen,
serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan
penyelesaian konflik.
3. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir
seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri dsb.
4. Bimbingan Keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia..
Prinsip bimbingan konseling
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu

10
b. Bimbingan bersifat individualisasi
c. Bimbingan menekankan hal yang positif
d. Bimbingan merupakan usaha bersama
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Posisi atau kedudukan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan
terdapat tiga wilayah yang tidak dapat terpisahkan yaitu wilayah manajemen dan
kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, wilayah bimbingan dan
konseling yang memandirikan. Kedudukan pelayanan bimbingan dan konseling
dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salah satu upaya
pembinaan pribadi peserta didik, untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan
pribadi peserta didik dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang
mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.

Alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam


dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah adalah karena beberapa hal,
yaitu karena perkembangan IPTEK, makna dan fungsi pendidikan, tugas dan
tanggung jawab guru, dan faktor psikologis peserta didik.

Peran BK dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan


sistem nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Lembaga bimbingan dan konseling dapat menjadi
tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan,
sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Dalam bimbingan dan konseling
terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi.terdapat banyak ragam dalam
bimbingan dan konseling.

B. Saran
Demikian penjelasan mengenai Kedudukan Bimbingan Konselng Dan
Pembelajaran dalam Mata Kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, semoga
bisa bermanfaat bagi semua pembaca dan pendengar. Kami mohon maaf apabila
ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan di atas karena
keterbatasan pengetahuan. Kiranya kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini kedepan. Sekian, dan terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Amti, Erman., 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan
Syamsulariefin. 2012. Bimbingan dan konseling. Diakses pada 10 Desember
2021, dari https://syamsulariefin.wordpress.com/2012/03/15/bimbingan-dan-
konseling/

13

Anda mungkin juga menyukai