Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR BIMBINGAN BELAJAR DAN PENGAJARAN

REMEDIAL (REMEDIAL TEACHING)

KELOMPOK 4

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Diagnostik Kesulitan Belajar yang
diampu oleh Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A. dan Dr. Suherman,
M. Pd.

Oleh:

Wulan Lisnawati (2105649)


Yuni Raafika (2105629)

PROGRAM STUDI MAGISTER BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran
Guru dan Konselor Dalam Diagnosis Kesulitan Belajar.
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
makalah pada mata kuliah Diagnostik Kesulitan Belajar di Program Studi
Bimbingan dan Konseling, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
memungkinkan banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang memerlukan
penyempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
penulis harapan untuk perbaikan di masa-masa mendatang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan Belajar............................................................................3
B. Fungsi Bimbingan Belajar...................................................................................3
D. Manfaat Bimbingan Belajar................................................................................5
E. Jenis Layanan Bimbingan Dalam Kaitannya dengan PBM................................5
F. Prosedur dan Strategi Layanan Bimbingan Belajar............................................6
G. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)..............................11
H. Prosedur Pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang Mendasarinya
11
1. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial.....................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP...........................................................17
A. Kesimpulan........................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pendidikan, guru memegang peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan kecakapan dan kepribadian siswa. Melalui pendidikan,
siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan program akademik, tuntutan
sosial dan tuntutan psikologis di lembaga pendidikan tempat ia mengembangkan
dirinya. Dalam lembaga pendidikan, guru berupaya menstimulasi siswa agar
potensinya berkembang seoptimal mungkin.
Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1998) seorang guru ideal dapat bertugas
dan berperan antara lain sebagai: (1) konservator (pemelihara) sistem nilai; (2)
transmittor (penerus) sistem nilai tersebut pada sasaran didik; (3) transformator
(penerjemah) sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan
perilakunya. Peran-peran tersebut diwujudkan melalui proses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan
menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang
Maha Pencipta). Keberhasilan guru mendidik siswanya banyak ditentukan oleh
kemampuan guru itu sendiri dalam mengembangkan interaksi edukatif yang
kondusif dan berorientasi pada dinamika sosial budaya serta tantangan masa
depan sebagai perwujudan dari kompetensi profesional yang dimilikinya.
Kehadiran bimbingan belajar di sekolah merupakan hal yang sangat penting
dalam rangka membantu peserta didik agar mampu melakukan penyesuaian diri
dengan tuntutan akademis, sosial, dunia kerja, dan tuntutan psikologis sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Pelayanan bimbingan belajar di sekolah akan
berjalan secara terpadu dengan program pengajaran. Oleh karena itu kegiatan
bimbingan belajar terkait erat dengan tugas dan peranan guru.
Masalah-masalah belajar seringkali membawa ketimpangan sosio-psikologis
pada diri siswa bahkan mungkin lebih jauh dari itu. Bimbingan belajar berupaya
untuk mengeliminasi sejauh mungkin akses tersebut terhadap proses belajar
sekaligus membantu siswa agar mampu melakukan penyesuaian diri dengan
dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. Dalam penyelenggaraan bimbingan
belajar dipandang penting untuk melakukan kerjasama dengan lembaga, pekerja

1
sosial, para instruktur, dokter dan sebagainya dalam rangka penanganan persoalan
siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan belajar?
2. Apa fungsi dari bimbingan belajar?
3. Apa manfaat bimbingan belajar?
4. Apa strategi yang dapat dilakukan dalam bimbingan belajar?
5. Apa yang dimaksud dengan pengajaran remedial?
6. Apa fungsi dari pengajaran remedial?
7. Apa manfaat pengajaran remedial?
8. Apa strategi yang dapat dilakukan dalam pengajaran remedial?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini, diantanya yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, manfaat, dan strategi bimbingan belajar.
2. Untuk mengetahui definisi, fungsi, manfaat, dan strategi pengajaran remedial.
3. Untuk mengetahui implementasi bimbingan belajar dan pengajaran remedial
dalam diagnostik kesulitan belajar?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Belajar
Para ahli mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang bervariasi,
namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa,
yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut (Makmun, 2016, hlm.
277).
1. Layanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu
2. Layanan bimbingan bertujuan agar yang bersangkutan dapat mencapai taraf
perkembangan dan kebahagian secara optimal.
3. Dengan layanan bimbingan, kita dapat menjalani proses pengenalan,
pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan,serta penyesuaian diri,
baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Tidak setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan yang
terkait dengan belajar. Seringkali kemampuan itu mesti difasilitasi oleh guru dan
guru pembimbing untuk dapat direalisasikan. Walaupun mungkin seorang siswa
memiliki potensi yang baik, namun yang bersangkutan kurang punya kemampuan
untuk mengembangkannya, sudah barang tentu hasil belajarnya kurang baik. Di
sisi lain menunjukan bahwa kehadiran orang lain dalam hal ini para guru dan guru
pembimbing menjadi amat penting untuk membantu mengembangkan potensi
siswa dan dalam menghadapi masalah-masalah yang berkait dengan belajar. Guru
dan guru pembimbing memiliki kesempatan yang luas untuk secara bersama
dengan siswanya mengembangkan berbagai kemampuan potensial yang
diharapkan menunjang kegiatan belajarnya (Suherman, 2010, hlm. 9).
Dengan demikian, bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan
dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana
belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari
dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga
mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini mengandung arti bahwa para
guru/guru pembimbing berupaya untuk memfasilitasi agar siswa dapat mengatasi
kesulitan belajarnya dan sampai ada tujuan yang diharapkan.

3
B. Fungsi Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan
timbulnya masalah. Contoh yang dapat dilakukan dalam pengajaran diantaranya:
pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang
dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang
dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik merasa
betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik
siswa, pemberian informasi tentang cara-cara belajar dan pemberian informasi
tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan.
2. Fungsi Penyaluran (Distributive Function)
Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai dengan
kemampuannya, contohnya: membantu dalam menyusun program studi termasuk
kegiatan pemilihan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakurikuler, dsb.
3. Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)
Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing
berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi
obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan
program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian
memiliki sasaran:
a. Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program
pendidikan.
b. Membantu siswa menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan
tuntutan pengajaran.
4. Fungsi Perbaikan (Remedial Function)
Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan
dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru pembimbing adalah upaya
untuk memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor penyebab, dan bersama

4
siswa menggali solusinya. Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan
belajar adalah pengajaran remedial (remedial teaching).
5. Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)
Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus
ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah mengoreksi
dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa.
D. Manfaat Bimbingan Belajar
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Tersedianya kondisi belajar yang nyaman dan kondusif yang memungkinkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan potensinya secara optimal.
b. Terperhatikannya karakteristik pribadi siswa secara utuh yang akan menjadi
dasar bagi yang bersangkutan untuk menempatkan dirinya ada posisi yang
tepat.
c. Dapat mereduksi dan mengatasi kemungkinan terjadinya kesulitan belajar
yang pada gilirannya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.
2. Manfaat Bagi Guru/Guru Pembimbing
a. Membantu untuk lebih mampu menyesuaikan materi pembelajaran, bahkan
program pembelajaran dengan keadaan siswa secara perorangan maupun
kelompok.
b. Memudahkan guru pembimbing dalam memahami karakteristik siswanya
sebagai dasar untuk membantu pengembangan potensi mereka bahkan sampai
pada posisi penentuan bantuan kepada mereka.
E. Jenis Layanan Bimbingan Dalam Kaitannya dengan PBM
Jika ditinjau dari kerangka pola PBM secara keseluruhan, maka jenis-jenis
layanan bimbingan belajar, antara lain (Makmun, 2016, hlm. 283) :
1. Pengumpulan informasi mengenai diri siswa, khususnya mengenai entering
behaviornya (disposisi segi-segi kognitif, afektif, serta psikomotornya) melalui
pre testing, mengenai kelemahan-kelemahan pola-pola sambutan belajar
(response set and readiness), melalui questioning dan observasi selama
berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar dan mengenai tingkat
penguasaan atau prestasi belajarnya melalui postesting (inventory services).

5
2. Memberikan informasi tentang berbagai kemungkinan jenis program dan
kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa yang bersangkutan
(information services).
3. Menempatkan siswa dengan kelompok belajar atau memberikan program dan
bahan, serta kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa yang
bersangkutan (placement services)
4. Mengidentifikasikan siswa yang diduga mengalami kesulitan atau hambatan
dalam belajar, memberikan bantuan segera, melakukan diagnosis lebih lanjut
dsb. (konseling services).
5. Membuat rekomendasi tentang kemungkinan-kemungkinan usaha selanjutnya
dengan membuat rekomendasi kepada petugas bimbingan (konselor) atau guru
bidang studi lain (khusus) atau ahli lain.
6. Melakukan remedial teaching atau enrichment kalau guru yang bersangkutan
memang mempunyai keahlian dalam bidang studi yang dimaksud.
F. Prosedur dan Strategi Layanan Bimbingan Belajar
Suatu layanan bimbingan belajar, pada umumnya memiliki beberapa tahap
dalam kegiatannya, antara lain (Makmun, 2016, hlm. 284) :
1. Identifikasi Kasus
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan. Ada kalanya siswa datang langsung pada guru pembimbing untuk
diberi bimbingan mengenai suatu permasalahan dalam belajar yang sedang
dihadapinnya. Namun, ada kalanya pula, siswa enggan untuk mendatangi guru
pembimbingnya dikarenakan beberapa alasan. Maka, diperlukan suatu upaya lebih
dari guru pembimbing untuk dapat memberikan bimbingan pada siswa yang
benar-benar membutuhkan bimbingan, namun enggan dilakukan oleh guru
pembimbing dalam memberikan bimbingan motivasi kepada siswa tersebut,
antara lain:
a. Call them approach
Langkah untuk memanggil setiap siswa yang ada dan melakukan wawancara
face to face, maka akan diperoleh siswa yang perlu dibimbing.
b. Manitan good relations

6
Langkah ini dikenal juga sebagai open door policy, yang mana diciptakan
berbagai cara tidak langsung untuk memperkenalkan berbagai jenis layanan yang
akan diberikan guru pembimbing untuk membantu siswanya yang tidak hanya
terbatas pada hubungan belajar-mengajar dikelas saja.
c. Developing a desire for conseling
Langkah ini dilakukan jika siswa tidak menyadari akan masalah belajar yang
dialaminya, maka dilakukan cara berikut :
(1)Mengadministrasikan tes intelegensi, bakat, minat, pretest atau post test dsb.
(2)Megadakan orientasi studi yang dibicarakan dan memperkenalkan karakteristik
perbedaan individual serta implikasinya bagi cara belajar-mengajar.
(3)Mengadakan diskusi tentang suatu masalah tentang kesulitan belajar.
d. Lakukan analisis terhadap prestasi belajar siswa mengenai beberapa siswa yang
menunjukan kelainan-kelainan tertentu.
e. Lakukan analisis sosiometris dengan memilih teman dekat diantar sesama
siswa.
2. Identikasi Masalah
Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
oleh setiap siswa. Dalam konteks PBM, permasalahannya dapat dialokasi dan
dibatasi dengan ditanjau dari tujuan proses belajar-mengajar:
a. Secara subtansial material, hendaknya dialokasi pada bidang studi mana saja.
b. Secara struktural-fungsional, permasalahan itu mungkin dapat dialokasikan
pada salah satu jenis dan tingkat kategori belajar proses-proses mental adri 8
kategori belajar menurur Gagne.
c. Secara behavioral, permasalahan mungkin terletak pada salah satu jenis dan
tingkat perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
d. Mungkin terletak pada salah satu atau beberapa aspek kepribadian siswa.
3. Diagnosis
Dalam konteks PBM, kemungkinan faktor penyebab permasalahan yaitu
terletak pada:
a. Raw input
b. Instrumental input
c. Empiromental input

7
d. Tujuan pendidikan
Cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
kemungkinan faktor penyebab permasalahan diatas antara lain:
a. Untuk mendeteksi Raw input, perlu diadakan tes psikologi, skala penilaian
sikap, wawancara bimbingan dengan yang bersangkutan, inventory, dsb.
b. Untuk mendeteksi instrumental input, perlu dilakukan review terhadap
komponen-komponen sistem intruksional yang bersangkutan dengan diadakan
wawancara dan studi dokumenter.
c. Untuk mendeteksi enviromental input, perlu dilakukan observas dengan
analisis anekdotal rekors, kunjungan rumah, wawancara dengan yang
bersangkutan.
d. Untuk mndeteksi tujuan-tujuan pendidikan, perlu dilakukan analisis rasional,
wawancara, dan studi dokumenter.
4. Mengadakan Prognosis
Langkah ini dilakukan setelah beberapa langkah sebelumnya telah dilakukan,
dan memberikan hasil. Selanjutnya, dapat diperkirakan tentang cara mana yang
mungkin dilakukan. Proses pengambilan keputusan pada tahap ini tidak
dialakukan secara tergesa-gesa, dan sebaiknya melalui serangkaian konverensi
kasus.
5. Melakukan tindakan remedial atau membuat referral (rujukan)
Jika jenis permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan lingkungan
belajar-mengajar dan guru masih sanggup mengatasi, maka perlu dilakukan
tindakan remedial. Namun, jika permasalahannya sudah menyangkut aspek lain
yang lebih luas lagi, maka seorang guru perlu melakukan referral pada ahli yang
kompeten di bidangnya.
6. Evaluasi dan Follow Up
Langkah apapun yang telah di tempuh oleh seorang guru, langkah evaluasi atas
usaha pemecahan masalah tersebut seyogyanya dilakukan.
A. Langkah-Langkah Bimbingan Belajar
Langkah-langkah bimbingan belajar yang dapat dilaksanakan oleh para guru/
guru pembimbing adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan informasi tentang diri siswa

8
b. Pemberian informasi
c. Penempatan
d. Identifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar
e. Memperkirakan faktor penyebab kesulitan (diagnosa)
f. Memperkirakan cara pemecahan (prognosis)
g. Melakukan remedial atau bantuan (treatment)
h. Evaluasi dan tindak lanjut

Tabel 1
Perwujudan Langkah-Langkah Bimbingan Belajar

LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN
BIMBINGAN BELAJAR
1. Pengumpulan data siswa a. Mengetahui aspek psikologis
siswa
b. Mengetahui prestasi belajar siswa
c. Mengetahi minat, motivasi belajar,
sikap, kebiasaan belajar.
d. Mengetahui kesehatan siswa
e. Mengetahui kepribasian siswa
f. Mengetahui sosialisasi siswa
g. Mengetahui lingkungan keluarga
siswa.
2. Pemberian Informasi a. Cara-cara belajar yang baik
b. Sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan
c. Program pengajaran yang akan
diikuti
d. Keunggulan dan kelemahan siswa
e. Kode etik
f. Lingkungan pendidikan dan
pekerjaan
g. Masa depan
3. Penempatan a. Penempatan dalam kelompok
belajar
b. Penempatan yang didasarkan pada
kemampuan dan pengelompokan
siswa
c. Penempatan dan pengelompokan
siswa dalam kawasan kesulitan
materi tertentu dalam pelajaran
d. Penempatan dan pengelompokan
siswa berdasarkan jenjang
kair/golongan

9
4. Identifikasi siswa yang diduga a. Memperhatikan tingkah laku siswa
mengalami kesulitan belajar sewaktubdalam kegiatan PBM
 Konsentrasi belajar
 Minat belajar
 Pengerjaan tugas-tugas
 Kehadiran
 Partisiapasi
 Ketekunan dalam belajar
 Pemahaman terhadap pokok
 bahasan
b. Menganalisis siswa yang
prestasinya di bawah rata-rata
kelompok maupun pencapaian
target kurikulum
c. Menganalisis pekerjaan siswa
untuk mengetahui kelemahan
belajar dan hasil pemeriksaan wali
diinformasikan kepada mereka
5. Identifikasi Masalah Menentukan jenis dan karakteristik
kesulitan belajar siswa pada mata
kuliah mana atau pada bagian materi
mana?

6. Memperkirakan Faktor Penyebab a. Menetapkan faktor penyebab


kesulitan belajar
b. Menyimpulkan faktor yang paling
dominan.
7. Melakukan Remedial atau a. Menetapkan layanan bantuan
Rujukan  Dilakukan sendiri
 Dialihtangankan
b. Penanganan
 Langsung ditangani sendiri
 Rujukan dengan ahli
c. Menangani kelemahan-kelemahan
yang berkenaan dengan
penguasaan materi pelajaran
(remedial)
8. Melakukan Konseling a. Memotivasi dan tujuan belajar,
dan latihan
b. Sikap dan kebiasaan belajar
c. Kegiatan dan disiplin belajar serta
berlatih secara efektif, efisien, dan
produktif
d. Penguasaan materi pelajaran dan
latihan/keterampilan
e. Keterampilan teknis belajar
f. Pengenalan dan pemanfaatan

10
kondisi fisik, sosial, dan budaya di
sekolah dan lingkungan sekitar
9. Evaluasi dan Tindak Lanjut a. Mengetahui keberhasilan
bimbingan belajar
b. Mengamati perilaku siswa di
dalam/luar kelas untuk mengetahui
perubahan yang terjadi
c. Bila belum terjadi perubahan, para
guru mengkaji ulang setiap
langkah yang telah dilakukan
d. Bila terjadi perubahan (positif)
tingkatkan lagi bimbingannya, bila
ada keganjilan lakukan tengokan
balik terhadap semua komponen.
e. Hasil konseling
G. Konsep Dasar Pengajaran Remedial (Remedial Teaching)
Makmun (2016, hlm.343) pengajaran remedial merupakan upaya guru
(dengan atau tanpa bantuan/kerja sama dengan ahli/pihak lain) untuk menciptakan
suatu situasi (kembali/baru/berbeda dari biasanya) yang memungkinkan individu
atau kelompok siswa (dengan karakteristik) tertentu mampu mengembangkan
dirinya (meningkatkan prestasi, penyesuaian kembali) seoptimal mungkin
sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan
melalui suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah,
terkoordinasi, dan terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya
terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.
Proses Pengajaran Remedial (PPR) pada hakikatnya serupa dengan Proses
Belajar Mengajar (PBM), perbedaannya terletak pada masalah pertama, yaitu
tujuannya lebih diarahkan pada peningkatan dan prestasi sehingga sekurang-
kurangnya dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal (KKM). Kemudian
yang kedua, yaitu strategi pendekatan yang lebih menyesuaikan keragaman
kondisi objektif yang dapat dipandang sebagai remodulasi atau modifikasi.
H. Prosedur Pengajaran Remedial dengan Beberapa Asumsi yang
Mendasarinya
1. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam
keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian

11
kegiatan lanjutan secara logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar. Tahapan
prosedur remedial tersebut meliputi:
a. Penelaahan Kembali kasus dengan permasalahannya
Sasaran pokok dari Langkah ini adalah diperolehnya gambaran yang lebih
definitive mengenaik karakteristik kasus dan permasalahannya, juga gambaran
mengenai fasibilitas alternatif Tindakan remedial yang direkomendasikan. Lebih
konkrit, analisis ini merupakan kegiatan pengecekan atau penelitian Kembali
terhadap:
(1) Kebenaran (validitas) dan kelengkapan (representativitas) data informasi yang
mendukung pernyataan atau deskripsi tentang karakteristik kasus berikut
permasalahannya;
(2) Relevansi anatara tafsiran dan kesimpulan yang dibuat dengan data informasi
pendukungnya serta konsistensi antara berbagai data dengan tafsiran dan
kesimpulannya satu sama lain secara integral;
(3) Ketepatan estimasi kemungkinan penanganannya berdasarkan hasil diagnosis
yang didukung oleh data yang relevan dan tersedia;
(4) Fisibilitas dari setiap alternatif Tindakan remedial yang direkomendasikan
1) Menentukan Alternatif Pilihan Tindakan
Sebagai dasar pertimbangan yang fundamental dalam proses pengambilan
keputusan, ada beberapa prinsip sebagai berikut:
a) Efektivitas, dalam artian menjamin ketercapaian tujuan pembelajaran
remedial yang diharapkan.
b) Efisiensi, dalam arti lebih memerlukan usaha dari pengorbanan dan fasilitas
seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan seoptimal mungkin.
c) Keserasian, dalam arti jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang
permasalahannya. Jumlah, jenis, dan sifat kepribadian kasus. Tingkat
penguasaan teori, kemahiran praktik, dan sifat kepribadian guru yang akan
menanganinya. Kesediaan dan kecukupan daya dukung fasilitas yang
diperlukan.
2) Layanan bimbingan dan konseling/Psikoterapi
Langkah ini bersifat pilihan (optional dan conditional) ditinjau dari kerangka
prosedur pengajaran remedial. Layanan yang dituju oleh layanan ini adalah

12
terciptanya Kesehatan mental kasus (mental health) dalam arti terbebas dari
hambatan dan ketegangan batinnya sehingga siap sedia Kembali melakukan
kegiatan belajar secara wajar dan realistis. Dalam praktiknya Langkah ini
mungkin sampai batas tertentu, namun mungkin bisa dengan bantuan atau kerja
sama dengan pihak lain.
Teknik layanan bimbingan dan konseling psikoterapi lebih lanjut untuk
menangani masalah kesulitan berlatar belakang hambatan ego-emosional, social-
psikologis, potensial-fungsional, dan sifat-sifat kepribadian lainnya.
3) Melaksanakan Pengajaran Remedial
Sasaran pokok dari setiap pengajaran remedial ini ialah tercapainya
peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang ditetapkan.
4) Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali
Pengukuran kembali dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
perubahan pada diri kasus untuk memberikan informasi seberapa jauh atau
seberapa besar perubahan yang terjadi baik dalam arti kuantitatif atau kualitatif,
instrumennya sama dengan yang digunakan pada saat post-test atau tes sumatif
dari PMB utama.
5) Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil penafsiran dan pertimbangan akan membawa tiga kemungkinan
kesimpulan, yaitu:
a) Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian
dirinya dengan mencapai kriteria keberhasilan minimum seperti yang
diharapkan;
b) Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian
dirinya namun masih belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan
minimum yang diharapkan;
c) kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik dalam prestasi
maupun kemampuan penyesuaian diri.
Rekomendasi dikemukakan sebagai hasil kesimpulan di atas menunjukkan
tiga kemungkinan pula:

13
a) pada kasus pertama, dapat dinyatakan terminal atau direkomendasikan untuk
melanjutkan kepada program PMB utama tahap (unit) berikutnya;
b) pada kasus kedua, diberikan program khusus yang ditujukkan kepada
pengayaan dan pengukuran prestasi atau kemampuan sebelum dinyatakan
terminal atau diperkenankan melanjutkan kepada program selanjutnya;
c) pada kasus ketiga, dilakukan rediagnostik sehingga mungkin ditemukan di
mana letak kelemahannya dari pengajaran remedial tersebut, apakah pada
setiap remedial perlu diadakan ulangan dengan alternatif yang sama atau yang
lainnya.
6) Remedial Pengayaan dan atau Pengukuran (tambahan)
Langkah ini juga bersifat pilihan (optional) yang kondisional. Sasaran pokok
Langkah ini ialah agar berhasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakan
pengayaan (enrichment) dan pengukuhan (reinforcement).
b. Beberapa Asumsi yang Mendasari Prosedur Pengajaran Remedial
Pokok-pokok pikiran yang mendasari setiap Langkah prosedur pengajaran
remedial itu antara lain sebagai berikut:
1) Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya dipandang perlu karena
bukan mustahil terdapat kesalahan atau kekeliruan (errors), baik di dalam
tafsiran maupun kesimpulannya berikut data/informasi yang mendukungnya.
2) Tujuan pengajaran remedial akan tercapai kalua dipilih alternatif Tindakan
remedial yang sesuai, efektif, dan efisien.
3) Terciptanya Kesehatan mental kasus kesulitan belajar merupakan prakondisi
bagi pelaksanaan pengajaran remedial yang efektif dan efisien.
4) Dengan terciptanya kembali suatu situasi yang dipandang lebih sesuai dengan
kondisi objektif siswa, peningkatan prestasi, dan kemampuan penyesuaian
diri diharapkan dapat terjadi.
5) Indicator perubahan perilaku dari pengajaran remedial perlu diamati dan
diukur secara saksama sehingga dapat memberikan informasi saksama pula.
6) Dengan mempergunakan patokan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
lebih dahulu (seperti yang berlaku untuk siswa pada umumnya), hasil
pengukuran itu perlu ditafsirkan dan disimpulkan sejauh mana taraf
keberhasilannya tercapai.

14
3. Beberapa Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
a. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Bersifat Kuratif
Ketiga Teknik pendekatan pengajaran remedial kuratif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pengulangan (repetition)
Pelaksanaan layanan pengajaran remedial mungkin diberikan dan
diorganisasikan secara individual atau kelompok. Waktu dan cara pelaksanaannya
juga ada berbagai kemungkinan dapat dilakukan pada jam pertemuan kelas dan di
luar jam kelas, diadakan kelas remedial atau dilakukan pengulangan secara total.
2) Pengayaan dan Pengukuhan (Enrichment and Reinforcement)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang memiliki kelebahan yang ringan
bahkan secara akademik mungkin sangat kuat (gifted or accelerate students).
Materi programnya bersifat ekuivalen dengan program PBM utama , atau
suplemener di mana tidak menambah bobot kredit tertentu yang utamanya adalah
mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan atau keterampilan bagi siswa
yang relative lemah dan memberikan dorongan kesibukan pada siswa yang cepat
belajar. Teknik yang digunakan juga dapat berupa tugas atau PR (bagi siswa yang
relative lemah), atau tugas yang dikerjakan di kelas pada jam pelajaran itu
sementara yang lain mengerjakan program PBM utamanya (bagi siswa yang cepat
belajar).
3) Percepatan (Acceleration)
Alternatif lain kepada kasus berbakat namun menunjukkan kesulitan psiko-
sosial atau ego-emosional ialah dengan jalan mengadakan akselerasi. Dalam
pelaksanaannya dilakukan promosi penuh status akademiknya ke tingkat yang
lebih tinggi sebatas kemungkinannya , atau maju berkelanjutan (continue
progress) tidak diartikan sebagai promosi status akademisnya secara menyeluruh
tetapi pada beberapa bidang studi tertentu dengan program/bahan pelajaran yang
lebih tinggi kemampuannya, status akademisnya akan tetap sama dengan teman
angkatannya. Perlu kerja sama diantara para guru yang bersangkutan.
b. Strategi dan Pendekatan yang Bersifat Preventif
Strategi ini ditujukan untuk siswa tertentu yang diprediksi atau diduga akan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu.

15
Pendekatan ini berusaha mengantisipasi atau mereduksi hambatan-hambatan
seminimal mungkin. Ada tiga kemungkinan Teknik layanan pengajaran yang
bersifat remedial.

1) Layanan Kepada Kelompok Belajar Homogen

Program pada ketiga kelompok ini ruang lingkupnya sama, namun


pengorganisasiannya relatif berbeda. Perbedaannya terletak pada cara
menerangkannya, contoh-contoh, soal/tugas, dan sebagainya. Harapannya agar
ketiga kelompok tersebut menyelesaikan PBM pada waktu yang relative

16
bersamaan sehingga dapat mengikuti post-test atau pre-test, atau test sumatif pada
saat yang sama.

2) Layanan pengajaran individual

Pada teknik layanan pengajaran ini setiap individu memiliki program


tersendiri. Teknik ini memiliki kebebasan melakukan kegiatannya dan melakukan
konsultasi dengan tutor (guru) atau pihak lain yang diperlukan, dengan tidak
terikat keharusan mengikuti jam pelajaran seperti biasa di kelas. Program

17
pengajaran untuk keperluan ini biasanya diorganisasikan dalam bentuk modul
yang prinsipnya setiap siswa mendapat layanan guru secara individual.

3) Layanan pengajaran secara kelompok dengan dilengkapi kelas khusus


remedial dan pengayaan

Pada teknik ini siswa berada dalam satu kelas dan mengkuti program PMB
yang sama. Namun, disamping itu kepada siswa-siswa yang ternyata
mempunyai kesulitan tertentu disediakan tempat/waktu dan program layanan
remedial khusus, begitu juga dengan siswa yang cepat belajar diberikan

18
program pengayaan khusus. Setelah melakukan program remedial atau
pengayaan, siswa kembali ke dalam kelompok dan program belajar utama
bersama teman sekelasnya. Pada akhirnya, mereka menempuh post-test secara
bersama-sama.

c. Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial yang Bersifat


Pengembangan (Developmental)

19
Guru hendaknya memonitor atau mengobservasi selama proses belajar
mengajar berlangsung, kemudian pada selesai suatu modul atau pembagian
program diselesaikan maka suatu test formatif hendaknya diadministrasikan data
atau informasi dari kedua aktivitas itu merupakan umpan balik bagi guru untuk
segera mengadakan evaluasi dan diagnostik. Tindakan selanjutnya ialah segera
melakukan bantuan remedial, baik kepada siswa secara individual maupun
kelompok, bergantung pada pola PBM mana yang digunakannya.
Kegiatan baru dilanjutkan kepada program tingkat berikutnya (modul/unit
tertentu) jika sudah diyakini bahwa siswa telah menyelesaikan program terdahulu
secara tuntas (sesuai kriteria keberhasilan yang ditetapkan). Siswa yang sudah
dipandang memenuhi syarat tidak perlu saling menunggu temannya, langsung
diperkenankan maju ke tingkat program yang lebih tinggi.
4. Evaluasi Pengajaran Remedial
a. Tujuan Evaluasi
Setiap Tindakan evaluasi memerlukan adanya suatu perangkat kriteria atau
tolak ukur sebagai pegangan, suatu cara atau teknik pengumpulan dan pengolahan
data informasi untuk menunjukkan gambaran seberapa jauh objek yang dievaluasi
tersebut memadai atau tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
b. Perangkat Kriteria Kebaikan Suatu Model Strategi dan/atau Teknik
Pendekatan Pengajaran Remedial
Suatu model strategi dan atau teknik pendekatan pengajaran remedial dapat
dipandang baik jika terdapat indicator yang didukung data/informasi yang
memadai bahwa model tersebut serasi dengan tujuan pemecahan masalah, efektif
yang ditujukan adanya peningkatan prestasi belajar dan/atau kemampuan
penyesuaian diri pada siswa dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan, dan
efisien yang didukung oleh minimalnya waktu yang digunakan untuk mencapai
peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian siswa tersebut.
1) Pendekatan rasional terhadap masalah keserasian terhadap suatu model
strategi dan atau teknik pendekatan remedial.
ada dua kemungkinan cara untuk mendeteksi seberapa jauh taraf keserasian
model yang kita evaluasi, yaitu bentuk pertanyaan pada setiap aspek yang
dinilai dikembangkan ke dalam bentuk format skala penilaian daftar cek. Hal

20
lainnya adalah ditetapkan ancar-ancar skala atau tingkat kualifikasi keserasian
yang diharapkan, misalnya memadai, sangat memadai, kurang, dan sangat
kurang.
2) Remedial empiric terhadap masalah keserasian suatu model strategi dan atau
teknik pengajaran remedial.
Mengetahui nilai siswa pada pre-test dan post-test dapat mendeteksi taraf
keefektifan dan kelancaran pengajaran remedial tersebut secara empirik

21
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Layanan bimbingan belajar merupakan bantuan kepada siswa dengan
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk dapat memecahkan
permasalahan dan tanggung jawabnya sendiri. Layanan bimbingan belajar ini
merupakan suatu proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, dan
perwujudan penyesuaian diri. Melalui layanan bantuan ini diharapkan siswa dapat
mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan yang optimal.
Kerangka bimbingan dalam konteks Proses Belajar Mengajar ini meliputi
pengumpulan informasi mengenai diri siswa, memberikan informasi berbagai
jenis program dan kegiatan, menempatkan siswa dalam program, mengidentifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar, membuat rekomendasi, dan melakukan
remedial teaching atau enrichment. Penanganan kasus kesulitan belajar mengajar
dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial (remedial teaching),
bimbingan dan konseling (guidance and counseling) psikoterapi (psychotherapy)
dan/atau pendekatan lainnya.
B. Saran
Besar harapan kami dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat baik
itu bagi guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, konselor, maupun
mahasiswa bimbingan dan konseling, sehingga dapat membantu memberikan
pengetahun dan pemahaman mengenai konsep dasar bimbingan belajar dan
pengajaran remedial.

17
DAFTAR PUSTAKA
Makmun, A. S. (2016). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran
Modul. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto. (2015). Diagnostik Kesulitan Belajar. Jurnal Program Studi
Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai