Ditujukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampuh Oleh:
Dea Mustika, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 7
Disusun Oleh :
Ria Yunita
( NPM : 226910039 )
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,tak lupa pula kita shalawat dan
salam kepada baginda Rasullullah Muhammad SAW. Ucapan Terimakasih kepada Ibuk
Dea Mustika,selaku dosen pembimbing Mata kuliah Pedagogik.
Makalah ini mengupas tentang “ Permasalahan Pokok Pendidikan di Indonesia “,
melalui makalah ini saya mencoba menguak berbagai permasalahan pendidikan di
Indonesia,serta menggali bagaimana solusi untuk mengatasinya.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya
terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.
Ria Yunita
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan
terhadap pendidik, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan,
dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan pendidik. Dalam
kaitan ini pendidik perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas pendidik tidak
hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian
peserta didik guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Agar lebih memahami apa arti pendidikan, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
berikut ini:
1. Ki Hajar Dewantara
Menurut Martinus Jan Langeveld, pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak untuk
dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila.
Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa
menuju kedewasaan
3. Ahmad D. Marimba
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negaraian yang utama.
3. Tujuan Pendidikan
1. Pengertian Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan ada dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya.
Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan
semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian
kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak
fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah supaya tidak terjadi.
Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu besifat normatif, yaitu mengandung unsur
norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan
peserta didik serta.dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Tujuan
pendidikan berhubungan erat dengan tujuan pandangan hidup si pendidik. Ada kata-kata
terkenal dalam mengatakan “Pendidik tidak dapat memberikan sesuatu kepada anak didiknya
kecuali apa yang ada pada dirinya”.
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan seorang guru untuk menciptakan dan memelihara
sebuah kelas yang kondusif dengan maksud agar tercapainya kondisi yang optimal sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.Suatu kondisi belajar yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan hubungan interpersonal
yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai oleh
seorang pendidik. Karena tanpa keterampilan mengelola kelas akan sulit untuk menjalankan
kegiatan mengajar belajar secara efektif.
Faktor –faktor Penyebab Masalah Pengelolaan Kelas. Menurut Made Pirate,faktor penyebab
itu antara lain:
c. Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti dia.
Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering juga kelompok ini
membentuk norma sendiri yang tidak sesuai dengan harapan sekolah.
d. Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang jam pelajaran,
kalau ada instrupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang atau cemas. Karena itu
perilakuperilaku menyimpang seorang dua orang bisa ditoleransi asal tidak merusak
kesatuan.
a. Mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan
maupun kelompok.
b. Memahami pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah
tertentu.
c. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah
dimaksud.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa peran guru sangat penting dalam
pengelolaan kelas. Apabila guru mampu mengelola kelasnya dengan baik, maka tidaklah
sulit bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pengeloaan
kelas yang baik sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar. Bila kualitas belajar
dan mengajar baik, maka peserta didik juga akan mendapatkan tingkat pemahaman yang
baik.
a. Metode ceramah, guru banyak berperan dalam menyampaikan isi pembelajaran dengan
cara presentasi di depan siswa.
b. Metode demonstrasi, siswa mendemonstrasikan cara kerja suatu proses, prinsip, dan
sebagainya.
c. Metode simulasi, metode pembelajaran dengan cara memainkan peran- peran tertentu
yang bukan sesungguhnya.
d. Metode tanya jawab berantai, guru memanggil seorang siswa untuk mengemukakan
pendapat/bertanya.
e. Metode diskusi, guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas dengan teman di dekatnya
secara berpasangan.
Adapun beberapa masalah guru terkait metode pembelajaran, antara lain adalah:
1. Pemilihan metode yang kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan materi pelajaran.
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak
dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pembelajaran Oleh karena itu, penggunaan
metode dalam pelaksanaan pembelajaran sangat perlu diperhatikan agar teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat penyajian bahan pelajaran tepat dan sesuai
materi pelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh/bosan
Dalam proses belajar, ketepatan pemilihan media sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media hendaknya dilakukan secara optimal agar proses
belajar dapat berlangsung secara efektif. Menurut Azhar Arsyad ada enam kriteria pemiihan
media yang patut diperhatikan:
1.Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai secara umum yaitu harus menyangkut pada
salah satu atau gabungan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang bersifat fakta, konsep, prinsip dan
generalisasi.
Oleh karena itu dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan sebaiknya juga
memperhatikan pengalaman hasil belajar apa saja yang akan diperoleh ketika menggunakan
media pembelajaran tersebut. Pengalaman hasil belajar semakin banyak diperoleh apabila
semakin banyak alat indera yang digunakan. Semakin banyak alat indera yang digunakan
semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam
ingatan siswa.
Hubungan guru dengan siswa atau peserta didik di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang
diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru
dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil
yang tidak diinginkan.
Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar salah satu disebabkan kurangnya
hubunghan komunikasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
sehingga proses interaksi menjadi vakum. Adanya hambatan-hambatan tertentu,misalnya
kadang-kadang masih ada sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru, siswa yang pasif,
jumlah siswa terlalu banyak, sitem pendidikan, keadaan latar belakang guru sendiri, maupun para
siswanya.Salah satu cara umtuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan
guru dengan siswa. Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru dengan siswa, pada
hakikatnya merupakan kegiatan diluar jam-jam presentasi didepan kelas seperti biasanya.
Selain itu, semua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru perlu
ada keaktifan dari pihak siswa dan juga harus bersikap ramah, sebaliknya siswa juga harus
bersikap sopan santun. Masing -masing guru perlu mengetahui latar belakang baik guru maupun
siswa.Tugas guru adalah bagaimana harus mendesain agar menciptakan proses belajar mengajar
yang lebih optimal. Guru seharusnya dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang
lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari bebrapa uraian di atas dapat dipahami, bahwa ketika guru kurang berinteraksi
dengan murid secara rutin akan menyebabkan [eroses belajar menhgajar menjadi kurang lancar,
dan menyebabkan anak didik merasa ada jarak dengan guru. Sehingga siswa menjadi segan
dalam kegiatan belajar mengajar. terhadap pelajaran tersebut.