Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA DAN PROFESI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Linda Novisusanti (176910377)

Tamara Amelda Prianto (

Aulia Bella Marinda (

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Prodi PGSD

Universitas Islam Riau Pekanbaru

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diriindividu berkat adanya
interaksi antar individu ataupun antara individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini
terdapat kata "perubahan" yang berartibahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan
mengalami perubahan baik dari segi tingkah laku, pengetahuan, maupun sikapnya.
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terdapat serangkaian interaksi timbal balik
antara guru dan murid demi mencapaitujuan edukatif. Proses belajar mengajar merupakan inti
dari pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena
pentingnya guru dalam proses belajar ini, maka guru dituntut untuk bisa menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar.

2. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah peran guru?
2. Apa saja tugas guru?
3. Apa saja tanggung jawab guru?

3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tugas seorang guru.
2. Mengetahui tanggung jawab seorang guru.

4. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Penulisan makalah ini dapat menambah wawasan penulis dalam tugas dan tanggung jawab
standard kompetensi guru
2. Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi kepada pembaca dan semoga dapat menambah wawasan tentang
tugas dan tanggung jawab standard kompetensi guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tugas Guru
1. Hakekat Tugas Guru
Tugas guru adalah pekerjaan yg menjadi kewajiban seseorangguru.

2. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat
membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan
membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Guru bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan
membangun bangsa dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah
rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh
dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai pengajar (Intruksional)


Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan
progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan
b. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
yang berkepribadian sempurna.
c. Sebagai pemimpin (Managerial)
Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.

Menurut Debdikbud, tugas utama seorang guru antara lain:


a. Tugas bidang profesi/Tugas profesional
Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan


Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang
diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.Bila seorang
guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak akan
dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik
akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga
setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti bila menghadapi
guru.

c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan


Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena dari
seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan Pancasila.
Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan
komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan
bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condiso sine quanom yang tidak mungkin
digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era
kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan
perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran
nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam
kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakantugasnya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya
kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan
wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju
dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah msyrakat.
Sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di
ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan
aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan
masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang
memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani.
Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun
diperlukan. Kedudukan guru seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil.
Artinya bagi para guru, sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestise dan prestasi yang
senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, di batas-batas pagar
sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat,
B. Peran Guru

1. Hakekat Peran Guru


Peran guru adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari seorang guru.

2. Peran Guru

a. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar


Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru
untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-mengajar
dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan
lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat
optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana
dikemukakan oleh Adams & Decǝy dalam Basic Principles of Student Teaching antara lain guru
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor,
perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapa peranan yang dianggap paling
dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.

1) Guru Sebagai Organisator


Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik
secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara
moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang menciptakannya).

2) Guru sebagai Demonstrator


Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan danmeningkatkan
kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa
guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan
berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan
demonstrator serta mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga apa
yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK sertamemahami
kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber belajardan terampil
dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu
perkembangan peserta didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu
pengetahuan. Dengan demikianseorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.

3) Guru sebagai Pengelola kelas


Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar sertamengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkunganbelajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara
lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum dan
suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil
yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa
menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses intelektual dan
sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi
juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harusmembimbing pengalaman-pengalaman peserta didik
sehari-hari ke arah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah menyediakan
kesempatan bagi peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi kebergantungannya pada
guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Peserta didik harus belajar
melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap.

4) Guru Sebagai Fasilitator


Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

5) Guru Sebagai Mediator


Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar.Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki
keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk
menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
melalui pre-service maupuninservice training. Pemilihan dan penggunaanmedia
pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat
dan kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk keperluan
itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang bagaiman orang berinteraksi dan
berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan
yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu
mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya
interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para peserta didik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber,
buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

6) Guru Sebagai Inspirator


Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.

7) Guru Sebagai Motivator


Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat dan aktif belajar.

8) Guru Sebagai Klimator


Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan.

9) Guru Sebagai Inisiator


Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran.

10) Guru Sebagai Informator


Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum

11) Guru Sebagai Evaluator


Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil yang telah dicapai,
baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses belajar-mengajar, guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan selalu cukup tepat. Semua
pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan peserta
didik terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari
penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan peserta didik di dalam kelas atau
kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang peserta didik
termasuk kelompok peserta didik yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika
dibandingkan dengan temaan-temannya.
Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar
yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya.
Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena
dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah ia
melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagai penilai hasil belajar peserta didik(evaluator), guru hendaknya terus menerus mengikuti
hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh
melalui evaluasi ini, merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar mengajar.
Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
mengjar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus-menerus ditingkatkan
untuk memperoleh hasil yang optimal.

12) Guru sebagai Kulminator


Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari
awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

C. Tanggung jawab Guru

1. Hakekat Tanggungjawab Guru


Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari kewajiban guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di
daerah tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan
hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai
dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui
tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional
hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru (professional) antara lain:

a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi
keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk
beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya, mengelola
dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tugas utama seorang guru dikelompokkan menjadi tiga yaitu, tugas profesi/professional,
tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
2. Peran guru dikelompokkan menjadi empat, yaitu peran guru dalam proses belajar mengajar,
peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara
psikologi.
3. Tanggung jawab guru dikategorikan menjadi lima, yaitu tanggung jawab intelektual,
profesi, sosial, moral dan spiritual, dan pribadi.

B. Saran
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik, agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksankan peran dengan baik, sehingga dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya
dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz Media
Group

Ahmadi, Fatah. 2012. Makalah Peran dan Fungsi Guru, (online),


(http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/27/, diakses 27 April 2012)

Anda mungkin juga menyukai