Anda di halaman 1dari 8

RUANG LINGKUP PROFESI KEGURUAN

A. Pendahuluan

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maju-
mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh kemajuan atau kemunduran pendidikan bangsa itu.
Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya
sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan
pengadaan tenaga pendidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan.
Kemampuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional,
harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan
tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan
pendidikan.

Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan ilmu yang
mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional, sebab kemampuan profesional bagi guru
dalam melaksanakan proses belajar-mengajar merupakan syarat utama. Seorang guru memerlukan
pengetahuan tentang ilmu pendidikan secara general. Tenaga kependidikan merupakan suatu
profesi. Tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selain hal tersebut guru juga bertugas untuk
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang kemajuan proses pendidikan. Tenaga kependidikan yakni terdiri dari pendidik, pengelola
satuan pendidikan, penilik/pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan,
laboran, dan teknisi sumber belajar.

B. Rumusan Masalah

Dari bebearapa penjelasan di atas terdapat beberapa permasalahan yakni:

1. Bagaimana pengertian profesi keguruan dalam dunia pendidikan?

2. Bagaimana ruang lingkup profesi keguruan?

3. Bagaimana peran professional guru dalam menjalankan profesinya?

C. Pembahasan

1. Pengertian Profesi Keguruan


Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan
atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum
dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai
guru yang professional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan
berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu atau pendidikan prajabatan.[1]

Jika kita mempertimbangkan sejumlah kriteria dengan apa para guru umumnya
mendefinisikan dirinya sendiri sebagai profesi, maka perubahan-perubahan ini telah menorehkan
dampak yang dalam bagi ide tradisional tentang keprofesionalan guru.[2]

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan jenis tugas guru terdapat tiga kelompok, yakni tugas dalam
bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran
apapun yang yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi pada siswanya dalam belajar. Bila
seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarrik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak
akan menanamkan benih pengajarannya itu kepada par siswanya. Para siswa akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. PelaPelajaran apapun yang yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi pada siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarrik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan menanamkan benih pengajarannya itu
kepada par siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak
diserap sehingga setiap lapisan masyarakat(homoludens, homopuber, dan homosapiens) dapat
mengerti bila menghadapi guru.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena
dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa
guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan pancasila.

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat, bahkan guru pada
hakikatnyamerupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan
gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan factor condisio sine quanon yang
tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-
lebih pada era konteporer ini.

Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan
zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang
cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmudan seni dalam kadar dinamika
untuk dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya
kesiapan dan keandalan seseorang sebsgai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan
wajah diri bangsa dimasa depan tercermin dari potret diri pada guru masa kini, dan gerak maju
dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru ditengah masyarakat.

Untuk mengerti tentang bagaimana profesi guru yang sebenarnya, maka dapat diketahui
dengan ciri-ciri profesi guru. Dalam realitasnya, banyak sekali para pakar yang mencantumkan ciri-ciri
profesi guru. Namun, disini kami hanya mencantumkan salah satu dari beberapa pakar pendidikan.

Ciri- ciri profesi guru menurut Desi Reminsa (2008), yakni:

a. Memiliki kemampuan intelektual yang memadai

b. Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

c. Memiliki keahlian mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi pembelajaran

d. Memahami konsep peerkembangan anak atau psikologis perkembangan

e. Kemampuan mengorganisasi dan mencari problem solving

f. Kreativ dan memiliki seni dalam mendidik[3]

2. Ruang Lingkup Profesi Guru

Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu:

a. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional

b. Gugus kemampuan professional

Seorang guru dalam menjalin kehidupan secara akademik dan sosial harus dapat beradaptasi
dengan baik. Oleh karena itu seorang guru juga harus mempunyai 3kompetensi, yaitu :

1. Kompetensi kepribadian

2. Kompetensi sosial

3. Kompetensi Profesional

Yang pertama, kompetensi kepribadian adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan
kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.

Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Percaya kepada diri sendiri.

c. Tenggang rasa dan toleran.

d. Bersikap terbuka dan demokratis.

e. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.

f. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.


g. Memahami tujuan pendidikan.

h. Mampu menjalin hubungan insani.

i. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.

j. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.[4] Peran yang dibawa guru
dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat
terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor
pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Sehingga tak heran bila seorang guru sangat dihormati,
bila dibandingkan dengan profesi-profesi lain.

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini :

1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.

2. Bersikap simpatik.

3. Dapat bekerja sama dengan komite sekolah

4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.

5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).[5]

Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang
menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam
teknik mengajar.

Ada beberapa kompetensi profesional guru, diantaranya sebagai berikut:

1 .Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.

2. Pengelolaan program belajar-mengajar.

3. Pengelolaan kelas.

4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.

5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.

6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.

7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.

8. Menguasai metode berpikir.

9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.

10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.


11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.

12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.

13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.

14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.

15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.

16. Berani mengambil keputusan.

17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.

18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.

19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.[6]

3. Peran Professional Guru dalam Menjalankan Profesinya

Peran professional guru dalam menjalankan seluruh program pendidikan di sekolah


diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.
Peran professional guru dalam menjalankan profesinya mencakup tiga bidang,yaitu:

a. Layanan intruksional

b. Layanan administrasi

c. Layanan bantuan akademik social pribadi.

Layanan intruksional dapat dikatakan tugas utama guru. Pada layanan ini, penyelenggaraan
proses belajar mengajar, yang menempati porsi te

Layanan intruksional dapat dikatakan tugas utama guru. Pada layanan ini, penyelenggaraan proses
belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar dari profesi keguruan.[7] Tugas ini menuntut guru
untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang diajarkan serta wawasan yang berhubungan
dengan materi, kemampuan mengemas materi sesuai dengan latar perkembangan dan tujuan
pendidikan, serta menyajikan sedemikian rupa sehingga merangsang murid untuk menguasai dan
mengembangkan materi itu dengan kreativitasnya.

Pada layanan ini juga sangat erat hubungannya dengan yang namanya kurikulum. Karena apa,
dengan adanya kurikulum maka bahasan pengajaran menjadi jelas.[8]

Layanan akademik merupakan tugas pendukung guru. Tugas layanan ini sangat erat kaitannya
dengan administrasi pendidikan. Seorang guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelola, apa
peranan guru didalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan untuk
kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru.[9] Selain itu, seorang guru juga harus memahami
bagaimana harus bertindak sesuai dengan etika jabatannya, dan bagaimana guru bersikap terhadap
tugas mengajar serta dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya yang ikut
menentukan keberhasilan tugas mengajarnya.

Layanan bantuan akademik social pribadi ini merupakan tugas pendukung guru. Tugas
layanan ini berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah dalam belajar pada
khususnya, dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.
Proses belajar murid di kelas sangat erat kaitannya dengan berbagai masalah di luar kelas yang sering
kali bersifat non-akademik. Masalah yang dihadapi dalam lingkungan kehidupan anak perlu dibantu
pemecahannya melalui program bimbingan konseling.[10]

D. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Untuk
menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang professional yang harus
menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya
yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Ciri- ciri profesi guru menurut Desi Reminsa (2008), yakni:

1) Memiliki kemampuan intelektual yang memadai

2) Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

3) Memiliki keahlian mentransfer ilmu pengetahuan atau metodologi pembelajaran

4) Memahami konsep peerkembangan anak atau psikologis perkembangan

5) Kemampuan mengorganisasi dan mencari problem solving

6) Kreativ dan memiliki seni dalam mendidik

2. Pada dasarnya ruang lingkup profesi guru dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu
sebagai berikut:

a) Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional

b) Gugus kemampuan professional

3. Peran profesional guru sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa. Peran
profesional guru dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

· Layanan intruksional

· Layanan administrasi

· Layanan bantuan akademik social pribadi.


DAFTAR PUSTAKA

Uzer Usman Moh, Menjadi Guru professional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002.

Gyani B Ursula, Pengembangan Profesional untuk Manajemen Pendidikan, PT Grasindo, Jakarta


2004.

Ma’mur Asmani Jamal, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Diva Press, Jogjakarta,2009.

Sanusi Ahmad, Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Bandung : Ikip
Bandung , 2003.

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi keguruan, Rinueka Cipta, Jakarta, 2007.

Nata Abuddin,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010

[1] Moh Uzer Usman, Menjadi Guru professional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm.5

[2] Ursula Gyani B, Pengembangan Profesional untuk Manajemen Pendidikan, PT Grasindo, Jakarta
2004 hlm. 181

[3] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guryuy Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Diva Press,
Jogjakarta,2009, hlm,32

[4] Ahmad Sanusi, Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Ikip Bandung,
Bandun 2003, hlm.25

[5] Ahmad Sanusi, Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Ikip Bandung,
Bandun 2003, hlm.25

[6] Ahmad Sanusi, Studi Pengembangan Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, Ikip Bandung,
Bandung 2003, hlm.26

[7] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi keguruan, Rinueka Cipta, Jakarta, 2007 hlm.4

[8] Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam,Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2010,hlm.121

[9] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi keguruan, Rinueka Cipta, Jakarta, 2007 hlm4
[10] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi keguruan, Rinueka Cipta, Jakarta, 2007 hlm.4

Anda mungkin juga menyukai