“SOSIOLOGI PENDIDIKAN”
PERANAN GURU dan PERILAKU MURID
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
1. ANA HARYATI
2. SEPTIEN DWI
3. MARIA JUWITA
4. NADIA MARLIANTI
SEMESTER: 3
PRODI : PAI
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
dengan harapan. Dalam makalah yang berjudul “Peranan Guru dan Perilaku
Murid”, yang akan membahas mengenai jenis-jenis hubungan guru dan murid,
hubungan hasil belajar murid dengan perilaku guru, dan peranan guru dalam
merespon murid.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun bagi pembaca. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan di makalah selanjutnya. Demikian makalah ini saya
buat semoga bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Guru............................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini yang perlu dibahas secara mendalam. Oleh karena itu, kami membuat
makalah yang berjudul “Peranan Guru dan Perilaku Murid”.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
3
dekat serta akrab dengan muridnya.1 Guru yang otoriter tidak mengizinkan
anak melewati batas atau jarak sosial tertentu. Guru itu tak ingin murid
menjadi akrab dengan dia.
Guru yang otoriter ini yang mungkin dianggap kurang ramah tidak akan
diajak oleh murid-murid dalam kegiatan santai yang gembira. Murid juga
tidak akan mudah membicarakan soal-soal pribadinya dengan guru tersebut.
Jadi, antara guru dan murid tidak terdapat hubungan yang akrab. Guru seperti
ini disegani, ditakuti, mungkin juga kurang di sukai atau justru dikagumi bila
ia juga memiliki sifat-sifat yang baik.2
Sebaliknya guru yang ramah akan didekati oleh murid-muridnya. Murid-
murid akan suka menerima guru tersebut serta dalam kegiatan rekreasi dan
membicarakan soal-soal pribadi, namun mungkin dianggap kurang
berwibawa. Tipe guru yang murni, yang sepenuhnya otoriter atau sepenuhnya
ramah tentu tidak ada. Tiap guru akan mempunyai kedua sifat tersebut dalam
taraf tertentu. Akan tetapi kedua tipe itu dapat dijadikan pegangan yang
berguna untuk menganalisis hubungan antara guru dengan murid.
Peranan yang dijadikan oleh guru dalam hubungannya dengan murid-
muridnya akan mendekati salah satu tipe itu dalam taraf yang berbeda-beda.
Respons murid terhadap peranan guru itu merupakan faktor yang paling utama
untuk menentukan efektifitas guru.3 Tipe kelakuan guru tentu mungkin lebih
efektif terhadap murid tertentu. Misalnya, bagi sejumlah murid tipe guru
yang otoriter yang efektif, sedangkan bagi murid lain tipe guru yang ramah
lebih sesuai.
Ada pula klasifikasi yang lain tentang peranan guru yakni dengan
membedakan tipe guru yang dominatif dan yang integratif. Tipe guru yang
dominatif adalah tipe yang mendominasi atau menguasai murid, menentukan
dan mengatur kelakuan murid dan menginginkan konformitas dalam kekuatan
mereka. Guru ini sering mencampuri apa yang dilakukan murid dan dalam hal
ini terkadang dapat menimbulkan konflik antara guru dengan murid.
1
Dr. Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, (Surakarta : UNS Press, 2008)
2
Prof.Dr.S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung : Jemmars, 1983)
3
Ibid, h.132
4
Sebaliknya dengan guru yang integratif membolehkan anak didiknya untuk
menentukan sendiri apakah ia suka melakukan apa yang disarankan oleh guru.
Murid-murid diajak untuk bergabung untuk berunding dan merencanakan
bersama apa yang dikerjakan atau dipelajari untuk mencapai tujuan yang
ditentukan bersama.4 Guru tidak akan banyak mencampuri, mengatur dan
menegur pekerjaan anak, akan tetapi membiarkannya bekerja menurut
kemampuan dan cara mereka masing-masing. Dengan demikian, terjadi
integrasi atau keharmonisan guru dengan anak tanpa menimbulkan
pertentangan. Guru yang bersikap integratif ini cocok bagi pengajaran atau
kurikulum yang sekarang ini digunakan.
Untuk menilai efektivitas guru dalam mengajar dapat diminta pendapat dari
pegawai sekolah, kepala sekolah, dan juga murid. Walaupun banyak aspek
peranan guru dan murid yang tidak seimbang, konseptualisasi interaksi antara
guru dan murid berasumsi bahwa murid dan guru saling mempengaruhi antara
yang satu dengan yang lain. Aspek-aspek interaksi antara guru dan murid yang
tampaknya mempengaruhi sikap dan penampilan akademis murid terutama
dalam hasil belajar murid.
Murid cenderung terlalu santai dan tidak semuanya harus dari diri murid
sendiri, terkadang dalam beberapa segi, murid perlu dipaksa dan di sikapi
dengan tegas. Karena sifat murid cenderung malas-malasan dan belum
mengetahui pentingnya belajar, mereka cenderung suka bermain dan
4
Ibid
5
Prof.Dr.S. Nasution, opcit, h.118
5
bersenang-senang. Guru yang ramah, tidak ingin memaksa. Guru tersebut lebih
ingin murid belajar berdasarkan keinginan sendiri, tapi guru yang otoriter
cenderung memaksa sehingga mau tidak mau murid akan belajar.
Hubungan guru dengan murid dapat dikatakan baik apabila hubungan itu
memilki sifat sebagai berikut:
1. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun murid saling bersikap jujur dan
membuka diri satu sama lain;
2. Tanggap jika seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain;
3. Saling ketergantungan antara satu dengan yang lain;
4. Kebebasan yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan
keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya;
5. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun
yang tidak terpenuhi.6
6
Thomas Gordon, Guru yang Efektif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990, h. 26
7
Abdullah Idi, Opcit, h.233
6
dan lain sebagainya. Kepala sekolah pada umumnya lebih dihormati dan
disegani oleh murid-murid, mungkin karena otoritasnya yang lebih besar, juga
karena ia mempunyai wewenang, pengalaman dan usia yang lebih banyak.
Dalam prestasi belajar, anak tidak ada pengaruh peranan tambahan yang
dipegang oleh guru. Mengingat hasil belajar yang di harapkan dimiliki anak
didik berupa kemampuan-kemampuan seperti tersirat dalam tujuan
pembelajaran, maka keberhasilan harus diukur dari ketercapaian tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Seorang pendidik hendaknya tahu akan pentingya hakekat nilai yang akan
diajarkan kepada para anak didiknya, sehingga anak didik mengetahui etika
keilmuan yang bermoral dalam ilmu yang dipelajarinya.
7
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk
mengkaji dan membuat makalah yang semakin baik. Pembahasan makalah ini
mungkin masih kurang sempurna. Oleh karena itu penulis masih
membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat Abad 21. Jakarta:
Pustaka Al-Husna.