Disusun oleh :
KELAS C
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT atas terselesaikannya makalah ini. Terimakasih
juga kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang kami buat. Oleh
karena itu, saran, dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah
telah saya susun ini.
i
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Potensi
Pada waktu lahir tiap-tiap individu mendapat bekal berupa kemampuan siap, yang
pelaksanaannya berdasarkan insting. Disamping bekal berupa insting, individu juga
mebdapat bekal berupa benih, bibit, atau potensi yang mempunyai kemungkinan
berkembang pada watunya dan apabila ada kesempatannya maupun perangsangnya.
Potensi inilah yang sekarang disebut dengan istilah pembawaan. Jadi yang dimaksud
dengan anak atau siswa yang berpembawaan adalah siswa yang memiliki potensi
dengan kemampuan berkembang yang baik, sehingga dapat diharapkan adanya hasil
yang memuaskan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Terdapat pengertian potensi ndari beberapa pendapat yang pertama terdapat
dalam rumusan yang ditulis dalam majalah “ANDA” (1986 : 40) “potensi adalah
kemampuan terpendamyang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan,
sesuatu sesuatu yang menjadi actual”. Yang kedua sari M. Ngalim Purwanto (1984 :
18) yang mengakatan bahwa potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan atau
kesanggupan-kesanggupan yang terdapt dalam suatu individu dan selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.
Dari dua pengertian diatas, potensi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan
kemampuan yang terpendam yang ada dalam diri siswa, yang memungkinkan dapat
berkembang dan diwujudkan dalam bentuk kenyataan. Potensi-potensi belajar yang
ada dalam diri seorang siswa tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain.
Dari uraian diatas, jelas bahwa potensi itu beraneka ragam, berbeda dan bervariasi.
Potensi seseorang berlainan dengan orang lain dalam jenis tinggi rendahnya.
2.2 Jenis- jenis Potensi Belajar Yang Ada Dalam Diri Siswa
1. Potensi Jasmaniah
Potensi jasmaiah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal
yang secara fisiologi bekerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan. Potensi
jasmaiah ini memerlukan gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih
dan lingkungan yang sehat sebagai pra kondisi hidupnya. Jika kebutuhan ini
sebagian tidak tercukupi, maka tubuh orang yang bersangkutan akan lemah,
bahkan dapat sakit.
2. Potensi Rohaniah
Potensi rohaniah meliputi segi piker, rasa, krasa, cipta, karya maupun budi
nurani. Potensi rohaniah ini menumbuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran dan
keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera.
Disamping itu juga rohani kita harus tenang, sabar, optimis, mempercayai orang
lain, bahkan mencintai sesama manusia, tidak iri hati, tidak menyimpan rasa
benci atau dendam dan sebagainya.
2
Pembagian potensi diatas didasarkan kepada U, Noorsyan (1980 : 131) membagi
potensi kepada:
a) Potensi jasmaniah : fisik, badan, dan panca indra yang sehat (normal)
b) Potensi pikir (akar, rasio, intelegensi, intelektual)
c) Potensi rasa (perasaan, emosi) baik secara etimoral maupun perasaan
estetis)
d) Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat)
e) Potensi cipta ( daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi)
f) Potensi karya (kemauan menghasilkan kerja)
g) Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata hati)
4
Pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak, sedikitnya
meliputi :
1. Pendidikan akidah
2. Pendidikan kesehatan
3. Pendidikan ekonomi
4. Pendidikan akhlak.
Pokok-pokok pendidikan nilai yang akan ditanamkan dalam setia keluarga
tentu berbeda yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain harapan orang tua dan tujuan orang tua dalam
membesarkan anak-anaknya. Dalam penelitian menunjukkan bahwa keluarga
yang lengkap, nilai-nilai karakter yang paling sering di didikan pada anak-
anaknya lebih bervariatif. Hal ini dikarenakan terdapat dua orang tua yang terlibat
langsung dalam mendidik anaknya dalam pendidikan budi pekerti ( perilaku) dan
akademis anaknya.nilai tersebut antara lain adalah disiplin, religius, tanggung
jawab, komunikatif, demokrasi, kerja keras, rendah hati, empati, dan jujur. Nilai
ini ditanamkan melalui nasihat dan contoh dari perilaku dari orang tua mereka.
Nilai nilai karakter yang ditanamkan dalam keluarga:
Kejujuran
Memberi kepercayaan dan saling terbuka dalam keluarga
Religius
Orang tua menyuruh anak sholat. Pembiasaan sholat dan mengaji
dan saling mengingatkan
Demokratis
Melibatkan anak dalam mengambil keputusan keluarga
Komunikatif
Orang tua bersahabat dengan anak, sering mengajak anak
mengobrol
Disiplin
Pembiasaan sholat tepat waktu, bangun pagi tepat waktu
Kerja keras
Pembagian tugas, melibatkan anak dalam uaha atau mencari
pekerjaan
Tanggung jawab
Anak diberi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas rumah
Rendah hati
Orang tua memberi nasihat dan memberi contoh yang baik
Kemandirian
Orang tua menasehati, memberi contoh, dan pembiasaan
Empati
5
Orang tua mengajak anak memberi bantuan, ikut kerja bakti
dikampung
6
dirinya sendiri, akan mendidik anaknya ketidakpedulian. Mereka mendidik tanpa
kasih sayang dan hanya sekedar melakukan kewajiban. Anak-anak mereka akan
seperti robot. Namun orang tua yang tidak peduli pada dirinya sendiri akan
mendidik anaknya menjadi peduli pada dirinya sendiri pula. Mereka akan
mendidikan dengan penih kehangatan dan kasih sayang.
5. Refleksi
Refleksi disini berarti dipantulkan kedalam diri. Apa yang telah dialami
masih tetap terpisan dengan kesadaran. Refleksi disini merenungkan apa-apa
8
yang telah dipelajarinya. Refleksi juga disebut sebagai proses bercermin,
memalut-malutkan diri pada peristiwa/konsep yang telah dialami.
Selain metode-metode tersebut, dlam metode pendidikan karakter
disekolah ada lagi sebagai alternative metode dialog partisipatife dan metode
eksperimen. Metode dialog partisipative mendorong para siswa untuk kreatif,
kritis, mandiri, dan terampil berkomunikasi. Metode dialog partisipasi
dijabarkan/dikonkritkan dalam kegiatan-kegiatan seperti diskusi kelompok,
sharing pengalaman keseharian dan sharing pengalaman iman, wawancara,
dramatis, dinamika kelompok dan sebagainya. Metode narrative
menggunakan cerita sebagai model pengembangan diri. Metode ini dianggap
unggul karena bersifat merangsang imajinasi peserta didik, menyapa peserta
didik secara menyeluruh, baik segi kognitif maupun efektif, bersifat
menwarkan, membebaskan dan tidak menjelajai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
Pendidikan karakter merupakan upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tat karma,
budaya, dan adat istiadat yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindalan.
Dengan masing masing peran yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah
maupun masyarakat dalam pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara
ketiga pusat itu, akan memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang
bermutu.
3.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta
dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karaker yang pada umumnya terjadi pada masa
anak-anak, mendorong para orang tua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orang tua harus
memberikan pendidikan yang baik dalam rangka pembentukan karakter anak. Sehingga
diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat.
Hal yang sama juga harus dilakukan pendidik baik disekolah (guru), diperguruan tinggi,
atau dimanapun berada, yang merupakan orang tua kedua bagi anak. Budaya yang baik
dilingkungan tempat belajar juga harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar
tercipta manusia-manusia yang berkarakter dimasa mendatang.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/28741798/PENGEMBANGAN_POTENSI_PESERTA_DIDIK
10
https://www.researchgate.net/publication/305795358_Pendidikan_Karakter_di_sekolah
https://journal.uny.ac.id/files/journals/45/articles/5290/submission/original/5290-13525-1-
SM.pdf
11