Anda di halaman 1dari 16

JUDUL

MAKALAH
UJI KOMPETENSI GURU

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi dan Manajemen Mutu Pendidikan Formal, Non Formal dan
Informal

Oleh :

Totok Hermawan, S.ST.,M.ST (4103810416043)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG 2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan judul Uji Kompetensi Guru

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan kali
ini, penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya,

Akhir kata penyusun berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penyusun khususnya dan pembaca umumnya. Untuk itu penyusun mengharapkan
saran dan kritikan yang dapat membangun sebagai bahan acuan dalam pembuatan
makalah di masa yang akan datang.

Bandung, 24 April 2017

Totok Hermawan, S.ST, M.ST


DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 3
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 3
1.4. Landasan Hukum................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6
2.1. Manfaat UKG ......................................................................................................... 8
2.2. Makna dan Prinsip UKG ...................................................................................... 8
2.3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG..................................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
3.2. Rekomendasi ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau
diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan
kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan
dalam penguasaan kompetensi yang disyaratkan. Untuk mengetahui kondisi
penguasaan kompetensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompetensi guru
melalui uji kompetensi guru. Uji kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk
mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional. Peta penguasaan kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Output UKG difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan
kompetensi pedagogik dan profesional.

UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun bukan PNS.
Pelaksanaan UKG melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP,
dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 1


pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme pelaksanaan
UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap tentang mekanisme pelaksanaan
UKG tahun 2012

Kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru banyak membawa konsekuensi bagi


guru baik langsung maupun tidak langsung, baik mengenai hak maupun kewajiban
guru. Guru dituntut untuk menjadi guru bermutu dan berkinerja tinggi. Guru harus
memenuhi standar kompetensi dan profesinalismenya.

Mengacu pada peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), bahwa sistem penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi
standar minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang mencakup standar isi, proses kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, srana dan pasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Oleh karena itu, guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran
dituntut memenuhi standar kompetensi dan profesionalismenya.

Berbagai cara ditempuh pemerintah guna memenuhi amanat undang-undang tentang


standar nasional pendidikan tersebut, terutama peningkatan profesionalisme guru.
Diantara upaya yang dilakukan akhir-akhir ini antara lain adalah melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG), Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Uji kompetensi guru yang dilaksanakan, diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana
memetakan kompetensi guru yang hasilnya akan ditindaklanjuti sebagai acuan dalam
pembinaan guru sehingga guru memiliki kompetensi dan profesionalisme yang
diharapkan.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 2


Namun, pada kenyataannya, setelah UKG dilaksanakan, hasil yang didapatkan
ternyata diluar dugaan, Menurut data yang diperoleh Tribun

(Tribunnews.com: 2013), ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru (UKG) pada
tahun 2013 di seluruh Indonesia hanya 4,25. Meskipun ada yang nilai 8 atau 9. Tapi
rata - ratanya hanya 4,25. Hasil ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus menjadi
tanya tanya besar bagi pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia.

Pemerintah mempunyai keyakinan, bahwa peningkatan kualitas guru bukan hanya


ditindaklanjuti dari hasil hasil UKG saja, akan tetapi banyak faktor-faktor lain yang
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kompetensi guru harus terus diupayakan
secara simultan. Reward and Punishment kepada guru juga harus dilaksanakan secara
berkeadilan dan berkelanjutan. Diantara upaya yang dilakukan untuk meningkatan
sekaligus mengevaluasi kualitas guru, diupayakan melalui Penilan Kinerja Guru
(PKG) dan juga guru harus terus dimotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya
sendiri melalui Pegembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

1.2. Pembatasan Masalah


Setelah mengetahui latar belakang masalah dalam persoalan peningkatan kualitas guru
yang begitu luas cakupan dan faktor-faktornya, maka dalam tulisan ini hanya dibatasi
tentang Uji Kompetensi Guru (UKG) saja.

Uji kompetensi guru dalam tulisan ini adalah suatu kegiatan pengujian atas
kompetensi guru dalam profesinya sebagai pengajar dan pendidik melalui serangkaian
proses dan instrumen penilaian. UKG ini dilaksanakan kepada seluruh guru, di setiap
jenjang dan jenis pendidikan, baik guru negeri maupun guru honor dan swasta.

1.3. Tujuan
Melalui pembatasan masalah yang diungkap dalam tulisan ini, penulis mempunyai
harapan besar atas tulisan ini, yakni bertujuan:

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 3


1) Pemetaan penguasaan kompetensi guru (kompetensi pedagogik dan profesional)
sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan
profesi guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

2) Sebagai entry point penilaian kinerja guru dan sebagai alat kontrol pelaksanaan
penilaian kinerja guru. Program pengembangan keprofesian berkelanjutan dan
penilaian kinerja guru wajib dilakukan setiap tahunnya sebagai persyaratan untuk
kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru.

3) Bagi Guru, diharapkan sebagai informasi untuk menjadi pemahaman tentang


UKG. Lebih dari itu, akan menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas dan
profesinalismenya sebagai guru.

4) Bagi penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan pendidikan,


tulisan ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan acuan untuk melakukan
langkah praktis dan strategis dalam implementasi UKG.

5) Bagi Penentu kebijakan, diharapkan secara tepat, bijak dan simultan dalam
melakukan UKG yang semestinya terus dievaluasi secara rutin dan berkelanjutan.

6) Bagi peneliti, semoga menjadi informasi awal tentang UKG yang akan
dikembangkan lebih mendalam pada penelitian-penelitian berikutnya.

1.4. Landasan Hukum


Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 4


6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010, Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 5


BAB II PEMBAHASAN

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan merupakan inti dari kemajuan suatu
bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa baik, maka hampir dipastikan kualitas dan
kemajuan bangsa pun menjadi baik, begitu sebaliknya, kemerosotan kualitas bangsa
dapat dilihat dari kemerosotannya dalam pendidikan. Bahkan, bangsa-bangsa yang
mengalami perubahan dan kemajuan peradaban adalah disebabkan pendidikan.

Ujung tombak dalam proses pendidikan adalah guru. Semakin baik dan berkualitas
gurunya, maka dimungkinkan output dan outcome dari proses pendidikan juga akan
menjadi baik. Itulah mengapa, peningkatan kualitas pendidikan, memang harus
dimulai dari gurunya terlebih dahulu. Guru yang bermutu dan profesional, akan dapat
berperan sebagai fasilitator pendidikan yang hebat dan handal.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, guru harus menyadari bahwa dalam


melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam
meningkatkan kualitas dirinya, yakni meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya sebagai guru. Guru situntut untuk selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas profesinya.
Guru harus selalu meng- update dan meng-upgrade dirinya dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman agar dalam melaksanakan tugas utamanya,
melaksanakan proses pembelajaran, sesuai dengan perkembangan masyarakat,
karakteristik peserta didik dan sesuai pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus berkembang dengan pesatnya.

Untuk kepentingan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, manajemen


SDM guru harus diperbaiki, jumlahnya harus dipenuhi dan kesejahteraannya pun
harus diperbaiki dan ditingkatkan. Jika pendidikan nasional akan ditata dengan baik
maka harus menggunakan filosofi yang tepat dan jelas, manajemen paedagogiknya
harus berbasis pendidikan yang didukung oleh dana, sarana dan prasarana yang
memadai. Dan, yang jauh lebih penting adalah adanya komitmen semua pihak untuk
mengentaskan masalah SDM insan pendidikan.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 6


Diantara upaya dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, memerlukan proses
pengujian dan pengawasan yang jelas, sehingga treatment yang dilakukan akan
menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Pengujian terhadap kemampuan guru
dilaksanakan pemerintah melalui kegiatan uji kompetensi guru (UKG) dan proses
pengawasan serta evaluasinya dimonitoring melalui kegiatan penilaian kinerja guru
(PKG).

Dari proses pengujian UKG yang dialksanakan didpatkan data hasil yang masih jauh
dari yang diharapkan. DR Santi Ambarukmi, Kepala Bidang Profesi Pendidikan
Menengah Kementrian Pendidikan Nasional dalam sebuah simposium yang diadakan
KNPI Samarinda di Hotel Grand Sawit belum lama ini (Tribunnews.com: 2013).
Ternyata, hasil rata - rata Uji Kompetensi Guru (UKG) 2013 di seluruh Indonesia
hanya 4,25. Memang ada yang nilai 8 atau 9. Tapi nilai rata-ratanya hanya 4,25. Data
ini menjadi bahan evaluasi dan masukan, bahwa UKG masih layak dan perlu
dilaksanakan dan yang lebih penting adalah mekanisme peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru

UKG merupakan tindak lanjut dari program sertifikasi guru, yang pada mulanya
sertifikasi guru menggunakan portofolio. UKG dilaksanakan terutama untuk
memantau jalannya fungsi profesi guru karena setiap profesi menuntut kemampuan
untuk membuat keputusan dan kebijaksanaan yang tepat. Dan, UKG diperlukan guna
mendapatkan guru yang dapat bekerja secara profesional berbasis kompetensi yang
memadai sesuai amanat undang-undang tentang sistem pendidikan nasional
(sisdiknas) dan standar nasional pendidikan (SNP).

Sebenarnya UKG dilaksanakan bukan sekadar menguji keterampilan tertentu yang


harus dimiliki guru, akan tetapi lebih dari itu, yakni untuk dapat mengembangkan dan
mendemonstrasikan kompetensi utuh dari seorang guru. Kompetensi utuh yang
mencakup penggabungan dan penerapan suatu keterampilan, sikap dan pengetahuan
yang saling bertautan.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 7


2.1. Manfaat UKG
Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki berbagai manfaat,
diantaranya dapat dijadikan sebagai:
1) Sarana untuk memetakan kompetensi dan kinerja guru. Data hasil UKG kemudian
akan digunakan untuk mengelompokkan guru dan akan dijadikan sebagai
masukan untuk tindak lanjut pembinaan dan pengembangan kompetensi guru;
2) Sarana untuk mengelompokkan guru; Pengelompokkan guru akan dilkakukan
sesuai dengan tingkat pencapaian kompetensinya masing-masing;
3) Sarana pembinaan guru. Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena
didapat dari data awal yang akurat;
4) Sarana pemberdayaan guru. Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru
pun dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat;
5) Acuan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum akan lebih
jelas dan terfokus karena dilakukan berdasarkan data pencapaian;
6) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar. Fokus pembenahan kegiatan
belajar mengajar oleh guru akan dapat dilakukan berdasarkan data yang didapat;
7) Alat seleksi penerimaan guru baru. Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu
mengabdi, tetapi juga calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang sama

2.2. Makna dan Prinsip UKG


Pengertian kompetensi yang dimaksud dalam hal ini, diantaranya menurut Broke and
Stone (2005), mendefinisikan Kompetensi Guru sebagai descriptive of qualitative
nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful. Dengan demikian,
kompetensi dalam pengetiannya secara utuh, merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.

Dengan pengertian tersebut, maka konsep kompetensi mengandung aspek atau ranah:
(1) pengetahuan [knowledge], (2) pemahaman [understanding], (3) kemampuan
[skill], (4) nilai [value], (5) sikap [attitude] dan (6) minat [interest].

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 8


Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanakan UKG (Kemdiknas, 2010) adalah:
1) Komprehensif;
2) Terbuka;
3) Kooperatif;
4) Bertahap;
5) Mutakhir.

2.3. Kompetensi yang Diuji dalam UKG


Seiring dengan penjabaran dari Asian Institute for Teacher Education (2009:19), maka
kompetensi yang diujikan pada UKG adalah:

1) Kompetensi pribadi. Kompetensi ini meliputi: simpati, empati, wibawa, tanggung


jawab, terbuka dan dapat menilia diri sendiri. Pemahaman guru dalam bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia,
menunjukkan pribadi yang dewasa, bertanggung jawab, etos kerja yang tinggi dan
dapat dijadikan sebagai teladan;

2) Kompetensi profesional. Kompetensi profesional diantaranya meliputi


kemampuan penguasaan landasan kependidikan, bahan ajar, pengelolaan
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pemahaman yang baik terhadap
peserta didik serta prinsip-prinsip layanan pendidikan yang baik;

3) Kompetensi paedagogi. Kompetensi Paedagogik atau kompetensi guru tentang


ilmu kependidikan. Diantara kompetensi yang diuji adalah tentang kemampuan
guru dalam mengenal karakteristik anak didik, menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan
pembelajaran yang mendidik, memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik, Penilaian dan evaluasi.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 9


4) Kompetensi sosisal Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru dalam hal ini,
secara umum mencakup kemampuan guru dalam melakukan interaksi sosial atau
interaksi dengan orang lain, baik dengan siswa, teman sejawat, atasan, maupun
masyarakat. Termasuk dalam kompetensi sosial ini adalah status guru sebagai
pendidik di mata masyarakat dan tanggung jawab sosialnya di mata masyarakat.

Materi yang diujikan pada uji kompetensi guru meliputi 30 persen kompetensi
pedagogik dan 70 persen kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik yang
diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam proses pembelajaran bidang
studi tersebut dalam kelas. Sedangkan aspek profesional adalah kompetensi dasar
bidang studi yang diujikan sesuai dengan kualifikasi akademik guru dan
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

Sebagai terobosan awal terhadap pentingnya pendayagunaan internet dalam


pendidikan, yang juga harus dikuasai oleh guru, tahun 2012 pemerintah
menyelenggarakan UKG secara online. Program ini akan menjadi program
berkelanjutan, sehingga semua aspek manfaat bisa didapatka, baik bagi guru, sekolah
maupun kementrian pendidikan.

Bagi guru, tes UKG online, suka tidak suka memaksa guru untuk berusaha maksimal
agar dapat memahami dan menggunakan piranti komputer dan internet, disamping
kemampuan menguasai bahan tes yang diberikan. Bagi sekolah dengan adanya tes
online tersebut menjadi alasan mempersiapkan kelengkapan perangkat komputer
dengan koneksi internetnya, yang sebenarnya akan berdampak positif bagi kegiatan
pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi pemerintah, dalam hal ini kementrian
pendidikan, akan medapat data hasil nilai UKG yang cepat, teranalisis dan terstandar.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 10


BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Uraian dan penjelasan tentang UKG di bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan tertulis
bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi guru yang ditetapkan
adalah dengan UKG.

2) Indikator perangkat instrumen sertifikasi dan UKG dikembangkan berdasarkan


keempat standar kompetensi guru (penguasaan isi, pemahaman peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, dan kepribadian)

3) Melalui UKG diharapkan diperoleh gambaran dan pemetaan terhadap kompetensi


dan kinerja guru sebagai dasar untuk melakukan pembinaan agar guru dan
ketenagaan pendidikan lainnya dapat memenuhi standar pelayanan minimal
(SPM).

4) Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang
memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesional pada jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.

5) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) menjadi salah satu alternatif untuk
menyiapkan guru-guru profesional yang dilakukan bagi guru-guru yang sudah
menempuh dan lulus UKG.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 11


3.2. Rekomendasi
Berdasarkan uraian penjelasan dan kesimpulan di atas, penulis merekeomendasikan
beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan:
1) Kepada guru, diharapkan sebagai memahami benar tentang UKG dan segala hal
yang berkaitan dengannya, terutama tentang sistem penilaiannya. Sehingga akan
menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas dan profesinalismenya sebagai guru,
sert amendapatkan hak-hak apresiasi oleh pihak sekolah dan pemerintah.

2) Kepada penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan


pendidikan, memahami acuan proses pelaksanaan dan penilaian UKG, sehingga
dapat dengan benar dan tepat dalam melakukan langkah praktis dan strategis
untuk implementasinya.

3) Kepada penentu kebijakan, dapat dengan tepat, bijak dan simultan dalam
melaksanakan UKG serta melakukan evaluasi secara rutin dan berkelanjutan.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 12


DAFTAR PUSTAKA

1) https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_kompetensi_guru, diakses tanggal 27 April


2017

2) Anonim. (2012). UKG Uji Kompetensi Guru Online 2015. Diambil dari
http://www.katailmu.com/2012/07/ukg-uji-kompetensi-guru-online.html, pada
20 Desember 2014.

3) Anonim. (2013). Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. Diambil dari
http://www.tribunnews.com/regional/2013/06/04/hasil-uji-kompetensi-guru-
ukg-hanya-425, pada 20 Desember 2014.

4) Mulyasa, E. (2013.a). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

5) --------------. (2013.b). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

TOTOK HERMAWAN, SST., MST 13

Anda mungkin juga menyukai