Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI ATAU PROSES ADMINISTRASI

PENDIDIKAN

OLEH :

Nur Fatihah Amalia


E1F017052
SEMESTER III
KELAS B

Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya


adalah kegiatan ruti catat-mencatat,mendokumentasika kegiatan,menyelenggarakan surat-menyurat
dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan. Sedangkan administrasi pendidikan
dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu
baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan
pendidikan.
Jadi,didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat
didalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan,diorganisasi dan dikoordinasi
secara efektif,dan semua materi yang di perlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.
Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut :
“Administrasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
bersam yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien”.
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan
daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Semua fungsi tersebut satu sama lain bertalian
sangat erat. Untuk menadapat gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di bawah ini
akan diuraikan secara lebih rinci.

A. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa
perencanaan,pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada
permulaan dan selama kegiatan administrasi itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan ada dua
faktor yang harus diperhatikan,yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun
material.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
3. Mengumpulkan daa dan informasi-informasi yang diperlukan
4. Menentukan tahap-tahap dan rangkaian tindakan
5. Merumuskan bagimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-
pekerjaan itu akan diselesaikan
Kemudian dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu diperhatikan :
1. perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas
2. bersifat sederhana, realistis dan praktis
3. terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah
di pedomani dan dijalankan
4. memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi
sewaktu-waktu
5. terfdapat perimbangan antara bermaca-macam bidang yang akan digarap dalam perencanaan itu,
menurut urgensinya masing-masing
6. diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta kemungkinan penggunaan
sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-baiknya
7. diusahakan agar sedapat mengkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan
Merencanakan berarti pula memikirkan tentang penghematan tenaga, biaya dan waktu, juga
membatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan menghindari adanya duplikasi-
duplikasiatau tugas-tugas/pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalannya penyelesaian.
Jadi, perencanaan sebagai suatu fungus administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut :
“perencanaan (planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan
yang tertuju pada tercapainya maksu-maksud dan tujuan pedndidikan”.
Sasaran dari proses perencanaan atau fungsi dari perencanaan itu sendiri yaitu :

1. Perencanaan untuk menyediakan arahan yang lebih jelas


2. Perencanaan mengurangi Ketidakpastian
3. Perencanaan untuk mengurangi Pemborosan Sumber Daya
4. Perencanaan sebagai acuan dalam evaluasi Kualitas
Perencanaan dalam fungsi manajemen organisasi dapat dirumuskan dan disesuaikan menggunakan
rumus 5 W + 1H. Seperti sebagai berikut :

 Kegiatan apa yang perlu dilakukan ?


 Mengapa kegiatan tersebut perlu diadakan ?
 Dimana kegiatan harus diadakan ?
 Kapan kegiatan dilaksanakan ?
 Siapa pelaksana dan peserta dari suatu kegiatan ?
 dan Bagaimana cara melaksanakan suatu kegiatan ?

B. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja
antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapatadanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan
tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga dari situ dapat
terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harfmonis dan lancar menuju pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para
pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan sekolah
sehari-sehari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapandan
keterampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas dan pekerjaan semacam itu
tidak mungkin dilakukan dan dipikul sendiri oleh seoran pemimpin. Dlam hal inilah terletak
bagaimana kecakapan kepala sekolah mengorganisasi guru-guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sehingga tercipta adanya hubungan kerja sama yang
harmonis dan lancar.
Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan penglaman,bakat, minat,
pengetahuan dan kepribadian masing-masing prang yang dikperlukan dalam menjalankan tugas-
tigas tersebut.
Dengan demikian ,pengorganisasian sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
“pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan
sehingga terwujudlah kesatuan usaha dealam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan
pendidikan”.
Proses pengorganisasian ini dilakukan untuk membagi suatu pekerjaan kompleks menjadi
pekerjaan yang sederhana dan mampu dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. Misalnya
pengorganisasian dilaksanakan dalam penentuan kewajiban yang perlu diselesaikan, siapa
pelaksana dan penanggung jawab, dan bagaimana tugas tersebut dikelompokkan. Hal ini akan
mempermudah manajer dalam melakukan pekerjaan dan pengawasan akan pekerjaan tersebut.

C. Pengarahan (Directing)

Pengarahan dilakukan untuk memberi arahan kepada semua pekerja supaya mau bekerja
sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pengarahan dalam fungsi manajemen dilakukan dengan memberikan arahan kepada pekerja melalui
motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi supaya mampu melaksanakan tugas dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Proses pengarahan dapat dilaksanakan setelah perencanaan
dan sumber daya manusia sebagai pelaksana sudah tersedia. Prinsip pengarahan bertujuan untuk
mensinkronkan tujuan individu dengan tujuan organisasi yang dibentuk menjadi tujuan bersama.

Kegiatan pengarahan dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan penjelasan dan petunjuk
kepada pegawainya. Kegiatan ini dilakukan sebelum dan selama pegawai melaksanakan tugas.
Artinya pengarahan sudah dilakukan pada proses penempatan pegawai  ditahap Staffing. Seorang
pegawai yang akan memulai suatu pekerjaan perlu menerima deskripsi kerja terlebih dahulu, salah
satunya agar pegawai tersebut bisa mengukur beban kerjanya.

 Konsep Pengarahan
Stoner (dalam Amtu, 2011, hlm. 55) mendefinisikan pengarahan adalah “fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Dalam redaksi “usaha memberi” dan
“kepada bawahan” sebagaimana Stoner mendefinisikan pengarahan, terdapat unsur pimpinan dan
bawahan yang terlibat proses komunikasi timbal balik. Unsur pimpinan menjadi yang paling
dominan karena pimpinanlah yang menguasai rencana kerja. Kewibawaan pemimpin menjadi
sangat penting dalam mempengaruhi bawahannya agar bisa menyikapi secara serius setiap arahan
dan intruksi sebagai suatu kewajiban dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan.

 Proses pengarahan

Pemimpin yang menguasai rencana kerja organisasi akan mengarahkan para peesonilnya untuk
berada pada jalur tujuan yang akan dicapai. Proses pengarahan personil dalam hal ini terdiri dari:

 Mengadakan orientasi kerja sebelum bawahan melaksanakan tugas. Dalam tahap ini,
seorang manajer memperkenalkan lingkungan kerja, ruangan dimana tempat bawahannya
bertugas dan siapa saja rekan kerjanya.
 Memberi petunjuk teknis mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Petunjuk teknis atau
deskripsi kerja setiap personil mungkin berbeda-beda, tetapi pemberian deskripsi kerja
sebelum personil melaksanakan tugasnya adalah sangat penting untuk menjadi bahan
evaluasi pada pelaksanaannya.
 Memberi kesempatan kepada personil untuk menanggapi deskripsi kerja. Hal ini penting
dilakukan untuk mengantisipasi pekerjaan-pekerjaan yang perlu pengarahan lebih akibat
personil yang kemungkinan keberatan atas pekerjaan tertentu.
 Memberi bimbingan kepada pegawai yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
Beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditangani oleh personil perlu diberikan bimbingan
manajer baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Memberi saran dan perintah tindak lanjut terhadap hasil pekerjaan. Hal ini perlu dilakukan
untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pekerjaan serta hasil pekerjaannya.

Adapun pengarahan ini dibagi menjadi 5 bagian, meliputi kepemimpinan, kebijakan,


koordinasi, komunikasi, dan motivasi. Penjelasannya ialah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan

 Kepemimpinan dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrument atau alat untuk membuat
sekelompok orang-orang mau bekerja sama dan berdaya upaya menaati segala peraturan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kepemimpina dipandang sebagai
dinamika suatu organisasi yang membuat orang-orang bergerak, bergiat, berdaya upaya secara
“kesatuan organisasi” untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Adapun definisi kepemimpinan yang dikutip dari berbagai buku, yaitu:   
1.    Kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat atau watak yang memiliki
kekuasaan lebih, biasanya bersifat normative (Amitai Etzioni)
2.    Kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi (James
Lipham)
3.    Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang
diorganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralph M. Stogdill)
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan
dari serangkaian kamampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat serta merasa tidak
terpaksa.

2. Kebijakan

Kebijakan adalah terjemahan dari kata “wisdom” yaitu suatu ketentuan dari pimpinan yang 
berbeda dengan aturan yang ada, yang di kenakan pada seeorang atau kelompok orang tersebut
tidak dapat dan tidak mungkin memenuhi aturan yang umum tadi, dengan kata lain ia dapat
perkecualian (Imron, 1996:17). Artinya wisdom atau kebijakan adalah suatu kearifan pimpinan
kepada bawahan atau masyarakatnya. Pimpinan yang arif sebagai pihak yang menentukan
kebijakan, dapat saja pengecualian aturan yang baku  kepada seseorang atau sekelompok orang, jika
mereka tidak dapat dan tidak mungkin memenuhi aturan yang umum tadi, dengan kata lain dapat
dikecualian tetapi tidak melanggar aturan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) mengemukakan bahwa kebijakan adalah
kepandaian , kemahiran, kebijaksanaan, rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dasar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak oleh pemerintah,
organisasi dan sebagainya sebagai pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis
pedoman untuk manajemen dalam mencapai sasaran.
Kebijakan penggunaannya sering di sama artikan dengan istilah-istilah lain seperti tujuan
(goals), program, keputusan, undang-undang, ketentuan-ketentuan, usulan-usulan atau rancangan
besar. Sedangkan menurut perserikatan bangsa-bangsa kebijakan adalah pedoman untuk bertindak,
meliputi pedoman untuk bertindak, meliputi pedoman yang bersifat  sederhana sampai dengan yang
kompleks, bersifat umum atau khusus, berdasarkan luas maupun sempit, transparan  maupun kabur
(tidak jelas), terperinci maupun global. Dengan demikian pengertian kebijakan dapat di artikan
sebagai serangkaian tindakan yang memiliki tujuan tertentu dengan di ikuti dan di laksanakan oleh
seorang atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu dengan memproyeksikan
program-program.

3. Koordinasi
Salah satu fungsi pokok administrasi adalah koordinasi. Organisasi tanpa koordinasi sulit
kiranya untuk mengatur seluruh rencana dan implementasi rencana kegiatan dalam usaha mengejar
tujuan bersama. Hubungan kerja yang telah diatur dalam proses pengorganisasian dipengaruhi agar
berfungsi sebagai satu kesatuan melalui kegiatan pengorganisasian.

Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan


adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan
kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dcan personel dapat bekerja sama menuju ke
satu arah tujuan yang telah ditetapkan.
Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai
individu agar kegiatan mereka berjalan selarfas dengan anggota dalam usaha mencapai tujuan.
Usayha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara,seperti:
(a) melaksanakan penjelasan singkat (briefing);
(b) mengadakan rapat kerja;
(c) memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis,dan
(d) memberikan balikan tentang hasil sutu kegiatan.(Soetjipto:137:2004)
Dengan demikian,koordinasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagi berikut :
“koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pkiran, teknikk-teknik dan
tujuan-tujuan kedalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”.
Pengkoordinasian menurut pandangan Henry Fayol merupakan salah satu fungsi manajemen
yang menjaga supaya kegiatan organisasi tetap tersinergi dan bekerja sama dengan baik.
Komunikasi sangat diperlukan dalam proses koordinasi antar lini dalam organisasi baik komunikasi
formal maupun informal dalam organisasi.

4. Komunikasi

Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan


gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sanat penting. Proses
menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran,
gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas
dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang dilakukan secara informal dan secara
formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Menurut sifatnya, komunikasi ada dua macam yaitu komunikasi bebas dan komunikasi
terbatas. Dalam komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota yang
lain. sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap anggota hanya dapat berhubungan dengan
beberapa anggota tertentu saja.
Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
“komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan
perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”.
5. Motivasi
Motivasi sangat penting dalam meningkatkan kinerja seseorang, karena kinerja seseorang
tergantung dari motivasi, kemampuan, dan lingkungannya. Motivasi seseorang ditentukan oleh
intensitas motifnya. Dalam hal memotivasi bawahan, seorang manajer berhadapan dengan dua hal
yang mempengaruhi orang dalam bekerja, yaitu kemampuan dan kemauan. Kemauan dapat diatasi
dengan pemberian motivasi, sedangkan kemampuan dapat diatasi dengan mengadakan diklat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja manusia yang tampak dipengaruhi oleh fungsi
motivasi dan kemampuannya.
Motivasi adalah upaya membangkitkan keinginan seseorang atau kelompok sehingga ia atau
mereka melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memcapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Motivasi mempunyai beberapa unsur penggerak, yaitu:
a. Situasi motivasi
Situasi motivasi menjelaskan tentang perlunya suasana hubungan, baik formal ataupun
informal, antara pihak yang memotivasi dan pihak yang dimotivasi. Hubungan ini pada
dasrnya adalah komunikasi. Komunikasi akan efektif apabila terjadi interaksi antara
motivator dan pihak yang dimotivasi, adanya pesan, dan umpan balik yang bermakna.
Situasi motivasi hendaknya kondusif agar pihak yang dimotivasi dapat menggunakan
dorongan yang ada dalam dirinya untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuannya.
b. Upaya motivasi
Upaya memotivasi mencakup kegiatan menarik, mendorong, membimbing, dan
mengarahkan dorongan yang terdapat pada diri orang-orang yang dimotivasi supaya mereka
melakukan tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Kegiatan yang bertujuan
Unsur ini mencakup kegiatan, perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh pihak yang
dimotivasi agar terfokus pada pencapaian tujuannya. Agar kegiatan itu dapat mencapai
tujuan, maka tujuan tersebut harus dipahami, diyakini, dan dimiliki dengann penuh tanggung
jawab.

D. Pengendalian

Kejadian yang kerap muncul dalam setaiap perusahaan ialah tugas yang belum terselesaikan
dengan baik, tidak sesuai dengan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas, perencanan
dana yang melebihi standard, dan berbagai aktivitas lain yang tidak sesuai rencana.
Oleh karena itu diperlukan pengendalian. Pengendalian menurut Henry Fayol merupakan kegiatan
untuk memantau, membuktikan serta memastikan bahwa seluruh kegiatan yang telah melalui proses
fungsi manajemen sebelumnya berjalan sesuai target dan tetap berjalan sesuai standard dalam
pencapaian tujuan.

Penamaan pengendalian lebih sering dipakai dokarenakan sesuai dan memiliki arti yang


mencakup penentuan acuan, pengukuran kegiatan dan pengambilan tindakan korektif. Perlu digaris
bawahi bahwa proses pengendalian merupakan :
 Berbagai proses untuk menjamin terraihnya sasaran organisasi
 Konsep “penentuan acuan, activities measurement dan tindakan untuk memperbaiki”
 Kegiatan mencari, membenahi penyimpangan hasil disesuaikan dengan perencanaan kerja
yang telah ditentukan.

Adapun pengendalian ini dibagi menjadi 3 bagian meliputi pengawasan, penilaian dan
pelaporan. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Pengawasan

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam melaksanakan


penyusunan program pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan pembinaan akademik dan
administrasi, pemantauan delapan standar nasional pendidikan, penilaian administrasi dan
akademik, dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan.
Pengawas satuan pendidikan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan yang pada
kakekatnya adalah memberi bantuan profesional kesejawatan yang dilaksanakan melalui dialog
kajian masalah pendidikan dan atau pengembangan serta implementasinya dalam upaya
meningkatkan kemampuan profesional dan komitmen guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya di sekolah guna mempertinggi prestasi belajar peserta didik dan kinerja
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi, efisiensi, dan akuntabilitas pendidikan.
Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas kepengawasan seorang pengawas sekolah hendaknya
memahami tugas pokok yang meliputi pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap sekolah yang
menjadi tanggung jawab binaannya secara utuh dan keseluruhan dalam rangka meningkatkan
kinerja sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Tugas pokok tersebut
diimplementasikan kedalam bentuk supervisi, baik supervisi manajerial maupun supervisi
akademik.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasa. Pengawasan
bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, pengawasan haruslah meneliti
ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi, fungsi supervisi yang terpentig adalah :
1. menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang diperlukan
2. memenuhi/mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu.
Dengan demikian , supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
“supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan
komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan”.
Kegiatan pengawasan memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam pelaksanaannya. Diantaranya adalah :

1. Pengawasan dilaksanakan oleh pimpinan dalam organisasi dan dipahami oleh para karyawan
dengan standar penilaian yang jelas
2. Fungsi pengawasan harus dipahami sebagai hal penting dalam pencapaian tujuan oleh setiap
elemen organisasi khususnya pimpinan
3. Standar penilaian dalam pengawasan harus dipahami oleh semua karyawan karena hal ini
akan menentukan reward dan punishment yang akan diberlakukan.
 
Tahap-Tahap Proses Pengawasan :

1. Penentuan acuan proses Controlling


2. Penetapan cara mengukur aktivitas kerja
3. Melakukan perbandingan dengan standar evaluasi
4. Tindakan korektif apabila diperlukan

2. Penilaian

Penilaian sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi
mencapai hasil sesuai denhan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsure pimpinan maupun
oleh bawahan, memerlukan adanya penilaian.
Dengan mengetahui kasalahan-kasalahan atau kekurangan-kekurangan serta kemacetan-kemacetan
yang diperoleh dari tindakan penilaian itu, selanjutnya dapat di usahakan bagaimana cara-cara
memperbaikinya.(Purwanto:15-22:2007)
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja , pekejaan tersebut
berhasil
2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien
3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat
merusak
4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.(Soetjipto:138:2004)
Perlu ditekankan disini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama
lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak
terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.
3. Pelaporan

Pelaporan adalah pengumpulan data dari semua kegiatan manajemen untuk kepentingan
pemberian informasi kepada pimpinan, atasan pimpinan, internal organisasi dan publik. Seluruh
kegiatan administrasi dimulai dari perencanaan perlu pencatatan dan pelaporan yang sangat
bermanfaat sebagai penyedia data seluruh informasi organisasi dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Beberapa fungsi pelaporan adalah sebagai berikut:

 Sebagai sistem informasi manajemen.


Seluruh kegiatan yang direkam dalam bentuk pencatatan adalah sebagai sistem yang memberikan
informasi tentang gambaran kinerja suatu organisasi. Sistem informasi manajemen menata data
dengan mengklasifikasikan data berdasarkan jenis pekerjaan dan waktu pelaksanaan sehingga lebih
mudah mencari data ketika seseorang membutuhkannya.

 Sebagai bahan membuat keputusan seorang manajer.


Data yang dihasilkan dari kegiatan pelaporan dijadikan bahan pertimbangan seorang manajer untuk
membuat kebijakan dan keputusan.

 Sebagai bentuk pertanggungjawaban


Data dari kegiatan pelaporan biasanya dijadikan bahan pertanggungjawaban bawahan kepada atasan
atau atasan kepada publik.

Faktor-faktor penting dalam pelaporan menurut Faghira (2014) adalah sebagai berikut:

 Format-format yang digunakan.


Penyajian data yang baik adalah dengan menggunakan format yang mampu menjaring sebanyak
mungkin informasi namun tetap mudah dibaca.

 Aturan yang berlaku.


Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan aturan yang berlaku menjadikan data yang
disajikan berbentuk resmi.

 Keterampilan personil yang memadai.


Dengan personil yang terampil, data yang dikerjakan akan tertata dengan baik dan selesai
sebagaimana waktu yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi pendidikan. Bandung: Pustaka setia.

Purwanto,Ngalim. 2007. Administrasi pendidikan dan supervisi  pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karyta.

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2004. Profesi keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tsauri, Sofyan. 2007. Administrasi dan supervisi pendidikan. Jember: Center for society studies.

http://coretanskripsi.blogspot.com/2015/11/makalah-fungsi-fungsi-administrasi.html

https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/dasar-dasar-administrasi-pendidikan-2/

https://jurnalmanajemen.com/fungsi-manajemen-menurut-henry-fayol/

http://coretanskripsi.blogspot.com/2015/11/makalah-peran-motivasi-dalam-administrasi-pendidikan.html

https://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/10/03/pengawasan-dalam-administrasi-pendidikan/

https://ekadaeka.wordpress.com/2014/11/08/fungsi-fungsi-administrasi-pendidikan/

https://riyansaludi.blogspot.com/2015/09/makalah-pengertian-dan-fungsi-kebijakan.html

Anda mungkin juga menyukai