Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inahnya kepada kita semua sehingga bisa menyelesaikan makalah ini yang bertema
“ Teori-teori dalam pendidikan dalam aliran baru ”. Salawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman. Karena dengan adanya cahaya
kefahaman kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa ucapan terima kasih saya haturkan kepada ibu Wardatus
Sholeha selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan dukungan dan motivasi demi terselesaikannya makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang........................................................... 1
1.2Rumusan Masalah ..................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan ............................................................ 13
3.2 Saran .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
3.1 Tujuan
2
BAB 11
PEMBAHASAN
1. Persiapan : termasuk dalam langkah ini ialah penetapan masalah yang akan
dibahas. Dalam langkah ini guru merangsang anak-anak agar mereka dapat
memikirkan, mengusulkan dan mendiskusikan apa yang perlu mereka
pelajari. Setelah masalah itu ditetapkan persiapan-persiapan lebih lanjut
dilakukan, seperti menetapkan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan,
siapa-siapa yang akan melakukan kegiatan itu masing-masing, peralatan
yang di perlukan, jedwal kegiatan. Persiapan ini perlu disusun dalam bentuk
3
rencana yang nyata, lengkap, dan jelas sangkut paut kegiatan yang satu
dengan yang lainnya. Dalam menyusun persiapan ini perlu di praktekkan
metode ilmiah berupa penyusunan hipotesis dan pengajuan alternatif
terdahulu
2. Kegiatan Belajar : kegiatan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari
rencana yang telah disiapkan terdahulu itu. Kegiatan dapat diawali dengan
perjalanan sekolah, karyawisata, peninjauan, atau pengamatan suatu objek,
membaca buku, majalah dan membuat catatan tentang apa yang diamati atau
di baca itu. Berdasarkan hasil kegiatan seperti diskusi, membuat karangan,
menyusun model, menjawab pertanyaan, menyusun diagram, membuat
laporan dan sebagainya. Kegiatan belajar ini pada dasarnya merupakan
usaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis-hipotesis
yang telah dikemukakan terdahulu.
3. Penilaian : bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan mengadakan
pameran. Semua hasil kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak di pamerkan.
Seluruh warga kelas memperhatikan apa yang di pamerkan itu, memberikan
tanggapan, kritik, menambah hal-hal yang dirasa masih kurang, dan
sebagainya. Pada akhir kegiatan suatu proyek, anak-anak diminta membuat
catatan pada buku proyeknya masing-masing. Buku proyek ini sifatnya
perorangan sehingga bentuk dan isi buku proyek anak satu dapat berbeda
dengan anak yang lain.
1.Taman Siswa
Pendidikan Taman Siswa berdiri pada 3 juli 1922, pendirinya adalah Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara
yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Awal pendirian taman
siswa di awali dengan ketidakpuasan dengan pola pendidikan yang di lakukan oleh
pemerintah kolonial, karena jarang sekali Negara kolonial yang memberikan
fasilitas pendidikan yang baik kepada Negara jajahannya. Karena seperti yang di
5
katakan oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran akan merupakan dinamit bagi
system kasta yang di pertahankan dengan keras di dalam daerah jajahan”.
7
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa,
tanah air, serta manusia pada umumnya.
C. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah menyiapkan
peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup
eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
D. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata.
Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2.INS (Indonesiche Nederlansce School)
INS (Indonesiche Nederlansce School) merupakan sekolah yang didirikan
oleh Mohammad Syafei di Kayutanam (Padang Panjang, Sumbar). Sekolah ini
mempunyai rencana pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan
Sekolah Kerjanya Kershensteiner. Syafei berpendapat bahwa dengan belajar
sendiri watak peserta didik akan terbentuk dan di kemudian hari dapat tumbuh
menjadi orang dewasa yang merdeka, tidak hanya dengan jalan menghafal saja di
sekolah.
INS yang dipelopori oleh Moch. Syafei, menekankan bahwa bangsa
Indonesia harus memiliki watak yang merdeka. INS mempergunakan sistem
sekolah kerja yang kreatif yang tidak terikat oleh kurikulum. INS merupakan
sekolah umum yang unik dengan memberikan bidang-bidang:
a.Pendidikan keterampilan (pertukangan kayu, besi, keramik, listrik, pateri),
b.Pendidikan pertanian (bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan
teknologinya),
c.Pendidikan karya seni (senirupa, drama, tari, olah raga), dan
8
d.Pendidikan manajemen ( pengelolaan koperasi, perpustakaan, asrama).
Sebagaimana Taman Siswa, INS juga menekankan pentingnya asrama bagi
perkembangan anak didik.
A. Asas Pendidikan INS
9
D. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang
pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa
ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.( Schunk, Dale H.
2012 : 56 )
2.4 Teori Neuro-education
Neurosains adalah sistem pendidikan baru yang mempelajari tentang sistem
kerja syaraf. Pendidik umumnya jarang memperhatikan permasalahan ini.
Pengabaian terhadap sistim ini menyebabkan suasana pembelajaran menjadi
mati.Di dalam dunia pendidikan, setelah para peneliti meneliti neurosains, muncul
perdebatan dua kubu, memisahkan dan menyatukan tiga elemen (otak-pikiran,
jiwa-badan, akal-hati) belum menemukan titik temu. Kebanyakan sistim melarang
peserta didik untuk memakai otak-pikiran dalam pembelajaran yang selama ini
peserta didik hanya dituntut untuk menjaga kemuliaan hati dan akhlak mulia.
Pengertian Neurosains secara etimologi adalah ilmu neural (neural science)
yang mempelajari sistim syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf
dengan pendekatan multidisipliner.Secara terminologi, neurosains merupakan
bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistim syaraf.
Dengan dasar ini, neorosains juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan
seluruh fungsi-fungsi syaraf belakang.
A.Tujuan Neurosains
Tujuan utama dari ilmu ini adalah mempelajari dasar-dasar biologis dari
setiap perilaku. Artinya, tugas utama dari neurosains adalah menjelaskan perilaku
manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi didalam otaknya. Penelitian
mutakhir di bidang neurosains menemukan sejumlah bukti hubungan tidak
terpisahkan antara otak dan perilaku (karakter) manusia.Melalui instrumen
10
Positron Emission Tomography (PET) diketahui bahwa terdapat enam sistem otak
(brain system) yang secara terpadu meregulasi semua perilaku manusia. Keenam
sistem otak tersebut adalah cortex prefrontalis, sistem limbik, gyros cingulatus,
ganglia basalis, lobus temporalis, dan cerebellum.Keenam sistem otak tersebut
mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi, afeksi, dan psikomotorik,
termasuk IQ, EQ, dan SQ.Pemisahan jasmani, ruhani dan akal akan berimplikasi
pada pengembangan ketiganya (IQ, EQ dan SQ) yang secara otomatis
melanggengkan ketidak seimbangan pada ranah kognisi, afektif dan psikomotorik
dalam pembelajaran.Bukti ilmiah ini memberi inspirasi bahwa pendidikan karakter
tidak ubahnya dengan mengembangkan potensi otak. Semua sistem dalam otak
bekerja secara padu untuk membangun sikap dan perilaku manusia. Oleh karena
itu, meregulasi kinerja otak secara normal akan menghasilkan fungsi optimal
sehingga perilaku dapat dikontrol secara sadar dengan melibatkan dimensi
emosional dan spiritual.
C. Implikasi Perkembangan Otak Dalam Pendidikan
1. Optimalisasi Kecerdasan
Pendidikan sebaiknya mengembangkan kecerdasan, bukan hafalan,
yaitu melalui stimulasi otak untuk berpikir. Otak yang cerdas meningkatkan
kreativitas dan daya cipta baru untuk menemukan hal yang baru yang tidak
pernah terpikirkan.
2. Keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri
Otak kanan dan otak kiri memiliki fungsi yang berbeda. Otak kanan
lebih bersifat intuitif, acak, tak teratur, divergen. Otak kiri bersifat linier,
teratur, dan konvergen. Pendidikan hendaknya mengembangkan kedua
belahan otak itu secara seimbang. Pembelajaran yang bersifat eksploratori
11
dan divergen, lebih dari satu kemungkinan jawaban benar akan
mengembangkan kedua belahan otak tersebut.
3. Keseimbangan Otak Triune
Pendidikan harus mengembangkan secara seimbang fungsi otak atas,
tengah dan bawah (logika, emosi, dan motorik) yang sering disebut juga
head, heart, and hands. Hal itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu mengambangkan manusia yang cerdas, terampil, dan beakhlak mulia.
4. Pengembangan motorik tangan
Stimluasi melalui motorik tangan perlu dilakukan sejak dini.
Koordinasi tangan ini sifatnya berkebalikan, di mana tangan kiri
dikendalikan otak bagian kanan. Oleh karena itu tidak selayaknya kita
melarang anak menggunakan tangan kirinya karena hal itu justru sedang
mengembangkan otak kanannya. (Aminul Wathon.2015 : Volume 14,
Nomor 1)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan dalam dunia pendidikan.
2. Teori pengajaran proyek yaitu menyelenggarakan suatu system pengajaran
proyek.Prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiah dan
memasyarakat.
3. Pendidikan Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 juli 1922, pendirinya adalah
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki
Hajar Dewantara yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889.
4. Pendidikan Taman siswa berciri khas Pancadarma, yaitu Kodrat Alam
(memperhatikan sunnatullah), Kebudayaan (menerapkan teori Trikon),
Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat masing-masing individu
dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan
berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat
setiap orang).
5. INS (Indonesiche Nederlansce School) merupakan sekolah yang didirikan
dan dipelopori oleh Mohammad Syafei di Kayutanam (Padang Panjang,
Sumbar).
6. Tujuan utama dari teori neuro education adalah mempelajari dasar-dasar
biologis dari setiap perilaku. Artinya, tugas utama dari neurosains adalah
menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi
didalam otaknya
13
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15