Anda di halaman 1dari 8

RESENSI BUKU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNTUK PERGURUAN TINGGI UMUM

Oleh :
Nama : Rahadian Nandea Juliansyah
NPM : 1610631090124
Kelas : 1D
Prodi : Agroteknologi
Fak : Pertanian

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2016
I.DATA BUKU ATAU IDENTITAS BUKU
a). Judul Buku : Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi Umum
b). Penulis/Pengarang : - Dr. H. Zaenal Arifin, A.R., M.Pd.I
- Dr. H. Amirudin, M.Pd.I
- Iwan Hermawan, S.Ag., M.Pd.I
- N.Fathurrohman, S.Ag., M.Pd.I
c). Nama Penerbit : Multi Kreasindo
d). Kota Terbit : Bandung
e). Cetakan : Pertama
f). Tahun Terbit : 2016
g). Tebal Buku : 1,4 cm
h). Jumlah Halaman : 256 halaman
II.IKHTISAR ISI BUKU

BAB I
PENGANTAR DAN METODOLOGI PERKULIAHAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Pendidikan merupakan wahana terpenting bagi individu dan masyarakat
untuk meraih kesejahteraan dan kemajuan. Oleh karena itu, Pendidikan Agana
Islam (PAI) merupakan proses bimbingan terhadap anak didik atau mahasiswa
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

BAB II
AGAMA SEBAGAI KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA
Konsepsi tentang agama banyak di perdebatkan oleh banyak orang dan
ahli dunia. Sampai sekarang perdebatan tentang definisi agama masih belum
selesai dan memang tidak akan pernah ada kata selesai.
Berbicara mengenai agama,jika dilihat Agama secara bahasa (Etimology)
maka terdapat tiga pandangan kata yang semakna dengannya, yaitu religi, al-din
dan agama. Walaupun sebagian orang berbeda pendapat satu sama lainnya, seperti
pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas
pengertiannya daripadda religi dan agama.
Sedangkan secara istilah (Terminology) agama diartikan sebagai aturan
atau tata cara hidup manusia hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Konsep
al-din dalam Al-Qur’an di antaranya terdapat pada surat Al-Ma’idah [5] ayat 3
yang membahas konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang
harus dilaksanakan oleh manusia.
Selanjutnya karena banyaknya definisi mengenai agama yang di
kemukakan para ahli. Harun Nasution mengatakan, bahwa agama dapat diberi
definisi sebagai berikut :
a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib
yang harus di patuhi
b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghain yang menguasai manusia
c) Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu
Dll
BAB III
KONSEP MENGENAL ALLAH SWT
Pada dasarnya manusia senantiasa mencari siapa penguasa tertinggi di
alam ini, penguasa tertinggi itu kemudian disebut dengan Tuhannya. Dalam Al-
Qur’an Tuhan itu adalah Allah, dia hanya satu dalam segala hal. Dan sikap tauhid
dibagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah. Sikap
tauhid ini merupakan sebuah fondasi sebagai manusia beragama untuk mengenal
Allah SWT dan menjadi dasar nilai dalam semua aktivitas manusia baik dalam
ritual maupun mu’amalah.

BAB IV
MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
Pada dasarnya manusia diciptakan dari tanah, mula mulanya Allah SWT
menciptakan Adam AS dari tanah dan kemudian ditiupkan ruh-Nya, sehingga
menjadi hidup, mampu mengingat, berpikir, berkehendak, merasa, berangan-
angan, menilai dan menentukan pilihan. Sebagai mestinya manusia dan tujuan
hidupnya adalah melakukan tanggung jawab atas dasar Jabatan, kedudukan, status
dan peranannya. Dalam fungsi tersebut manusia menempati kewajiban kewajiban
yang metinya terpenuhi dan dipertanggung jawabkan karena manusia sendiri
dilahirkan ke dunia menyandang tugas dan kewajiban yang berat dalam fungsinya
yang ganda yaitu manusia sebagai khalifah

BAB V
IBADAH

Adalah segala perbuatanh yang di lakukan dengan maksud mendapat


keridhoan allah SWT dan mengharapkan pahalanya di akhirat.
Dari segi pelaksnaannya ibadah di bedakan menjadi 3 macam ;
Ibadah jamaniyah-ruhaniyah, yaitu ibadah yng pelaksanaannya memerlukn
kegiatan dan kekuatan fisik disertai jiwa yng penuh iklas, contohnya sholat
Ibadah ruhaniyah-maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan
dngan harta, contohnya zakat
Ibadah jasmaniyah-ruhaniyah-maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya
memerlukan kekuatan fisik dan mental juga memerlukan materi seperti
menunaikan ibadah haji ke baitullah makkah.
BAB VI
ISLAM SEBAGAI AGAMA
Islam berarti kepatuhan kepada kehendak dan kemauan Allah SWT, serta
taat kepada hukumnya.
Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama yang di bawa oleh para
nabi dan rosul sebelumnya .

BAB VII
SUMBER AJARAN ISLAM
Sumber ajaran islam yang utama adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sedangkan penalaran atau akal pikiran (Ijtihad) adalah sebagai alat untuk
memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an merupakan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur, dimulai dari
Makkah dan disudahi di Madinah. Pengertian Al-qur’an sendiri yaitu bacaan.
Sedangkan As-Sunnah yaitu segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW selain Al-
Qur’an, baik berupa perkataan,perbuatan, maupun ketetapannya, yang berkenaan
dengan hukum syara. As-Sunnah ini sebagai ajaran islam yang kedua setelah Al-
Qur’an. Lalu ijtihad yaitu salah satu nilai dasar dan sistematik yang mu’tamad
dalam ajaran islam. Ijtihan ini dilakukan untuk menyelesaikan suatu perkara yang
tidak terdapat keterangan yang nyata menjelaskan suatu perkara yang ditetapkan
dalam hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah.

BAB VIII
RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM
Ruang lingkup ajaran Islam, yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak.
Ketiga lingkup ajaran Islam tersebut adalah penting dan tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, karena ketiganya mempunyai hubungan timbal.
Akidah berasal dari kata “aqada” yang secara etimologis berarti ikatan
atau sangkutan. Sedangkan secara terminologis artinya keyakinan. Syari’ah secara
etimology berarti jalan. Maksudnya, jalan yang ditempuh oleh manusia.
Sedangkan secara terminology berarti hukum-hukum dan tata aturan dari Allah
SWT agar ditaati oleh hamba-hamba-Nya. Akhlak secara etimology adalah bentuk
jamak dari khuluk, artinya ‘perangai’ atau ‘tabi’at’. Adapun secara termitology
menurut Ibnu Miskawaih adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan.
BAB IX
AKHLAK DALAM ISLAM
Dari sudut kebahasaan kata ‘Akhlak’ berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar
(bentuk infiitive) dari kata akhlaqa-yukhliqu-ikhlaqan, sesuai timbanagan (wazan)
tsulasi majid af’ala-yuf’ilu-if’alan, yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thabi’ah
(kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah
(peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Dalam Islam dikenal adanya dua kerangka dasar ajaran islam, yaitu meliputi
aspek aqidah dan syari’ah. Pendapat yang demikian, antara lain dikemukakan oleh
Mahmud Syaltout. Dalam pandangannya, akhlak adalah salah satu bagian dari
aspek syari’ah. Mengikuti pendapat yang kedua, maka kerangka Islam meliputi
aqidah, syari’ah, dan akhlak.
Sebagai salah satu cabang ilmu agama Islam yang juga menjadi kajian filsafat,
mengandung berbagai kegunaan dan manfaat yaitu kemajuan rohaniah, penuntun
kebaikan, kebutuhan primer dalam keluarga, kerukunan antar tetangga dan
pembinaan akhlak remaja. Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral.
Menurut Yusuf Qardawi, paling tidak ada tiga ancaman terhadap akhlak manusia
dalam kehidupan dewasa ini, yaitu ananiyah, madiyyah, dan naf’iyyah.
BAB X
ETIKA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI DAN SENI (IPTEKS)
Kata ilmu dan pengetahuan dapat didefinisikan sebagai himpunan pengetahuan
manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan dapat diterima
oleh rasio. Teknologi merupakan hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan
yang berkarakteristik obyektif dan netral. Sedangkan seni adalah hasil ungkapan
akal dan budi manusia dengan segala prosesnya yang merupakan ekspresi jiwa
seseorang.
Agama adalah pandangan tertentu kepada kehidupan, sementara sains adalah
suatu pengetahuan yang mencoba mengungkapkan misteri alam beserta isinya.
Salah satu gagasan yang paling canggih, komprehensif dan mendalam yang dapat
ditemukan di dalam Al-Qur’an adalah konsep ilmu pengetahuan (sains). Sungguh
Islam menempatkan ilmu sejajar dengan adil. Karena pada hakikatnya adil
merupakan keadilan distributif, maka ilmu pun merupakan ilmu distributif.
Ada beberapa contoh dampak positif IPTEK yaitu mempercepat dan
mempermudah komunikasi, menjaga keamanan, dan mempermudah akses
informasi. Sedangkan untuk contoh dampak negatif dari IPTEK yaitu membawa
manusia pada penguasaan dunia, dan menimbulkan gaya hidup yang buruk.
Dari sudut pandang agama, Islam tidak pernah namanya melarang untuk
mengembangkan IPTEK. Tetapi walaupun tidak ada larangan dalam
mengembangkan IPTEK kita tetap harus berpegang dan patuh terhadap nilai-nilai
yang berlaku.
BAB XI
ISLAM, DEMOKRASI, DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Berbicara tentang HAM menurut islam, harus merujuk pada ajaran Allah
dan apa yang diperbuat Nabi Muhammad saw, jauh sebelum lahirnya piagam-
piagam Hak Asasi Manusia di Barat. Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi saw
pada tahun 622 M. Merupakan konstitusi yang menjunjung hak asasi manusia.
Bahkan menurut sosiolog Amerika Robert N. Bellah, konstitusi itu terlalu sangat
modern. Konstitusi yang berisi 47 pasal itu secara tegas melarang adanya
diskriminasi dan penindasan serta memberi kebebasan dalam melaksanakan
agamanya masing-masing.
Demokrasi tidak hanya berdiri kokoh di tempat kelahirannya saja, tetapi
telah sedemikian jauh menglobal dari barat ke timur, mengalir dari utara ke
selatan, tentu saja proses perpindahan dan penyebaran demokrasi tidak seperti
yang dibayangkan, tidak semurah yang diperkirakan dan tidak semudah yang
diharapkan
HAM menurut islam berprinsip menjunjung tinggi martabat manusia. Di
samping itu HAM menurut islam juga menghendaki adanya persamaan,
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan beragam, dan jaminan sosial. Prinsip
kebebasan menyatakan pendapat adalah kebebasan yang dibimbing ajaran Allah,
yaitu al-Qur’an menurut sunnah rasul.
BAB XII
KONSEP PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA DALAM ISLAM
Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang
untuk mencapainya. Membangun keluarga sejahtera, telah banyak diupayakan
oleh berbagai pihak, termasuk oleh semua keluarga di Indonesia, Pemerintah pun
sebenarnya juga telah cukup lama memberi perhatian pada masalah ini. Dengan
demikian, kebahagiaan dan kesejahteraan hidup harus tercakup didalamnya adalah
adanya rasa tenteram, aman dan damai. Seseorang akan merasa bahagia apabila
terpenuhi unsur-unsur tersebut dalam kehidupannya.
Agama Islam yang memiliki penganut terbesar di Indonesia, memandang bahwa
membangun keluarga sejahtera merupakan upaya yang wajib ditempuh oleh setiap
pasangan (keluarga) yang diawali dengan perkawinan/pernikahan Islami. Karena
perkawinan adalah hal mendasar dalam pembentukan keluarga Islam. Tanpa
perkawinan sesuai ajaran/ketentuan agama, mustahil sebuah keluarga akan
mencapai kesejahteraan yang diidamkan.
Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT yang menyebarkan agama
Islam di bumi ini, memuji institusi tersebut sebagai bagian dari sunah beliau.
Dengan demikian, sebuah perkawinan harus betul-betul direncanakan dengan
baik.
III. Kekurangan dan Kelebihan Buku

 Kekurangan Buku
- Halaman tidak sesuai dengan daftar isi
- Harganya terlalu mahal
- Bahasa yang digunakan berbelit-belit
- Judul bab dengan isi bab tidak sinkron
- Penulisan daftar pustaka tidak tepat

 Kelebihan Buku
- Cover buku menarik
- Dari kutipan ayat dan para ahli di cantumkan sehingga mempermudah
pembaca

Anda mungkin juga menyukai