Anda di halaman 1dari 11

1

PRODUKSI TANAMAN KACANG-KACANGAN


(MKB 5309)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN PESTISIDA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Produksi Tanaman
Kacang-Kacangan

Disusun oleh :
Rahadian Nandea Juliansyah 1610631090124
Kelompok 6
Kelas 5D

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Lutfi Afifah, SP., M.Si
Tatang Surjana, Ir., M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Petani dan pestisida adalah dua sisi yang sulit untuk dipisahkan.
Peningkatan hasil produk pertanian merupakan harapan petani ditengah gencarnya
serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Pestisida merupakan bahan
kimia yang digunakan untuk mengendalikan OPT sehingga dapat
mempertahankan hasil tanam petani. Dengan usaha pengendalian, populasi atau
tingkat kerusakkan karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga secara
ekonomis tidak merugikan (Djojosumarto, 2006).
Penggunaan pestisida oleh petani semakin hari kian meningkat, namun
tidak diimbangi dengan peningkatan pemahaman petani dalam menggunakan
pestisida. Dampak dari pemakaian pestisida adalah pencemaran air, tanah, udara
serta berdampak pada kesehatan petani, serta konsumen. Perlunya penggunaan
pestisida dikarenakan pestisida ini merupakan racun yang mempunyai nilai
ekonomis terutama bagi petani. Pestisida memiliki kemampuan membasmi
organisme selektif (target organisme), dengan adanya pestisida ini petani sangat
terantu dalam mencegah serangan hama dan penyakit yang mengganggu hasil
panen produk petani baik pada pra tanam, tanam, pemeliharaan, panen, sampai
pasca panen keberadaan pestisida ini memiliki andil besar untuk mempertahankan
produk pertanian (Tarumingkeng, 2008).
Banyak penelitian yang telah menunjukkan hubungan antara penggunaan
pestisida dengan gangguan kesehatan yang diderita pekerja. Menurut WHO,
keracunan pestisida baik yang disengaja maupun tidak disengaja merupakan
masalah yang serius pada komunitas pertanian di Negara miskin dan berkembang.
Diperkirakan sekitar 250.000 kematian terjadi karena keracunan pestisida setiap
tahunnya.
2

Tingkat Pengetahuan Petani tentang penggunaan pestisida dan bahayanya


masih kurang. Selama ini penggunaan pestisida oleh petani hanya sebatas
pengalaman tanpa mengenal jenis, formulasi dan sifat-sifat pestisida yang
digunakan. Hal tersebut jika dibiarkan akan berdampak pada kelestarian
lingkungan serta terjadinya resistensi dan resurjensi hama. Oleh sebab itu,
mengenal jenis, formulasi dan sifat-sifat pestisida penting untuk dipelajari.

1.2. Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengenal dan
mengetahui jenis-jenis pestisida, kandungan bahan aktif dan bahan campuran
pestisida, bentuk aplikasi pestisida, dan bahaya-bahaya pestisida.
3

BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum pengenalan
pestisida adalah berbagai macam jenis pestisida baik kimiawi, organik dan nabati
dengan bahan formulasi yang berbeda dan bentuk pestisida
Sedangkan alat yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum
keparahan penyakit ddiantaranya yaitu, alat tulis, handphone

2.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pengamatan keparahan penyakit daun tanaman singkong ini dilaksanakan
di Labolatorium Organisme Pengganggu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Singaperbangsa Karawang. Pengamatan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 07
November 2018 pukul 13.00 – 15.00 WIB.

2.3. Metode Pelaksanaan


 Mahasiswa menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa handphone dan
alat tulis untuk mencatat, mengambil gambar dari jenis jenis pestisida
yang diperlihatkan
 Mahasiswa ddiberikan penjelasan mengenai bahan aktif, formulasi, nama
dagaang, bentuk pestisida dan sebagainya oleh asisten praktikum
 Mahasiswa melakukan pengamatan pada masing masing jenis pestisida
 Mencatat informasi mengenai pestisida yang diperlihatkan kedalam tabel
pada kertas laporan kelompok serta menuangkannya dalam bentuk laporan
individu.
.
4

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
(Terlampir)

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terhadap beberapa jenis
pestisida kimia, organik dan hayati. Pestisida tersebut antara lain dari jenis
insektisida dan fungisida. Pembahasan lebih mendalam mengenai jenis-jenis
pestisida tersebut adalah sebagai berikut :

a) Avidor
Avidor merupakan insektisida racun kontak, lambung bersifat sistemik
berbentuk tepung dengan formulasi WP (Wettable Powder) yang dapat
disuspensikan untuk mengendalikan hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens)
pada tanaman padi sawah, semangka dan cabai. Insektisida Avidor dapat
mengendalikan hama wereng cokelat, hama trips, dan kutu daun. Produsen
insektisida Avidor adalah CV.Saprotan Utama.
Peringatan bahaya yang tercantum dalam kemasan insektisida Avidor
diantaranya,
- Keracunan melalui mulut, pernafasan sehingga perlu penutup mulut
saat pengaplikasian insektisida Avidor untuk meminimalisir dampak
- Berbahaya terhadap hewan, ikan, dan ternak lainnya
- Penggunaan penutup mulut, sepatu khusus, sarung tangan dan
sebagainya
- Penyemprotan dilakukan ke arah bawah atau pertanaman sehingga
tidak menyembur ke arah muka dan bagian tubuh
5

b) Organeem
Organeem merupakan salah satu jenis pestisida organik yang memiliki
sifat fisik cair dengan bahan aktif Azadirachtin. Pestisida organik Organeem ini
efektif melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit (sebagai insektisida,
fungisida, akarisida, bakterisida, virusida, nematisida). Organeem tidak
menimbulkan keracunan terhadap hewan, ternak, ikan dan hewan lain serta tidak
menimbulkan fitotoksitas pada tanaman. Dapat digunakan pada tanaman kubis,
tomat, bawang merah/putih, kacang panjang, kentang, wortel dan tanaman lainnya

c) Decis
Decis 2.5 EC adalah insektisida lambung dan racun perut berbentuk
pekatan yang dapat diemulsikan dengan bahan aktif Deltamethrin 25 g/ l.
Insektisida ini berbentuk cair berwarna kuning dengan jenis formulasi EC
(Emulsifiable Concentrate). Cara aplikasi Decis 2.5 EC yaitu dengan
melarutkannya ke dalam air kemudian disemprotkan ke tanaman . Insektisida
Decis dapat mengendalikan hama ulat grayak (Spodoptera litura), Lalat buah
(Bactrocera sp.), Belalang (Locusta migratori), Kutu putih (Ferrisia virgata),
Ulat jengkal (Chrysoderxis chalcites) dan hama hama tanaman lainnya.
Peringatan bahaya yang tercantum dalam kemasan pestisida Decis
Diantaranya :
- Gunakan sepatu boots saat pengaplikasian insektisida Decis untuk
menghidari dan meminimalisir efek negatif kepada kulit.
- Berbahaya kepada hewan seperti ikan, sapi, dan hewan ternak lainnya.
- Penyemprotan dilakukan kearah bawah untuk mencegah semburan dari
pestisida yang dapat mengenai bagian muka
- Penggunaan sarung tangan
- Penggunaan penutup mulut
- Penggunaan penutup kepala
6

d) Amistar Top
Amistar Top diproduksi oleh Syngenta merupakan fungisida sistemik dan
juga sebagai zat pengatur tumbuh berbentuk pekatan suspensi dengan bahan aktif
Azoksistrobin 200g/l dan Difenokonazol, jenis formulasi 325 SC (Suspension
Concentrate), berwarna kuning muda untuk mengendalikan penyakit,
meningkatkan kualitas dan hasil panen pada tanaman bawang merah, cabai,
jagung, kakao, kedelai, kelapa sawit, kentang, krisan, kubis, tembakau, tomat dan
lain sebagainya.
Terkena kulit dapat menyebabkan sensitisasi. Jauhkan dari jangkauan
anak-anak, hewan peliharaan . Sehingga dalam pengaplikasian pestisida perlu
digunakan pakaian khusus untuk mencegah keracunan, gangguan lainnya .
Penggunaan sarung tangan, penutup kepala, sepatu boots yang sesuai aturan dapat
meminimalisir dampak buruk akibat pengaplikasian dan sentuhan antara pestisida
dengan bagian tubuh seperti kulit, mulut dan sebagainya.

e) RhizomaX
RhizomaX meripakan pupuk hayati yang diproduksi oleh WISH
Indonesia, Bogor dengan bahan aktif Rhizobium sp, Bacillus megathenum,
Pseudomonas flourescens dan B. polymixa yang digunakan untuk penyubur dan
perlakuan benih, dalam formulasi tepung terbasahkan, mengandung bakteri PGPR
(Plant Grwoth Promoting Rhizobacteria) yang mampu memproduksi hormon
tumbuh, antibiotik, menginduksi ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit, meningkatkan ketersediaan dan penyerapan unsur hara mampu
meningkatkan hasil panen baik jumlah maupun mutunya. Tidak terdapat
peringatan bahaya yang tercantum dalam kemasan sehingga ddapat dikategorikan
aman bagi kesehatan jika bersentuhan secara langsung.
7

f) LB10
LB10 diproduksi oleh CV. Hijau Lestari merupakan pupuk hayati dalam
larutan bening yang ramah lingkungan dan aman jika terminum oleh manusia,
ternak, ikan dan makhluk hidup lainnya. Kandungan bahan aktif yang terdapat
pada LB10 diantarana BPF, Zotobacter, Rhizobium, Lactobacilus, Pseodomonas,
Azospirilium, dan Selulotik. Formulasi Super yang diprodduksi melewati proses
fermentasi sempurna dengan menggunakan teknologi mikrobakteri terkini yang
terdiri dari ribuan jenis bakteri, baik bakteri positif maupun bakteri negatif yang
dapat hidup berdampingan tanpa saling membunuh. Sehingga memunyai multi
fungsi dan kegunaan dibidang pertanian, perternakan dan perikanan serta
perbaikan lingkungan hidup

g) Top Tan
Top Tan merupakan jenis pestisida organik sediaan larutan bening dengan
bahan aktif antara lain : C- organik, N- total, P2O5, Pb, Cd, dan As yang
merupakan formulasi oleh YOSTECH 737.
8

BAB IV
SIMPULAN

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran
9

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.


Yogyakarta.
Tarumingkeng. 2008. Pedoman Penggunakan Pestisida. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
10

LAMPIRAN

Insektisida Pestisida Organik Insektisida Decis


Avidor 25 WP OrgaNeem

Fungisida Sistemik Pupuk Hayati Pupuk Hayati


Amistar Top RhizomaX LB10

Pestisida Organik
Top Tan

Anda mungkin juga menyukai