OLEH:
NAMA
NIM
: G111 13 332
KELOMPOK
: B-2
KELAS
:B
BAB I
PENDAHULUAN
akar mudah masuk dalam fraksi tanah dan dapat mengikat air. Hal ini sangat
penting bagi akar bibit tanaman karena media tumbuh sangat berkaitan dengan
pertumbuhan akar atau sifat di perakaran tanaman
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu di lakukan praktikum supaya
mahasiswa bisa mengetahui cara pembuatan sekam bakar dan cocopeat, dan
memanfaatkan limbah- limbah pertanian.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk membuat sekam bakar dengan
menggunakan sekam bekas penggilingan padi dengan menggunakan teknik
sangrai dan pembakaran anaerob. Pembuatan cocopeat dilakukan secara manual
menggunakan sisir kayu
Adapun kegunaan praktikum ini yaitu mahasiswa diharapkan dapat
memberikan pengetahuan tentang cara membuat sekam bakar dan cocopeat secara
sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sekam Bakar
Arang sekam sendiri memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti
tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan
air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun
sayuran (terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan
mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi
sendiri arang sekam untuk keperluan sendiri dan bahkan mungkin dapat
menjualnya nanti (Maspary, 2011).
Penambahan arang sekam memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan perkembangan akar tanaman yang efeknya positif terhadap
persentase hidup suatu tanaman.Pemberian arang sekam pada media tumbuh akan
menguntungkan karena dapat memperbaiki sifat tanah di antaranya adalah
mengefektifkan pemupukan karena selain memperbaiki sifat fisik tanah (porositas,
aerasi), arang sekam juga berfungsi sebagai pengikat hara (ketika kelebihan hara)
yang dapat digunakan tanaman ketika kekurangan hara, hara dilepas secara
perlahan
sesuai
kebutuhan
tanaman/slow
release
(Komarayati
et
al.
(2003).Komposisi kimiawi dari arang sekam sendiri terdiri dari SiO2 dengan
kadar 72,28% dan C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri dari
Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil (Bakri, 2008)
Menurut Tim Penulis PS (2009:46), sekam bakar adalah media tanam yang
porous dan steril dari sekam padi yang hanya dapat dipakai untuk satu musim
tanam dengan cara membakar kulit padi kering di atas tungku pembakaran, dan
sebelum bara sekam menjadi abu disiram dengan air bersih. Hasil yang diperoleh
berupa arang sekam (sekam bakar). Selanjutnya Yati Supriati dan Ersi Herliana
(2011:29) mengemukakan arang sekam adalah sekam padi yang telah dibakar
dengan pembakaran tidak sempurna. Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan
menyangrai atau membakar.
Keunggulan sekam bakar adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah, serta melindungi tanaman. Sekam bakar yang digunakan adalah hasil
pembakaran sekam padi yang tidak sempurna, sehingga diperoleh sekam bakar
yang berwarna hitam, dan bukan abu sekam yang bewarna putih (Mahmudi, 1994)
dalam Timbul P. Tumanggor (2006:9),. Selanjutnya Conover (1980) dalam Timbul
P. Tumanggor (2006:8) menambahkan sekam padi memiliki aerasi dan drainasi
yang baik, tetapi masih mengandung organisme-organisme pathogen atau
organisme yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu
sebelum menggunakan sekam sebagai media tanam, maka untuk menghancurkan
patogen sekam tersebut dibakar terlebih dahulu.
Menurut Wuryan (2008:2), sekam bakar memiliki karakteristik yang
istimewa, oleh karena itu dapat dimanfaatkan sebagai media tanam untuk
hidroponik. Komposisi kimiawi sekam bakar adalah SiO2 dengan kadar 52% dan
C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri dari Fe2O3, K2O, MgO,
CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil serta beberapa bahan organik
lainnya. Sebagai media tanam, sekam bakar berperan penting dalam perbaikan
sifat fisik, sifat kimia, dan melindungi tanaman (Mahmudi, 1994 dalan Timbul P.
Tumanggor, 2006:9).
2.2 Cocopeat
Media cocopeat pada dasarnya memiliki kemampuan mengikat dan menyimpan
air yang sangat kuat. Serbuk sabut kelapa (cocopeat) merupakan media yang
memiliki kapasitas menahan air cukup tinggi. Media cocopeat memiliki pori
mikro yang mampu menghambat gerakan air lebih besar sehingga menyebabkan
ketersediaan air lebih tinggi (Istomo dan Valentino 2012)
Utami et al. (2006) juga menyatakan bahwa cocopeat dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dikarenakan sifatnya yang dapat menjadikan media lebih
masam. Dalam penelitiannya diketahui media campuran tanah+cocopeat dan
kompos+cocopeat memiliki pH yang relatif lebih rendah, yaitu antara 5,3-6,8,
dibandingkan dengan kelompok media campuran tanah+kompos yaitu 6,3-7.
Cresswell (2009) mengatakan, cocopeat terdiri dari 2% - 13% serat
pendek yang panjangnya kurang dari 2 cm. Cocopeat bersifat hydrophilik dimana
kelembaban akan tersebar merata pada permukaan serbuk. Kondisi seperti ini
menyebabkan cocopeat mudah untuk menyerap air meskipun berada di udara
kering. Cocopeat tidak cocok digunakan sebagai bahan bakar karena
menghasilkan banyak asap dan panas yang dihasilkan sedikit.
Cocopeat memiliki daya serap air yang cukup tinggi yaitu sekitar 8 9
kali dari beratnya. Dalam cocopeat mengandung mineral-mineral seperti N, P, K,
Ca, Cl, Mg, Na yang baik untuk media pembibitan tanaman (DAPCA 2003).
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Pengamatan Percobaan Pembuatan Media Tanam Sekam Bakar
Ula
n
g
Sangra
i
Bobot
Anaero
b
Bobot
Rendemen
(%)
Ket
Akhi
Awa
Akhi
Awal
r
l
r
(
(
(
(
a
k
k
k
k
n
g
g
g
g
)
)
)
)
1
5
3,1
5
2,4
2
5
2,4
5
2,7
3
5
2,8
5
2,8
Sumber : Data Primer SetelahDiolah, 2015
Sangr
ai
Ana
e
r
o
b
62
48
56
48
54
56
Bobot
Awal (kg)
Akhir (kg)
5,2
2,0
Sumber : Data Primer SetelahDiolah, 2015
Ket
38,45
4.2 Pembahasan
Media tanam merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan haruslah sesuai dengan jenis tanam
yang akan ditanam dan juga keadaan lingkungan tempat melakukan kegiatan
bercocok tanam. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan
curah hujan yang berbeda, sehingga penggunaan media tanam pun harus sesuai
agar pertumbuhan tanaman budi daya dapat tumbuh dengan optimal.
Penggunaan
media
tanam
yang
baik
juga
akan
mempengaruhi
perkecambahan dari suatu biji yang digunakan sebagai bahan tanam. Dengan
penggunaan media tanam yang baik, suplai air yang diperlukan biji untuk
melakukan fase perkecambahan setelah masa dormansi dari biji tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan pembuatan media tanam dengan
yaitu sekam padi dengan sabuk kelapa, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
antara lain sebagai berikut :
1. Pembuatan media tanam dapat dilakukan dengan sendiri.
2. Cocopeat merupakan media tanam yang didapatkan dari sabut kelapa
3. Nilai rendemen sekam bakar hasil pembakaran anaerob lebih besar
dibanding hasil sangrai dengan perbandingan 53,7% : 52,3%
4. Nilai rendemen cocopeat sebesar 38,45%
5.2 Saran
Dalam pembuatan media tanam baik itu cocopeat dan sekam bakar, ada baiknya
memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri,(2008), Komponen Kimia dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai SCM
untuk Pembuatan Komposit Semen, Jurnal Perennial, 5(1):9-14.
Cresswell G. 2009. Coir Dust A Proven Alternative To Peat. Cresswell
Horticultural Services. Grose vale.
Timbul P. Tumanggor, 2006. Potensi Sisa Media Jamur Kuping sebagai Pupuk
Organik pada Tanaman Tapak Dara (Chataranthus roseus (L.)
G.DON). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Jakarta.
Valentino, N. 2012. Pengaruh Pengaturan Kombinasi Media Terhadap
Pertumbuhan
Anakan
Cabutan
Tumih
[Combretocarpus
LAMPIRAN
Pembuatan Arang Sekam (Sangrai)
Pembuatan Cocopeat