Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI DASAR

PEMBUATAN BEDENGAN DAN PEMUPUKAN NPK PADA


TANAMAN JAGUNG

OLEH :
YUDA MAHENDRA
2206110622
AGROTEKNOLOGI-B

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN BEDENGAN DAN PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN


JAGUNG

Pekanbaru, 31 Oktober 2023


Praktikan

YUDA MAHENDRA
2206110622

MENGETAHUI

Asisten I Asisten II

Nafadhilah Astriani Ditya Muthiya Wilanda Amalia


NIM. 1806111818 NIM. 1806110326
Asisten III Asisten IV

Maulana Ishak Agustra Leonardi Sipahutar


NIM. 1906156205 NIM. 1906155290
Asisten V Asisten VI

Evelyn Cindy Sinaga Yusriwandi


NIM. 1906111677 NIM. 1906124467
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting

bagikehidupan manusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung

jugamerupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung

diIndonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya

tingkatkonsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah

pendudukIndonesia. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan

penting,namun tingkat produksi belum optimal.

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang

terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan

Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok begitu juga bagi sebagian penduduk

Afrika dan beberapa daerah di Indonesia..

Tanah sebagai media tumbuh tanaman memiliki fungsi yang cukup penting

bagi tanaman diantaranya sebagai sumber hara tanaman, sumber air tanaman,

tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Agar tanah dapat berfungsi secara

optimal sebagai media tumbuh tanaman pengolahan tanah merupakan kegiatan

yang harus dilakukan karena dengan pengolahan tanah akar tanaman dapat

berkembang dengan baik dan absorbsi hara oleh tanaman berada dalam kondisi

optimal. Selain itu pengolahan tanah dilakukan adalah untuk membersihkan

rumput dan gulma yang ada disekitar areal pertanaman. Pada tanah bertekstur

berat, pengolahan tanah sebaiknya dilakukan secara intensif untuk mendapatkan

drainase dan aerasi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.


Lahan merupakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas di

muka bumi. Hampir semua kegiatan produksi, rekreasi, dan konservasi

sangat memerlukan lahan. Pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan dari

berbagai sektor seharusnya selalu mengacu pada potensi fisik lahan, faktor sosial

ekonomi, dan kondisi budaya setempat serta sistem legalitas tentang lahan.

(Robert, dkk., 2010).

Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan

bedengan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan,

rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi,

karna tanaman rumput gajah mini suka pada cahaya matahari secara langsung.

Dalam melaksanakan pembuatan bedengan biasa para petani biasa menggunakan

alat seperti cangkul atau pun bias menggunakan alat-alat yang menggunakan

mesin seperti mesin pembajak tanah.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk melakukan pembuatan

bedengan untuk persiapan dalam proses pembudidayaan tanaman dan juga

bertujuan untuk melakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK pada tanaman

jagung.

1.3 Manfaat

Manfaat nya yaitu praktikan dapat mengetahui cara pembuatan bedengan

dalam mempersiapkan tempat sebelum dilakukannya penanaman, dan juga

mendapatkan pengetahuan tentang pupuk NPK.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jagung (Zea mays L) merupakan tanaman yang berperan penting dalam

memenuhi kebutuhan pangan domestik dan internasional setelah beras dan

gandum. Jagung merupakan tanaman pangan yang umum ditanam di daerah

dataran rendah, baik di hutan belantara, di sawah tadah hujan, maupun di dataran

tinggi. Untuk mengembangkan jagung dengan menggunakan benih unggul yang

berkualitas merupakan salah satu upaya yang terus diteliti dan dipopulerkan di

kalangan petani. Hingga saat ini jagung masih menjadi komoditas strategis kedua

setelah beras karena di beberapa daerah, jagung masih menjadi komoditas pangan

pokok kedua setelah beras. Tanaman jagung manis biasanya ditanam untuk

dipanen pada saat masih muda, yaitu 69 hingga 82 hari setelah tanam atau pada

tahap pemerahan. Pematangan merupakan proses pengubahan gula menjadi pati

sehingga biji jagung manis muda mempunyai kadar gula lebih tinggi dan kadar

pati lebih rendah. Sifat ini diatur oleh gen resesif Sugari (su), yang menghambat

proses pengubahan gula menjadi pati ( Amin 2012).

Pembuatan bedengan dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.

Kegiatan pengolahan tanah dilakukan saat praktikum dengan cara

membolak-balik tanah menggunakan cangkul. Tanah dicangkul beberapa kali

sampai mendapatkan tekstur remah. Tujuan dari pengolahan tanah ini untuk

menciptakan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, membenamkan atau mengendalikan gulma, dan pengolahan tanah

juga akan memudahkan tanaman dalam menyerap unsur hara karena tekstur

tanah menjadi gembur (Arsyad, 2010).

.
Selain pembuatan bedengan, hal yang perlu dilakukan adalah

pembuatan drainase. Pembuatan drainase ini bertujuan untuk mengalirkan air pada

lahan yang dibuat dan tidak menimbulkan kejenuhan air bila terjadi hujan lebat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Indranada (1994), yang menyatakan bahwa fungsi

drainase adalah untuk membuang kelebihan air, menciptakan keadaan tidak

jenuh untuk pernapasan akar tanaman, dan mencuci sebagian asam-asam organic.

Pembukaan lahan (Land clearing) adalah salah satu langkah awal untuk

bercocok tanam, pada suatu areal atau lahan hutan yang sebelumnya banyak

ditumbuhi oleh pepohonan, gulma dan keanekaragaman hayati di dalamnya,

pembukaan lahan di lakukan untuk keperluan seperti lahan perkebunan, pertanian,

transmigrasi, dan keperluan lainnya (Setiadi et al., 2018).

Pengolahan lahan adalah proses penggemburan tanah, yang bertujuan

untuk menciptakan keadaan tanah yang siap untuk ditanam. Indikator pengolahan

lahan dilihat berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam pengolahan lahan

meliputi: penerapan pencangkulan dan pembuatan bedengan; penggemburan tanah

dan membersihkan dari sisa akar atau rumput. Setelah tahap pencangkulan

kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 1 m atau 1,50 m, dengan panjang

1 m tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam

Pembuatan bedengan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah

dan bertujuan untuk membuat medium tanah, memperbaiki struktur tanah, agregat

tanah, dan juga untuk pengendalian hama maupun pathogen yang ada didalam

tanah yang dapat merugikan bagi tanaman. Dalam pembuatan bedengan ini juga

harus memperhatikan drainase yang baik dan mendukung khususnya untuk

mempertahankan air agar air tidak mudah hilang mengalir. Fungsi drainase adalah
untuk membuang kelebihan air, menciptakan keadaan tidak jenuh untuk

pernapasan akar tanaman, dan mencuci sebagian asam-asam organik. Semakin

pendek interval atau jarak antar parit drainase, maka hasil tanaman semakin tinggi

adalah memecahkan gumpalan-gumpalan tanah menjadi butiran-butiran tanah

yang lebih halus dan gembur serta mengatur permukaan tanah sehingga sesuai

untuk ditanami. Maksud pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur

tanah. Biasanya dari struktur masif atau pejal menjadi struktur yang dikehendaki

atau sesuai dengan tujuan penanaman. Struktur tanah yang dikehendaki sesuai

dengan tujuan penanaman antara lain struktur remah yaitu untuk tanah yang datar

dengan curah hujan sedang, struktur gumpal kecil untuk tanah yang curah

hujannya agak tinggi dengan temperatur agak panas, struktur gumpal besar untuk

tanah dengan curah hujan tinggi dan suhu panas serta tanahnya akan mengalami

granulasi sendiri, dan struktur lumpur untuk tanah-tanah sawah agar

perkembangan akar dan penyebaran hara atau pupuknya lebih merata (Sumadi,

2001).

Pemupukan merupakan hal atau cara memberikan zat yang bertujuan

untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah. Unsur hara Nitrogen,

Fosfor, dan kalium adalah salah satu factor penunjang bagi pertumbuhan dan

perkembangan pada tanaman agar tanaman bereproduksi secara optimal, dan

ketersedianaan unsur hPupuk anorganik adalah pupuk non-alami yang diproduksi

oleh industri sehingga dikenal juga dengan nama pupuk kimia atau pupuk buatan

(Murbandono, 2003). Menurut Suwahyono (2011), Pupuk anorganik tidak

mampu memperbaiki kualitas tanah, berbeda dengan pupuk organik yang bisa

berfungsi sebagai penyubur dan pembenah tanah.ara yang terdapat di dalam tanah
selalu tersedia dan cukup bagi tanaman. Berdasarkan kandungan unsur haranya

NPK termasuk kedalam pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari

satu unsur hara pokok yaitu Nitrogen, Fosfor, dan Kalium, NPK adalah jenis

pupuk netral yaitu pupuk yang tidak mengubah keasaman tanah.


BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada hari selasa 24

oktober 2023 pada pukul 8.00- 9.40 WIB.

Adapun tempat pelaksanaan praktikum ini berlokasi di UPT kebun

percobaan fakultas pertanian universitas riau.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul,

semprotan, dan parang.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah, pestisida

iguana, pupuk NPK

3.3 Metode Pelaksana

1. Dilakukan pembuatan lubang di antara jagung yang satu dengan yang lainnya

sedalam 2-3 cm

2. Ditabur pupuk NPK ke dalam lubang yang telah dibuat.

3. Ditutup lubang pemupukan tersebut.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk

menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu, dan di antara dua

bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainase yang berguna untuk

mengalirkan air agar aerasi tanah atau kelembapan tanah dalam bedengan tetap

terjaga. Umumnya, para petani membuat bedengan atau guludan selebar 70

sampai 120 cm atau lebih, dan tinggi 20-30 cm, dengan panjang bervariasi

mengikuti arah lereng. Bedengan yang dibuat panjang searah lereng akan

memperbesar erosi dan penghanyutan hara, karena tanah di dalam bedengan akan

mengalami pengikisan dan penghanyutan oleh aliran permukaan pada saat hujan,

sehingga akan menurunkan tingkat kesuburan dan produktivitas tanahnya.

Tanah yang diolah adalah tanah latosol. Tanah latosol adalah tanah dengan

kadar liat lebih dari 60%, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam

dengan batas-batas horizon yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm),

kejenuhan basa kurang dari 50%, umumnya mempunyai epipedon umbrik dan

horizon kambik Tanah ini berwarna merah atau kuning, terutama di horizon B.

Jika tidak mengalami erosi, tanah permukaan sering berwarna coklat atau kelabu.

Ini terjadi jika bahan induknya basah. Erosi dapat terjadi di daerah yang

dikerjakan, sehingga beberapa subsoil berwarna merah cerah atau kekuningan

masuk kedalam lapisan olah.


Latosol mempunyai ciri khusus yang sangat meningkatkan drainase dalam

(internal drainage). Sifat lain yang menonjol dan penting ialah terbentuknya

keadaan granular. Lempung hidrat oksida tidak memiliki sifat liat dan kohesi yang

mencirikan lempung silikat di suatu daerah. Latosol pertukaran kationnya kecil

dibandingkan dengan tanah daerah sedang yang lain. Hal ini sebagian disebabkan

kurangnya bahan organik dan sifat hidrat oksida. Umumnya sangat kekurangan

basa yang dapat tertukar dengan unsur hara yang tersedia. Ini berarti bahwa

tingkat kesuburannya sangat rendah. Karena itu tanah darat akan cepat habis

kesuburannya.

Pupuk NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara

makro, yaitu Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Selain unsur hara makro,

beberapa produsen pupuk juga menambahkan unsur hara mikro seperti klorida,

boron, besi, mangan, kalsium, magnesium, sulfur, tembaga, seng, dll untuk

meramu sebuah formulasi yang disesuaikan dengan peruntukannya. Bentuk

produk pupuk NPK yang beredar di pasaran pun cukup bervariasi. Pupuk NPK

padat bisa berupa tablet, pelet, briket, granul serta bubuk, sedangkan pupuk NPK

cair muncul dengan aneka tingkat kelarutan. Setiap jenis merk pupuk NPK

memiliki komposisi kandungan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan

tanaman.

Manfaat pupuk NPK secara umum adalah membantu pertumbuhan tanaman agar

berkembang secara maksimal. Setiap unsur hara didalam pupuk NPK memiliki peran

yang berbeda dalam membantu pertumbuhan tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara

makro primer karena paling banyak dibutuhkan oleh tanaman.


1. Unsur N (Nitrogen). Unsur hara N berfungsi sebagai penyusun asam amino

(protein), asam nukleat, nukleotida serta klorofil. Hal ini akan menjadikan

tanaman lebih hijau, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan menjadi lebih

cepat serta meningkatkan kandungan protein pada hasil panen.

2. Unsur P (Phosphor). Unsur hara P berfungsi sebagai penyimpan dan

menyalurkan energi untuk semua aktivitas metabolisme tanaman. Dampak

positifnya adalah terpacunya pertumbuhan akar, memacu perkembangan

jaringan, merangsang pembentukan bunga dan pematangan buah,

meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

3. Unsur K (Kalium). Unsur hara K pada tanaman salah satunya adalah sebagai

aktivator enzim yang berpartisipasi dalam proses metabolisme tanaman.

Selain itu juga membantu proses penyerapan air dan hara dalam tanah. Unsur

hara K juga membantu menyalurkan hasil asimilasi dari daun ke seluruh

jaringan tanaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan

bahwasannya dalam melakukan proses melakukan pemupukan menggunakan

pupuk NPK perlu diketahui takarannya terlebih dahulu sesuai dengan dosis

anjurannya. Pada pembuatan bedengan dalam pembutannya perlu dipersiapkan

terlebih dahulu ukuran-ukuran dari lahan yang akan dibuat bedengan sebelum

melakukan penanamnan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar praktikan memperhatikan

penjelasan yang diterangkan oleh asisten dosen atau pembimbing dari praktikum

agar praktikan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh asisten

praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M, dan Zaenaty. 2012. Respon Petani Terhadap Gelar Teknologi Budidaya

Jagung Hibrida Bima 5 Di Kabupaten Dongggala. Jurnal Agrika. 6(1): 34-

47.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua Cetakan Kedua.

IPB Press. Bogor.

Indranada, H.K. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara.

Semarang: 99 Halaman

Murbandono, L. 2003. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta

Setiadi A., M. Salham., dan Budiman. 2018. Analisis aktivitas pembukaan lahan

perkebunan kelapa sawit terhadap kesehatan masyarakat di desa lampasio

kabupaten toli-toli. Universitas Muhammadiyah Palu. Palu.

Sumadi. 2001. Usaha Tani Bawang Putih. Kanisius. Yogyakarta.

Suwahyono. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif

dan Efisien. Penebar Swadaya, Jakarta.


LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1. Pengukuran beden Gambar 2 pembuatan beden


Gan gan

Gambar 3 proses pemupukan Gambar 3. Pembuatan lobang


Pupuk NPK

Gambar 4 pemasukan pupuk Gambar 6. Penutupan pupuk


NPK NPK dengan tanah
2. Perhitungan

Kel 1:276/bedengan x 3 = 828 tanaman

Kebutuhan pupuk per tanaman = 4 gram/tanaman

Kebutuhan pupuk pada bedengan = 828 x 4

= 3.312 gram

= 3 kg

Anda mungkin juga menyukai