Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lahan atau media tanam adalah tempat bagi tanaman hidup, tumbuh dan

berkembang. Lahan merupakan rumah bagi tanaman dan merupakan hal yang

sangat vital dalam proses budidaya tanaman.

Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan

vegetasi serta benda yang ada diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap

penggunaan tanah. Sering kali terjadinya keracunan penggunaan istilah lahan

dengan tanah, karena sering penggunaan istilah ini dianggap memiliki arti yang

sama. Tanah adalah salah satu benda alami heteregon yang terdiri atas komponen-

komponen padat, cair dan gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik.

Benda alami ini terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim dan jasad hidup

terhadap suatu benda induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk

ditambah waktu (Yuan, 2011).

Pengolahan lahan adalah proses dimana tanah digemburkan dan

dilembekan dengan menggunakan tangkai kemudi ataupun penggaru yang ditarik

oleh traktor maupun bajak yang ditarik oleh binatang maupun manusia. Melalui

proses ini, kerak tanah teradku sehingga udara dan cahaya matahari menembus

tanah dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering

digarap menyebabkan kesuburannya berkurang (Wahidin, 2013).

Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan

alat tertentu hingga memperoleh susunan lahaan (struktur tanah) yang

dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan

terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat

ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah. Perubahan sifat tanah akibat

pengolahantanah juga berhubungan dengan seringnya tanah dalam keadaan


2

terbuka, terutama antara 2 musim tanah sehingga menjadi lebih riskan terhadap

erosi dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat memadatkan tanah. Persiapan

lahan selain mempersiapkan tanah yang sesuai juga bertujuan menghilangkan

gulma. Gulma sendiri adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan

kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia dan supaya mengurangi tingkat

kompetensi tanaman dengan tumbuhan gulma (Sukman dan Yakup, 2002).

Mengolah tanah merupakan salah satu kompetensi yang harus dilakukan

dalam pembelajaran kegiatan usaha budidaya pertanian. Kegiatan pengolahan

tanah merupakan salah satu factor penentu keberhasilan dalam suatu budidaya

tanaman. Pekerjaan mengolah tanah tidak hanya sekedar mencangkul serta

membolak-balikan tanah saja, melainkan juga harus memperhatikan keadaan

lahan yang akan ditanami. Jika ternyata tanah tersebut kurang subur dan unsur pH

nya rendah, usaha yang harus dilakukan adalah memupuk atau memberi kapur

dolomit atau sejenisnya. Dalam pengolahan tanah yang terpenting adalah menjaga

agar tanah selalu gembur, lembab dan tidak terlalu basah, maka perlu dilakukan

pengaturan drainase yang sempurna. Pengolahan tanah ringan cukup dilakukan

dengan membajak dan menggaru satu kali bila dirasa perlu dan akhirnya

dikerjakan dengan brujul. Apabila ada sementara tempat yang tidak dapat dibajak,

maka tanah tersebut harus dicangkul. Jika pada saat menggaru masih didapati

sisa-sisa tanaman, dengan serta merta sisa-sisa tanaman tersebut dibenamkan ke

dalam tanah dengan cangkul (Suparman, 2003).


3

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah pengolahan tanah, pembuatan media

tanam dan pemberian pupuk dasar.


TINJAUAN PUSTAKA

Tanah berasal dari bahasa Perancis Kuno yang merupakan turunan dari

bahasa Latin solum yang berarti lantai atau dasar. Secara umum tanah berarti

permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang

padat, kata tanah dapat didefinisikan menjadi banyak hal karena kegunaannya

juga beraneka macam dan beraneka macam pula sudut pandangnya. Lahan

pertanian adalah lahan yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan usaha tani

untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak (Foth 1994).

Tanah umumnya mempunyai kandungan bahan organik yang rendah,

kondisi ini memungkinkan tanah akan padat sehingga membatasi penetrasi akar

dalam mendapatkan hara dan air ataupun udara untuk pertumbuhannya. Atas

kenyataan rentetan keadaan di atas sehingga tanah sangat rentan terhadap

pemadatan, sehingga pemberian pupuk kandang sebagai upaya meningkatkan

kandungan bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah adalah sangat berarti,

perlunya pengolahan tanah pada terutama pada tanah yang akan di tanami,yang

apa bila dalam proses persiapan tanamnya karena suatu hal terjadi pembalikan

yang mengakibatkan horizon argillik terangkat maka yang timbul adalah masalah.

Sehingga perlu dipertimbangkan bagaimana pola pengolahan tanah yang pas, satu

diantaranya adalah pola pengolahan konservasi seperti pengolahan tanah

minimum dan tanpa olah tanah, sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan

pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi tanah yang optimal bagi

pertumbuhan tanaman usaha. Hal ini bisa juga disertai dengan pembenaman sisa-

sisa tanaman kedalam tanah (Lumbanraja 2013).

Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian

dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Mendefinisikan pengolahan tanah

sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk

menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan


5

pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam,

menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan

memberantas gulma. Mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang

baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur

tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar, apabila pengolahan

tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak (Arsyad 2000).

Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan

pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah yang

semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi perkecambahan benih

dan perkembangan akar tanaman. Bagi lahan basah sasaran yang ingin dicapai

adalah lumpur halus, yang sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan

akar tanaman. Alat untuk pengolahan tanah mulai yang tradisional sampai

modern. Kegiatan pengolahan tanah merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam suatu budidaya tanaman yang bertujuan untuk menciptakan

keadaan tanah olah yang siap tanam, baik secara fisik, kimia dan biologi, sehingga

tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik (Ariyanti 2011).

Pemberian pupuk saat pengolahan tanah perlu diperhatikan. Hal ini untuk

menjaga agar tanah tidak mengalami kekurangan hara, karena hara sangat

diperlukan bagi pertumbuhan perkembangan tanaman yang baik agar hasil yang

diperoleh dapat mencapai maksimum. Pemupukan yang diberikan sebelum bibit

ditanam diharapkan dapat merangsang pertumbuhan awal bibit yang nantinya

ditanam. Pengolahan tanah pada umumnya bertujuan untuk memperbaiki struktur

dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan penyerapan zat hara oleh tanaman

dapat berlangsung dengan baik (Pudjogunarto, 2011).


BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Parang

2. Cangkul

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Polybag

2. Tanah

3. Pupuk

Waktu dan Tempat

Praktikum ini di dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 26 Februari 2016

pada pukul 15.00-17.00 WITA. Tempat pelaksanaan di Hortibun Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.


7

Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam pengolahan lahan dan media

tanam.

2. Menentukan lahan yang akan diolah.

3. Membersihkan lahan yang telah ditentukan dari gulma menggunakan parang

dan cangkul.

4. Setelah lahan bersih, gemburkan tanah dengan menggunakan cangkul.

5. Setelah digemburkan tanah diayak untuk memisahkan tanah dari kerikil.

6. Tanah yang sudah diayak kemudian dimasukan ke dalam polybag yang telah

disediakan.

7. Berikan pupuk kandang ke dalam polybag yang telah disediakan dan sudah

terisi tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Hasil pengolahan tanah

Pembahasan

Hasil praktikum pada kali ini membahas tentang persiapan lahan.

Pengolahan tanah harus dilakukan karena untuk memperbaiki struktur tanah,

membunuh organisme pengganggu tanah dan tanaman serta menghambat kembali

tumbuhnya gulma.

Pengolahan lahan terdiri dari persiapan lahan, pengolahan tanah dan

pemberian pemberian pupuk. Lahan untuk budidaya secara konvensional pada

umumnya terdiri dari tanah yang merupakan tempat tumbuh tanaman. Oleh

karena itu tanah yang akan ditanami harus dipersiapkan sebaikmungkin sehingga

tanaman bisa tumbuh dengan subur dan hasilnya memuaskan.


9

Sebelum melakukan pengolahan tanah, lahan dibersihkan terlebih dahulu

dari sisa-sisa tanaman yang ada, misalnya rerumputan dan semak yang tumbuh

pada lahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengolahan tanah.

Pembersihan lahan ini dilakukan dengan pembabatan dan pencabutan.

Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan agar tanah menjadi

gembur dan subur, agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan memberikan

banyak hasil pengolahan (penggemburan) tanah ini bisa dilakukan dengan

cangkul sedalam 20-30 cm.

Setelah pengolahan tanah sesegera mungkin diberi pupuk dasar.

Pemberian pupuk dasar diupayakan berupa pupuk organik (pupuk kandang) yang

mengandung bio-fertilzer dan antagonis. Penambahan kedua bahan tersebut

dimaksudkan untuk melakukan pencegahan agar tanaman terhindar dari serangan

patogen (penyebab penyakit) dan menyiapkan beberapa unsur hara yang tersedia

bagi tanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengelohan tanah itu penting karena untuk memperbaiki struktur tanah,

membunuh organism pengganggu tanah dan tanaman serta menghambat

kembali tumbuhnya gulma.

2. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisik, kimia dan biologis

terjadi secara tidak langsung.

3. Jarak tanam pada beberapa tanaman itu berbeda.

4. Jarak tanam untuk mempermudah perhitungan populasi tanaman dan untuk

mempermudah membersihkan lahan.

Saran

Pada praktikum kali ini saya menyarankan agar dalam praktikum, asisten

dosen agar dapat lebih jelas menjelaskan materi praktikum dengan cara memisah

kelompok satu dengan kelompok lain nya, agar tidak terjadi kegaduhan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Dwi Cirucs.2011. Laporan TBT Semester III. UNS Press: Surakarta.

Arsyad, 2000. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah.


Fakultas Pertanian. Institut Pertanian: Bogor.

Foth, H.D, 1994 . Dasar - Dasar Ilmu Tanah . Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

Lumbanraja, 2013. Pengaruh Pola Pengolahan Tanah dan Pupuk Kandang


Terhadap Beberapa Sifat Fisika Tanah Ultisol dan Pertumbuhan Vegetativ
pada Ultisol Simalingkar. Prosiding Seminar Nasional BKS-PTN Wilayah
Barat IndonesiaPontianak: Kalimantan Barat.

Pudjogunarto,dkk. 2011. Agronomi Tanaman Kakao. UNS Press: Surakarta.

Sukman, H. Dan Yakup, I. 2002. Olah Tanah Konservasi. Pertanian


Berkelanjutan. Penebar Swadaya : Jakarta.

Suparman, 2003. Teknik Pengujian Galur Kacang Tanah Toleran Naungan di


Bawah Tegakan Pohon Kelapa. Departemen Penelitian dan Pengembangan
Universitas Brawijaya: Malang.

Wahidin, Novizan. 2013. Pengelolaan keseburan Tanah dan Peningkatan


Efisiensi Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.

Yuan, Wahyuningtyas. 2011. Melestarikan Lahan Dengan Olah Tanah


Lonservasi. Galam Volume IV No. 2 Agustus 2010 Hal : 81-96.

Anda mungkin juga menyukai