Latar Belakang
Tanah memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena
setiap makhluk hidup baik tanaman dan makhluk hidup lainnya sangat
bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan
bahan organik yang merupakan pelapukan sisa tumbuhan dan hewan. Tanah
terbentuk dari pelapukan bahan induk melalui proses pedogenesis sebagai akibat
dari interaksi beberapa faktor pembentuk tanah yaitu : iklim, jasad hidup, bentuk
seimbang untuk pertumbuhannya agar diperoleh hasil yang optimum. Disisi lain
kondisi tanah sebagai sumber daya alam pada umumnya telah mengalami
(Sarief,1986).
tanah untuk kepentingan budidaya pertanian sebaiknya dikelola secara tepat agar
pupuk secara optimal. Sebaliknya jika secara terus menerus penggunaan pupuk
2
dilakukan tidak sesuai anjuran dan tidak berimbang akan mempercepat
berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta
sebagai sumber nutrisi tanaman. Secara umum kandungan nutrisi hara dalam
pupuk organik tergolong rendah dan agak lambat tersedia, sehingga diperlukan
dalam jumlah cukup banyak. Namun, pupuk organik yang telah dikomposkan
dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dalam
bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi
yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba, baik dalam kondisi aerob maupun
anaerob. Sumber bahan kompos antara lain berasal dari limbah organik seperti
sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan), sampah rumah tangga, kotoran ternak
(sapi, kambing, ayam), arang sekam, dan abu dapur (Deptan, 2006).
Tujuan
Tujuan dari dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami cara
pengolahan lahan dan penggunaan pupuk organik yang baik dan benar sesuai.
TINJAUAN PUSTAKA
keseimbangan empat faktor, yaitu oksigen, air, unsur toksik, dan unsur hara satu
Intensif (OTI) atau full tillage yang menjadi pilar intensifikasi pertanian sejak
program Bimas dicanangkan, dan secara turun menurun masih digunakan oleh
petani. Pada pengolahan tanah intensif, tanah diolah beberapa kali baik
(Khory, 2014).
olah tanah dibuat 6 menjadi gembur agar perakaran tanaman dapat berkembang
dengan baik. Namun, pengolahan tanah yang dilakukan terus menerus dapat
secara berlebihan dan terus menerus juga dapat memacu emisi gas CO2 secara
dan kepadatan tanah. Hal tersebut karena permukaan tanah yang bersih dan
gembur tidak mampu menahan laju aliran permukaan yang mengalir deras,
4
sehingga banyak partikel tanah yang mengandung humus dan hara tergerus dan
berat untuk kegiatan pertanian di lahan. Selain itu pengolahan tanah secara
konservasi yang dapat membuat produktivitas lahan berlangsung lama. Salah satu
pengolahan tanah yang dilakukan secara terbatas atau seperlunya tanpa melakukan
Olah tanah minimum merupakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) yang
berkembang sesuai dengan kemampuan dan kondisi lokal petani. Pada olah tanah
berhasil. Mulsa gulma atau tanaman sebelumnya juga diperlukan untuk menutupi
diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan
bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam
pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat
pupuk kandang selain dapat memenuhi kebutuhan unsur hara juga dapat
5
memperbaiki sifat fisik tanah yang akan mempermudah perkembangan umbi ubi
jalar sehingga hasil dari umbi ubi jalar akan lebih besar. Kompos kotoran ternak
merupakan kunci keberhasilan bagi petani lahan kering. Selain mudah didapat
kotoran sapi juga relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan harga pupuk
an-organik yang beredar di pasaran. Hal ini mendorong para petani yang biasa
2002).
ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang
berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki
jumlah dan komposisi yang beragam. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat
dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan air
(Pranata, 2010).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran
sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi
tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air
Bahan
1. Pupuk organik
Alat
Metode
2. Membersihkan rumput
4. Menabur pupuk
7
5. Meratakan taburan pupuk diatas tanah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah :
1.
Membersihkan rumput.
2.
3.
Menabur pupuk.
4.
telah tersedia sehingga diperoleh susunan tanah yang sebaik-baiknya ditinjau dari
Lahannya mengandung tanah yang sangat kering atau keras, sehingga lahan
tersebut bisa disebut lahan kering atau tanah tadah hujan. Kegiatan pertama yang
rumput mnggunakn parang serta system cabut langsung, rumput yang sudah
yaitu struktur remah. Tanah diolah sampai berstruktur remah karena tanah akan
ditanami jenis sayuran yang mempunyai akar tidak tidak begitu kuat menembus
lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan
ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. Tanah lebih mudah diolah untuk
Kelengasan air tanah lebih terjaga. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik.
mengikat kation menjadi lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk dengan dosis
tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci. Memperbaiki kehidupan biologi tanah
(baik hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah ) menjadi lebih baik karena
mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan
organik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
tanah. Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber
kotoran bahan.
Saran
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya. 1994. Pengolahan Tanah
Minimum (Minimum Tillage). Balai Informasi Pertanian Irian Jaya.
Jayapura.
Litbang Deptan. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati Organik Fertilizer and
Biofertilizer.http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/juknis/pupuk
%20organik.pdf pada tanggal 5 Januari 2018.