Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang pertanian tanah memiliki arti yang lebih khusus dan pentingsebagai media
tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan bebatuan bercampur dengan
sisa-sisa bahan organik dari sebuah organisme (sebuah vegetasiatau seekor hewan) yang
hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu, didalamtanah terdapat pula udara dan air
yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanahsehingga tidak meresap ketempat lain.
Dalam proses pembentukan tanah, selaincampuran bahan mineral dan bahan organik
terbentuk pula lapisan-lapisan tanahyang disebut horison. Dengan demikian tanah (dalam
arti pertanian) dapatdidefenisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang
tersusundalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air
danudara, dan merupakan media tumbuhnya sebuah anaman.Tanah merupakan faktor
terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatusistem pertanaman, pertumbuhan suatu
jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor,salah satunya ialah tersedianya unsur hara, baik
unsur hara makro maupun unsurhara mikro. Tanah sebagai medium pertumbuhan
tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah secara alami memiliki
tingkat ketahanan yangsangat beragam sebagai medium tumbuh tanaman.Tanaman
memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plantnutrient) untuk memenuhi
siklus hudupnya. Apabila suatu tanaman kekurangansuatu unsur hara, maka akan
menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yangspesifik. Unsur hara yang diperlukan
tanaman tidak seluruhnya dapat dipenuhi daridalam tanah. Oleh karena itu perlu
penambahan dari luar biasanya dalam bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan yang diberikan
kedalam tanah atau tanaman untukmemenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan
dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.Rekomendasi
pemupukan berimbang harus berdasarkan penilaian statushara yang berada didalam tanah
serta kebutuhan tanaman terhadap suatu unsur haraagar pemupukan dapat efektif dan
efisien. Pemupukan yang berimbang tidak harusmemberikan semua unsur hara makro
maupun unsur hara mikro yang dibutuhkanoleh tanaman, akan tetapi memberikan unsur
hara tertentu yang jumlah ataukeberadaannya ditanah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tanaman.Penambahan hara yang sudah cukup tersedia bagi tanaman akan
dapatmenyebabkan masalah pencemaran lingkungan (tanah dan perairan), terlebih apa
bila status hara dalam tanah sudah sangat tinggi.Penerapan pemupukan yang berimbang
berdasarkan uji tanah memerlukandata analisis tanah. Disisi lain daya jangkau
(aksesibilatas) pengguna, penyuluh dan petani kurang melakukan analisis menggunakan
PUTK (Perangkat Uji TanahKering) disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu:(1)
biaya analisis yangdibutuhkan cukup mahal, (2) laboratorium uji tanah disekitar wilayah
pertanianmasyarakat luas masih sangat terbatas, (3) sosialisasi yang belum menyeluruh.
Olehsebab itu maka, rekomendasi pupuk untuk padi sawah masih bersifat umum dan
seragam untuk seluruh bagian wilayah Indonesia sedangkan pada setiap wilayahmemiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Upaya yang dapat dilakukan untukmengatasi masalah
tersebut balai penelitian tanah telah membuat satu perangkatalat bantu untuk menentukan
kandungan (status) hara tanah yang dapat dikerjakandi lapangan yang disertai dengan
rekomendasi pemupukannya. Alat bantu yangdigunakan yaitu perangkat uji Tanah sawah
(PUTS). Penggunaan PUTS mampumembantu petani untukmeningkatkan ketepatan
pemberian dosis pupuk N, P, Kuntuk tanaman jeruk dengan menghasilkan produksi yang
tinggi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah.

2. Untuk mengetahui kadar pH dalam tanah.

3. Dapat menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan pada kadar unsur haratertentu.

4. Untuk mengetahui cara kerja dari perangkat uji tanah sawah (PUTS)

.5. Untuk mengetahui cara kerja dari perangkat uji tanah kering (PUTK).

1.3 Manfaat

1.Mengukur status hara N, P, K, dan pH tanah sawah secara cepat dan mudah.

2.Dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K dan amelio ran tanahsawah.

3.Menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan petani danmenekan


pencemaran lingkungan.

4.Mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur pada lahankering.


5.Dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan pada tanah kering

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yangtersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan- bahan organik sebagai hasil
pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yangmerupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu,yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasadhidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan
(Yuliprianto, 2010: 11).Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena
dapatmempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan peredaran
air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman,
perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapatmenembus tanah lebih dalam.
Tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan
tanaman secara optimal, sedangkan tanahyang berstruktur jelek akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman.Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya
terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan
diantara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya.Agregat
tanah sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dariluar, seperti pukulan
butiran air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori- pori tanah tidak gampang
tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehinggainfiltrasi tertahan dan run-off menjadi
besar. Struktur tanah yang jelek tentunyasebaliknya dengan keadaan diatas, sehingga
membutuhkan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk
pengapuran dan pupukorganik, lebih berhubungan dengan aspek struktur daripada aspek
tekstur tanah(Sarief, 1986: 50-51).Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan
mikroorganisme,dari yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan protozoa/invisibee
mikro- biota) hingga biota yang berukuran sangat besar seperti cacing tanah, kutu, tikus,kaki
seribu dan megafauna. Aktivitas biologi organisme tanah terkonsentrasi ditopsoil. Komponen
biologi menempati tempat yang tipis atau halusPenerapan pemupukan berimbang diharapkan
sesuai status hara tanah,maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa tercapai.
Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan
tanamanditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati
dapatmeningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik.Pemupukan berimbang
merupakan salah satu faktor kunci untukmemperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan
pertanian, khususnya di daerahtropik basah dimana pada umumnya tingkat kesuburan
tanahnya rendah karena tingkat pelapukan dan pencucian hara yang tinggi. Pembatas
pertumbuhan tanaman yang umum dijumpai adalah rendahnya kandungan hara di dalam
tanah terutamahara makro N, P dan K.Untuk mengatasi hal tersebut, perlu ditambahkan
pupuk dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan
tanah (ujitanah). Penetapan dosis pupuk berdasar uji tanah membutuhkan data status N, P
danK tanah yang ditetapkan sebelum mulai tanam. Dengan diketahuinya status haratanah,
maka dapat dihitung jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman untukmencapai produksi
optimal.Pemberian pupuk pada tanah tanpa mengetahui secara jelas kandungannutrisi dalam
tanah akan berdampak negatif bagi tanah dan tanaman. Bahkan lebih para lagi mengganggu,
merusak tanah dan lingkungan tumbuh tanaman.Pengetahuan akan kandungan unsur dalam
tanah, dapat diketahui denganmelakukan analisa tanah. Analisa tanah dapat dilakukan bila
ada contoh tanah.Pengambilan contoh tanah dan analisa tanah dapat menghubungi instansi
berwenagseperti Puslit Tanah atau BPTP yang memiliki tenaga khusus untuk
pengambilancontoh tanah. Untuk memudahkan petani dan pengguna jasa usahatani
dalammengetahui hasil analisa tanah.Teknologi pendukung pemupukan berimbang dan
prediksi kebutuhan pupuk dapat dilakukan dengan analisis tanah seperti Perangkat Uji Tanah
yaituPerangkat Uji Tanah Kering (PUTK) atau Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).

2.2 Sampel Tanah Komposit

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting dalam uji tanah.Contoh tanah yang
diambil harus mewakili lahan yang akan dikembangkan dan pengambilannya dilakukan
dengan cara yang benar, sehingga penyusunanrekomendasi pemupukannya lebih tepat dan
akurat. Pengambilan contoh tanahyang salah atau tidak tepat, akan merusak lingkungan
sekitar dan rekomendasi yangsalah. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan kapan saja.
Yang penting tidak boleh dilakukan setelah melakukan pemupukan. Contoh tanah untuk
lahan yangtidak intensif dapat dilakukan 4 tahun sekali. Sedangkan lahan yang
intensifsedikitnya satu tahun sekali. Untuk lahan kering pengambilan contoh tanahdilakukan
kira-kira tanah dalam keadaan untuk olah tanah. Sedangkan lahan sawahdalam kondisi
lembab.Sampel komposit merupakan sampel tanah gabungan dari beberapa subtanah individu
yang berada pada hamparan tanah yang homogen. Sebelum sampeltanah diambil, perlu
diperhatikan keseragaman areal/hamparan, misalnya diamatidahulu keadaan tofografi, tekstur
tanah, warna tanah, kondisi tanaman, penggunaantanah dan masukan (pupuk, kapur, bahan
organik, dsb) yang diberikan, serta sejarah penggunaan lahannya.Satu sampel tanah komposit
bisa mewakili 5 ha (tergantung skala peta) yangterdiri dari 10-15 anak sampel individu.
Sampel tanah individu tersebut diambil darilapisan olah (lapisan perakaran). Sampel tanah
individu tersebut kemudian diaduk merata, dibagi kuadran/4 bagian. Kemudian diambil salah
satu kuadran sebagaisampel komposit yang diambil.Pentingnya pengambilan sampel tanah
untuk analisis tanah, karena denganadanya hasil analisa tanah sebelum melakukan
pemupukan, akan menekan pemborosan pupuk yang berdampak pada kerugian petani dan
yang paling pentingmenekan pengrusakan alam serta sumbangan terhadap pengrusakan
lingkungan.

2.3 Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) adalah suatu alat untuk analisis kadarhara tanah lahan
kering, yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah,murah dan cukup akurat.
PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.Prinsip
kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapatdalam bentuk tersedia secara
semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metodekolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P
dan K tanah selanjutnya digunakansebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K
spesifik lokasi untuktanaman jagung, kedelai dan padi gogo.Manfaat PUTK dapat digunakan
untuk (1) menetapkan status C-organik, P,K, pH, dan kebutuhan kapur, (2) menetapkan dosis
rekomendasi pupuk P, K, bahanorganik, dan kapur untuk tanaman jagung, kedele, dan padi
gogo. Rekomendasi pupuk yang diberikan lebih rasional dan efisien sesuai kebutuhan
tanaman dankondisi tanah, sehingga dapat menghemat pupuk dan menghindari
pencemaran.Satu Unit Perangkat Uji Tanah Kering terdiri dari:

1.Satu paket bahan kimia dan alat untuk penetapan P, K, bahan organik, pH, dankebutuhan
kapur.

2. Bagan warna P dan pH tanah; bagan K, kebutuhan kapur dan Corganik tanah,

3. Buku Petunjuk Penggunaan PUTK serta Rekomendasi Pupuk.


2.4 Prangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalah suatu alat untuk analisis kadarhara tanah secara
langsung di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dancukup akurat. PUTS ini
dirancang untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah.Rekomendasi pemupukan pada
berbagai kelas status hara tanah yang diberikanmengacu pada hasil kalibrasi uji tanah.Prinsip
kerja PUTS ini adalah mengukur kadar hara N, P, dan K tanah dalam bentuk tersedia, yaitu
hara yang larut dan atau terikat lemah dalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau
status hara N, P, dan K dalam tanah ditentukandengan cara mengekstrak dan mengukur hara
tersedia di dalam tanah. Oleh karenaitu, pereaksi atau bahan kimia yang digunakan dalam alat
uji tanah ini terdiri ataslarutan pengekstrak dan pembangkit warna. Bentuk hara yang
diekstrak denganPUTS untuk nitrogen adalah NO3-N dan NH4-N, untuk fosfat
adalahorthophosphate (P O43-, HPO4=, dan H2PO4-) dan kalium adalah K+. Pengukuran

kadar hara dilakukan secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri(pewarnaan). Hasil
analisis N, P, dan K tanah ini selanjutnya digunakan sebagaikriteria penentuan rekomendasi
pemupukan N, P, dan K.Manfaat PUTS terdiri dari : (1). Menetapkan kadar hara N, P, K dan
pHtanah. Kadar hara N, P, dan K tanah dikelompokkan menjadi 3 kelas status yaituRendah
(R), Sedang (S), Tinggi (T). (2). Menentukan dosis rekomendasi pemupukan N, P, K untuk
padi sawah berdasarkan kelas status hara tanah. (3).Memilih jenis pupuk N yang sesuai
dengan kondisi kemasaman tanah sertateknologi untuk mengatasi keracunan besi yang umum
terjadi di lahan sawah bukaan baru.Satu Unit Perangkat Uji Tanah Sawah terdiri dari:

1. Satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH

2. Bagan warna untuk penetapan kadar pH, N, P, dan K

3. Buku Petunjuk Penggunaan serta Rekomendasi Pupuk untuk padi sawah.

4. Bagan Warna Daun (BWD).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 oktober 2021 di kelurahan
rewarangga, kecamatan ende selatan, kabupaten ende

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alata. Sampel Tanah Komposit

Bor Biopori

Meteran

Patok

Ember

Plastik

Label b. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)


Tabung reaksi

Spatula

Pengaduk kaca

Bagan warna N tanah

Bagan warna P tanah

Bagan warna K tanah

Bagan warna pH tanahc. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

Tabung reaksi

Spatula

Pengaduk kaca

Bagan warna P tanah

Bagan warna K tanah

Bagan warna pH tanah

Tabel kebutuhan kapur

Tabel penetapan C-Organik3.2.2

Bahana. Sampel Tanah Komposit


Tanah

Air b. Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

Sampel tanah uji

Pereaksi N-1, N-2. N-3 dan N-4 (untuk pengujian penetapan status N tanah)

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada
semua pembaca kami!
0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai
bermanfaatBermanfaat

0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak
bermanfaatTidak bermanfaat

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela


baruBagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien
emailCopy Text

Anda mungkin juga menyukai

The Handmaid's Tale

The Handmaid's Tale

Margaret Atwood

Never Split the Difference: Negotiating As If Your Life Depended On It

Never Split the Difference: Negotiating As If Your Life Depended On It

Chris Voss

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

Mark Manson

Majalah

Podcast

Lembar Musik

The Last Thing He Told Me: A Novel


The Last Thing He Told Me: A Novel

Laura Dave

Never Split the Difference: Negotiating as if Your Life Depended on It

Never Split the Difference: Negotiating as if Your Life Depended on It

Chris Voss

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

Mark Manson

The Guest List: A Novel

The Guest List: A Novel

Lucy Foley

The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing

The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing

Benjamin Graham

The Alchemist

The Alchemist

Paulo Coelho

The Alice Network: A Novel

The Alice Network: A Novel

Kate Quinn

13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face
Your Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success
13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face
Your Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success

Amy Morin

The Alice Network: A Novel

The Alice Network: A Novel

Kate Quinn

Tampilkan lebih banyak

Menu Footer

Kembali ke atas

Tentang

Tentang Scribd

Media

Blog kami

Bergabunglah dengan tim kami!

Hubungi Kami

Undang teman

Hadiah

Scribd untuk perusahaan

Hukum

Syarat

Privasi

Hak Cipta
Preferensi Cookie

Dukungan

Bantuan / Pertanyaan Umum

Aksesibilitas

Bantuan pembelian

AdChoices

Penerbit

Sosial

Instagram

Instagram

Twitter

Twitter

Facebook

Facebook

Pinterest

Pinterest

Dapatkan aplikasi gratis kami

Buku

Buku audio

Majalah

Podcast

Lembar Musik

Dokumen
Snapshots

Direktori

Bahasa:

Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2021 Scribd Inc.

Apa itu Scribd?Perluas bagian Apa itu Scribd?

Jutaan judul di ujung jari Anda

Hanya Rp70,000/bulan. Batalkan kapan saja.

Baca gratis selama 30 hari

Pelajari selengkapnya

Navigasi cepat

Beranda

Buku

Buku audio

Dokumen

, aktif
DisimpanHapus LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KESPUK.docx dari Simpanan

Laporan Praktikum Lapangan Kespuk

Diunggah olehIchsan Nazmi Data diunggahpada Dec 04, 2019

0 penilaian

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)

66 tayangan

30 halaman

Informasi Dokumen

klik untuk memperluas informasi dokumen

Data diunggah

Dec 04, 2019

Judul Asli

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KESPUK.docx

Hak Cipta

© © All Rights Reserved

Format Tersedia

DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baru

Facebook

Bagikan di Twitter, terbuka di jendela baru

Twitter

Bagikan di LinkedIn, terbuka di jendela baru

LinkedIn
Bagikan dengan Email, membuka klien email

Email

Copy Text

Salin Tautan

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Apakah konten ini tidak pantas?Laporkan Dokumen Ini

Unduh

DisimpanHapus LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KESPUK.docx dari Simpanan

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Analisis Tanah Komposit Menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)Dan Perangkat Uji Tanah
Sawah (PUTS)Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kesuburan Tanah dan PemupukanDosen
Pengampu : Yanto Yulianto, Ir., M.P.Oleh,Kelompok 1 A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS


SILIWANGITASIKMALAYA2019

Ade Sari Walijah 175001001Kurnia Sandi 175001009Rahmina Dewi Martiani 175001038Rai Riana
175001062Aghnia Nur Fajari 175001072Ichsan Nazmi Kamil 175001085Silmi Rifa Fauziyah
175001105Huri Hariyati 175001130Muhamad Lutfi 175001141

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda

Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dankarunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul

AnalisisTanah Komposit Menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)”

ini tepat pada waktunya.Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
telahmembantu terselesaikannya laporan ini, sehingga kami banyak mengucapkanterima kasih
kepada:1.

Bapak Yanto Yulianto, Ir., M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah KesuburanTanah dan
Pemupukan.2.

Kang Ahmad Syarif Purnama, S.P. selaku asisten laboratorium yang telahmembantu dan
membimbing kami dalam praktikum Kesuburan Tanah danPemupukan.3.

Teman-teman sekelompok yang telah berjuang bersama dari awal praktikumhingga pembuatan
laporan ini4.

Teman-teman seperjuangan Agroteknologi 2017 yang telah memberikansemangat dan saran dalam
pembuatan laporan ini.5.

Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini yang tidakdapat kami
sebutkan satu persatu.Kami menyadari bahwa banyak kekurangan pada laporan ini
mengingatketerbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, sehingga saran dankritik
yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk perbaikan kedepan.Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.Tasikmalaya,
November 2019Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iiDAFTAR


ISI .......................................................................................................... iiiBAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 11.1 Latar
Belakang .............................................................................................. 11.2
Tujuan ............................................................................................................ 21.3
Manfaat .......................................................................................................... 2BAB II TINJAUAN
PUSTAKA ............................................................................. 32.1
Tanah ............................................................................................................. 32.2 Sampel Tanah
Komposit ............................................................................... 42.3 Perangkat Uji Tanah Kering
(PUTK) ............................................................ 52.4 Prangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS) ............................................................... 5BAB III METODE
PRAKTIKUM ........................................................................ 73.1 Waktu dan
Tempat ........................................................................................ 73.2 Alat dan
Bahan .............................................................................................. 73.3 Cara
Kerja ...................................................................................................... 8BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN ............................................................. 114.1
Hasil ............................................................................................................. 114.2.
Pembahasan ................................................................................................ 13BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN ............................................................... 225.1
Simpulan ...................................................................................................... 225.2
Saran ............................................................................................................ 22DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................................
23LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

Scribd

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.


9 b.

Penetapan Status P Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan ke dalamtabung reaksi.2)

Tambahkan 3 ml pereaksi P-1, kemudian aduk rata sampaihomogen dengan pengaduk kaca.3)

Tambahkan 5-10 butir pereaksi P-2, dikocok selama 1 menit.4)

Diamkan

10 menit.5)

Bandingkan warna biru yang muncul dari larutan jernih di permukaan tanah dengan bagan warna
P.c.

Penetapan Status K Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan ke dalamtabung reaksi.2)

Tambahkan 2 ml pereaksi K-1, kemudian aduk rata sampaihomogen dengan menggunakan pengaduk
kaca.3)

Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2, kocok selama 1 menit.4)

Tambahkan 1 tetes pereaksi K-3, dikocok sampai merata.5)


Diamkan

10 menit.6)

Bandingkan warna kuning yang muncul pada larutan jernih di permukaan tanah dengan bagan warna
K tanah.d.

Penetapan Status pH Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan ke dalamtabung reaksi.2)

Tambahkan 2 ml pereaksi pH-1, kemudian aduk rata sampaihomogen dengan menggunakan


pengaduk kaca.3)

Tambahkan lagi 2 ml pH-1, sambil membilas dinding tabung reaksikemudian dikocok sampai rata.4)

Diamkan

10 menit.5)

Tambahkan 1-2 tetes indikator warna pereaksi pH-2.6)

Diamkan larutan selama

10 menit hingga suspensi mengendapdan terbentuk warna pada cairan jernih di bagian atas.7)

Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih di permukaantanah dengan bagan warna pH
tanah.8)
Jika warna yang timbul semakin meragukan, tanah dikocok ulangsecara perlahan sampai cairan
jernih teraduk merata, lalu diamkansampai mengandap kembali. Selanjutnya bandingkan lagi
dengan bagan warna pH tanah.3.3.3 Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)a. Penetapan Status P
Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.

102)

Tambahkan 3 ml pereaksi P-1, kemudian diaduk sapai homogendengan pengaduk kaca.3)

Tambahkan

10 butir atau seujung spatula pereaksi P-2, laludikocok selama 1 menit.4)

Diamkan

10 menit.5)

Bandingkan warna yang muncul dari larutan jernih di atas permukaan tanah dengan bagan warna P
tanah. b. Penetapan Status K Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)

Tambahkan 4 ml pereaksi K-1 diaduk sampai homogen, diamkan

5 menit sampai larutan jernih.3)


Ditambahkan 2 tetes pereaksi K-2 kemudian kocok, diamkan

5menit.4)

Ditambahkan 2 ml K-3 secara perlahan-lahan melalui dindingtabung biarkan sebentar lalu amati
endapan putih yang terbentukantara larutan K-3 dengan dibawahnya.c. Penetapan Status pH
Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)

Tambahkan 4 ml pereaksi pH-1, kemudian diaduk sampaihomogen dengan pengaduk kaca.3)

Tambahkan 1-2 indikator warna pereaksi pH-2.4)

Diamkan larutan selama

10 menit hingga suspensi mengendapdan terbentuk warna pada cairan jernih di bagian atas.5)

Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernh di permukaantanah dengan warna pH tanah.6)

Untuk menentukan kebutuhan kapur, tambahkan PereaksiKebutuhan Kapur tetes demi tetes sampai
muncul warna hijau(pH 6-7). Hitung jumlah tetes Pereaksi Kebutuhan Kapur yangditambahkan.
Jumlah tetes yang diperoleh menunjukkan jumlahkapur yang akan ditambahkan sesuai yang tertera
pada tabelKebutuhan Kapur.d. Penetapan Status C-Organik Tanah1)

Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)

Tambahkan 1 ml pereaksi C-1, kemudian diaduk sampaihomogen dengan pengaduk kaca.3)


Tambahkan 3 tetes pereaksi C-2 (tidak diaduk).4)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

4.1.1

Tanah Sawah

Tanah Sawah Atas

Kelas N P K pHA Tinggi Tinggi RendahAgak Masam(5-6)B Tinggi Rendah Rendah Netral (6-7)C Sangat
Tinggi Tinggi SedangAgak Masam(5-6)

Tanah Sawah TengahKelas N P K pHA Tinggi Sedang SedangAgak Masam(5-6)B Sangat Tinggi Rendah
RendahAgak Masam(5-6)C Tinggi Rendah SedangAgak Masam(5-6)

Tanah Sawah BawahKelas N P K pHA Sangat Tinggi Tinggi TinggiAgak Masam(5-6)B Tinggi Tinggi
RendahAgak Masam(5-6)

124.1.2 Tanah Kering

Tanah Kering AtasKelas C-Organik K P pHKebutuhanKapurA Rendah Rendah Sedang Masam 500
kg/haB Rendah Tinggi Sedang Masam 500 kg/haC Rendah Sedang RendahAgakMasam750 kg/ha


Tanah Kering TengahKelas C-Organik K P pHKebutuhanKapurA Rendah Rendah Sedang Masam 500
kg/haB Rendah Tinggi Sedang Masam 500 kg/haC Rendah Rendah Sedang Basa 500 kg/ha

Tanah Kering BawahKelas C-Organik K P pHKebutuhanKapurA Sedang Sedang


RendahAgakMasam500 kg/haB Sedang Rendah RendahAgakMasam500 kg/haC Sedang Sedang
SedangAgakMasam500 kg/ha

13

4.2. Pembahasan

Praktikum lapangan ini dilaksanakan di Desa Ngamplang KecamatanCilawu Kabupaten Garut. Pada
praktikum ini dilakukan dua pebgujian, yaitu pengujian tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS) dan Perangkat UjiTanah Kering (PUTK). PUTS adalah alat bantu analisis kadar hara tanah N,
P,K, dan pH tanah sawah yang dapat digunanakan di lapangan dengan cepat,mudah, murah dan
akurat. Sedangkan PUTK adalah suatu alat untuk analisiskadar hara tanah lahan kering, yang dapat
digunakan di lapangan dengan cepat,mudah, murah dan cuku akurat untuk mengukur kadar P, K, C-
organik, pH dankebutuhan kapur. Pengujian tanah ini dilakukan pada tiga bagian pada tanahkering
dan tiga bagian pada tanah sawah, yaitu bagian atas, tengah dan bawah.Dan tiap bagian dilakukan
oleh tiga kelompok dari kelas yang berbeda.Sebelum melakukan pengujian tanah sawah maupun
tanah kering, dilakukan pengambilan sampel tanah yaitu berupa sampel tanah komposit.
Pengambilansampel tanah komposit yaitu pengambilan sampel tanah dari individu-individutanah
yang dicampur menjadi satu. Cara pengambilan sampel tanah ini ada berbagai cara yaitu diagonal,
zigzag, sistematik, dan acak. Yang digunakandalam praktikum kali ini yaitu secara diagonal dengan
lima titik pengambilan.4.2.2 Tanah Sawaha.

Tanah Sawah AtasHasil yang didapat untuk tanah sawah atas Kelas A, pada uji kadar N nya termasuk
pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea padatanah berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi
pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada statusTinggi,
rekomendasi pupuk SP-36 50 kg SP-36/ha. Pada uji kadar Knya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam
bentuk KCl) 100 kg/ha danrekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami. Pada ujistatus pH
tanahnya diperoleh warna orange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi
system drainase konvensionaldan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah
atas Kelas B, pada uji kadar N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea padatanah
berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji
kadar P nya termasuk pada statusRendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu 100 kg/ha. Pada uji kadar
Knya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl) 100 kg/ha danrekomendasi pupuk + jerami
yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami. Pada ujistatus pH tanahnya diperoleh warna hijau muda dan termasuk
padastatus pH Netral (6-7), rekomendasi sytem drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk
urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah atas Kelas C, pada uji kadar N nya termasuk pada status
Sangat Tinggi, rekomendasi pupuk Urea

pada lahan tersebut sebanyak 200 kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Tinggi,
rekomrndasi pupuk SP-36 pada lahantersebut adalah sebanyak 50 kg/ha. Pada uji kadar K nya
termasuk pada status Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebutsebanyak 50 kg/ha atau
pupuk KCl yang ditambahkan jeramisebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji status pH tanahnya diperoleh
warnaorange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasisystem drainase
konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa rata-rata kriteria tanah sawah atasa mempunyai kadar N tinggi,rekomendasi pupuk urea pada
lahan tersebut 200 kg/ha, Kandungan P pada lahan tersebut tinggi, kandungan K rendah dengan
rekomendasi pupuk K dalam bentuk KCl 100 kg/ha dan rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha +
jerami 5 t. dan memiliki pH agak masam (5-6) dengan rekomendasi system drainase konvensional
dan pupuk Ndalam bentuk urea. b.

Tanah Sawah TengahHasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas A, pada ujikadar N nya
termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea pada tanah berpasir (<20% liat) dengan
rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada
status Sedang, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 75 kg/ha. Padauji kadar K nya termasuk pada status
Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut sebanyak 50 kg/ha atau pupuk KCl
yangditambahkan jerami sebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji status pHtanahnya diperoleh warna
orange dan termasuk pada status pH AgakMasam (5-6), rekomendasi system drainase konvensional
dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas B, pada ujikadar
N nya termasuk pada status Sangat Tinggi, rekomendasi pupukUrea pada lahan tersebut sebanyak
200 kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu
100kg/ha. Pada uji kadar K nya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl) 100 kg/ha dan
rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50kg/ha + 5 t jerami. Pada uji status pH tanahnya diperoleh warna
orangedan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi systemdrainase konvensional
dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas C, pada ujikadar
N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea pada tanah berpasir (<20% liat) dengan
rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada
status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu 100 kg/ha. Pada

15uji kadar K nya termasuk pada status Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut
sebanyak 50 kg/ha atau pupuk KCl yangditambahkan jerami sebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji
status pHtanahnya diperoleh warna orange dan termasuk pada status pH AgakMasam (5-6),
rekomendasi system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Dari ketiga kelas
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah sawah tengah mempunyai kadar N
tinggi,rekomendasi pupuk urea pada lahan tersebut 200 kg/ha, Kandungan P pada lahan tersebut
rendah, kandungan K sedang dengan rekomendasi pupuk K dalam bentuk KCl 100 kg/ha dan
rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + jerami 5 t. dan memiliki pH agak masam (5-6) dengan
rekomendasi system drainase konvensional dan pupuk Ndalam bentuk urea.c.

Tanah Sawah BawahHasil yang didapat untuk tanah sawah bawah Kelas A, pada ujikadar N nya
termasuk pada status Sangat Tinggi, rekomendasi pupukUrea pada lahan tersebut sebanyak 200
kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Tinggi, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 50kg/ha.
Pada uji kadar K nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk kalium (dalam bentuk KCl)
yaitu 50 kg/ha dan rekomendasi pupuk KCl + jerami yaitu 5t jerami/ha. Pada uji status pH
tanahnyadiperoleh warna orange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi
system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah
sawah bawah Kelas B, pada ujikadar N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea
pada tanah berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200
kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 50 kg/ha.
Padauji kadar K nya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl)100 kg/ha dan rekomendasi
pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami.Pada uji status pH tanahnya diperoleh warna orange dan
termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi system drainasekonvensional dan pupuk N
dalam bentuk urea.4.2.2 Tanah Keringa.

Tanah Kering AtasHasil yang didapat untuk tanah kering atas Kelas A, pada ujistatus hara C-organik
diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi
kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan putih,
rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo

16yaitu masing-masing 100 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk
SP-36 untuk jagung 200 kg/ha, kedelai2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH
diperolehwarna orange yang apabila dibandingkan dengan bagan warna pHtanah termasuk pada pH
Masam (4-5). Pada uji ini hanya 1 tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah warna orange
menjadi hijau,yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi
kebutuhan kapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah
kering atas Kelas B, pada ujistatus hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm
menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K
nya Tinggi, karena ada endapan putih,rekomendasi pupuk KCL yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo
yaitumasing-masing 50 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada status Rendah,rekomendasi pupuk SP-
36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Pada uji status pH diperoleh
warnaorange yang apabila dibandingkan dengan bagan warna pH tanahtermasuk pada pH Masam
(4-5). Pada uji ini hanya 2 tetes pereaksikebutuhan kapur untuk merubah warna orange menjadi
hijau, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan
kapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering atas
Kelas C, pada ujistatus hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik
Rendah. Maka rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Sedang, karena ada sedikit
endapan putih,rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut adalah sebanyak 100kg/Ha. Pada uji P
nya termasuk pada status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300
kg/ha, dankedelai 250 kg/ha. Kandungan pH nya termasuk pada pH AgakMasam (PH 5-6) yang
ditandai dengan perubahan warna agak orange pada larutan. Pada tanah ini kebutuhan kapur di uji
denganmenggunakan 8 tetes pereaksi kebutuhan kapur atau sebanyak 750kg/ha yang di butuhkan
oleh lahan tersebut.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria
tanah kering atas memiliki kandungan C-organik rendah,dengan rekomendasi kebutuhan bahan
organic 2 t/ha. Kandungan Ksedang, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut
adalahsebanyak 100 kg/ha. Kandungan P sedang, dengan rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo
250 kg/ha, jagung 300 kg/ha, dan

17kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH masam (4-5), dengan rekomendasikebutuhan kapur sebanyak
500 kg/ha. b.

Tanah Kering TengahHasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas A, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi
kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan putih,
rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogoyaitu masing-masing 100 kg/ha. Pada uji
P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha, kedelai2000
kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH diperolehwarna orange yang apabila
dibandingkan dengan bagan warna pHtanah termasuk pada pH Masam (4-5). Pada uji ini hanya 2
tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah warna orange menjadi hijau,yang berarti jumlah
tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000
kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas B, pada ujistatus
hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka
rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Tinggi, karena ada endapan
putih,rekomendasi pupuk KCL yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo yaitumasing-masing 50 kg/ha.
Pada uji P nya termasuk pada status Sedang,rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha,
kedelai 2000kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH diperoleh warnaorange yang apabila
dibandingkan dengan bagan warna pH tanahtermasuk pada pH Masam (4-5). Pada uji ini hanya 2
tetes pereaksikebutuhan kapur untuk mengubah warna orange menjadi hijau, yang berarti jumlah
tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000
kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas C, pada ujistatus
hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka
rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan
putih, rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogoyaitu masing-masing 100 kg/ha.
Pada uji P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha,
kedelai2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH tanahtermasuk pada pH Basa (pH>8)
yang ditandai dengan perubahanwarna menjadi hijau tua pada larutan. Pada uji ini hanya
dibutuhkan 3tetes kebutuhan kapur, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan

Hilangkan pesan penilaian pengguna

Tingkatkan Pengalaman Anda


Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!

0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaatBermanfaat

0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat

18kapur <4 tetes. Maka rekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai1000 kg/ha dan jagung 500
kg/ha.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah kering
tengah memiliki kandungan C-organikrendah, dengan rekomendasi kebutuhan bahan organic 2
t/ha.Kandungan K rendah, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahantersebut adalah sebanyak 100
kg/ha. Kandungan P sedang, denganrekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung
300kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH masam (4-5), denganrekomendasi kebutuhan kapur
sebanyak 500 kg/ha.c.

Tanah Kering BawahHasil yang didapat untuk tanah kering bawah Kelas A, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh busa = 2 cm menandakan status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan
bahan organik 1 t/ha.Status K nya Sedang, karena ada sedikit endapan putih, rekomendasi pupuk KCl
pada lahan tersebut adalah sebanyak 100 kg/Ha.. Pada ujiP nya termasuk pada status Rendah,
rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300 kg/ha, dan kedelai 250
kg/ha.Kandungan pH nya termasuk pada pH Agak Masam (pH 5-6) yangditandai dengan perubahan
warna agak orange pada larutan. Pada ujiini hanya 2 tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah
warnaorange menjadi hijau, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhankapur <4 tetes. Maka
rekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai1000 kg/ha dan jagung 500 kg/ha.Hasil yang didapat
untuk tanah kering bawah Kelas B, pada ujistatus hara C-organik diperoleh busa = 2 cm menandakan
status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan bahan organik 1 t/ha.Status K nya Rendah,
karena tidak terdapat endapan putih,rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo
yaitumasing-masing 100 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada statusRendah, rekomendasi pupuk SP-
36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung300 kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH nya termasuk
pada pH Agak Masam (pH 5-6) yang ditandai dengan perubahan warnaagak orange pada larutan.
Untuk kebutuhan kapurnya <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000 kg/ha
dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering bawah Kelas C, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh busa = 2 cm menandakan status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan
bahan organik 1 t/ha.Status K nya Sedang, karena ada sedikit endapan putih, rekomendasi pupuk KCl
pada lahan tersebut adalah sebanyak 100 kg/Ha. Pada ujiP nya termasuk pada status Sedang,
rekomendasi pupuk SP-36 untuk

19 jagung 200 kg/ha, kedelai 2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha.Kandungan pH nya termasuk pada
pH Agak Masam (pH 5-6) yangditandai dengan perubahan warna agak orange pada larutan. Pada
ujiini hanya 3 tetes pereaksi kebutuhan kapur, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur
<4 tetes. Maka rekomendasi kebutuhankapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung 500 kg/ha.Dari
ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah kering bawah memiliki
kandungan C-organiksedang, dengan rekomendasi kebutuhan bahan organic 1 t/ha.Kandungan K
sedang, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahantersebut adalah sebanyak 100 kg/ha. Kandungan
P rendah, denganrekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 200 kg/ha, jagung 200kg/ha, dan
kedelai 175 kg/ha. Kandungan pH magak masam (5-6),dengan rekomendasi kebutuhan kapur
sebanyak 500 kg/ha.Hasil pengujian tanah sawah dengan PUTS dari ketiga bagian yaitu tanahsawah
atas, tanah sawah tengah dan tanah sawah bawah. Dari ketiga bagiantersebut dapat ditarik
kesimpulan bawha rata-rata kriteria tanah sawah di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan N
yang tinggi, kandungan P yangtinggi, kandungan K yang rendah dan memiliki pH agak masam (5-6).
Daritiap bagian hamper memiliki keragaman kandungan yang sama, tapi ada jugayang memiliki
perbedaan. Hal itu bisa terjadi karena adanya cara pengolahantanah oleh pertain yang berbeda-
beda di setiap bagian. sehingga kandunganhara di tiap bagian tidak sama.Hasil pengujian tanah
kering dengan PUTK dari ketiga bagian yaitutanah kering atas, tanah kering tengah dan tanah kering
bawah. Dari ketiga bagian tersebut dapat ditarik kesmpulan bahwa rata-rata kriteria tanah keringdi
Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan C-organik yang rendah,kandungan K sedang,
kandungan P sedang, memiliki pH masam (4-5) danrekomendasi pemberian kapur sebanyak 500
kg/ha. Pada tanah kering inikandungan C-organiknya rendah, hal itu dapat berpengaruh
terhadapkesuburan tanah dan dalam penyediaan unsur hara mikro juga faktor-faktor pertumbuhan
lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia. Tanahdengan C-organik yang rendah
mempunyai daya sangga hara yang rendah,sehingga pemupukan kurang efisien. Pada tanah kering di
daerah tersebut jugaterjadi erosi yang mengakibatkan unsur hara ikut terbawa tanah ke daerah
yanglebih rendah, sehingga unsur hara menjadi menurun. Selain akibat erosi adanya proses
pencucian juga bisa mengakibatkan penurunan unsur hara.Ketersediaan masing-masing unsur hara
di tanah sawah dan tanah kering berbeda-beda dari tiap bagian, begitu pula berbeda tiap kelas
karena tempat pengambilan sampel tanahnya berbeda meskipun sama pada satu bagian.
Haltersebut terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :

201.

Bagaimana unsur hara dibebaskan dari tempatnya terikatUnsur hara dibebaskan dari tempat terikat
melalui pembebasan unsur dari padatan tanah, karena sebagian unsur hara dalam tanah berada
dalam bentuktidak tersedia dan harus dibebaskan sebelum akhirnya dapat diserap olehakar
tanaman. Penyebab terjadinya pembebasan unur hara adalah berlakunyahukum kesetimbangan
(siklus) dan adanya bentuk ion bebas.2.

Reaksi Tanah (pH)Pengaruh pHtanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadapakar
tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti,diantaranya yaitu :Apabila
pH tersebut sangat tinggi untuk tanaman, maka akan menyebabkan :-

Tanah tersebut menjadi tanah alkali, sodik-


Ca dan Mg kemungkinan tidak tersedia-

Proses nitrifikasi menurun-

Ketersediaan hara mikro mikro menurun kecuali MoSedangakan apabila pH tersebut sangat rendah
bagi ketersediaan unsur haratanaman akan menyebabkan :-

Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan peningkatan kemasaman-

Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di bawah 5,5-

Aktivitas bakteri menurun-

Proses nitrifkasi terhambat3.

Pengaruh KTKPengaruh KTK bagi ketersediaan unsur hara yaitu :-

Kapasitas tukar kation (KTK) dapat menunjukkan ukuran kemampuantanah dalam menjerap,
mempertukarkan sejumlah kation-

KTK tanah juga dapat mempengaruhi kapan dan berapa banyak pupuknitrogen dan kalium harus
ditambahkan ke dalam tanah4.

Berkurangnya Unsur HaraProses pencucian menyebabkan unsur hara di permukaan tanah


terangkutke lapisan tanah bawah dan sulit dijangkau oleh tanaman yang perakarannyatidak dalam.
Selain pencucian, erosi juga dapat menyebabkan kehilangan unsurhara. Unsur hara di permukaan
tanah terbawa ke tempat yang lebih rendah danakhirnya unsur hara di permukaan berkurang. Selain
itu tanah bagian permukaan yang terangkat saat panen menyebabkan unsur hara berkurang5.
Pengangkutan Unsur Hara Melalui Air TanahUnsur hara akan segera diserap oleh permukaan akar
jika berada di dekatakar. Jika unsur hara berada jauh dari akar maka unsur hara yang berupa ion
bebas harus bergerak menuju permukaan akar tanaman atau akar tanamanharus tumbuh dan
berkembang menuju massa ion bebas.

216.

Penyerapan Unsur Hara oleh Akar TanamanPenyerapan unsur hara oleh akar tanaman dipengaruhi
oleh factor kimia danfisika di perbatasan akar tanaman-air tanah dan factor fisiologis
tanamanmenyangkut berbagai senyawa yang terlibat di dalam penyerapan dan pengangkutan unsur
hara di dalam jaringan tanaman.Selain faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara
didalam tanah yang sudah dijelaskan di atas pengaruh cara pengolahan petani juga dapat
mempengaruhi ketersediaan hara.

22

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan

Dari hasil praktikum lapangan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa :1.

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK).PUTS adalah alat bantu
analisis kadar hara tanah N, P, K, dan pH tanah sawahyang dapat digunanakan di lapangan dengan
cepat, mudah, murah dan akurat.Sedangkan PUTK adalah suatu alat untuk analisis kadar hara tanah
lahan kering,yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah, murah dan cuku akuratuntuk
mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.2.

Hasil pengujian tanah sawah dengan PUTS dari ketiga bagian yaitu tanah sawahatas, tanah sawah
tengah dan tanah sawah bawah. Dari ketiga bagian tersebutdapat ditarik kesimpulan bawha rata-
rata kriteria tanah sawah di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan N yang tinggi, kandungan
P yangtinggi, kandungan K yang rendah dan memiliki pH agak masam (5-6).3.

Hasil pengujian tanah kering dengan PUTK dari ketiga bagian yaitu tanah keringatas, tanah kering
tengah dan tanah kering bawah. Dari ketiga bagian tersebutdapat ditarik kesmpulan bahwa rata-rata
kriteria tanah kering di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan C-organik yang rendah,
kandungan Ksedang, kandungan P sedang, memiliki pH masam (4-5) dan rekomendasi pemberian
kapur sebanyak 500 kg/ha4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah :

Bagaimana unsur hara dilepaskan dari tempatnya terikat

Reaksi tanh (pH)

Pengaruh KTK

Berkurangnya unsur hara

Pengankutan unsur hara oleh tanaman

Penyerapan unsur hara oleh tanaman

5.2 Saran

1.

Lebih teliti dalam menentukan warna pada bagan, agar hasilnya dapatakurat.2.
Dari hasil praktikum ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan,terutama pada tanah yang telah
diuji di Desa Ngamplang dari segi pemupukan terutama dalam rekomendasi pemberian kapur.3.

Adanya PUTS dan PUTK diharapkan dapat mengalisis tanah dengan mudahdan akurat sehingga
pupuk yang diberikan sesuai.

23

DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, Y. (2019).

Penuntun Praktikum Kesuburan Tanah Dan Pemupukan

.Tasikmalaya: Fakultas Pertanian Universitas SiliwangiLestari, C.E. (2013).

PUTS & PUTK

.[

Online

]. Tersedia: https://www.academia. edu/9478238/PUTS_and_PUTK?auto=download. [17 November


2019]Priyatna, D.

et al

. (2013).

Laporan Kandungan PUTK Dan PUTS Di Lahan Kering Dan Sawah

.[

Onine

]. Tersedia: http://rachmatyusuf.blogspot.com /2013/06/laporan-kandungan-putk-dan-puts-tanah-


html.[17 November 2019]Andriani, F.

et al

. (2015). Pengujian Tanah Untuk Pertanaman Jeruk MenggunakanPUTK (Perangkat Uji Tanah Kering).
[

Online
]. Tersedia:http://ahzanullailiyah.blogspot.com/2015/11/laporan-praktikum- kliniktanaman_10. [17
November 2019]Irwanto. (2015).

Penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) Dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Untuk
Menentukan Status Hara Tanah Sawah Dan Tanah Kering

.[

Online

]. Tersedia:http://bppjambi.info/ dwnfilemanager.asp?id=1328. [18 November 2019]Departemen


Pertanian. (2005).

Pemupukan Berimbang Dengan Perangkat UjiSawah.

Bogor: BalittanahDepartemen Pertanian. (2007).

Perangkat Uji Tanah Kering

. Bogor: BalittanahKementrian Pertanian Badan Litbang Pertanian. (2016).

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

. Jakarta: litbangWibowo, A. (2017).

Penerapan Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi

.[

Online

].Tersedia:http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi-teknologi- pertanian/123-penerapan-
pemupukan-berimbang-spesifik-lokasi. [18 November 2019]Pertiwi, W. (2017).

Perangkat Uji Tanah Sawah

.[

Online

]. Tersedia:https://id.scribd.com/document/349358768/Perangkat-Uji-Tanah-Sawah. [18 November


2019] Ningrum, D.A.C.

et

al

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Unsur Hara DalamTanah


.[

Online

]. Tersedia: https://www.slideshare.net/mobile/hnistq/ faktor-faktor-yang-mempengaruhi-unsur-


hara-dalam-tanah. [19 November 2019]

24Pentingnya Kandungan C-Organik Tanah Untuk Kesuburan Tanah. (2016).[

Online

]. Tersedia: http://biozphin.com/2016/09/pentingnya-kandungan-c-organik-untuk.html?m=1. [19


November 2019]

25

LAMPIRAN

Proses PengambilanSampel TanahProses PencampuranTanah

Sampel Tanah KompositPerangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) Tabung ReaksiSpatula Pereaksi N-1
Pereaksi N-2

26Pereaksi N-3 dan N-4 Pereaksi P-1 Pereaksi P-2Pereaksi K-1 Pereaksi K-2 Pereaksi K-3Pereaksi pH-1
Pereaksi pH-2

27Hasil Pengujian UnsurHara NHasil Pengujian UnsurHara PHasil Pengujian UnsurHara KHasil
Pengujian pH TanahHasil Pengujian PUTS
Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Bagikan di Facebook, terbuka di jendela baruBagikan di Twitter, terbuka di jendela baruBagikan di


LinkedIn, terbuka di jendela baruBagikan dengan Email, membuka klien emailCopy Text

Anda mungkin juga menyukai

The Handmaid's Tale

The Handmaid's Tale

Margaret Atwood

Never Split the Difference: Negotiating As If Your Life Depended On It

Never Split the Difference: Negotiating As If Your Life Depended On It

Chris Voss

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

Mark Manson

Majalah

Podcast

Lembar Musik

The Last Thing He Told Me: A Novel

The Last Thing He Told Me: A Novel

Laura Dave

Never Split the Difference: Negotiating as if Your Life Depended on It

Never Split the Difference: Negotiating as if Your Life Depended on It

Chris Voss

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life

Mark Manson

The Guest List: A Novel


The Guest List: A Novel

Lucy Foley

The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing

The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing

Benjamin Graham

The Alchemist

The Alchemist

Paulo Coelho

The Alice Network: A Novel

The Alice Network: A Novel

Kate Quinn

13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face Your
Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success

13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face Your
Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success

Amy Morin

The Alice Network: A Novel

The Alice Network: A Novel

Kate Quinn

Tampilkan lebih banyak

Menu Footer

Kembali ke atas

Tentang

Tentang Scribd

Media

Blog kami

Bergabunglah dengan tim kami!

Hubungi Kami
Undang teman

Hadiah

Scribd untuk perusahaan

Hukum

Syarat

Privasi

Hak Cipta

Preferensi Cookie

Dukungan

Bantuan / Pertanyaan Umum

Aksesibilitas

Bantuan pembelian

AdChoices

Penerbit

Sosial

Instagram

Instagram

Twitter

Twitter

Facebook

Facebook

Pinterest

Pinterest

Dapatkan aplikasi gratis kami

Buku

Buku audio
Majalah

Podcast

Lembar Musik

Dokumen

Snapshots

Direktori

Bahasa:

Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2021 Scribd Inc.

Apa itu Scribd?

Anda mungkin juga menyukai