PENDAHULUAN
Dalam bidang pertanian tanah memiliki arti yang lebih khusus dan pentingsebagai media
tumbuh tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan bebatuan bercampur dengan
sisa-sisa bahan organik dari sebuah organisme (sebuah vegetasiatau seekor hewan) yang
hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu, didalamtanah terdapat pula udara dan air
yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanahsehingga tidak meresap ketempat lain.
Dalam proses pembentukan tanah, selaincampuran bahan mineral dan bahan organik
terbentuk pula lapisan-lapisan tanahyang disebut horison. Dengan demikian tanah (dalam
arti pertanian) dapatdidefenisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang
tersusundalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air
danudara, dan merupakan media tumbuhnya sebuah anaman.Tanah merupakan faktor
terpenting dalam tumbuhnya tanaman dalam suatusistem pertanaman, pertumbuhan suatu
jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor,salah satunya ialah tersedianya unsur hara, baik
unsur hara makro maupun unsurhara mikro. Tanah sebagai medium pertumbuhan
tanaman berfungsi pula sebagai pemasok unsur hara, dan tanah secara alami memiliki
tingkat ketahanan yangsangat beragam sebagai medium tumbuh tanaman.Tanaman
memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plantnutrient) untuk memenuhi
siklus hudupnya. Apabila suatu tanaman kekurangansuatu unsur hara, maka akan
menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yangspesifik. Unsur hara yang diperlukan
tanaman tidak seluruhnya dapat dipenuhi daridalam tanah. Oleh karena itu perlu
penambahan dari luar biasanya dalam bentuk pupuk. Pupuk adalah bahan yang diberikan
kedalam tanah atau tanaman untukmemenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan
dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.Rekomendasi
pemupukan berimbang harus berdasarkan penilaian statushara yang berada didalam tanah
serta kebutuhan tanaman terhadap suatu unsur haraagar pemupukan dapat efektif dan
efisien. Pemupukan yang berimbang tidak harusmemberikan semua unsur hara makro
maupun unsur hara mikro yang dibutuhkanoleh tanaman, akan tetapi memberikan unsur
hara tertentu yang jumlah ataukeberadaannya ditanah tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tanaman.Penambahan hara yang sudah cukup tersedia bagi tanaman akan
dapatmenyebabkan masalah pencemaran lingkungan (tanah dan perairan), terlebih apa
bila status hara dalam tanah sudah sangat tinggi.Penerapan pemupukan yang berimbang
berdasarkan uji tanah memerlukandata analisis tanah. Disisi lain daya jangkau
(aksesibilatas) pengguna, penyuluh dan petani kurang melakukan analisis menggunakan
PUTK (Perangkat Uji TanahKering) disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu:(1)
biaya analisis yangdibutuhkan cukup mahal, (2) laboratorium uji tanah disekitar wilayah
pertanianmasyarakat luas masih sangat terbatas, (3) sosialisasi yang belum menyeluruh.
Olehsebab itu maka, rekomendasi pupuk untuk padi sawah masih bersifat umum dan
seragam untuk seluruh bagian wilayah Indonesia sedangkan pada setiap wilayahmemiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Upaya yang dapat dilakukan untukmengatasi masalah
tersebut balai penelitian tanah telah membuat satu perangkatalat bantu untuk menentukan
kandungan (status) hara tanah yang dapat dikerjakandi lapangan yang disertai dengan
rekomendasi pemupukannya. Alat bantu yangdigunakan yaitu perangkat uji Tanah sawah
(PUTS). Penggunaan PUTS mampumembantu petani untukmeningkatkan ketepatan
pemberian dosis pupuk N, P, Kuntuk tanaman jeruk dengan menghasilkan produksi yang
tinggi.
1.2 Tujuan
3. Dapat menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan pada kadar unsur haratertentu.
4. Untuk mengetahui cara kerja dari perangkat uji tanah sawah (PUTS)
.5. Untuk mengetahui cara kerja dari perangkat uji tanah kering (PUTK).
1.3 Manfaat
1.Mengukur status hara N, P, K, dan pH tanah sawah secara cepat dan mudah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah
Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yangtersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan- bahan organik sebagai hasil
pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yangmerupakan medium atau tempat tumbuhnya
tanaman dengan sifat-sifat tertentu,yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasadhidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan
(Yuliprianto, 2010: 11).Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena
dapatmempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan peredaran
air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman,
perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapatmenembus tanah lebih dalam.
Tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan
tanaman secara optimal, sedangkan tanahyang berstruktur jelek akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman.Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya
terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan
diantara agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya.Agregat
tanah sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dariluar, seperti pukulan
butiran air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori- pori tanah tidak gampang
tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehinggainfiltrasi tertahan dan run-off menjadi
besar. Struktur tanah yang jelek tentunyasebaliknya dengan keadaan diatas, sehingga
membutuhkan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk
pengapuran dan pupukorganik, lebih berhubungan dengan aspek struktur daripada aspek
tekstur tanah(Sarief, 1986: 50-51).Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan
mikroorganisme,dari yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan protozoa/invisibee
mikro- biota) hingga biota yang berukuran sangat besar seperti cacing tanah, kutu, tikus,kaki
seribu dan megafauna. Aktivitas biologi organisme tanah terkonsentrasi ditopsoil. Komponen
biologi menempati tempat yang tipis atau halusPenerapan pemupukan berimbang diharapkan
sesuai status hara tanah,maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa tercapai.
Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan
tanamanditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati
dapatmeningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik.Pemupukan berimbang
merupakan salah satu faktor kunci untukmemperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan
pertanian, khususnya di daerahtropik basah dimana pada umumnya tingkat kesuburan
tanahnya rendah karena tingkat pelapukan dan pencucian hara yang tinggi. Pembatas
pertumbuhan tanaman yang umum dijumpai adalah rendahnya kandungan hara di dalam
tanah terutamahara makro N, P dan K.Untuk mengatasi hal tersebut, perlu ditambahkan
pupuk dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan
tanah (ujitanah). Penetapan dosis pupuk berdasar uji tanah membutuhkan data status N, P
danK tanah yang ditetapkan sebelum mulai tanam. Dengan diketahuinya status haratanah,
maka dapat dihitung jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman untukmencapai produksi
optimal.Pemberian pupuk pada tanah tanpa mengetahui secara jelas kandungannutrisi dalam
tanah akan berdampak negatif bagi tanah dan tanaman. Bahkan lebih para lagi mengganggu,
merusak tanah dan lingkungan tumbuh tanaman.Pengetahuan akan kandungan unsur dalam
tanah, dapat diketahui denganmelakukan analisa tanah. Analisa tanah dapat dilakukan bila
ada contoh tanah.Pengambilan contoh tanah dan analisa tanah dapat menghubungi instansi
berwenagseperti Puslit Tanah atau BPTP yang memiliki tenaga khusus untuk
pengambilancontoh tanah. Untuk memudahkan petani dan pengguna jasa usahatani
dalammengetahui hasil analisa tanah.Teknologi pendukung pemupukan berimbang dan
prediksi kebutuhan pupuk dapat dilakukan dengan analisis tanah seperti Perangkat Uji Tanah
yaituPerangkat Uji Tanah Kering (PUTK) atau Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting dalam uji tanah.Contoh tanah yang
diambil harus mewakili lahan yang akan dikembangkan dan pengambilannya dilakukan
dengan cara yang benar, sehingga penyusunanrekomendasi pemupukannya lebih tepat dan
akurat. Pengambilan contoh tanahyang salah atau tidak tepat, akan merusak lingkungan
sekitar dan rekomendasi yangsalah. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan kapan saja.
Yang penting tidak boleh dilakukan setelah melakukan pemupukan. Contoh tanah untuk
lahan yangtidak intensif dapat dilakukan 4 tahun sekali. Sedangkan lahan yang
intensifsedikitnya satu tahun sekali. Untuk lahan kering pengambilan contoh tanahdilakukan
kira-kira tanah dalam keadaan untuk olah tanah. Sedangkan lahan sawahdalam kondisi
lembab.Sampel komposit merupakan sampel tanah gabungan dari beberapa subtanah individu
yang berada pada hamparan tanah yang homogen. Sebelum sampeltanah diambil, perlu
diperhatikan keseragaman areal/hamparan, misalnya diamatidahulu keadaan tofografi, tekstur
tanah, warna tanah, kondisi tanaman, penggunaantanah dan masukan (pupuk, kapur, bahan
organik, dsb) yang diberikan, serta sejarah penggunaan lahannya.Satu sampel tanah komposit
bisa mewakili 5 ha (tergantung skala peta) yangterdiri dari 10-15 anak sampel individu.
Sampel tanah individu tersebut diambil darilapisan olah (lapisan perakaran). Sampel tanah
individu tersebut kemudian diaduk merata, dibagi kuadran/4 bagian. Kemudian diambil salah
satu kuadran sebagaisampel komposit yang diambil.Pentingnya pengambilan sampel tanah
untuk analisis tanah, karena denganadanya hasil analisa tanah sebelum melakukan
pemupukan, akan menekan pemborosan pupuk yang berdampak pada kerugian petani dan
yang paling pentingmenekan pengrusakan alam serta sumbangan terhadap pengrusakan
lingkungan.
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) adalah suatu alat untuk analisis kadarhara tanah lahan
kering, yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah,murah dan cukup akurat.
PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.Prinsip
kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapatdalam bentuk tersedia secara
semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metodekolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P
dan K tanah selanjutnya digunakansebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K
spesifik lokasi untuktanaman jagung, kedelai dan padi gogo.Manfaat PUTK dapat digunakan
untuk (1) menetapkan status C-organik, P,K, pH, dan kebutuhan kapur, (2) menetapkan dosis
rekomendasi pupuk P, K, bahanorganik, dan kapur untuk tanaman jagung, kedele, dan padi
gogo. Rekomendasi pupuk yang diberikan lebih rasional dan efisien sesuai kebutuhan
tanaman dankondisi tanah, sehingga dapat menghemat pupuk dan menghindari
pencemaran.Satu Unit Perangkat Uji Tanah Kering terdiri dari:
1.Satu paket bahan kimia dan alat untuk penetapan P, K, bahan organik, pH, dankebutuhan
kapur.
2. Bagan warna P dan pH tanah; bagan K, kebutuhan kapur dan Corganik tanah,
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalah suatu alat untuk analisis kadarhara tanah secara
langsung di lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah dancukup akurat. PUTS ini
dirancang untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah.Rekomendasi pemupukan pada
berbagai kelas status hara tanah yang diberikanmengacu pada hasil kalibrasi uji tanah.Prinsip
kerja PUTS ini adalah mengukur kadar hara N, P, dan K tanah dalam bentuk tersedia, yaitu
hara yang larut dan atau terikat lemah dalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau
status hara N, P, dan K dalam tanah ditentukandengan cara mengekstrak dan mengukur hara
tersedia di dalam tanah. Oleh karenaitu, pereaksi atau bahan kimia yang digunakan dalam alat
uji tanah ini terdiri ataslarutan pengekstrak dan pembangkit warna. Bentuk hara yang
diekstrak denganPUTS untuk nitrogen adalah NO3-N dan NH4-N, untuk fosfat
adalahorthophosphate (P O43-, HPO4=, dan H2PO4-) dan kalium adalah K+. Pengukuran
kadar hara dilakukan secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri(pewarnaan). Hasil
analisis N, P, dan K tanah ini selanjutnya digunakan sebagaikriteria penentuan rekomendasi
pemupukan N, P, dan K.Manfaat PUTS terdiri dari : (1). Menetapkan kadar hara N, P, K dan
pHtanah. Kadar hara N, P, dan K tanah dikelompokkan menjadi 3 kelas status yaituRendah
(R), Sedang (S), Tinggi (T). (2). Menentukan dosis rekomendasi pemupukan N, P, K untuk
padi sawah berdasarkan kelas status hara tanah. (3).Memilih jenis pupuk N yang sesuai
dengan kondisi kemasaman tanah sertateknologi untuk mengatasi keracunan besi yang umum
terjadi di lahan sawah bukaan baru.Satu Unit Perangkat Uji Tanah Sawah terdiri dari:
1. Satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH
METODE PRAKTIKUM
Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 oktober 2021 di kelurahan
rewarangga, kecamatan ende selatan, kabupaten ende
Bor Biopori
Meteran
Patok
Ember
Plastik
Tabung reaksi
Spatula
Pengaduk kaca
Tabung reaksi
Spatula
Pengaduk kaca
Tanah
Pereaksi N-1, N-2. N-3 dan N-4 (untuk pengujian penetapan status N tanah)
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada
semua pembaca kami!
0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai
bermanfaatBermanfaat
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak
bermanfaatTidak bermanfaat
Opsi Berbagi
Margaret Atwood
Chris Voss
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
Mark Manson
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Laura Dave
Chris Voss
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
Mark Manson
Lucy Foley
The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing
The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing
Benjamin Graham
The Alchemist
The Alchemist
Paulo Coelho
Kate Quinn
13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face
Your Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success
13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face
Your Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success
Amy Morin
Kate Quinn
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie
Dukungan
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshots
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
Pelajari selengkapnya
Navigasi cepat
Beranda
Buku
Buku audio
Dokumen
, aktif
DisimpanHapus LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KESPUK.docx dari Simpanan
0 penilaian
66 tayangan
30 halaman
Informasi Dokumen
Data diunggah
Judul Asli
Hak Cipta
Format Tersedia
Opsi Berbagi
LinkedIn
Bagikan dengan Email, membuka klien email
Copy Text
Salin Tautan
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Unduh
Analisis Tanah Komposit Menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)Dan Perangkat Uji Tanah
Sawah (PUTS)Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kesuburan Tanah dan PemupukanDosen
Pengampu : Yanto Yulianto, Ir., M.P.Oleh,Kelompok 1 A
Ade Sari Walijah 175001001Kurnia Sandi 175001009Rahmina Dewi Martiani 175001038Rai Riana
175001062Aghnia Nur Fajari 175001072Ichsan Nazmi Kamil 175001085Silmi Rifa Fauziyah
175001105Huri Hariyati 175001130Muhamad Lutfi 175001141
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dankarunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
ini tepat pada waktunya.Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
telahmembantu terselesaikannya laporan ini, sehingga kami banyak mengucapkanterima kasih
kepada:1.
Bapak Yanto Yulianto, Ir., M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah KesuburanTanah dan
Pemupukan.2.
Kang Ahmad Syarif Purnama, S.P. selaku asisten laboratorium yang telahmembantu dan
membimbing kami dalam praktikum Kesuburan Tanah danPemupukan.3.
Teman-teman sekelompok yang telah berjuang bersama dari awal praktikumhingga pembuatan
laporan ini4.
Teman-teman seperjuangan Agroteknologi 2017 yang telah memberikansemangat dan saran dalam
pembuatan laporan ini.5.
Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini yang tidakdapat kami
sebutkan satu persatu.Kami menyadari bahwa banyak kekurangan pada laporan ini
mengingatketerbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, sehingga saran dankritik
yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk perbaikan kedepan.Akhir kata semoga
laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.Tasikmalaya,
November 2019Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
Tambahkan 3 ml pereaksi P-1, kemudian aduk rata sampaihomogen dengan pengaduk kaca.3)
Diamkan
10 menit.5)
Bandingkan warna biru yang muncul dari larutan jernih di permukaan tanah dengan bagan warna
P.c.
Tambahkan 2 ml pereaksi K-1, kemudian aduk rata sampaihomogen dengan menggunakan pengaduk
kaca.3)
10 menit.6)
Bandingkan warna kuning yang muncul pada larutan jernih di permukaan tanah dengan bagan warna
K tanah.d.
Tambahkan lagi 2 ml pH-1, sambil membilas dinding tabung reaksikemudian dikocok sampai rata.4)
Diamkan
10 menit.5)
10 menit hingga suspensi mengendapdan terbentuk warna pada cairan jernih di bagian atas.7)
Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih di permukaantanah dengan bagan warna pH
tanah.8)
Jika warna yang timbul semakin meragukan, tanah dikocok ulangsecara perlahan sampai cairan
jernih teraduk merata, lalu diamkansampai mengandap kembali. Selanjutnya bandingkan lagi
dengan bagan warna pH tanah.3.3.3 Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)a. Penetapan Status P
Tanah1)
Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.
102)
Tambahkan
Diamkan
10 menit.5)
Bandingkan warna yang muncul dari larutan jernih di atas permukaan tanah dengan bagan warna P
tanah. b. Penetapan Status K Tanah1)
Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)
5menit.4)
Ditambahkan 2 ml K-3 secara perlahan-lahan melalui dindingtabung biarkan sebentar lalu amati
endapan putih yang terbentukantara larutan K-3 dengan dibawahnya.c. Penetapan Status pH
Tanah1)
Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)
10 menit hingga suspensi mengendapdan terbentuk warna pada cairan jernih di bagian atas.5)
Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernh di permukaantanah dengan warna pH tanah.6)
Untuk menentukan kebutuhan kapur, tambahkan PereaksiKebutuhan Kapur tetes demi tetes sampai
muncul warna hijau(pH 6-7). Hitung jumlah tetes Pereaksi Kebutuhan Kapur yangditambahkan.
Jumlah tetes yang diperoleh menunjukkan jumlahkapur yang akan ditambahkan sesuai yang tertera
pada tabelKebutuhan Kapur.d. Penetapan Status C-Organik Tanah1)
Sebanyak 1 sendok spatula sampel tanah uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2)
4.1.1
Tanah Sawah
Kelas N P K pHA Tinggi Tinggi RendahAgak Masam(5-6)B Tinggi Rendah Rendah Netral (6-7)C Sangat
Tinggi Tinggi SedangAgak Masam(5-6)
Tanah Sawah TengahKelas N P K pHA Tinggi Sedang SedangAgak Masam(5-6)B Sangat Tinggi Rendah
RendahAgak Masam(5-6)C Tinggi Rendah SedangAgak Masam(5-6)
Tanah Sawah BawahKelas N P K pHA Sangat Tinggi Tinggi TinggiAgak Masam(5-6)B Tinggi Tinggi
RendahAgak Masam(5-6)
Tanah Kering AtasKelas C-Organik K P pHKebutuhanKapurA Rendah Rendah Sedang Masam 500
kg/haB Rendah Tinggi Sedang Masam 500 kg/haC Rendah Sedang RendahAgakMasam750 kg/ha
Tanah Kering TengahKelas C-Organik K P pHKebutuhanKapurA Rendah Rendah Sedang Masam 500
kg/haB Rendah Tinggi Sedang Masam 500 kg/haC Rendah Rendah Sedang Basa 500 kg/ha
13
4.2. Pembahasan
Praktikum lapangan ini dilaksanakan di Desa Ngamplang KecamatanCilawu Kabupaten Garut. Pada
praktikum ini dilakukan dua pebgujian, yaitu pengujian tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS) dan Perangkat UjiTanah Kering (PUTK). PUTS adalah alat bantu analisis kadar hara tanah N,
P,K, dan pH tanah sawah yang dapat digunanakan di lapangan dengan cepat,mudah, murah dan
akurat. Sedangkan PUTK adalah suatu alat untuk analisiskadar hara tanah lahan kering, yang dapat
digunakan di lapangan dengan cepat,mudah, murah dan cuku akurat untuk mengukur kadar P, K, C-
organik, pH dankebutuhan kapur. Pengujian tanah ini dilakukan pada tiga bagian pada tanahkering
dan tiga bagian pada tanah sawah, yaitu bagian atas, tengah dan bawah.Dan tiap bagian dilakukan
oleh tiga kelompok dari kelas yang berbeda.Sebelum melakukan pengujian tanah sawah maupun
tanah kering, dilakukan pengambilan sampel tanah yaitu berupa sampel tanah komposit.
Pengambilansampel tanah komposit yaitu pengambilan sampel tanah dari individu-individutanah
yang dicampur menjadi satu. Cara pengambilan sampel tanah ini ada berbagai cara yaitu diagonal,
zigzag, sistematik, dan acak. Yang digunakandalam praktikum kali ini yaitu secara diagonal dengan
lima titik pengambilan.4.2.2 Tanah Sawaha.
Tanah Sawah AtasHasil yang didapat untuk tanah sawah atas Kelas A, pada uji kadar N nya termasuk
pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea padatanah berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi
pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada statusTinggi,
rekomendasi pupuk SP-36 50 kg SP-36/ha. Pada uji kadar Knya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam
bentuk KCl) 100 kg/ha danrekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami. Pada ujistatus pH
tanahnya diperoleh warna orange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi
system drainase konvensionaldan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah
atas Kelas B, pada uji kadar N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea padatanah
berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji
kadar P nya termasuk pada statusRendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu 100 kg/ha. Pada uji kadar
Knya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl) 100 kg/ha danrekomendasi pupuk + jerami
yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami. Pada ujistatus pH tanahnya diperoleh warna hijau muda dan termasuk
padastatus pH Netral (6-7), rekomendasi sytem drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk
urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah atas Kelas C, pada uji kadar N nya termasuk pada status
Sangat Tinggi, rekomendasi pupuk Urea
pada lahan tersebut sebanyak 200 kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Tinggi,
rekomrndasi pupuk SP-36 pada lahantersebut adalah sebanyak 50 kg/ha. Pada uji kadar K nya
termasuk pada status Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebutsebanyak 50 kg/ha atau
pupuk KCl yang ditambahkan jeramisebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji status pH tanahnya diperoleh
warnaorange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasisystem drainase
konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa rata-rata kriteria tanah sawah atasa mempunyai kadar N tinggi,rekomendasi pupuk urea pada
lahan tersebut 200 kg/ha, Kandungan P pada lahan tersebut tinggi, kandungan K rendah dengan
rekomendasi pupuk K dalam bentuk KCl 100 kg/ha dan rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha +
jerami 5 t. dan memiliki pH agak masam (5-6) dengan rekomendasi system drainase konvensional
dan pupuk Ndalam bentuk urea. b.
Tanah Sawah TengahHasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas A, pada ujikadar N nya
termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea pada tanah berpasir (<20% liat) dengan
rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada
status Sedang, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 75 kg/ha. Padauji kadar K nya termasuk pada status
Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut sebanyak 50 kg/ha atau pupuk KCl
yangditambahkan jerami sebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji status pHtanahnya diperoleh warna
orange dan termasuk pada status pH AgakMasam (5-6), rekomendasi system drainase konvensional
dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas B, pada ujikadar
N nya termasuk pada status Sangat Tinggi, rekomendasi pupukUrea pada lahan tersebut sebanyak
200 kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu
100kg/ha. Pada uji kadar K nya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl) 100 kg/ha dan
rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50kg/ha + 5 t jerami. Pada uji status pH tanahnya diperoleh warna
orangedan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi systemdrainase konvensional
dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah sawah tengah Kelas C, pada ujikadar
N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea pada tanah berpasir (<20% liat) dengan
rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200 kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada
status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 yaitu 100 kg/ha. Pada
15uji kadar K nya termasuk pada status Sedang, rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut
sebanyak 50 kg/ha atau pupuk KCl yangditambahkan jerami sebanyak 5 ton jerami/ha. Pada uji
status pHtanahnya diperoleh warna orange dan termasuk pada status pH AgakMasam (5-6),
rekomendasi system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Dari ketiga kelas
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah sawah tengah mempunyai kadar N
tinggi,rekomendasi pupuk urea pada lahan tersebut 200 kg/ha, Kandungan P pada lahan tersebut
rendah, kandungan K sedang dengan rekomendasi pupuk K dalam bentuk KCl 100 kg/ha dan
rekomendasi pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + jerami 5 t. dan memiliki pH agak masam (5-6) dengan
rekomendasi system drainase konvensional dan pupuk Ndalam bentuk urea.c.
Tanah Sawah BawahHasil yang didapat untuk tanah sawah bawah Kelas A, pada ujikadar N nya
termasuk pada status Sangat Tinggi, rekomendasi pupukUrea pada lahan tersebut sebanyak 200
kg/ha. Pada uji kadar P nyatermasuk pada status Tinggi, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 50kg/ha.
Pada uji kadar K nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk kalium (dalam bentuk KCl)
yaitu 50 kg/ha dan rekomendasi pupuk KCl + jerami yaitu 5t jerami/ha. Pada uji status pH
tanahnyadiperoleh warna orange dan termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi
system drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.Hasil yang didapat untuk tanah
sawah bawah Kelas B, pada ujikadar N nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi pupuk urea
pada tanah berpasir (<20% liat) dengan rekomendasi pada tanah berliat (20-40% liat) yaitu 200
kg/ha. Pada uji kadar P nya termasuk pada status Tinggi, rekomendasi Pupuk SP-36 yaitu 50 kg/ha.
Padauji kadar K nya Rendah, rekomendasi pupuk K (dalam bentuk KCl)100 kg/ha dan rekomendasi
pupuk + jerami yaitu 50 kg/ha + 5 t jerami.Pada uji status pH tanahnya diperoleh warna orange dan
termasuk pada status pH Agak Masam (5-6), rekomendasi system drainasekonvensional dan pupuk N
dalam bentuk urea.4.2.2 Tanah Keringa.
Tanah Kering AtasHasil yang didapat untuk tanah kering atas Kelas A, pada ujistatus hara C-organik
diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi
kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan putih,
rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo
16yaitu masing-masing 100 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk
SP-36 untuk jagung 200 kg/ha, kedelai2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH
diperolehwarna orange yang apabila dibandingkan dengan bagan warna pHtanah termasuk pada pH
Masam (4-5). Pada uji ini hanya 1 tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah warna orange
menjadi hijau,yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi
kebutuhan kapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah
kering atas Kelas B, pada ujistatus hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm
menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K
nya Tinggi, karena ada endapan putih,rekomendasi pupuk KCL yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo
yaitumasing-masing 50 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada status Rendah,rekomendasi pupuk SP-
36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Pada uji status pH diperoleh
warnaorange yang apabila dibandingkan dengan bagan warna pH tanahtermasuk pada pH Masam
(4-5). Pada uji ini hanya 2 tetes pereaksikebutuhan kapur untuk merubah warna orange menjadi
hijau, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan
kapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering atas
Kelas C, pada ujistatus hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik
Rendah. Maka rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Sedang, karena ada sedikit
endapan putih,rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut adalah sebanyak 100kg/Ha. Pada uji P
nya termasuk pada status Rendah, rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300
kg/ha, dankedelai 250 kg/ha. Kandungan pH nya termasuk pada pH AgakMasam (PH 5-6) yang
ditandai dengan perubahan warna agak orange pada larutan. Pada tanah ini kebutuhan kapur di uji
denganmenggunakan 8 tetes pereaksi kebutuhan kapur atau sebanyak 750kg/ha yang di butuhkan
oleh lahan tersebut.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria
tanah kering atas memiliki kandungan C-organik rendah,dengan rekomendasi kebutuhan bahan
organic 2 t/ha. Kandungan Ksedang, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahan tersebut
adalahsebanyak 100 kg/ha. Kandungan P sedang, dengan rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo
250 kg/ha, jagung 300 kg/ha, dan
17kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH masam (4-5), dengan rekomendasikebutuhan kapur sebanyak
500 kg/ha. b.
Tanah Kering TengahHasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas A, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka rekomendasi
kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan putih,
rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogoyaitu masing-masing 100 kg/ha. Pada uji
P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha, kedelai2000
kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH diperolehwarna orange yang apabila
dibandingkan dengan bagan warna pHtanah termasuk pada pH Masam (4-5). Pada uji ini hanya 2
tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah warna orange menjadi hijau,yang berarti jumlah
tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000
kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas B, pada ujistatus
hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka
rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Tinggi, karena ada endapan
putih,rekomendasi pupuk KCL yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo yaitumasing-masing 50 kg/ha.
Pada uji P nya termasuk pada status Sedang,rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha,
kedelai 2000kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH diperoleh warnaorange yang apabila
dibandingkan dengan bagan warna pH tanahtermasuk pada pH Masam (4-5). Pada uji ini hanya 2
tetes pereaksikebutuhan kapur untuk mengubah warna orange menjadi hijau, yang berarti jumlah
tetes pereaksi kebutuhan kapur <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000
kg/ha dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering tengah Kelas C, pada ujistatus
hara C-organik diperoleh ketinggian busa < 2 cm menandakanstatus C-organik Rendah. Maka
rekomendasi kebutuhan bahanorganic 2 t/ha. Status K nya Rendah, karena tidak terdapat endapan
putih, rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogoyaitu masing-masing 100 kg/ha.
Pada uji P nya termasuk pada statusSedang, rekomendasi pupuk SP-36 untuk jagung 200 kg/ha,
kedelai2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha. Pada uji status pH tanahtermasuk pada pH Basa (pH>8)
yang ditandai dengan perubahanwarna menjadi hijau tua pada larutan. Pada uji ini hanya
dibutuhkan 3tetes kebutuhan kapur, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
18kapur <4 tetes. Maka rekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai1000 kg/ha dan jagung 500
kg/ha.Dari ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah kering
tengah memiliki kandungan C-organikrendah, dengan rekomendasi kebutuhan bahan organic 2
t/ha.Kandungan K rendah, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahantersebut adalah sebanyak 100
kg/ha. Kandungan P sedang, denganrekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung
300kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH masam (4-5), denganrekomendasi kebutuhan kapur
sebanyak 500 kg/ha.c.
Tanah Kering BawahHasil yang didapat untuk tanah kering bawah Kelas A, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh busa = 2 cm menandakan status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan
bahan organik 1 t/ha.Status K nya Sedang, karena ada sedikit endapan putih, rekomendasi pupuk KCl
pada lahan tersebut adalah sebanyak 100 kg/Ha.. Pada ujiP nya termasuk pada status Rendah,
rekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung 300 kg/ha, dan kedelai 250
kg/ha.Kandungan pH nya termasuk pada pH Agak Masam (pH 5-6) yangditandai dengan perubahan
warna agak orange pada larutan. Pada ujiini hanya 2 tetes pereaksi kebutuhan kapur untuk merubah
warnaorange menjadi hijau, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhankapur <4 tetes. Maka
rekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai1000 kg/ha dan jagung 500 kg/ha.Hasil yang didapat
untuk tanah kering bawah Kelas B, pada ujistatus hara C-organik diperoleh busa = 2 cm menandakan
status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan bahan organik 1 t/ha.Status K nya Rendah,
karena tidak terdapat endapan putih,rekomendasi pupuk KCl yaitu jagung, kedelai, dan padi gogo
yaitumasing-masing 100 kg/ha. Pada uji P nya termasuk pada statusRendah, rekomendasi pupuk SP-
36 untuk padi gogo 250 kg/ha, jagung300 kg/ha, dan kedelai 250 kg/ha. Kandungan pH nya termasuk
pada pH Agak Masam (pH 5-6) yang ditandai dengan perubahan warnaagak orange pada larutan.
Untuk kebutuhan kapurnya <4 tetes. Makarekomendasi kebutuhan kapur untuk kedelai 1000 kg/ha
dan jagung500 kg/ha.Hasil yang didapat untuk tanah kering bawah Kelas C, pada ujistatus hara C-
organik diperoleh busa = 2 cm menandakan status C-organik Sedang. Maka rekomendasi kebutuhan
bahan organik 1 t/ha.Status K nya Sedang, karena ada sedikit endapan putih, rekomendasi pupuk KCl
pada lahan tersebut adalah sebanyak 100 kg/Ha. Pada ujiP nya termasuk pada status Sedang,
rekomendasi pupuk SP-36 untuk
19 jagung 200 kg/ha, kedelai 2000 kg/ha dan padi gogo 175 kg/ha.Kandungan pH nya termasuk pada
pH Agak Masam (pH 5-6) yangditandai dengan perubahan warna agak orange pada larutan. Pada
ujiini hanya 3 tetes pereaksi kebutuhan kapur, yang berarti jumlah tetes pereaksi kebutuhan kapur
<4 tetes. Maka rekomendasi kebutuhankapur untuk kedelai 1000 kg/ha dan jagung 500 kg/ha.Dari
ketiga kelas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kriteria tanah kering bawah memiliki
kandungan C-organiksedang, dengan rekomendasi kebutuhan bahan organic 1 t/ha.Kandungan K
sedang, dengan rekomendasi pupuk KCl pada lahantersebut adalah sebanyak 100 kg/ha. Kandungan
P rendah, denganrekomendasi pupuk SP-36 untuk padi gogo 200 kg/ha, jagung 200kg/ha, dan
kedelai 175 kg/ha. Kandungan pH magak masam (5-6),dengan rekomendasi kebutuhan kapur
sebanyak 500 kg/ha.Hasil pengujian tanah sawah dengan PUTS dari ketiga bagian yaitu tanahsawah
atas, tanah sawah tengah dan tanah sawah bawah. Dari ketiga bagiantersebut dapat ditarik
kesimpulan bawha rata-rata kriteria tanah sawah di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan N
yang tinggi, kandungan P yangtinggi, kandungan K yang rendah dan memiliki pH agak masam (5-6).
Daritiap bagian hamper memiliki keragaman kandungan yang sama, tapi ada jugayang memiliki
perbedaan. Hal itu bisa terjadi karena adanya cara pengolahantanah oleh pertain yang berbeda-
beda di setiap bagian. sehingga kandunganhara di tiap bagian tidak sama.Hasil pengujian tanah
kering dengan PUTK dari ketiga bagian yaitutanah kering atas, tanah kering tengah dan tanah kering
bawah. Dari ketiga bagian tersebut dapat ditarik kesmpulan bahwa rata-rata kriteria tanah keringdi
Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan C-organik yang rendah,kandungan K sedang,
kandungan P sedang, memiliki pH masam (4-5) danrekomendasi pemberian kapur sebanyak 500
kg/ha. Pada tanah kering inikandungan C-organiknya rendah, hal itu dapat berpengaruh
terhadapkesuburan tanah dan dalam penyediaan unsur hara mikro juga faktor-faktor pertumbuhan
lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia. Tanahdengan C-organik yang rendah
mempunyai daya sangga hara yang rendah,sehingga pemupukan kurang efisien. Pada tanah kering di
daerah tersebut jugaterjadi erosi yang mengakibatkan unsur hara ikut terbawa tanah ke daerah
yanglebih rendah, sehingga unsur hara menjadi menurun. Selain akibat erosi adanya proses
pencucian juga bisa mengakibatkan penurunan unsur hara.Ketersediaan masing-masing unsur hara
di tanah sawah dan tanah kering berbeda-beda dari tiap bagian, begitu pula berbeda tiap kelas
karena tempat pengambilan sampel tanahnya berbeda meskipun sama pada satu bagian.
Haltersebut terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
201.
Bagaimana unsur hara dibebaskan dari tempatnya terikatUnsur hara dibebaskan dari tempat terikat
melalui pembebasan unsur dari padatan tanah, karena sebagian unsur hara dalam tanah berada
dalam bentuktidak tersedia dan harus dibebaskan sebelum akhirnya dapat diserap olehakar
tanaman. Penyebab terjadinya pembebasan unur hara adalah berlakunyahukum kesetimbangan
(siklus) dan adanya bentuk ion bebas.2.
Reaksi Tanah (pH)Pengaruh pHtanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadapakar
tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti,diantaranya yaitu :Apabila
pH tersebut sangat tinggi untuk tanaman, maka akan menyebabkan :-
Ketersediaan hara mikro mikro menurun kecuali MoSedangakan apabila pH tersebut sangat rendah
bagi ketersediaan unsur haratanaman akan menyebabkan :-
Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan peningkatan kemasaman-
Kapasitas tukar kation (KTK) dapat menunjukkan ukuran kemampuantanah dalam menjerap,
mempertukarkan sejumlah kation-
KTK tanah juga dapat mempengaruhi kapan dan berapa banyak pupuknitrogen dan kalium harus
ditambahkan ke dalam tanah4.
216.
Penyerapan Unsur Hara oleh Akar TanamanPenyerapan unsur hara oleh akar tanaman dipengaruhi
oleh factor kimia danfisika di perbatasan akar tanaman-air tanah dan factor fisiologis
tanamanmenyangkut berbagai senyawa yang terlibat di dalam penyerapan dan pengangkutan unsur
hara di dalam jaringan tanaman.Selain faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara
didalam tanah yang sudah dijelaskan di atas pengaruh cara pengolahan petani juga dapat
mempengaruhi ketersediaan hara.
22
Dari hasil praktikum lapangan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa :1.
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK).PUTS adalah alat bantu
analisis kadar hara tanah N, P, K, dan pH tanah sawahyang dapat digunanakan di lapangan dengan
cepat, mudah, murah dan akurat.Sedangkan PUTK adalah suatu alat untuk analisis kadar hara tanah
lahan kering,yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah, murah dan cuku akuratuntuk
mengukur kadar P, K, C-organik, pH dan kebutuhan kapur.2.
Hasil pengujian tanah sawah dengan PUTS dari ketiga bagian yaitu tanah sawahatas, tanah sawah
tengah dan tanah sawah bawah. Dari ketiga bagian tersebutdapat ditarik kesimpulan bawha rata-
rata kriteria tanah sawah di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan N yang tinggi, kandungan
P yangtinggi, kandungan K yang rendah dan memiliki pH agak masam (5-6).3.
Hasil pengujian tanah kering dengan PUTK dari ketiga bagian yaitu tanah keringatas, tanah kering
tengah dan tanah kering bawah. Dari ketiga bagian tersebutdapat ditarik kesmpulan bahwa rata-rata
kriteria tanah kering di Desa Ngamplang tersebut memiliki kandungan C-organik yang rendah,
kandungan Ksedang, kandungan P sedang, memiliki pH masam (4-5) dan rekomendasi pemberian
kapur sebanyak 500 kg/ha4.
Pengaruh KTK
5.2 Saran
1.
Lebih teliti dalam menentukan warna pada bagan, agar hasilnya dapatakurat.2.
Dari hasil praktikum ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan,terutama pada tanah yang telah
diuji di Desa Ngamplang dari segi pemupukan terutama dalam rekomendasi pemberian kapur.3.
Adanya PUTS dan PUTK diharapkan dapat mengalisis tanah dengan mudahdan akurat sehingga
pupuk yang diberikan sesuai.
23
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, Y. (2019).
.[
Online
et al
. (2013).
.[
Onine
et al
. (2015). Pengujian Tanah Untuk Pertanaman Jeruk MenggunakanPUTK (Perangkat Uji Tanah Kering).
[
Online
]. Tersedia:http://ahzanullailiyah.blogspot.com/2015/11/laporan-praktikum- kliniktanaman_10. [17
November 2019]Irwanto. (2015).
Penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) Dan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Untuk
Menentukan Status Hara Tanah Sawah Dan Tanah Kering
.[
Online
.[
Online
].Tersedia:http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi-teknologi- pertanian/123-penerapan-
pemupukan-berimbang-spesifik-lokasi. [18 November 2019]Pertiwi, W. (2017).
.[
Online
et
al
Online
Online
25
LAMPIRAN
Sampel Tanah KompositPerangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) Tabung ReaksiSpatula Pereaksi N-1
Pereaksi N-2
26Pereaksi N-3 dan N-4 Pereaksi P-1 Pereaksi P-2Pereaksi K-1 Pereaksi K-2 Pereaksi K-3Pereaksi pH-1
Pereaksi pH-2
27Hasil Pengujian UnsurHara NHasil Pengujian UnsurHara PHasil Pengujian UnsurHara KHasil
Pengujian pH TanahHasil Pengujian PUTS
Bagikan dokumen Ini
Opsi Berbagi
Margaret Atwood
Chris Voss
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
Mark Manson
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Laura Dave
Chris Voss
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
The Subtle Art of Not Giving a F*ck: A Counterintuitive Approach to Living a Good Life
Mark Manson
Lucy Foley
The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing
The Intelligent Investor, Rev. Ed: The Definitive Book on Value Investing
Benjamin Graham
The Alchemist
The Alchemist
Paulo Coelho
Kate Quinn
13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face Your
Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success
13 Things Mentally Strong People Don't Do: Take Back Your Power, Embrace Change, Face Your
Fears, and Train Your Brain for Happiness and Success
Amy Morin
Kate Quinn
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie
Dukungan
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshots
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia