Anda di halaman 1dari 37

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu sumber kehidupan yang sangat vital bagi

manusia, salah satu fungsi tanah dipergunakan untuk bermukim dengan

didirikannya rumah sebagai tempat tinggal. Tujuan penelitian adalah pengaturan

hukum mengenai pelaksanaan ganti rugi tanah milik masyarakat yang tidak

memiliki alas hak terhadap pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan peran

jaksa penuntut umum dalam membantu pemerintah dalam memecahkan

permasalahan pelaksanaan pembayaran ganti rugi terhadap bidang tanah yang

tidak memiliki alas hak (Lubis, 2019).

Tanah terdiri dari partikel fragmen batuan yang telah diubah oleh

proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah

berbeda dengan batuan induknya karena adanya interaksi antara hidrosfer,

suasana, litosfer Dan lingkungan adalah A campuran dari mineral konstituen

itu adalah di dalam itu padat, cairan Dan gas negara bagian itu selalu

pengalaman itu dinamisme dari menguap air mineral tanah (Hanafiah, 2014).

Sifat fisika tanah adalah sifat-sifat tanah yang ditentukan oleh bahan

penyusunnya, sifat fisika tanah ini sangat penting untuk di ketahui karena

memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman yang

tumbuh di atas tanah tersebut. Sifat fisika tanah mempengaruhi ketersediaan air di

dalam tanah, menetukan penetrasi (penembusan) akar di dalam tanah, sifat

1
drainase serta ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Sifat fisika tanah juga

mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah (Hanafiah, 2005).

Sifat kimia tanah didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi kimia yang

berlangsung antar penyusun tanah serta antar penyusun tanah dan bahan yang

ditambahkan dalam bentuk pupuk ataupun pembenahan tanah lainnya. Faktor

kecepatan semua bentuk reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah mempunyai

kisaran agak lebar, yakni sangat singkat dan luar biasa lamanya. Pada umumnya,

reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tanah di imbas oleh tindakan dan faktor

lingkungan tertentu (Bakri et al., 2016).

Pemupukan ialah pemberian bahan kepada tanah dengan maksud

memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Bahan itu tidak mencakup air,

yang pemberiannya disebut irigasi. Memang irigasi dapat juga berperan

pemupukan tertentu, karena air mengandung zat hara terlarut atau tersuspensi.

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan

untuk menambah hara tanaman pada tanah pemberian bahan yang dimaksudkan

untuk memperbaiki suasana tanah, baik fisika, kimia, ataupun biologi, disebut

amandemen (amandment) yang berarti reparation atau restutition

(Notohadiprawiro et al., 2006).

2
Kesuburan tanah merupakan kemampuan atau kualitas suatu tanah yang

menyediakan unsur–unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi

kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh

tanaman, dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman

tertentu apabila suhu dan faktor–faktor pertumbuhan lainnya mendukung

pertumbuhan normal tanaman (Roidah, 2013).

Kebutuhan unsur hara pada tanaman dibagi menjadi dua golongan, yakni

unsure hara makro dan unsure hara mikro, dimana unsur makro diperlukan

diperlukan tanaman dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan unsur

mikro4. Setiap tanaman baik tanaman tahunan ataupun tanaman musiman pasti

memerlukan unsur hara untuk tumbuh dan berkembang serta untuk mendapatkan

hasil (Muntahanah et al., 2020).

Penggunaan pupuk sebagai bahan makanan tambahan untuk tanaman

jagung merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan pertumbuhan jagung

tersebut. Untuk itu pemupukan sangat penting bagi tanaman jagung, sehingga

unsur hara yang diperlukan tersedia di dalam tanah. Ada dua jenis pupuk yang

digunakan yaitu pupuk organik dan anorganik. pupuk anorganik mampu

meningkatkan produktivitas tanah dalam waktu singkat, tetapi akan

mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah (tanah menjadi keras) dan

menurunkan produktivitas tanaman yang dihasilkan, sedangkan tanah yang

dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan tanah yang

dicukupi bahan organic mempunyai kemampuan mengikat air yang lebih besar.

pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan

3
unsur makro dan mikro. Selain itu pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan

daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan

memperbaiki struktur tanah (Bahua, 2016).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum kesuburan tanah dan pemupukan yaitu untuk

memahami dan menganalisi beberapa sifat kimia tanah yang ada di Lahan

Akademik Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.Manfaat dari praktikum

kesuburan tanam dan pemupukan yaitu mahasiswa dapat mengetahui tingkat

kesuburan tanah dan pertumbuhan jagung yang diberi perlakuan pupuk kandang

sapi dan ayam serta sebagai bahan informasi.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian (Setiono dan Azwarta, 2020) pengaruh pemberian pupuk

kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (zea mays

L). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Pemberian pupuk kandang sapi

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm), jumlah

daun (helai) dan Bobot Segar Tongkol Bersih Pertanaman (g).

Penelitian (Dini Mufriah dan Lisdayani, 2021) respon pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung semi (zea mays L)pada berbagai dosis pupuk kandang

kambing dan pupuk NPK.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan

pemberian pupuk kandang kambing memberikanpengaruh yang nyata terhadap

tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam, jumlah daun umur 2dan 4

minggu setelah tanam, diameter batang umur 2 dan 4 minggu setelah tanam.

Penelitian (Hidayat Saputraet al., 2019) tentang peningkatan pertumbuhan,

produksi, dan kualitas jagung manis dengan berbagai jenis pupuk organik. Hasil

penelitian menunjukkan pemberian pupuk organic mampu meningkatkan

pertumbuhan, produksi, dan kualitas hasil jagung manis dan pemberian pupuk

organik kotoran ayam mampu menghasilkan pertumbuhan dan produksi jagung

manis terbaik melalui peningkatan tinggi tanaman, bobot basah tanaman, panjang

tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol berkelobot, dan tingkat kemanisan biji.

5
2.2 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Budidaya jagung manis yang perlu diperhatikan adalah tentang syarat

tumbuh tanaman jagung manis yaitu ketersediaan unsur hara tanah. Apabila

ketersediaan unsur hara di dalam tanah kurang mencukupi kebutuhan untuk

tanaman maka tanaman tidak bisa berproduksi dengan optimal karena tanaman

tersebut mengalami kekurang unsur hara. Untuk memperbaiki unsur hara tanah

maka perlu dilakukan dosis pemupukan dengan memberikan pupuk organik,salah

satunya kotoran sapi sehingga tanah dapat berproduksi dan menghasilkan tanaman

jagung yang optimal (Tena, 2022).

Sebagian besar daerah yang di kehendaki tanaman jagung yaitu daerah

yang beriklim sedang hingga didaerah-daerah beriklim subtropis/tropis basah

dengan curah hujan yang perlukan sekitar 85-200 mm/bulan pada lahan yang

tidak

beririgasi. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari

dalammasa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

pertumbuhan terbaiknya antara 27-32 0C. Jagung membutuhkan sinar matahari

langsung agar dapat tumbuh secara optimal. Oleh karena itulah jagung manis

cocok budidayakan diindonesia (Tena, 2022).

2.3 Pupuk Kandang

Pupuk kandang sapi merupakan hasil fermentasi alami bahan organik yang

dapat digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga

bisa memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman. Kualitas pupuk pupuk

6
kandang sapi tergantung dari bahan bakunya seperti pupuk kandang, jerami,

serasah atau sisa makanan sapi dan lain sebagainya (Prasetya, 2014).

Pupuk kandang kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi tanah,

menambah kemampuan tanah menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas

menahan air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber energy bagi

mikroorganisme tanah dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing

mengandung unsur N yang dapat mendorong pertumbuhan organ – organ yang

berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun. Kalium berperan sebagai aktivator

berbagai enzim yang esensial dalam reaksi–reaksi fotosintesis dan respirasi serta

enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati (Dewi, 2016).

2.4 Nitrogen (N-Total) Tanah

Nitrogen (N) dari dalam tanah dalam bentuk nitrat (NO3- ) atau

ammonium (NH4+), dimana pada kebanyakan tanah pertanian nitrat merupakan

bentuk senyarwa Nitrogen (N) yang paling banyak diserap tanaman. Tanaman

legume mampu mengambil N2 dari atmosfir dengan bantuan Rhizobia sp. Hanya

sedikit Nitrogen (N) tanah yang digunakan oleh tanaman legume. N- organik

dalam tanaman akan segera diubah menjadi asam - asam amino dan akhirnya

dirangkai menjadi protein tanaman (Sugito, 2012).

Nitrogen (N) tersedia, maka seluruh tanaman akan berwarna hijau pucat

atau kuning (klorosis). Hal ini dapat terjadi karena rendahnya produksi klorofil

dalam tanaman. Daun tertua lebih dahulu menguning karena Nitrogen (N)

dipindahkan dari bagian tanaman ini menuju ke daerah ujung pertumbuhan. Daun

bagian bawah tanaman yang mengalami defisiensi pada awalnya menguning

7
dibagian ujung dan gejala klorosisi cepat merambat melalui tulang tengah daun

menuju batang. Daun tepi dapat tetap hijau untuk beberapa saat. Bila defisiensi

menjadi semakin berat, daun tertua kedua dan ketiga mengalami pola defisiensi

serupa dan daun tertua pada saat iru akan menjadi coklat sempurna. Bila defisiensi

Nitrogen (N) dapat dilacak pada awal pertumbuhan, maka dapat diatasi dengan

suatu penambahan pupuk yang mengandung Nitrogen (N) sedikit pengaruh pada

hasil panen (Sugito, 2012).

Tabel 1. Kriteria N-Total tanah


Nilai N-Total Kriteria N-Total
<0,10 Sangat rendah
0,10-0,21 Rendah
0,22-0,51 Sedang
0,51-0,75 Tinggi
>0,75 Sangat tinggi
Sumber: Haryanta et al, 2017.

2.5 Posfor (P-Total) Tanah

P terdapat dalam berbagai bentuk persenyawaan yang sebagian besar tidak

tersedia bagi tanaman. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah, tidak

dapat digunakan tanaman karena bereaksi dengan bahan tanah lainnya, sehingga

nilai efisiensi pemupukan P pada umumnya rendah hingga sangat rendah,Peranan

unsur P ini penting dalam proses fotosintesis, respirasi, dan perkembangan sel

tanaman sehingga membantu dalam merangsang pertumbuhan akar, pertumbuhan

tajuk tanaman, dan pertambahan tinggi tanaman(Winarso, 2005).

Ketersediaan P dalam tanah dipengaruhi oleh bahan induk tanah, reaksi

tanah (pH), C-organik tanah, dan tekstur tanah. Tanaman mengambil fosfor dari

larutan tanah dalam bentuk ion orthofosfat primer (H2PO4 -), dan ion orthosfosfat

8
sekunder (HPO4 2-). Karena ketersediaannya di dalam tanah, khususnya pada

tanah masam yang terbatas sehingga perlu dilakukan upaya penambahan pupuk

kimia P guna meningkatkan ketersediaan P di dalam tanah (Hanafiah 2005)

Tabel 2. Kriteria P-Total tanah


Nilai P-Total Kriteria P-Total
<4,,4 Sangat rendah
4,5-6,6 Rendah
7,7-11,0 Sedang
11,4-15,3 Tinggi
>15,3 Sangat tinggi
Sumber: Ikawati, 2021.

2.6 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Kadar C-Organik merupakan faktor penting penentu kualitas tanah

mineral. Semakin tinggi kadar C-Organik total maka kualitas tanah mineral

semakin baik. Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki sifat

fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan

ketersediaan hara bagi tanaman (Siregar, 2017).

Kandungan c-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10

cm memiliki kandungan C-organik 4 %, kedalaman 10-20 cm3,38 % dan

kedalaman 20-30 cm adalah 2,52 %. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm

kandungan C-organik adalah 5,00 %, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67 % dan

kedalaman 20-30 adalah 2,38 % dengan harkat sedang sampai tinggi.

Fisiognomi III pada kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,63 %,

kedalaman 10-20 cm adalah 3,89 % dan kedalaman 20- 30 cm adalah 3,56 %

dengan harkat tinggi hingga sangat tinggi. kandungan C- organik cenderung

menurun dengan semakin dalamnya tanah. (Supriono,2009).

9
Tabel . Kriteria C-Organik Tanah
No. Kriteria Keterangan
1 <1 Sangat Rendah

2 1-2 Rendah

3 2-3 Sedang
4 3-5 Tinggi
5 >5 Sangat Tinggi
Sumber: Sulaiman, 2015

2.7 Kapasitas Tukat Kation

KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation

exchangeable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Suatu hasil

pengukuran KTK adalah milliekuivalen kation dalam 100gram tanah atau me

kation pada 100 g tanah. Kapasitas tukar kation (KTK) dapat juga didefenisikan

sebagai suatu kemampuan koloid tanah mengikat dan mempertukarkan kation

didalam tanah. Kemampuan atau daya ikat tanah terhadap unsur hara dari suatu

koloid tanah (Madjid, 2007).

Kesuburan tanah tidak hanya dipengaruhi oleh bahan organik, tetapi juga

dipengaruhi oleh Kapasitas Tukar Kation (KTK). KTK dapat diartikan sebagai

kemampuan tanah untuk menyerap dan menukar atau melepaskan larutan

kembali ke dalam tanah. Tanah dengan relatif tinggi KTK (Pratika, 2023).

Besarnya KTK tanah tergantung pada tekstur tanah, tipe mineral liat tanah,

dan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kadar liat atau tekstur semakin

halus maka KTK tanah akan semakin besar. Demikian pada kandungan bahan

organik tanah, semakin tinggi bahan organik tanah maka KTK tanah akan

semakin tinggi (Mukhlis, 2007).

10
Tabel 4. Kriteria Kapasitas Tukar Kation

Nilai KTK (dalam me/10gr) Kelas


<5 Sangat rendah
5-16 Rendah
17-24 Sedang
25-40 Tinggi
>40 Sangat tinggi
Sumber: Tentrem, 2012.

2.8 Reaksi Tanah (pH)

Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman dan kebasaan tanah yang

dinyatakan dengan pH. Nilai pH menunjukkan perbandingan antara banyaknya

( konsentrasi) ion H+ dan ion H- di dalam tanah. Semakin tinggi konsentrasi ion

H+

di dalam tanah, maka semakin asam tanah tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi

ion H- di dalam tanah, maka tanah tersebut semakin basa (alkalis). Jika

konsentrasi kedua tersebut dalam keadaan seimbang, maka tanah bereaksi netral

(pH =7) (Munthe, 2022).

Reaksi tanah (pH) juga sangat berpengaruh terhadap proses pelapukan

padatan mineral tanah. Hal ini disebabkan karena ion H+ adalah agen penyerang

(Attacking Agent) yang dapat menghancurkan mineral tanah serta membebaskan

unsur penyusunnya, misalnya pelepasan K dari K yang tidak dapat dipertukarkan

menjadi K larut Secara umum, proses pelapukan mineral tanah meningkat dengan

menurunnya pH tanah, sehingga semakin banyak unsur yang dibebaskan dari

padatan mineral dengan menurunnya pH tanah (Salam, 2020).

Tabel 5. Kriteria reaksi Tanah (pH)


No Nilai pH Tanah Kelas

11
1. <4,5 Sangat Masam
2. 4,5-5,5 Masam
3. 5,6-6,5 Agak Masam
4 6,6-7,5 Netral
5. 7,6-8,5 Agak Alkalis
6. >8,5 Alkalis
Sumber: Erfan, 2011.

2.9 Daya Hantar Listrik Tanah

DHL merupakan daya hantar listrik dari suatu benda atau suatu zat dan

kemampuan benda itu sendiri untuk menghantarkan listrik. DHL air Material

adalah suatu kebalikan tahanan dalam ohm yang diukur pada muka tanah yang

berlawanan dalam cm x cm3 pada suhu 250C diukur dalam micromho (s). Jadi

hantaran listrik adalah merupakan kebalikan dari tahanan, tetapi karena besarnya

DHL ini sangat kecil maka biasanya dinyatakan dalam micromha(s) yang

besarnya sama dengan 10-6 mho. Sedangkan Kelarutan zat padat dalam air atau

disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik

berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air (Ruseffandi & Gusman, 2020).

Besarnya Daya Hantar Listrik (DHL) yang diukur pada sampel air sumur

gali dan air yang diperoleh pada suhu yang berbeda-beda sesuai dengan suhu air

pada masing-masing titik sampel pengukuran untuk keperluan analisa data, maka

pengolahan data dilakukan pada suhu yang sama yaitu pada suhu 250C agar

perbandingan daya hantar listrik untuk masing (Manik & Situmorang, 2016).

Tabel 6. Kriteria Daya Hantar Listrik


Daya Hantar Listrik (µmhos/cm) Kelas
0>250 Sangat baik
>250-750 Baik
>750-2000 Agak baik
>2000-3000 Kurang baik
>3000 Kurang sesuai

12
Sumber: Oktosea dan Ronald, 2014.

DHL atau Konduktivitas listrik adalah sifat air untuk menghantarkan

listrik. Air yang banyak mengandung garam akan memiliki harga konduktivitas

listrik yang tinggi. DHL harga bergantung pada suhu, jenis Dan konsentrasi dari

larut ion. DHL adalah berbanding lurus dengan TDS, jadi jika nilai TDS tinggi

maka nilai DHL juga akan tinggi tinggi (Sari, 2023).

13
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan dilaksanakan di dua tempat

yang berbeda yaitu pengambilan sampel tanah dilaksanakan di Lahan Akademik

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Dan analisis sifat fisika dan kimia

tanah dilaksanakan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako, Praktikum dilaksakan pada hari Sabtu tanggal 6 Mei 2023,

dimulai pukul 10.00 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan yaitu subek, alat tulis, timbangan analitik 4

desimal, erlenmenyer, alat destilasi, alat destruksi, buret, pipet ukur, gelas beaker,

tabung degastion, kertas saring, labu semprot, vortex, corong, botol kocok, pH

meter, stirrer, batang pengaduk, labu ukur, ayakan 2 mm, ayakan 0,5 mm, sendok,

tabung reaksi, dan spektrofotometer.

Bahan yang digunakan yaitu tanah, kantong plastik, kertas label, Asam

Sulfat (H2SO4), Asam Klorida (HCl), Asam Borat (H3BO4), Katalisator,

Aquades, Kalium Dikromat (K2CR2O7), Fero Sulfat (FESO4), Asam Fosfat

(H3PO4), Natrium Florida (NaF), Indikator Difemilamin, Amonium Asetat

(NH4O4AC), Etanol/Alkohol 95%, Natrium Hidroksida (NaOH), Air Bebas Ion

dan KCl.

14
3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengolahan Lahan & Pengambilan Sampel Tanah

Langkah awal yang kita lakukan dalam pengolahan lahan adalah

membajak tanah dengan menggunakan tractor dan mengolah tanah dengan

menggunakan pacul dan menyiangi gulma dengan menggunakan tangan.

Kemudian membuat bedengan dengan ukuran 20 × 30 cm perbedeng.

Langkah awal yang kita lakukan pada saat pengambilan sampel tanah yaitu

pertama-tama membersihkan permukaan tanah terlebih dahulu dari rerumputan

dan sampah-sampah lainnya. Mengcangkul tanah sampai ke dalaman 20 cm dari

permukaan. Memasukkan sampel tanah kedalam kantong plastik es sebanyak

kurang lebih 1 kg (usahakan agar agregat-agregat tanah jangan rusak dan hancur).

Memberikan lebel pada sampel tanah pada plastik.

3.3.2 Pemupukan

Pada pemupukan hal pertama yang dilakukan adalah menimbangan pupuk

kandang sesuai dengan takaran yang telah ditentukan, lalu menaburkannya di atas

bedengan dan mencampurnya dengan menggunakan pacul atau sube.

3.3.3 Jarak Tanam

Pengukuran jarak tanam yaitu menyiapkan patok, tali raffia dan meteran

dan kemudian mulai mengukur jarak tanam 75x25 menggunakan meteran dan

setiap sisi member patok kemudian menggunakan tali raffia sebagai penanda.

15
3.3.4 Penenaman

Penanaman benih dilakukan dengan melakukan penyiraman bedengan

setelah itu menyiapkan benih lalu melakukan perendaman benih selama 3-5 menit

setelah itu melakukan penanaman.

3.3.5 Penanaman

Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan penyiraman 2 kali sehari pada

pagi hari pada jam 7-9 dan sore hari pada jam 16-18. Setelah itu melakukan

pemupukan NPK 180 g/bedengan 2 minggu HST kemudian dilakukan penyiangan

yaitu dengan menghilangkan rerumputan di sekitaran tanaman.

3.3.6 Nitrogen Tanah

Timbang teliti 1,000g sampel tanah ke dalam tabung digestion tambahkan

10 ml H2SO4 pekat dan campuran katalis ± 2g atau seujung sendok teh, kerjakan

penetapan blanko. Panaskan atau distruksi selama 11/2 kemudian destilasi dengan

menambahkan 30 ml NaOH 40% tampung destilat dalam asam borat 2 ml.

Destilasi di akhiri apabila volume destilat dalam penampung sudah mencapai 50-

75 ml. Destilat dititrasi dengan asam baku, yaitu H2SO40,050 N atau HCL 1N

hingga titik akhir yaitu perubahan warna dari hijau menjadi merah.

Rumus:

N (%)=(14.01×(titrasi sampel-titrasi balnko)× N HCl)/(Berat sampel x 10)

3.3.7 Posfor Tanah

Menimbang teliti 2 gr sampel tanah yang telah dihaluskan dan masukkan

kedalam botol kocok (rol film). Tambahkan 10 ml larutan HCl 25% dengan

menggunakan pipet ukur atau pipet volume 10 ml. Kocok selama 30 menit

16
(diamkan selama 1 x 24 jam) kemudian saring dengan mengunakan kertas saring

dan tampung larutan/filtratnya. Pipet 0,5 ml larutan/filtrate kedalam tabung reaksi

kemudian. Menambahkan 2 ml aquades (pengenceran 5x) dan kocok dengan

vortex sampai homogen. Selanjutnya pipet larutan tersebut dan deret standar P

sebanyak 2 ml masing-masing kedalam tabung reaksi. Menambahkan masing-

masing 10 ml pereaksi campuran, kocok dengan vortex hingga homogen

kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm

dengan deret standar P sebagai pembanding.

Rumus:

% P2O5 Total = ppm kurva x ((ml ekstrak)/1000)x (100mg/(berat sampel))x fp

x (142/90)x fk

3.3.8 C-Organik Tanah dan Bahan Organik Tanah

Timbang 0,5 contohtanahatau o,1 untuk tanah organik dan pupuk organik

ukuran <0,5 mm, kemudian masukan dalam erlenmeyer 200 ml. Tambahkan 5 ml

K2CrO71 N dan 10 ml H2SO4 pekat, dikocok lalu diamkan selama 30 menit.

Tambahkan air bebas ion sebanyak 100 ml, selanjutnya 5 ml NaF, 5 ml H3P4

serta 15 tetes difenilamin. Siapkan blanko dengan prosedur yang sama, biarkan

dingin kemudian titrasi dengan fero amenium sulfat Fe(NH4)2(SO4)2 dan cacat

volume titrasinya.

Rumus:

% C=((volume titrasi blanko-volume titrasi sampel))/(berat sampel) x N FeSO4 x

0,30/0,77

0,77 berasal dari rata-rata bahan organik yang dapat dioksidasikan hanya 77%

17
% Bahan Organik = 1,72 x C-Organik

3.3.9 Kapasitas Tukar Kation

Menimbang 1 gr contoh tanah kering udara yang lolos ayakan 0,5 mm dan

dimasukan ke dalam wadah atau gelas kimia atau botol plastik. Tambahkan 2,5 ml

NH4OAC 1 N pH 7,0 dan aduk dengan batang pengaduk dan diamkan selama

satu malam. Saring dengan kertas saring dan tampung filtratnya dengan wadah

lain pindahkan semua tanah pada botol kekertas saring dengan cara membilas

sisah-sisah tanah tersebut dengan larutan NH4OAC dengan menggunakan botol

semprot atau botol plastik. Cuci tanah dengan kertas saring dengan 20-30 ml

larutan NH4OAC dan biarkan sampai mendrainase sempurna. Sebelum

mengulangi pencucian 2-3 kali. Memindahkan tanah dan kertas saring kedalam

labu K-jedahl 800 ml lalu tambahkan 200 ml aquades. Pipet 25 ml H3BO3

kedalam erlenmeyer 250 ml. Memasang labu K-jedahl yang berisi contoh tanah

dan Erlenmeyer berisi H3BO3 pada alat destilasi dan mulai destilasi sampai

destilat yang ditampung pada Erlenmeyer mencapai 100-150 ml. Lepaskan

Erlenmeyer dan titrasinya dengan larutan HCl 0,1 N hingga warna hijau berubah

menjadi merah mudah. Gunakan blancko dengan mendestilasi aquades dengan

preaksi sama dengan contoh tanah.

KTK (me/100 g tanah) = t-b x N HClx 100/w

Ket:

t= volume HCl untuk titar contoh (ml)

b= volume HCl untuk titar blanko (ml)

N= normalitas HCl, dan

18
W= berat contoh tanah yang digunakan

3.3.10 Reaksi Tanah (pH)

Menimbang 5,0 gr contoh tanah sebanyak 2 kali, masing-masing

dimasukan ke dalam botol kocok ditambahakan 50 ml air bebas ion kebotol yang

satu (pH H2O) dan 50 ml KCl 1 M kedalam botol lainnya (pH KCl). Kocok

dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspensi tanah diukur dengan pH meter

yang telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0.

3.3.11 Daya Hantar Listrik Tanah (DHL)

Menimbang 10,00 gr contoh tanah kedalam botol kocok, tambahkan 50

ml air bebas ion. Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Ukur DHL

suspensi tanah dengan koduktor meter yang telah dikalibrasi menggunakan

larutan baku NaCl dan baca setelah angka mantap. Setiap dilakukan kalibrasi dan

mengukur contoh electrode dicuci dan dikeringkan menggunakan tisu. Nilai DHL

dilaporkan dalam satuan Ds m-1 menggunakan 3 desimal.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Awal

4.1.1 N-Total Tanah

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 7. Penetapan N-Total Tanah


No Kode Sampel %N-Total Kriteria
1. Spl 1 0,1297% Rendah
2. Spl 2 0,1021% Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh N-

total untuk sampel kode 1 sebesar 0,1297% dengan criteria rendah (R) dan untuk

sampel kode 2 sebesar 0,1021 % dengan kriteria rendah.

Kandungan N-Total tanah yang rendah pada awal percobaan menyebabkan

pemberian pupuk N berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan N-Total tanah.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kandungan N-Total tanah tidak dipengaruhi

oleh interaksi varietas pada jagung dan dosis pupuk N (Firmansyah, 2013).

Sebagian besar nitrogen tanah beradadalam bentuk N – Organik dan dalam

jumlah relatif kecil dan tersedia sebagai amonium dan nitrat. Penetapan nitrogen

tanah menggunakan metode Kjeldahl yang mengkonversikan nitrogen kedalam

bentuk (NH4)² SO4 (Oksana et al, 2012).

20
4.1.2 Penetapan P-Total Tanah

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai penetapan P-Total

Tanah maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 8. Penerapan P-Total Tanah


No Kode Sampel Konsentrasi Kriteria
(ppm)
1. Spl 1 76,1718 Sangat Tinggi
2. Spl 2 81,0318 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh P-

Total pada sampel kode 1 dan sampel kode 2 memiliki nilai yang berbeda. Nilai

pada kode 1 sebesar 76,1718 dengan kiteria sangat tinggi, sedangkan pada sampel

kode 2 sebesar 81,0318 dengan kriteria sangat tinggi.

Fosfor berfungsi sebagai pengangkut energi hasil metabolisme dalam

tanaman. Ketika fosfor masuk dalam kategori sangat tinggi, pada lahan yang

memiliki kadar hara sangat tinggi tanaman akan mengalami penyimpangan

pertumbuhan berupa gejala keracunana (Sari., et al. 2019).

Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman, tidak ada unsur lain

yang dapat menggantikan fugsinya di dalam tanaman,sehingga tanaman harus

mempunyai usur P secara cukup untuk pertumbuhan yang optimal. ketersediaan

fosfor dalam tanah di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pH tanah , Fe, Al dan

Mn terlarut, kadar bahan organik (Hidayat, 2019).

21
4.1.3 Penetapan C-Organik Tanah

Berdasarkan praktikum mengenai C-Organik tanah yang telah dilakukan

maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 9. Penerapan C-Organik Tanah


No Kode Sampel C-Organik Kriteria
(%)
1. Spl 1 2,69 % Sedang
2. Spl 2 2,78% Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh C-

Organik dari sampel kode 1 adalah 2,69% dengan kriteria sedang dan pada sampel

kode 2 C-Organik adalah 2,78% dengan kriteria sedang. Beberapa faktor yang

mempengaruhi bahan organic tanah yaitu organisme tanah, bahan induk dan

pengelolaan pertanian, serta curah hujan dan temperatur mempengaruhi besarnya

kandungan bahan organik tanah.

Bahan organik tanah merupakan sumber energi bagi aktivitas mikroba

tanah dan dapat meperbaiki berat volume tanah, struktur tanah, aerasi serta daya

mengikat air. Makin tinggi bahan organik tanah akan semakin rendah bobot

volume tanah dan semakin tinggi total ruang pori tanah (Hasibuan, 2015).

Karbon (C) organik tanah merupakan komponen fundamental dalam siklus

global. C-organik tanah terbentuk melalui beberapa tahapan dekomposisi bahan

organik. Status C-organik tanah di pengaruhi oleh berbagai faktor eksternal

seperti jenis tanah, curah hujan, suhu, masukan bahan organic dari biomasa di atas

tanah. C-organik berperan penting dalam mendukung pertanian berkelanjutan

terutama sebagai indikator basis kesubuan tanah, menjaga ketersediaan hara,

perbaian sifat fisik tanah (Farrasati., et al. 2019).

22
4.1.4 Penetapan KTK Tanah

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 8. Penetapan Kapasitas Tukar Kation


No Kode Sampel KTK Tanah Kriteria
(%)
1. Spl 1 17,13 % Sedang
2. Spl 2 17,29 % Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh pada

sampel kode 1 dan sampel kode 2 memiliki kesamaan kriteria. Jumlah kandungan

KTK pada sampel kode 1 sebesar 17,13% dengan kriteria sedang dan jumlah

kandungan KTK pada sampel kode 2 sekitar 17,29 dengan kriteria sedang.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah jumlah muatan positif dari kation

yang di serap kaloid tanah pada pH tertentu. Kapasitas tukar kation merupakan

sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Pada tanah

dengan nilai KTK relatif rendah, proses penyerapan unsur hara oleh kaloid tanah

tidak berlngsung relatif, dan akibatnya unsur-unsur hara tersebut akan dengan

mudah tercuci dan hilang bersama gerakan air di tanah (Rahmah., et al. 2014).

Tanah-tanah dengan neto muatan permukaan negatif yang sangat tinggi

akan mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi. Kapasitas tukar kation dalam

tanah sangat menentukan tingkat kesuburan tanah dan menghindari kehilangan

hara akibat pencucian unsur hara terutama unsur-unsur bara ( Hartai et al, 2013).

4.1.5 Penetapan Reaksi Tanah (pH)

23
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai

berikut.

Tabel 9. Penerapan pH Tanah


No Kode Sampel H2O KCl Kriteria
1. Spl 1 8,27 7,28 Agak Alkalis dan Netral
2. Spl 2 8,36 7,15 Agak Alkalis Dan Netral

Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa pada sampel 1 H 2O

memiliki nilai 8,27 dengan kriteria agak alkalis dan KCl memiliki nilai 7,28

dengan kriteria netral. Sedangkan pada sampel 2 memilik nilai 8,36 dengan

kriteria agak alkalis dan KCl memiliki nilai 7,15 dengan kriteria netral. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pH tanah seperti kandungan bahan organik

dalam tanah, komposisi mineral dalam tanah, iklim dan cuaca jenis tanaman serta

pemupukan.

Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena

menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga

hubungnnya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen

dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya

dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain (Sarma, 2015).

Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah sistem tanah yang di rajai

oleh ion-ion H+ akan bersifat asam. penyebab keasaman tanah dalah ion H+ dan

Al3+ yang brada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah

konsentrasi ion H+ dan ion OH-. Air hujan juga merupakan faktor yang

mempengaruhi pH tnah (Prabowo, 2018).

4.1.6 Penetapan Daya Hantar Listrik (DHL) Tanah

24
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mak diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 8. Penerapan Daya Hantar Listrik Tanah


No Kode Sampel DHL Kriteria
1. Spl 1 162,94 Rendah
2. Spl 2 122,3 Rendah

Berdasarkan hasil tabel di atas mengenai daya hantar listrik tanah pada

sampel 1 memiliki nilai 162, 94 dengan kriteria rendah. Sedangkan pada sampel 2

memiliki nilai 122,3 dengan kriteria rendah juga. Hal ini desebabkan oleh

beberapa faktor seperti kandungan air dalam tanah, kandungan mineral dalam

tanah, pH tanah, tekstrur tanah dan kondisi lingkungan.

Metode daya hantar listrik merupakan metode untuk mengukur jumlah

total garam terlarut. Penentuan nilai DHL dengan menempatkan dua elektroda ke

dalam sampel, dan mengukur perbedaan potensial listriknya. Jika konsentrasi

garam meningkat, maka kemampuan larutan menghantarkan listrik akan

meningkat (Muliawan et al, 2016).

Daya hantar listrik tanah adalah kemampuan tanah untuk menghantarkan

arus listrik. Daya hantar listrik tanah terjadi karena eksistensi kandungan garam

bebas yang terdapat pada kadar air tanah dan kandungan ion dapat ditukar yang

terdapat pada permukaan partikel padat tanah (Suud et al, 2015).

25
4.2 Pertumbuhan Jagung

4.2.1 Tinggi Tanaman

Berdasarkan pengamatan pada setiap minggunya diperolehlah hasil


pengamatan sebagai berikut:
Tabel 9. Tinggi Tanaman
Pengamatan (MST)
Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Kambing 30,371 55,25 84,112 134 169,875 176,75 181,625
Sapi 25,475 46,5 65,31 93,083 142,916 163,333 163,5

Berdasarkan hasil data pengamatan mengenai tinggi tanaman jagung pada

dua perlakuan yaitu pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi. Rata-rata

tinggi tanaman pada 8 MST pada pupuk kandang kambing memiliki rata-rata

yaitu 181,625 sedangkan pada pupuk kandang sapi memiliki rata-rata 163,5

Pupuk organik kambing memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi

tanaman dan dameter batang namun berpengaruh tidak nyata terhadap parameter

jumlah daun. Hal ini di sebabkan karena unsur hara Nitrogen yang terkandung di

dalam pupuk organik kambing yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan

vegetatif tanaman seperti batang dan akar (Nanda., et al. 2016).

4.2.2 Jumlah Daun

Berdasarkan pengamatan pada setiap minggunya diperolehlah hasil


pengamatan sebagai berikut:
Tabel 10. Jumlah Daun
Pengamatan (MST)
Perlakuan 2 3 4 5 6 7 8
Kambing 5 7,375 8 11,875 12,875 13 11,125
Sapi 5 6,75 8,333 11 12,5 14,333 14,666

26
Berdasarkan hasil data pengamatan mengenai jumlah daun tanaman

jagung pada dua perlakuan yaitu pupuk kandang kambing dan sapi. Rata-rata

jumlah daun tanaman jagung pada 8 MST pada pupuk kandang kambing yaitu

11,125. Sedangkan pada perlakuan pupuk kandang sapi memiliki rata-rata yaitu

14,666.

Pemberian pupuk kandang kambing sebagai sumber bahan organik dapat

meningkat ketersediaan P dari pupuk fosfat alam yang diberikan serta mengurangi

kandungan logam berat kadmium pada tanah yang merupakan unsur ikutan dari

fosfat alam serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

jagung ( Zea mays L. ) (Simanjuntak, 2015).

4.3 Analisis Akhir

4.3.1 Nitrogen (N-Total) Tanah

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan Nitrogen (N-Total) Tanah

di peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 11. N-total Tanah


No KodeSampel %N-total Kriteria
1 S1 0,0218 Sangat rendah
2 S2 0,0188 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh N-

total untuk sampel kode 1 sebesar 0,0218% dengan kriteria sangat rendah (R) dan

untuk sampel kode 2 sebesar 0,0188% dengan criteria sangat rendah.

27
Nitrogen dapat mempengaruhi tinggi tanaman. Namun Nitrogen di dalam

tanah tidak selalu dapat mencukupi kebutuan tanaman, sehingga untuk mengatasi

kekurangan tersebut perlu di bantu dengan penggunaan pupuk. Di dalam tanah

nitrogen di ubah menjadi ammonium. dalam bentuk ammonium tersebutlah

nitrogen dapat di manfaatkan oleh tumbuhan secara optimum (Amir.,et al.2012).

Nitrogen mempunyai peran penting bagi tanaman jagung yaitu:

mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan

kualitas melalui peningkatan jumlah anakan, pengembangan luas daun, tinggi

tanaman dan sintesis protein (Patti et al, 2018).

4.3.2 Nitrogen (N-Jaringan) Tanah

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan Nitrogen (N-Jaringan)

Tanah di peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 12. N-Jaringan Tanah


No KodeSampel %N-Jaringan Kriteria
1 S1 3,0745 Sangat rendah
2 S2 2,8940 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh N-

Jaringan untuk sampel kode 1 sebesar 3,0745% dengan kriteria sangat rendah

(SR) dan untuk sampel kode 2 sebesar 2,8940% dengan criteria sangat rendah.

Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman berupa NH 4+


atau NO3, yang

dipengaruhi oleh alam tanah, jenis tanaman dan tahap pertumbuhan tanaman. Di

tanah dengan N yang baik diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena

memiliki terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3 sebaliknya pada tanah yang

tergenang air tanaman cenderung menyerap NH4+ (Fahmi et al, 2010).

28
Salah satu indikator tercukupinya unsur hara dalam tanaman adalah

serapan hara. Kandungan nitrogen dalam jaringan tanaman dipengaruhi oleh

penyerapan ion nitrat dan amonium oleh tanaman. Hal ini kemungkinan oleh

lambatnya pergerakan nitrogen khususnya dalam bentuk NH4+ dalam larutan tanah

(Nuraini, 2020).

4.3.3 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan C-Organik dan Bahan

Organik Tanah di peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 13. C-organik Tanah


No Kode Sampel C-Organik Kriteria
(%)
1. Spl 1 2,354 Sedang
2. Spl 2 2,359 Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh C-

Organik dari sampel kode 1 adalah 2,354% dengan kriteria sedang dan pada

sampel kode 2 C-Organik adalah 2,359% dengan kriteria sedang. Beberapa faktor

yang mempengaruhi bahan organik tanah yaitu organisme tanah, bahan induk dan

pengelolaan pertanian, serta curah hujan dan temperatur mempengaruhi besarnya

kandungan bahan organik tanah.

Kadar C-organik cenderung menurun seiring bertambahnya kedalaman

tanah dikarenakan kebiasaan petani yang memberikan bahan organik dan salah

sah yang jatuh pada permukaan tanah. Kecenderungan kadar nitrogen yang

menurunkan pada kedalaman tanah yang semakin besar dikarenakan kehilangan

akibat pencucian (Sipahutar., et al. 2014).

29
Kadar C-Organik merupakan faktor penting penentu kualitas tanah

mineral. Semakin tinggi kadar C-Organik total makakualitas tanah mineral

semakin baik. Bahan organik tanah sangat berperan dalam hal memperbaiki sifat

fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta untuk meningkatkan

ketersediaan hara bagi tanaman. Bahan organik itu sendiri merupakan bahan yang

penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun

biologi tanah (Siregar, 2017).

4.3.4 Kapasitas Tukar Kation

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan Kapasitas Tukar Kation di

peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 14. Kapasitas Tukar Kation Tanah


No KodeSampel Nilai KTK Kriteria
1 S1 18,10 Sedang
2 S2 18,25 Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh

Jumlah kandungan KTK pada sampel kode 1 sebesar 18,10 dengan kriteria sedang

dan jumlah kandungan KTK pada sampel kode 2 sekitar 18,25 dengan criteria

sedang.

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan kemampuan tanah untuk

melakukan pertukaran kation pada permukaan koloid yang bermuatan negatif agar

dapat menyeimbangkan muatannya. KTK tanah didefinisikan sebagai kapasitas

tanah untuk menyerap dan mempertukarkan kation (Ree, 2020).

30
Kapasitas tukar kation (KTK) tanah didefinisikan sebagai kapasitas tanah

untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakan dalam

miliekuivalenper 100 gram. KTK tanah merupakan keseimbangan antara KTK

dari fraksi mineral dan fraksi organik. Sumber utama KTK tanah mineral berasal

dari liat (Rusmanta et al, 2013).

4.3.5 Reaksi Tanah(pH)

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan Reaksi Tanah di peroleh

hasil sebagai berikut.

Tabel 15. Penerapan ph Tanah


No Kode Sampel H2O KCl Kriteria
1. Spl 1 7,49 7,46 Agak Alkalis dan Netral
2. Spl 2 7,70 7,54 Agak Alkalis Dan Netral

PH merupakan reaksi tanah yang menunjukkan kemasaman atau

alkalinitas tanah. pH tanah berperan penting dalam menentukan mudah tidaknya

ydrog-unsur hara diserap oleh tanaman. Unsur hara pada umumnyadapat diserap

dengan baik oleh tanaman pada pH netral (Gunawan et al, 2019).

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang

dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

ydrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin

masam tanah tersebut (Soewandita, 2008).

31
4.3.6 Daya Hantar Listrik

Berdasarkan praktikum analisis akhir penetapan Kapasitas Tukar Kation di

peroleh hasil sebagai berikut.

Tabel 16. Daya Hantar Listrik


No KodeSampel Nilai DHL Kriteria
1 S1 428 Sangat tinggi
2 S2 291 Sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dimana jumlah pada

sampel kode 1 sebesar 428 dengan kriteria sangat tinggi sedangkan pada sampel

kode 2 sebesar 291 dengan kriteria sangat tinggi.

Daya hantar listrik tanah adalah kemampuan tanah untuk menghantarkan

arus listrik . Daya hantar listrik tanah ada karena eksistensi kandungan garam

bebas yang terdapat pada kadar air tanah dan kandungan ion dapat itukar yang

terdapat pada permukaan partikel padat tanah (Ariyanto et al, 2016).

Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk meneruskan arus listrik.

DHL termasuk karakteristik fisik air. Pengukuran DHL dilakukan langsung di

lapangan menggunakan EC Meter (Electric Conductance). Satuan sangat kecil,

maka digunakan satuan mikrosiemen (µs/cm) atau mikromhos (µmhos/cm). Daya

hantar listrik inidiukur pada suhu standar yaitu pada25˚C (Snalles, 2022).

32
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk nilai pH tergolong rendah (agak basa) hal ini dikarenakan H2O

lebih mampu ke mengikat H⁺ ion daripada OHˉ nilai,

2. Kandungan C-organik rendah karena kurangnya vegetasi di dalam

tanah dan kurangnya bahan organik urusan di dalam itu tanah,

3. Klasifikasi N-total rendah karena pupuk organik atau bahan organik

tanah adalah a sumber nitrogen dalam tanah, sehingga jika kesuburan

tanah rendah maka akan dilakukan klasifikasi N-total Juga di bawah.

4. Itu penting fungsi dari fosfor untuk tanaman adalah ke membantu itu

proses dari fotosintesis, pernafasan, transfer energi Dan penyimpanan,

sel divisi Dan ekspansi.

5. KTK relatif rendah, hal ini dikarenakan pH dalam tanah yang rendah

sehingga hanya muatan permanen tanah liat dan beberapa muatan

koloid organik yang menahan ion dapat menjadi diganti melalui kation

menukarkan.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum di laboratorium gunakan masker, sarung

tangan hingga menghindari langsung kontak dengan bahan kimia berbahaya dan

sebaiknya Pertama itu praktik adalah menginformasikan alat-alat yang

digunakan beserta fungsinya dan cara kerjanya.

33
LAMPIRAN

34
DAFTAR PUSTAKA

Manik, L., & Situmorang, R. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi


Pencemaran Air Sumur GaliDengan Konduktivitimeter DiDesa Bogak
Besar Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.
EINSTEIN (e-Journal), 4(2).
Ruseffandi, M. A., & Gusman, M. (2020). Pemetaan Kualitas Airtanah
Berdasarkan Parameter Total Dissolved Solid (TDS) dan Daya Hantar
Listrik (DHL) dengan Metode Ordinary Kriging Di Kec. Padang Barat,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Bina Tambang, 5(1), 153-162.
Lubis, A. S. (2019). Pelaksanaan Pembayaran Ganti Rugi Dalam Kegiatan
Pengadaan Tanah Pembangunan Jalur Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta
Terhadap Bidang Tanah Yang Tidak Memiliki Alas Hak. Doktrina: Journal
Of Law, 2(1), 1-12.
Notohadiprawiro, T., Soekodarmodjo, S., & Sukana, E. (2006). Pengelolaan
kesuburan tanah dan peningkatan efisiensi pemupukan. Ilmu Tanah, 1-19.
Roidah, I. S. (2013). Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah.
Jurnal Bonorowo, 1(1), 30-43.
Muntahanah, M., Handayani, S., Nurlestari, O., & Alexander, J. (2020). Pemilihan
Kebutuhan Unsur Hara Dengan Metode Certainty Factor Pada Tanaman
Dalam Pot (Tabulampot). Journal of Technopreneurship and Information
System (JTIS), 3(2), 17-23.
Bahua, M. I. (2016). Pengaruh pupuk organik kotoran ayam terhadap
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) di Dulomo Utara Kota
Gorontalo. ARTIKEL, 1(558).
TENA, E. Y. Y. (2022). RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) PADA PEMBERIAN
PUPUK KANDANG SAPI (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR).
Prasetya, M. E. (2014). Pengaruh pupuk NPK mutiara dan pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah keriting varietas
arimbi (Capsicum annuum L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan, 13(2), 191-198.
Hanafiah, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah ; PT. Raja Gravindo; Jakarta Hanafianh.
2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah , Rajawali Tekan; Jakarta.

Hendri, M., Napitupulu, M., & Sujalu, A. P. (2015). Pengaruh pupuk kandang
sapi dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terung ungu (Solanum melongena L.). Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan, 14(2), 213-220.
Dewi, W. W. (2016). Respon dosis pupuk kandang kambing terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) varietas
hibrida. VIABEL: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 10(2), 11-29.

35
Siregar, B. (2017). Analisa kadar C-Organik dan perbandingan C/N tanah di lahan
tambak Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Belawan. Warta
Dharmawangsa, (53).
MUNTHE, M. G. (2022). EVALUASI STATUS KESUBURAN TANAH YANG
DITANAMAI TANAMAN JERUK (CITRUS SP) DI DESA AJIBUHARA
KECAMATAN TIGAPANAH (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
QUALITY BERASTAGI).
Salam, A. K. (2020). Ilmu Tanah.

36
BIODATA PENYUSUN

Penulis bernaman lengkap Adriansya, lahir di makassar pada tanggal 23

September 2002, terlahir sebagai anak ketiga dari bapa Arif dan ibu darna. Penulis

memulai pendidikan SDN 1 GOWA pada tahun 2008 dan tamat pada tahun 2014

dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 13 SIGI

Dan tamat pada tahun 2017. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA NEGRI 1

SIGI dan tamat pada tahun 2020, setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan ke

Universitas Tadulako melalui jalur (SBMPTN) dan diterima sebagai mahasiswa

Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi.

37

Anda mungkin juga menyukai