Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH ANALISIS TANAH, AIR, DAN TANAMAN

Disusun Oleh :

Nama : Rini Rosalinda


NPM : E1F019016
Dosen Pengampu :Prof.Dr.Ir.Riwandi.M.S

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
2|Tugas Mata Kuliah Atat
PENGARUH PEMBERIAN AMELIORAN ORGANIK SEBAGAI BAHAN PEMBENAH
TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN
KEMENYAN

Rini Rosalinda

E1F019016 Prodi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu


Jl. WR. Supratman. Kandang Limun, Kec. Muara Bangka Hulu. Sumatera, Bengkulu.38122.

ABSTRAK
Ketersediaan amelioran organik sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan anakan
dan sebagai pembenahan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi
penambahan amelioran organik, pada pertumbuhan anakan jenis kemenyan (Styrax benzoin
Dyrand) dan sebagai bahan pembenah tanah. Penambahan amelioran organik disusun dalam 11
macam perlakuan yaitu: (p) tanah saja (kontrol); (q) pupuk organik arang (POA) 10%; (r) POA
10% + arang serbuk gergaji (ASG) 5%; (s) POA 10% + ASG 10%; (t) tablet pupuk organik arang
mikoriza (POAM); (u) tablet pupuk organik mikoriza (POM); (v) tablet POM + ASG 5%; (w)
cuka kayu (CK) 1%; (x) CK 1% + ASG 5%; (y) CK 2%; (z) CK 2% + ASG 5%. Hasil penelitian
menunjukkan penambahan amelioran organik berupa pupuk organik arang (POA) 10% dan arang
serbuk gergaji (ASG) 10% memberikan respon pertambahan diameter yang paling baik bagi
pertumbuhan anakan kemenyan. Penambahan amelioran organik berupa POA 10% dan ASG 5%
memberikan respon pertambahan tinggi yang paling baik bagi pertumbuhan anakan
kemenyan.Hasil analisis menunjukkan penambahan ameliorant organik memberikan pengaruh
signifikan bagi pertumbuhan tinggi anakan tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
diameter. Penggunaan pembenah tanah utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik,
kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik
sebaiknya menjadi prioritas utama karena terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan
dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relative murah, untuk penggunaan
pembenah tanah sintettik perlu diuji terlebih dahulu.

Kata kunci: Amelioran, organik, arang, cuka kayu, mikoriza, pembenah tanah

1|TUGAS ATAT
PENDAHULUAN
Kualitas tanah yang rata-rata relative rendah merupakan salah satu penyebab rendahnya
produktivitas lahan pertanian di indonesia, selain berhubungan dengan karakteristik lahan di
daerah tropika basah, yang rentan terhadap erosi dan pemiskinan hara (Sastiono dan Suwadi 2015;
Kurnia et al.2019), degredasi atau penurunan kualitas lahan juga banyak disebabkan oleh faktor
manusia yang tidak melakukan sistem pengolaan lahan secara tepat dan berkelanjutan (Las et al.
2016, Kurnia et al 2019, abdurachman et al. 2020).
Bahan pembenah tanah dikenal juga sebagai soil conditioner. Di kalangan ahli tanah
diartikan sebagai bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau mineral, berbentuk padat maupun
cair yang mampu memperbaiki struktur tanah, dapat merubah kapasitas tanah menahan dan
malalukan air, serta dapat memperbaiki kemampuan tanah dalam memegang hara, sehingga air
dan hara tidakk mudah hilang, namun tanaman masih mampu memanfaatkan air dan hara tersebut.
Bahan organik sebenarnya merupakan bahan pembenah tanah yang sudah relative
memsyarakat, meskipun umumnya petani memberikan bahan organik lebih ditujukan sebagai
pupuk. Berbeda dengan pupuk yang diberikan untuk menambah atau melengkapi unsure hara dan
umumnya diberikian dalam jumlah relatif kecil, sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik
harus diberikan dalam jumlah yang relatif besar (Suwardi 2018), sehingga didapatkan manfaat
yang nyata. Misalnya pada usaha tani sayuran yang umum dilakukan di dataran tinggi dengan
tanah yang mempunyai sifat andik, petani memberikan bahan organik dalam jumlah sangat tinggi
(Rochayati et al. 2020).
Pembenah tanah organik yang digolonhkan sebagai pembenah tanah organik alami
diantaranya adalah lateks, pupuk kandang, arang, dan biomassa tanaman seperti pangkasan
legume( Flemingia, lamtoro, kaliandra) mampu mempertahankan kadar bahan organik tanah dan
KTK tanah serta meningkatkan PH dan P tersedia, sisa panen (jerami, brangkasan jagung) mampu
meningkatkan kadar N tanah.
Melihat deskripsi obyek sasaran, kajian mengenai manfaat pengenalan amelioran sebagai
bahan pembenah tanah melalui mekanisme perbaikan kondisi kesuburan,kimia, dan fisika serta
biologi tanahnya sehingga layak dan cocok digunakan sebagai alternatif media tanam, yang dapat
memberikan manfaat di dalam bidang kesehatan bagi masyarakat sekitar. Pemanfaatan lahan
pekarangan mungkin menjadi suatu hal yang sederhana untuk diperhatikan, tetapi bagaimana
mengelola lahan tersebut menjadi lahan yang lebih produktif, itulah hal yang harus untuk dikaji.
Disamping itu, usaha untuk tetap menyuburkan tanaman adalah dengan membuat media tanam
yang baik untuk dapat dijadikan sebagai tempat atau gudang didalam mendapatkan unsur hara
yang dibutuhkan. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
hara untuk menggantikan unsur hara yang habis terserap tanaman. Pemupukan ialah usaha yang
dilakukan untuk membuat tanah menjadi lebih subur dan tanaman yang ditanam di atas tanah
tersebut dapat berproduksi sesuai dengan harapan kita. Berdasarkan reaksi di atas urea akan lebih
baik diberikan pada tanah yang banyak ketersediaan airnya seperti sawah (low land) dibandingkan
dengan pada tanah darat (upland).
Salah satu cara pengelolaan tanah adalah dengan memberikan bahan pembenah tanah
(amelioran) yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Amelioran organik
merupakan bahan dari makhluk hidup yang mengalami pengomposan, memiliki unsur hara yang
kompleks, namun dalam jumlah yang kecil.
Media tanam berupa tanah sangat menentukan kualitas pertumbuhan anakan atau pohon
yang tumbuh di sekitarnya. Tanah merupakan sumber unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar tanaman (Atmojo, 2013).
Tanah sebagai media tumbuh memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda tergantung dari
pengelolaan tanah tersebut maupun kondisi alami tanah. Tanah yang miskin unsur hara akan

2|Tugas Mata Kuliah Atat


kurang sesuai jika dijadikan sebagai media tanam, karena unsur hara berupa unsur organik dan
mineral sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah yang miskin hara dapat
diatasi dengan penambahan bahan organik atau mineral dengan penambahan pupuk organik,
arang, cuka kayu ataupun pupuk organik mikoriza. Arang yang didapat dari proses karbonisasi
kayu ataupun biomassa kaya akan kandungan karbon (C) yang merupakan salah satu unsur hara
penting yang dapat meningkatkan kualitas tanah. Arang yang memiliki pori dan bersifat adsorben
merupakan karakteristik yang menguntungkan untuk menjerap air di dalam tanah. Saat ini
pemberian arang sebagai pupuk organik dikenal dengan pupuk organik arang. Bahan organik
lainnya yang juga dapat merangsang pertumbuhan tanaman adalah cuka kayu. Cuka kayu
merupakan destilat cair hasil kondensasi asap selama proses karbonisasi atau pembuatan arang
diketahui mengandung asam asetat, metanol, dan senyawa fenol yang dapat dijadikan sebagai
biopestisida (Komarayati, Gusmailina, & Pari, 2011; Oramahi & Diba, 2017). Penggunaan bahan
organik seperti arang dan cuka kayu pada media tanam berupa tanah dapat mengurangi
penggunaan bahan agrokimia seperti pupuk dan pestisida kimiawi yang dapat menyebabkan
pencemaran terhadap kualitas lingkungan (Simanungkalit, Suriadikarta, Saraswati, Setyorini, &
Hartatik, 2018). Disamping itu, kesuburan tanah juga dapat ditingkatkan dengan keberadaan
pupuk organik mikoriza. Pupuk ini berasal dari cendawan mikoriza yang biasanya bersimbiosis
dengan akar tanaman. Cendawan mikoriza diketahui dapat meningkatkan serapan hara, ketahanan
tanaman terhadap penyakit yang terbawa di dalam tanah, meningkatkan toleransi tanaman
terhadap kekeringan, dan meningkatkan kestabilan agregat tanah (Simanungkalit et al., 2018).
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan unsure hara bagi tanaman dan menaikkan
produktivitas tanah. Menyediakan unsur hara bagi tanaman dapat dijelaskan dengan menggunakan
pupuk, unsur hara akan tersedia di dalam tanah dan akar tanaman mengambil unsure hara tersebut
sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik akan
meningkatkan hasil tanaman tersebut dan pada gilirannya akan menaikkan produktivitas tanah.
Ketiga unsur hara pupuk (N,P, dan K) bila digunakan secara seimbang dapat mengendalikan
mengimbangi, mendukung atau mengisi satu sama lain beserta unsur hara lainnya. Hubungan ini
penting karena berkaitan dengan ekonomi dan efektivitas pemupukan. Secara singkat kesuburan
secara menyeluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang
lebat dan normal, jika sebaliknya diperoleh hasil yang tidak memuaskan. Pengelolaan pupuk yang
baik harus memperhatikan lima tepat pemupukan yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat
cara dan tepat lokasi ( Fallet et al., 1981, Tisdale et al., 1985, Schmitt et al., 2017).
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:Meningkatkan kegiatan kerja,
lebih berdaya guna dan berhasil guna; mengetahui pupuk organik sebagai bahan pembenah tanah
serta untuk mengetahui pengaruh penambahan amelioran organik berupa pupuk organik arang
(POA), arang serbuk gergaji (ASG), cuka kayu (CK), pupuk organik mikoriza (POM), dan pupuk
organik arang mikoriza (POAM) yang disusun dalam berbagai konsentrasi terhadap kualitas
pertumbuhan kemenyan yang merupakan salah satu cara di dalam usaha untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta masyarakat sekitar di bidang pertanian.
Manfaat dari karya tulis ilmiah ini yaitu kita bisa mengetahui pengaruh variasi
penambahan amelioran organik, pada pertumbuhan anakan jenis kemenyan dan kita juga bisa
mengenal jenis ameliorant organik yang digunakaan untuk pembenah tanah.

3|Tugas Mata Kuliah Atat


TUJUAN
Adapun tujuan penulisan tugas ini :
1. Menambah wawasan untuk mata kuliah Analisis Tanah,Air, dan Tanaman
2. Untuk mengetahui kandungan apa saja yang ada didalam pupuk organic ini seperti unsur
C,N,P,K,S,Ca, dan Mg
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ameliorant organic terhadap pertumbuhan anakan
kemenyan.
.
METODE
Tempat dan Waktu
Karya tulis ilmiah ini dikerjakan pada tanggal 15 Maret 2022 di rumah, alamat Kelurahan
Pagar Tengah Kecamatan Pendopo Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.
Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu:
1. Menyiapkan 5 atau lebih artikel/hasil penelitian
2. Laptop
3. Koneksi Internet
Artikel/Penelitian yang digunakan terkait penyusunan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1. “PENGARUH PEMBERIAN AMELIORAN ORGANIK TERHADAP
PERTUMBUHAN TIGA JENIS ANAKAN”
TheEffect of Organic Ameliorant Addition into the Growth of Three Seedlings)
Jurnal : Penelitian Hasil Hutan Vol. 36 No. 3, November 2018: 171-180
Penulis : Novitri Hastuti, Djeni Hendra, & R. Esa Pangersa Gusti
Faculty of Agriculture, Graduate School of Bioresources and Bioenvironmental Sciences
Kyusu University, Motooka-744, Nishi-ku, Fukuoka, Japan 819-0395
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610, Telp. (0251) 8633378; Fax. (0251) 8633413
E-mail: novienov3@yahoo.com
2. “ PENGENALAN BERBAGAI AMELIORAN SEBAGAI BAHAN PENYEHAT
TANAH DI DESA CILELES KECAMATAN JATINANGOR”
Penulis : Benny Joy., Rija Sudirja., Emma Trinurani Sofyan., Rachmat Harryanto, dan
Oviyanti Mulyani
Diterbitkan oleh kampus
Departemen Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran E-mail: bennyjoy52@yahoo.com
3. “Pengaruh Pemberian Amelioran Organik dan Anorganik pada Media Subsoil
Ultisol terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Di Pre
Nursery”
Penulis : Alfian, Nelvia dan Al Ikhsan Amri
Diterbitkan oleh kampus
Program Studi Agroteknologi, Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
Email: Alfianagroteknologi@gmail.com/085355558755
4. “ PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN
PERTANIAN”

4|Tugas Mata Kuliah Atat


Penulis : Ai Dariah, S.Sutono, Neneng L. Nurida, Wiwik Hartatik, dan Etty Pratiwi
Makalah REVIEW ISSN 1907-0799
Balai Penelitian Tanah Jl. Tentara Pelajar No. 12, Cimanggu, Bogor 16114. Email :
aidariah@yahoo.com
5. “PEMANFAATAN AMELIORAN ORGANIK UNTUK PEMULIHAN
KESEHATAN TANAH SERTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAH DAN
TANAMAN DI DESA CILELES, KECAMATAN JATINOGORO, KABUPATEN
SUMEDANG”
Penulis : Tualar Simarmata, Diyan Herdiyantoro, Mieke Rochimi Setiawati, Reginawati
Hindersah, Betty Natalie Fitriatin, Nadia Nuraniya Kamaluddin
Diterbitkan oleh kampus
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran. Email : tualar.simarmata@unpad.ac.id
Tata cara penyusunan
Tata cara penyusunan yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan
mengumpulkan jurnal-jurnal atau penelitian-penelitian seperti diatas, menelaah kemudian menulis
kembali karya tulis ilmiah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Respon pertambahan diameter dan tinggi setelah 11 taraf perlakuan diberikan pada jenis
anakan, yaitu kemenyan. Berdasarkan percobaan 1 Pertambahan diameter terbesar pada jenis
kemenyan (5,09 cm) adalah hasil dari perlakuan penambahan amelioran r (POA 10% + ASG 5%).
Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa ragam komposisi amelioran tidak memberikan
pengaruh nyata pada pertambahan diameter. Berdasarkan percobaan 2 diketahui bahwa
penambahan amelioran organik memberikan respon pertambahan tinggi Pada jenis kemenyan
perlakuan r yaitu penambahan POA 10% dan ASG 5% memberikan respon terbaik bagi
pertambahan tinggi anakan, sebesar 21,67 cm. Tabel 1 menunjukkan lima amelioran terbaik untuk
pertambahan tinggi. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa ada tiga jenis amelioran yang
memberikan pengaruh pertambahan tinggi untuk anakan kemenyan yaitu amelioran r, s dan t.
Komposisi amelioran r dan s adalah POA dan ASG, sedangkan ameliorant t adalah POAM.
Penambahan amelioran yang terdiri dari arang; serta komposisi arang dan mikoriza pada
penelitian ini memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan denga n ameliorant yang hanya
terdiri dari mikoriza (POM) dan cuka kayu (CK) saja. Hasil analisis keragaman 11 perlakuan pada
taraf alfa (α) 0,05 menunjukkan bahwa 11 perlakuan memiliki pengaruh nyata terhadap respon
tinggi jenis anakan kemenyan (Tabel 2). Hasil analisis ANOVA pada taraf 0,05 menunjukkan.

Tabel 1. Lima amelioran yang memberikan respon pertambahan tinggi terbaik pada
anakan kemenyan, trembesi dan ki bawang
Table 1. The five best ameliorants which provide the greatest height increment on kemenyan,
trembesi and ki bawang seedling
Jenis anakan peringkat 1 peringkat 2 peringkat 3 peringkat 4 peringkat 5

Kemenyan r t u y s

Keterangan (Remarks) : (q) POA10% (Charchoal Organic Fertilizer /COF 10%); (r) POA 10% + ASG 5 % (COF 1
+

5|Tugas Mata Kuliah Atat


Sawdust Charcoal/SC 5%); (s) POA 10% + ASG 10% (COF 10% + SC 5%); (t) Tablet POAM
(Tablet of Mychorrizal and Charchoal Organic Fertilizer/TMCOF); (u) Tablet POM(Tablet of Mychorrizal
Organic Fertilizer/TMOF); (v) Tablet POM + ASG 5% (TMOF + SC 5%); (y) CK 2% (Wood vinegar 2%)

Tabel 2. Hasil analisis keragaman pertambahan tinggi setelah penambahan amelioran


organik pada anakan
Table 2. Analysis of variance (ANOVA) of height increment after ameliorant organic treatment
on seedlings

Source of Variation SS Df MS F P-value F crit

Between Groups 893,52 10 89,35 4,18 0,002 2,29


Total 893,52 10

Pemberian amelioran organik berupa pupuk organik arang, arang serbuk gergaji, pupuk organik ar
mikoriza, pupuk organik mikoriza dan cuka kayu tidak memberikan pengaruh nyata bagi pertumbu
tanaman dari parameter pertambahan diameter, namun berpengaruh nyata pada parameter pertambahan tin
tanaman berkayu, pertumbuhan awal dikonsentrasikan pada pertumbuhan ke atas (apikal), dengan demik
pertumbuhan diameter pada awal pertumbuhan menjadi tidak signifikan. Secara keseluruhan perlakuan
s, yakni berupa penambahan pupuk organik arang dan arang serbuk gergaji memberikan respon pertamba
diameter dan tinggi yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya (mikoriza dan cukakayu). Hal
disebabkan pemberian arang (biochar) sebagai pupuk memberikan beberapa kelebihan antara lain: ar
memiliki mikropori yang membantu retensi air dan nutrisidi dalam tanah, pemberian arang d
menyebabkan kandungan karbon organik (C) yang stabil, dan dengan beberapa kelebihan sifat arang seb
pupuk, mampu meningkatkan produktivitas hasil sebesar 20−120% (Arif et al., 2017; Downie, Crosky
Monroe, 2009). Arang dengan sifat kapasitas pertukaran ion yang tinggi dapat membantu proses penjera
logam berat yang mengkontaminasi tanah dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman (Mohamed, E
Soo, & Bi, 2017). Kadar karbon dari arang serbuk gergajian memiliki kadar karbon terikat sebesar 72,3
(Pari, Widayati, & Yoshida, 2009). Kadar karbon terikat yang tinggi ini dapat berfungsi un
mengembalikan kadar karbon organik di dalam tanah jika digunakan sebagai pupuk organik. Arang j
merupakan produk karbonisasi dari biomassa yang mengandung kadar karbon (C) tinggi dan juga nu
mikro dan makro yang diperlukan bagi tumbuhan. Namun demikian, komposisi nutrisi yang dikandung p
arang sebagai biochar sangat dipengaruhi oleh karakteristik bahan alam arang itu sendiri dan kondisipro
dalam menghasilkan arang. Arang yang dihasilkan pada suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan kar
yang lebih tinggi dengan hidrogen and oksigen yang semakin rendah (Weber & Quicker, 2018). Penamba
amelioran organik berupa pupuk organik mikoriza (POM) dan pupuk organik arang mikoriza (POAM), ya
perlakuan t dan u, memberikan respon yang lebih kecil pada pertambahan diameter dan tinggi
dibandingkan dengan penambahan ameliorant organik berupa arang.
Arang merupakan bahan organic yang menyumbangkan hara makro dan mikro untuk memen
kebutuhan tanaman. Menurut setyawati dkk.(2013) arang mengandung N,P,K,Ca,dan Mg. Hal ini sej
dengan hasil yang menunjukkan pH H2O 7,4;N Total 1,77%; P2O5 27,1 g/kg; K2O 25,5 g/kg; CaO 1
g/kg; MgO 4,5 g/kg (Marllina 2016). Unsur N dan Mg merupakan unsur yang menyusun klorofil pada da
Selain itu, dapat meningkatkan unsur K dan menurunkan kadar Al dipertukarkan (Yunindanova dkk,.20
Ketersedian unsur N,Mg dan K didukung dengan pemberian cocopeat yang dapat menyerap air 6-8 kali

6|Tugas Mata Kuliah Atat


bobot kering. Ketersedian air yang cukup akan melarutkan unsur hara yang sehingga mudah diserap o
tanaman untuk melakukan proses fotosintesis dan metabolisme pada tanaman.
Kelarutan unsur K yang relative besar akan membantu pembentukan
protein,katalisator,meningkatkan proses fotosintesis dan metranslokasikan asimilat. Meningkatnya
fotosintesis dan metabolisme pada tanaman akan berdampak dengan meningkatnya aktifitas
pembentukan sel. Pertambahan jumlah daun yang terbentuk akakn semakin menambah jumlah
nodus-nodus atau tempat kedudukan daun yang ada di batang sehingga prtambahan tinggi
tumbuhan semakin meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh amelioran organik berupa arang, mikoriza
dan cuka kayu pada pertumbuhan ketiga jenis anakan dapat dipengaruhi oleh jenis kombinasi
amelioran yang digunakan. Penambahan ameliorant sebagai stimulus pertumbuhan anakan juga
memiliki respon yang berbeda yang dipengaruhi konsentrasi amelioran yang digunakan.

SIMPULAN
Penggunaan bahan organik sebagai pembenah tanah juga dapat mendukung mitigasi
perubahan iklim dengan memperbesar simpanan karbon dalam tanah dan menekan pelepasan
karbon dalam bentuk gas rumah kaca, bahan organik pembenah tanah bisa menggunakan
ameliorant organik seperti arang(biochar). Penambahan amelioran organik berupa kombinasi
pupuk organik arang memberikan pengaruh signifikan pada respon pertumbuhan tinggi pada
anakan kemenyan. Penambahan amelioran organik tidak memberikan pengaruh signifikan pada
pertumbuhan diameter anakan. Penambahan amelioran organik berupa pupuk organik arang
(POA) 10% dan arang serbuk gergaji (ASG) 5%,yaitu perlakuan r, memberikan respon
pertambahan tinggi terbaik bagi pertumbuhan anakan kemenyan. Pemberian amelioran organik
pada tanaman perlu memperhatikan jenis kombinasi dan konsentrasi amelioran yang digunakan.
Lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman akan memaksimalkan pertumbuhan
tanaman dengan jenis tertentu.Sifat genetis tanamn dipengaruhi dengan adaptasi terhadap
lingkungan dan seberapa besar peranan lingkungan dalam mengekspresikan potensi genetika
tanaman, sehingga menghasilkan ekspresi fenotip optimum.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. dan S. Sutono. (2020), Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. Hlm 103-
145. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah

7|Tugas Mata Kuliah Atat


Lingkungan. Pusat Penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Ai,N.S. dan Banyo Y.2012. Konsentrasi klorofil daun sebagai indicator kekeurangan air pada
Tanaman.Jurnal Ilmiah Sains.Vol. 11 No.2:166-173
Andri,S.2016. Pemberian kompos TKKS dan cocopeat pada tanah subsoil ultisol terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaieis guineensis Jacq). Di prenursery. Skripsi. Jurusan
Agroetoknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau.Pekanbaru.
Arif, M., Ilyas, M., Riaz, M., Ali, K., Shah, K., Ul, I., & Fahad, S. (2017). Biochar improves
phosphorus use efficiency of organic-inorganic fertilizers, maize -wheat productivity and
soil quality in a low fertility alkaline soil. Field-Crops Research, 214(September), 25–37.
doi: 10. 1016/j. fcr. 2017. 08. 018.
Botanri,S., Setiadi D., Guhardja E., Qayim.2012. Karakteristik habitat tumbuhan sagu (Elais
guineensis jacq) di main-nursery pada medium subsoil Ultisol. Jom Faperta Vol.2 no.1
Cavagnaro, T. R., Bender, S. F., Asghari, H. R., & van der Heijden, M. G. A. (2015). The role of
arbuscular mycorrhizas in reducing soil nutrient loss. Trends in-Plant Science, 20(5), 283–
290. doi: 10. 1016/j. tplants. 2015. 03. 004.
Cresswell G.2014.Coir dust a proven alternative to peat.Cresswell Horticultural services.Grose
vale.
Dariah,A. dan N.L.Nurida.2017. Penggunaan pembenah tanah organic dan hayati untuk
meningkatkan produktivitas lahan kering di ciampea,Bogor.Hlm.669-677. Dalam
Prosisidng Seminar Nasional Peran Teknologi untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan
Peningkatan Ekonomi Rakyat. Yogyakarta 13 Nopember 2012. Fakultas Pertanian UPN
Veteran Yogyakarta.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa Sawit
2013-2015. Direktorat Jendral Perkebunan.Jakarta.
Downie, A., Crosky, A., & Monroe, P. (2018). Physical properties of biochar. Biochar for
Environmental Management: Science and Technology, 13–32.
Hartatik, W., Septyana, dan H. Wibowo.2012. Penilaian Pengembangan Teknollogi Pengelolaan
Lahan Suboptimal di Lampung untuk Meningkatkan Produktivitas Kedelai. Laporan akhir.
Balai Penelitian Tanah.Bogor.
Komarayati, S., Gusmailina, & Pari, G. (2017). Produksi cuka kayu hasil modifikasi Tungku arang
terpadu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(3), 234–247. doi: 10. 20886/jphh. 2011. 29. 3.
234–247.
Kurnia, U ., Sudirman, dan H. Kusnadi. (2019). Teknologi rehabilitas dan reklamasi lahan
terdegredasi. Hlm 141-167. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju
Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Badan Litbang Pertanian.
Las, I., K. Subagyono, dan A.P. Setiyanto. (2019). Isu dan pengolaan lingkungan dalam revitilasi
pertanian. J. Lit. Pertanian. 25(3): 106-114.
Mohamed, B. A., Ellis, N., Soo, C., & Bi, X. (2017). The role of tailored biochar in increasing
plant growth, and reducing bioavailability, phytotoxicity, and uptake of heavy metals in
contaminated soil. Environmental Pollution, 230, 329–338.doi:
10.1016/j.envpol.2017.06.075.
Nurmayulis,2014. Pertumbuhan bibit Kemenyan. Yang diberi kompos tandan kosong kelapa
sawit.Jurnal Agroeteknologi Vol.6.No.1.
Oramahi, H. A., & Diba, F. (2018). Maximizing the production of liquid smoke from bark
Of Durio by studying its potential compounds. Procedia Environmental Sciences,
17, 60–69. doi: 10.1016/j.proenv.2013.02.012.
Pari, G., Widayati, D. T., & Yoshida, M. (2017). Mutu arang aktif dari serbuk gergaji kayu.

8|Tugas Mata Kuliah Atat


Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 27(4), 381–398. doi: 10.20886/jphh.2009.27.4.381–
398.
Sijabat,O.2014.Pemberian mikroorganisme selulotik dan pupuk anorganik untuk pertumbuhan
kemenyan. Jurnal Online Mahasiswa Bidang Pertanian Vol.1 No.1.PEkanbaru.
Weber, K., & Quicker, P. (2018). Properties of biochar. Fuel, 217, 240–261. doi: 10. 1016/j. fuel.
2017. 12. 054.

9|Tugas Mata Kuliah Atat

Anda mungkin juga menyukai