Disusun Oleh :
Rini Rosalinda
ABSTRAK
Ketersediaan amelioran organik sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan anakan
dan sebagai pembenahan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi
penambahan amelioran organik, pada pertumbuhan anakan jenis kemenyan (Styrax benzoin
Dyrand) dan sebagai bahan pembenah tanah. Penambahan amelioran organik disusun dalam 11
macam perlakuan yaitu: (p) tanah saja (kontrol); (q) pupuk organik arang (POA) 10%; (r) POA
10% + arang serbuk gergaji (ASG) 5%; (s) POA 10% + ASG 10%; (t) tablet pupuk organik arang
mikoriza (POAM); (u) tablet pupuk organik mikoriza (POM); (v) tablet POM + ASG 5%; (w)
cuka kayu (CK) 1%; (x) CK 1% + ASG 5%; (y) CK 2%; (z) CK 2% + ASG 5%. Hasil penelitian
menunjukkan penambahan amelioran organik berupa pupuk organik arang (POA) 10% dan arang
serbuk gergaji (ASG) 10% memberikan respon pertambahan diameter yang paling baik bagi
pertumbuhan anakan kemenyan. Penambahan amelioran organik berupa POA 10% dan ASG 5%
memberikan respon pertambahan tinggi yang paling baik bagi pertumbuhan anakan
kemenyan.Hasil analisis menunjukkan penambahan ameliorant organik memberikan pengaruh
signifikan bagi pertumbuhan tinggi anakan tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
diameter. Penggunaan pembenah tanah utamanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas fisik,
kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik
sebaiknya menjadi prioritas utama karena terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan
dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relative murah, untuk penggunaan
pembenah tanah sintettik perlu diuji terlebih dahulu.
Kata kunci: Amelioran, organik, arang, cuka kayu, mikoriza, pembenah tanah
1|TUGAS ATAT
PENDAHULUAN
Kualitas tanah yang rata-rata relative rendah merupakan salah satu penyebab rendahnya
produktivitas lahan pertanian di indonesia, selain berhubungan dengan karakteristik lahan di
daerah tropika basah, yang rentan terhadap erosi dan pemiskinan hara (Sastiono dan Suwadi 2015;
Kurnia et al.2019), degredasi atau penurunan kualitas lahan juga banyak disebabkan oleh faktor
manusia yang tidak melakukan sistem pengolaan lahan secara tepat dan berkelanjutan (Las et al.
2016, Kurnia et al 2019, abdurachman et al. 2020).
Bahan pembenah tanah dikenal juga sebagai soil conditioner. Di kalangan ahli tanah
diartikan sebagai bahan-bahan sintesis atau alami, organik atau mineral, berbentuk padat maupun
cair yang mampu memperbaiki struktur tanah, dapat merubah kapasitas tanah menahan dan
malalukan air, serta dapat memperbaiki kemampuan tanah dalam memegang hara, sehingga air
dan hara tidakk mudah hilang, namun tanaman masih mampu memanfaatkan air dan hara tersebut.
Bahan organik sebenarnya merupakan bahan pembenah tanah yang sudah relative
memsyarakat, meskipun umumnya petani memberikan bahan organik lebih ditujukan sebagai
pupuk. Berbeda dengan pupuk yang diberikan untuk menambah atau melengkapi unsure hara dan
umumnya diberikian dalam jumlah relatif kecil, sebagai bahan pembenah tanah, bahan organik
harus diberikan dalam jumlah yang relatif besar (Suwardi 2018), sehingga didapatkan manfaat
yang nyata. Misalnya pada usaha tani sayuran yang umum dilakukan di dataran tinggi dengan
tanah yang mempunyai sifat andik, petani memberikan bahan organik dalam jumlah sangat tinggi
(Rochayati et al. 2020).
Pembenah tanah organik yang digolonhkan sebagai pembenah tanah organik alami
diantaranya adalah lateks, pupuk kandang, arang, dan biomassa tanaman seperti pangkasan
legume( Flemingia, lamtoro, kaliandra) mampu mempertahankan kadar bahan organik tanah dan
KTK tanah serta meningkatkan PH dan P tersedia, sisa panen (jerami, brangkasan jagung) mampu
meningkatkan kadar N tanah.
Melihat deskripsi obyek sasaran, kajian mengenai manfaat pengenalan amelioran sebagai
bahan pembenah tanah melalui mekanisme perbaikan kondisi kesuburan,kimia, dan fisika serta
biologi tanahnya sehingga layak dan cocok digunakan sebagai alternatif media tanam, yang dapat
memberikan manfaat di dalam bidang kesehatan bagi masyarakat sekitar. Pemanfaatan lahan
pekarangan mungkin menjadi suatu hal yang sederhana untuk diperhatikan, tetapi bagaimana
mengelola lahan tersebut menjadi lahan yang lebih produktif, itulah hal yang harus untuk dikaji.
Disamping itu, usaha untuk tetap menyuburkan tanaman adalah dengan membuat media tanam
yang baik untuk dapat dijadikan sebagai tempat atau gudang didalam mendapatkan unsur hara
yang dibutuhkan. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
hara untuk menggantikan unsur hara yang habis terserap tanaman. Pemupukan ialah usaha yang
dilakukan untuk membuat tanah menjadi lebih subur dan tanaman yang ditanam di atas tanah
tersebut dapat berproduksi sesuai dengan harapan kita. Berdasarkan reaksi di atas urea akan lebih
baik diberikan pada tanah yang banyak ketersediaan airnya seperti sawah (low land) dibandingkan
dengan pada tanah darat (upland).
Salah satu cara pengelolaan tanah adalah dengan memberikan bahan pembenah tanah
(amelioran) yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Amelioran organik
merupakan bahan dari makhluk hidup yang mengalami pengomposan, memiliki unsur hara yang
kompleks, namun dalam jumlah yang kecil.
Media tanam berupa tanah sangat menentukan kualitas pertumbuhan anakan atau pohon
yang tumbuh di sekitarnya. Tanah merupakan sumber unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar tanaman (Atmojo, 2013).
Tanah sebagai media tumbuh memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda tergantung dari
pengelolaan tanah tersebut maupun kondisi alami tanah. Tanah yang miskin unsur hara akan
Tabel 1. Lima amelioran yang memberikan respon pertambahan tinggi terbaik pada
anakan kemenyan, trembesi dan ki bawang
Table 1. The five best ameliorants which provide the greatest height increment on kemenyan,
trembesi and ki bawang seedling
Jenis anakan peringkat 1 peringkat 2 peringkat 3 peringkat 4 peringkat 5
Kemenyan r t u y s
Keterangan (Remarks) : (q) POA10% (Charchoal Organic Fertilizer /COF 10%); (r) POA 10% + ASG 5 % (COF 1
+
Pemberian amelioran organik berupa pupuk organik arang, arang serbuk gergaji, pupuk organik ar
mikoriza, pupuk organik mikoriza dan cuka kayu tidak memberikan pengaruh nyata bagi pertumbu
tanaman dari parameter pertambahan diameter, namun berpengaruh nyata pada parameter pertambahan tin
tanaman berkayu, pertumbuhan awal dikonsentrasikan pada pertumbuhan ke atas (apikal), dengan demik
pertumbuhan diameter pada awal pertumbuhan menjadi tidak signifikan. Secara keseluruhan perlakuan
s, yakni berupa penambahan pupuk organik arang dan arang serbuk gergaji memberikan respon pertamba
diameter dan tinggi yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya (mikoriza dan cukakayu). Hal
disebabkan pemberian arang (biochar) sebagai pupuk memberikan beberapa kelebihan antara lain: ar
memiliki mikropori yang membantu retensi air dan nutrisidi dalam tanah, pemberian arang d
menyebabkan kandungan karbon organik (C) yang stabil, dan dengan beberapa kelebihan sifat arang seb
pupuk, mampu meningkatkan produktivitas hasil sebesar 20−120% (Arif et al., 2017; Downie, Crosky
Monroe, 2009). Arang dengan sifat kapasitas pertukaran ion yang tinggi dapat membantu proses penjera
logam berat yang mengkontaminasi tanah dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman (Mohamed, E
Soo, & Bi, 2017). Kadar karbon dari arang serbuk gergajian memiliki kadar karbon terikat sebesar 72,3
(Pari, Widayati, & Yoshida, 2009). Kadar karbon terikat yang tinggi ini dapat berfungsi un
mengembalikan kadar karbon organik di dalam tanah jika digunakan sebagai pupuk organik. Arang j
merupakan produk karbonisasi dari biomassa yang mengandung kadar karbon (C) tinggi dan juga nu
mikro dan makro yang diperlukan bagi tumbuhan. Namun demikian, komposisi nutrisi yang dikandung p
arang sebagai biochar sangat dipengaruhi oleh karakteristik bahan alam arang itu sendiri dan kondisipro
dalam menghasilkan arang. Arang yang dihasilkan pada suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan kar
yang lebih tinggi dengan hidrogen and oksigen yang semakin rendah (Weber & Quicker, 2018). Penamba
amelioran organik berupa pupuk organik mikoriza (POM) dan pupuk organik arang mikoriza (POAM), ya
perlakuan t dan u, memberikan respon yang lebih kecil pada pertambahan diameter dan tinggi
dibandingkan dengan penambahan ameliorant organik berupa arang.
Arang merupakan bahan organic yang menyumbangkan hara makro dan mikro untuk memen
kebutuhan tanaman. Menurut setyawati dkk.(2013) arang mengandung N,P,K,Ca,dan Mg. Hal ini sej
dengan hasil yang menunjukkan pH H2O 7,4;N Total 1,77%; P2O5 27,1 g/kg; K2O 25,5 g/kg; CaO 1
g/kg; MgO 4,5 g/kg (Marllina 2016). Unsur N dan Mg merupakan unsur yang menyusun klorofil pada da
Selain itu, dapat meningkatkan unsur K dan menurunkan kadar Al dipertukarkan (Yunindanova dkk,.20
Ketersedian unsur N,Mg dan K didukung dengan pemberian cocopeat yang dapat menyerap air 6-8 kali
SIMPULAN
Penggunaan bahan organik sebagai pembenah tanah juga dapat mendukung mitigasi
perubahan iklim dengan memperbesar simpanan karbon dalam tanah dan menekan pelepasan
karbon dalam bentuk gas rumah kaca, bahan organik pembenah tanah bisa menggunakan
ameliorant organik seperti arang(biochar). Penambahan amelioran organik berupa kombinasi
pupuk organik arang memberikan pengaruh signifikan pada respon pertumbuhan tinggi pada
anakan kemenyan. Penambahan amelioran organik tidak memberikan pengaruh signifikan pada
pertumbuhan diameter anakan. Penambahan amelioran organik berupa pupuk organik arang
(POA) 10% dan arang serbuk gergaji (ASG) 5%,yaitu perlakuan r, memberikan respon
pertambahan tinggi terbaik bagi pertumbuhan anakan kemenyan. Pemberian amelioran organik
pada tanaman perlu memperhatikan jenis kombinasi dan konsentrasi amelioran yang digunakan.
Lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman akan memaksimalkan pertumbuhan
tanaman dengan jenis tertentu.Sifat genetis tanamn dipengaruhi dengan adaptasi terhadap
lingkungan dan seberapa besar peranan lingkungan dalam mengekspresikan potensi genetika
tanaman, sehingga menghasilkan ekspresi fenotip optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A. dan S. Sutono. (2020), Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. Hlm 103-
145. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah