ACARA I
PERLAKUAN PEMBENAH TANAH PADA LAHAN MARGINAL
Oleh :
Apriliane Briantika Louise
NIM A1L013055
A. Latar Belakang
Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi. Tanpa tanah,
kehidupan yang kita ketahui tidak mungkin ada karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur
tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas
dan tumbuh karena tanah memainkan peran kritis dalam memelihara atau menjaga
kualitas udara, menyimpan air dan bahan makanan bagi tumbuhan, serta menyaring
bahan pencemar air permukaan. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme dan bagi sebagian besar mahkluk hidup di daratan, tanah menjadi
Media tanam berperan penting dalam proses pertumbuhan pada usaha budidaya
pertanian. Hal tersebut didukung oleh lahan yang sesuai dengan masing-masing jenis
tanah. Pengolahan dan pemanfaatan tanah mampu menghasilkan hasil yang optimal,
maka diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai masing-masing sifat tanah baik
Salah satu lahan marjinal di Indonesia adalah lahan pasir pantai. Lahan pasir pantai
mengalami kemarjinalan karena keadaan tanah pasir pantai yang didominasi fraksi pasir
dengan kandungan bahan organik yang sangat rendah menyebabkan ketersediaan unsur
hara bagi tanaman rendah. Sedangkan penambahan unsur hara melalui pemupukan
mudah hilang karena pelindian oleh air hujan atau irigasi. Pada tanah pasir pantai
pembatasan produksi tanaman yang utama adalah laju infiltrasi yang tinggi, daya
simpan air yang rendah, kehilangan unsur hara yang tinggi akibat pelindian dan status
kesuburan tanah yang rendah, sehingga usaha perbaikan kondisi tanah tersebut dapat
Pasir pantai merupakan tanah yang sangat miskin hara, karena strukturnya tidak
mampu menahan hara dan air menyebabkan tanah pasir ini memerlukan bantuan pupuk
kandang guna menjadikannya sebagai media tanam yang lebih baik. Pupuk kandang
merupakan bahan organik yang memiliki hara dan mineral yang dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhan yang maksimal. Kangkung darat membutuhkan unsur hara yang
Pada praktikum perlakuan pembenah pada lahan marginal ini akan dibahas terkait
cara pemberian dan pengaruh pemberian pembenah tanah pada tanah pasir pantai yang
digunakan adalah bokasi. Oleh karenanya pada praktikum ini dapat dipelajari beberapa
B. Tujuan
2. Mengetahui pengaruh pemberian pembenah tanah pada tanah pasir pantai terhadap
pertumbuhan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah pasir pantai merupakan tanah marjinal yang memiliki produktivitas tanah
rendah sebagai akibat dari struktur tanah lepas, kemampuan memegang air rendah,
infiltrasi dan evaporasi yang tinggi, kesuburan rendah, bahan organik sangat rendah,
temperatur yang tinggi dan angin kencang. Ketersediaan udara yang berlebihan dalam
pori menyebabkan pengeringan dan oksidasi bahan organik berjalan cepat. Penggunaan
pembenah tanah di lahan pasir merupakan salah satu alternatif teknologi peningkatan
Perbaikan beberapa sifat tanah pasir pantai pada lahan pertanian yang didominasi
oleh partikel pasir pada daerah yang beriklim kering yang digunakan sebagai daerah
kamampuan tanah dalam mempertahankan ketersediaan unsur hara dan air bagi
penambahan bahan organik. Bahan organik merupakan salah satu pembenah tanah yang
telah dirasakan manfaatnya dalam perbaikan sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Secara fisik berguna untuk memperbaiki struktur tanah, menentukan
tingkat perkembangan struktur tanah dan berperan pada pembentukan agregat tanah
(Kertonegoro, 2001).
Kunci perbaikan lahan pasir dilakukan dengan penambahan pembenah tanah. Bahan
pembenah tanah merupakan bahan-bahan sintetis atau alami yang berpotensi untuk
memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Tujuan penggunaan bahan pembenah tanah
indikator yang terukur. Indikator penilaian dampak penggunaan pembenah tanah adalah
kualitas tanah. Kualitas tanah adalah kapasitas tanah untuk dapat berfungsi dalam batas-
binatang, memelihara atau meningkatkan kualitas air dan udara dan mendukung
pada indikator sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah
menghasilkan indeks kualitas tanah.Indeks kualitas tanah dihitung berdasarkan nilai dan
menghasilkan humus yang memiliki permukaan dan kemampuan absorpsi lebih besar
Pupuk kandang selain berfungsi memperbaiki sifat fisik tanah juga sebagai sumber
unsur hara walaupun dalam jumlah kecil. Tanah yang memiliki sifat fisik yang baik
maka tanaman akan subur karena leluasa dalam pengambilan hara. Pupuk kandang
merupakan bahan pembuat bokashi yang disebut bokashi pupuk kandang. Bokashi
adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang) dengan
teknolgi EM-4 yang digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Effective mikroorganisme (EM-4)
kesuburan tanah dan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus sp, bakteri sintetik,
Kondisi tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan
unsur hara yang memadai dan seimbang secara tepat waktu yang dapat diserap oleh
akar tanaman. Produksi tanaman dapat terhambat jika unsur hara yang terkandung di
dalam tanah kurang atau tidak seimbang, terutama pada daerah yang kadar pH nya
terlalu asam ataupun basa. Upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi hilangnya
unsur hara dan mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan cara mendaur ulang
limbah organik, seperti limbah dari kandang peternakan dan sisa tanaman. Hasil daur
ulang limbah organik tersebut dikembalikan ke lahan baik secara langsung maupun
setelah diolah menjadi pupuk bokashi atau kompos. Pemanfaatan pupuk organik maka
unsur hara dalam tanah dapat diperbaiki atau ditingkatkan dan dapat menekan
kehilangan unsur hara akibat terbawa air hujan atau menguap ke udara (IPTP, 2000).
Pupuk bokashi juga memiliki peranan penting bagi tanah karena dapat
fisik dan biologis. Penambahan pupuk bokashi dalam tanah dapat memperbaiki struktur,
tekstur, dan lapisan tanah sehingga akan memperbaiki keadaan airase dan drainase serta
kemampuan daya serap tanah terhadap air dan juga berdampak mengendalikan erosi
tanah. Pupuk bokashi dapat menggantikan unsur hara tanah yang hilang akibat terbawa
jenis kation dibebaskan dari ikatannya secara absortif menjadi ion bebas yang dapat
yang strukturnya ringan berpasir (berpasir atau remah) menjadi lebih baik, daya ikat air
menjadi lebih tinggi dan tanah yang berat atau tanah liat menjadi lebih optimal dalam
mengikat air. Pupuk bokashi juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK)
tanah dan dapat meningkatkan penyerapan unsur hara dari pupuk mineral oleh tanaman
(Murbandono, 1992).
Penggunaan pupuk bokashi dalam jangka pendek dapat memperbaiki sifat fisik
tanah dan meningkatkan aktivitas biologis tanah dengan menyuplai sebagian kebutuhan
tanaman akan unsur hara dan dalam jangka panjang penggunaan pupuk bokashi dapat
sangat berpengaruh terhadap sifat kimia adalah kandungan humusnya. Humus dalam
pupuk bokashi mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman. Humus yang menjadi
asam humat atau jenis asam lainnya dapat melarutkan zat besi dan aluminium akan
dilepas sehingga fosfat yang terikat zat besi akan lepas dan dapat diserap oleh tanaman.
Selain itu humus merupakan penyangga kation yang dapat mempertahankan unsur hara
Bahan yang digunakan adalah tanah pasir, Bokasi (0 gr. 32 gr, 64 gr/ 5 kg pasir),
NPK Mutiara (0 gr, 13 gr, 26 gr/ 5 kg pasir), benih kangkung darat (5 biji/ polibag) dan
air. Alat yang digunakan yaitu polibag, penggaris, timbangan analitik, screen house,
B. Prosedur Kerja
2. Tanah pasir pantai disiapkan kmudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkan sesuai
dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Tanah pasir yang akan dibutuhkan = jarak
atas dasar kadar C pada harkat yang diinginkan, kadar C hasil analisis tanah dan
kadar C hasil analisis bahan organik yang akan digunakan. Ada tiga taraf dosis yang
4. Pembenah tanah diberikan sesuai dengan dosis, lalu dicampur dengan pasir yang
dibutuhkan.
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Pembenah tanah merupakan bahan alami atau sintetik mineral atau organik untuk
satunya diarahkan untuk memperbaiki kualitas tanah (sifat fisik, kimia dan biologi
tanah). Pemulihan sifat tanah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan
amlioran (pembenah tanah), salah satunya adalah biochar atau arang. Menurut Jose
kemampuan jerap dan tukar kation, air, dan hara mikro sehingga mengurangi
Pembenah tanah yang baik tentunya yang mempunyai kemampuan jerap tinggi yang
bisa diindikasi dari gugus fenol dan karboksilat bahan organik atau muaatan netto
negatif mineral liat. Pembenah tanah merupakan alternatif amelioran terbaik bagi
sustainable kesuburan tanah agar nutrisi tanaman yang ditambahkan menjadi terkontrol
sehingga tidak hilang ke lingkungan, keseimbangan antar kation terjaga, air dapat
Pembenah tanah dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pembenah tanah alami dan
sintesis. Zeolit adalah pembenah tanah alami yang belum banyak dikenal dan digunakan
petani. Pemberian zeolit dalam dosis tinggi (> 1 ton/ha) dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah sehingga hasil tanaman pun lebih baik. Pemberian zeolit yang
diikuti pupuk anorganik dan pupuk organic dapat meningkatkan efisiensi serapan hara
pupuk. Pemberian zeolit dan pupuk organik secara bersama-sama sebagai pembenah
tanah dapat memperbaiki struktur dan stabilitas agregat tanah, meningkatkan KTK
sehingga dapat mencegah pencucian unsur hara dalam tanah sehingga hara dapat
diserap akar tanaman. Pemberian zeolit dan pupuk organik secara proporsional dan
berkelanjutan meningkatkan KTK tanah dan mempertahankan C-organik tanah > 2%.
Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan
tanah tetap tejaga dan ramah lingkungan. Pembuatan bokashi sangat perlu untuk
diterapkan, karena merupakan teknologi baru yang tepat guna, dengan biaya murah
serta mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian
2. Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
kompos.
6. Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai
pertanian, batuan fosfat alam, blotong, dan zeolit (Dariah, 2007), tanah lempung
(Grumusol dan Latosol) (Kertonegoro, 2000), lumpur sungai dan limbah karbit
agregat tanah, b) Meningkatkan kapasitas tanah menahan air (water holding capacity),
pada bahan-bahan yang murah, bersifat insitu, dan terbarukan. Pada kesempatan ini,
pembenah tanah yang akan dibicarakan banyak menyangkut bahan alami. Pembenah
tanah secara alami dapat diambil dari lingkungan sekitar lahan atau dari daerah lain.
Pembenah tanah yang biasa digunakan di lahan pasir pantai berupa bahan berlempung
bahwa pemberian pupuk bokashi selain mampu menurukan berat volume tanah juga
mampu memperbaiki porositas total tanah pada pemberian 10 ton per hektar dari
56,95% menjadi 65,91%. Bahan organik tanah memiliki peran dan fungsi yang sangat
vital di dalam perbaikan sifat-sifat tanah, meliputi sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
Bahan organik merupakan sumber energi bagi aktivitas mikrobia tanah dan dapat
memperbaiki berat volume tanah, struktur tanah, aerasi serta daya mengikat air. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wolf and Synder (2003) dalam Sulistyowati (2007), bahwa
porositas dipengaruhi oleh bahan organik tanah. Makin tinggi bahan organik tanah akan
semakin rendah bobot volume tanah dan semakin tinggi total ruang pori tanah.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data P0N0 11,25; P0N1 2; P0N2 9,06; P1N0
14,97; P1N1 11,16; P1N2 4,03; P2N0 26,05; P2N1 13,11; P2N2 0 dengan uji ANOVA
pada tinggi tanaman yang telah dilakukan pada data yang didapat pada pengamatan
acara 1, didapatkan hasil untuk F hitung pada pemberian bokasi 1,669; sedangkan untuk
pemberian NPK 3,221 dan kombinasi keduanya adalah 9,330 oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa hasil perlakuan uji lanjut untuk tinggi tanaman perlakuan bokashi,
tinggi tanaman tidak berbeda nyata dan bobot basah tanaman tidak berbeda nyata.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian pembenah tanah pada lahan marginal pasir pantai yaitu dengan
2. Pengaruh dari perlakuan pembenah tanah antara lain memperbaiki agregat tanah,
hara tertentu. Sedangkan pada praktikum yang kami lakukan menunjukan tidak
B. Saran
Baharudin & Djafar M. 2005. Kajian Penggunaan Bahan Organik Dalam Peningkatan
Produktivitas Lahan Dan Tanaman Di Daerah Beriklim Kering. Soil
Environment Vol 3 No 2: 41-5.
Endiani. 2000. Penentuan Indeks Mutu Tanah pada Ubikayu sebagai Kunci Teknologi
Pemeliharaan Lahan (Land Husbandry). J. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus
7F : 47-54.
Hanudin. 2010. Pengaruh Pembenah Tanah Terhadap Sifat Fisika Dan Hasil Bawang
Merah Pada Lahan Pasir Pantai Bugel. Jurnal Agrin 12 (1): 67-77.
Joe, 2011. Pemanfaatan Campuran Lempung dan Blotong dalam Memperbaiki Sifat
Tanah Pasir Pantai Selatan Yogyakarta. J. agyUMY.IX (1) : 1-12.
Karyotis. 2002. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pertanian 12 (2) : 140-151.
Rajiman., 2010. Pemanfaatan Bahan Pembenah Tanah Lokal dalam Upaya Peningkatan
Produksi Benih bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Kulon Progo. Disertasi.
Program Pascasarjana UGM.
Sulistyowati. 2002. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan dan
Produksi Palawija dan Sayuran. www.distperternakpandeglang.go.id.
Wolf dan synder. 2003. Effect of Mixing of Sandy Soil with Clay Vertisol and
Potassium on Yield and Nutrient Uptake by Groundnut. J.Ind.Soc.Soil Sci.
43(4):694-696.
LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN LAHAN MARGINAL
ACARA II
PEMUPUKAN TANAH MARGINAL
Oleh :
Apriliane Briantika Louise
NIM A1L013055
A. Latar Belakang
Tanah pasir merupakan tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan
berkerikil. Keberadaan tanah pasir ini sebenarnya sangat berarti bagi kehidupan kita
sebab tanah ini dapat menjadi phorus, yaitu pori-pori pernafasan tanah. Dengan adanya
tanah pasir ini, peresapan air ke dalam tanah mempunyai kecepatan yang cukup
Tanah pasir merupakan media tanam yang memiliki kemampuan mengikat airnya
sangat rendah. Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman.
optimum. Tanah pasir memang merupakan tanah yang tidak subur karena memiliki
karakteristik berpasir dan tidak membentuk agregat sehingga sulit menahan kelengasan
dan unsur-unsur hara. Kekurangan tanah marginal pasir pantai ini dapat diminimalisir
dengan cara memperbaiki faktor pembatas yang ada. Salah satu cara memperbaiki sifat
Kendala utama yang dihadapi dalam pembudidayaan tanaman adalah masalah lahan
pertanian yang sebagian besar didominasi oleh tanah marginal, salah satunya tanah berpasir
yang mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan untuk
budidaya tanaman dikarenakan miskin unsur hara dan sulit mengikat atau menahan unsur
hara dan air. Pasir pantai sangat miskin hara, karena strukturnya tidak mampu menahan
hara dan air menyebabkan tanah pasir memerlukan bantuan pupuk kandang guna
menjadikannya sebagai media tanam yang lebih baik. Pupuk kandang merupakan bahan
organik yang memiliki hara dan mineral yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan
yang maksimal. Kangkung darat membutuhkan unsur hara yang cukup dan berimbang
bagi pertumbuhannya.
Tanah pasir pantai memiliki berberapa kendala apabila akan digunakan sebagai
tempat pertanaman antara lain tanahnya yang berupa pasir dan kesuburan tanahnya
yang rendah sehingga dibutuhkan suatu teknologi (manipulasi) lahan agar lahan pantai
marjinal untuk lahan pertanian dalam jangka panjang, diharapkan dapat memecahkan
membuahkan hasil dan mampu berproduksi. Beberapa jenis tanaman dapat ditanam di
b. Tujuan
2. Mengetahui pengaruh pemupukan hara NPK pada tanah pasir pantai terhadap
pertumbuhan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ketersediaan lahan pertanian semakin menurun dengan terjadinya alih fungsi lahan
dari pertanian ke non pertanian. Usaha mengatasi keterbatasan lahan pertanian adalah
menggunakan lahan alternatif yang berupa lahan pasir pantai. Lahan pasir pantai
merupakan tanah yang didominasi oleh fraksi pasir dengan kelas tekstur pasiran. Tanah
pasir memiliki kandungan bahan organik dan kalsium yang sangat rendah, aerasi baik,
Tanah pasir pantai memiliki KPK sangat rendah, bahan organik sangat rendah, C-
organik sangat rendah, N dan K rendah, P-tersedia sedang, dan P total sangat tinggi dan
daya hantar listrik sangat rendah (Rajiman, 2008). Lahan pasir merupakan asset yang
diharapkan dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian yang produktif. Lahan pasir
pantai memiliki keunggulan, yaitu: a) luas, b) permukaan datar, c) Bebas banjir, d) sinar
matahari melimpah, e) Air tanah dangkal, f) pH tanah dan air netral dan g) pengolahan
Pengelolaan lahan pasir pantai belum dapat berjalan secara optimal. Hal ini
disebabkan lahan pasir pantai memiliki kualitas tanah yang rendah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Kualitas tanah yang rendah akibat dari struktur tanah lepas-
lepas, kemampuan memegang air rendah, infiltrasi dan evaporasi yang tinggi,
kesuburan rendah, bahan organik sangat rendah, suhu tinggi dan angin kencang
Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan dengan adanya ruang pori besar diantara
butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur.
Tanah yang terdiri atas partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan
berinfiltrasi, bergerak kebawah melalui rongga tanah. Akibatnya, tanaman kekurangan
air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila berlangsung terus menerus dapat
Mempertimbangkan sifat tanah pasir tersebut, maka salah satu usaha yang dapat
kemampuan tanah pasir dalam mengikat air. Hal ini dapat dilakukan dengan subtitusi
atau penambahan bahan yang bersifat menahan air. Salah satu alternatifnya adalah
Tanah pasir memiliki tekstur porus sehingga dibutuhkan media tambahan supaya
mampu menahan air untuk pertumbuhan tanaman. Tanah pasir banyak ditemui pada
lahan pasir pantai. Tekstur tanah yang baik bagi tanaman adalah tanah yang memiliki
perbandingan antara debu, pasir dan lempung sehingga tanah pasir yang hanya
bertekstur pasiran saja tanpa adanya partikel pengikat lainnya sangat sulit untuk
mengikat hara. Tanah pasir umumnya tidak mengandung hara tanaman. Tanah pasir
pantai yang berada disekitar daerah pantai biasanya memiliki kandungan garam yang
cukup tinggi sehingga memiliki tingkat salinitas tinggi dan menjadi lahan yang
Meskipun tidak memiliki kandungan unsur hara didalamnya, tanah pasir bisa
dijadikan substrat atau tempat tumbuh bagi tanaman. Menumbuhkan tanaman pada
tanaman hortikultura dilakukan pada media selain tanah, salah satu media yang
digunakan adalah media pasir tersebut. Budidaya tanaman pada media pasir, tanaman
harus diberi unsur hara dan air dalam jangka waktu yang relatif sering supaya
semua jenis tanaman sehingga penggunaan tanah pasir pantai sebagai media tumbuh
tanaman harus disesuaikan keadaannya seperti syarat tumbuh yang dibutuhkan oleh
jenis tanaman yang dibudidayakan. Perlakuan yang biasa dilakukan dalam penggunaan
pasir sebagai media tumbuh diantaranya adalah menetralkan kadar garam pada pasir
dengan cara mencuci pasir selama beberapa kali sampai kadar garamnya nol. Perlakuan
Semua jenis tanaman pada dasarnya yang bisa ditanam pada tanah pasir asalkan
syarat tumbuh tanaman tersebut terpenuhi. Jenis tanaman yang diusahakan pada tanah
pasir pantai diantaranya cabe, buah naga, kelapa, kedelai, kangkung dll dan yang perlu
diperhatikan dalam budidaya tanaman tanah pasir pantai adalah perlunya perlakuan
khusus serta pemberian tambahan hara secara rutin. Budidaya tanaman yang dilakukan
pada tanah pasir pantai mengakibatkan lahan pasir pantai tidak lagi merupakan lahan
Bahan yang digunakan adalah tanah pasir, Bokasi (0 gr. 32 gr, 64 gr/ 5 kg pasir),
NPK Mutiara (0 gr, 13 gr, 26 gr/ 5 kg pasir), benih kangkung darat (5 biji/ polibag) dan
air. Alat yang digunakan yaitu polibag, penggaris, timbangan analitik, screen house,
B. Prosedur Kerja
2. Tanah pasir pantai disiapkan kmudian ditimbang 5 kg per polybag sejumlah yang
dilakukan sebanyak yang dibutuhkan dengan ketentuan setiap unit percobaan terdiri
dari 3 polybag.
dibutuhkan.
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
menyerap dan memanfaatkan berbagai unsur hara yang terkandung dalam tanah dan
merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi unsur hara yang digunakan untuk
menggantikan unsur hara yang telah habis karena terserap tanaman ataupun hilang
karena faktor-faktor tertentu. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke da;am tanah.
tanah dan tanaman yang menjadi persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk peningkatan produksi dan mutu tanaman. Menurut Collins (2009) pemupukan
adalah hal yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk
Pemupukan secara umum berfungsi untuk mengembalikan unsur hara baik makro
atau mikro untuk memperbaiki struktur tanah. Sehingga dampak positif dari pemupukan
adalah meningkatkan kapasitas kation, menambah kemampuan tanah menahan air dan
Naman, ada dampaknegatif dari pemupukan karena kandungan hara rendah pupuk yang
dibutuhkan cukup banyak hal ini berakibat biaya ekonomi dan perhitungan dosis agak
susah.
2. Meningkatkan hasil pertambahan pertumbuhan per satuan luas pada akhir daur.
penyakit.
batang, daun, bunga, dan buah sebagai menghasilkan produksi buah yang sesuai, dari
segi tersebut unsur hara N, P, dan K sangat di butuhkan dalam jumlah besar dan stabil,
dari tersebut ada dampak kelebihan dan kekurangan unsur hara NPK. Fungsi dari unsur
dan perbesaran sel. Selain itu fungsi N dalam proses fisiologi dan biokimia
berakibat menurunnya laju tumbuh tanaman laju fotosintesis bersih, dan nisbah luas
pati dan sucrose. Kekurangan unsur hara P mengakibatkan aktivitas metabolisme sel
dari sumber ke penerima Unsur kimia atau organik NPK sangat di butuhkan pada
Pupuk NPK merupakan unsur hara yang sulit di dapatkan di dalam tanah, unsur tersebut
hanya diperoleh dasar laut maka karena tanaman membutuhkan unsur tersebut, terpaksa
atau tidaknya unsur kimia yang digunakan sebagai pertumbuhan tanaman dalam
penyediaan tanah.
pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N)
dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan
menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan
tanah, N-total, P-tersedia dan K-tersedia di dalam tanah, kadar dan serapan hara N, P,
dan K tanaman, dan meningkatkan produksi tanaman (Sutoro et al., 1988). Tersedianya
pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu para petani untuk menggunakan
pupuk sesuai kebutuhan tanaman karena komposisi N, P dan K dapat diformulasi
berdasarkan uji tanah. Anjuran teknik budidaya jagung ini juga menjadi suatu syarat
Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah
difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
ketersediaan hara tanaman. Selain itu tanaman padi membutuhkan unsur hara makro
sedikit, maka dari itu untuk memperoleh produksi yang optimal, penambahan unsur
hara melalui pemupukan mutlak diperlukan (Poulton et al., 1989: Prasad dan Power,
Berdasarkan uji ANOVA pada tinggi tanaman yang telah dilakukan pada data yang
didapat pada pengamatan acara 1, didapatkan hasil untuk F hitung pada pemberian
bokasi 1,669; sedangkan untuk pemberian NPK 3,221 dan kombinasi keduanya adalah
9,330 oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa hasil perlakuan uji lanjut untuk tinggi
tanaman perlakuan bokashi, tinggi tanaman tidak berbeda nyata dan bobot basah
A.Kesimpulan
1. Cara pemupukan pada lahan marjinal salah satu caranya adalah dengan
2. Pengaruh perlakuan pada praktikum yang dilakukan dalam pemberian pupuk pada
B. Saran
Las, I, Makarim, A.K Toha, A.M, Gani, A & Abdulrachman, S. 2002. Panduan Teknis
Pengelolan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Poulton, J.E, Romeo, J.T & Conn, E.E. 1989. Plant Nitrogen Metabolism. Recent
Advances in Phytochemistry. Vol.23. New York: Plenum Press.
Scholes, M.C., Swift, O.W., Heal, P.A. Sanchez, JSI., Ingram and R. Dudal, 1994. Soil
Fertility research in response to demand for sustainability. In The biological
managemant of tropical soil fertility (Eds Woomer, Pl. and Swift, MJ.) John
Wiley & Sons. New York.
Stevenson, F.T. (1982) Humus Chemistry. John Wiley and Sons, Newyork.
Walter A, W.K. Silk, and U. Schur. 2000. Effect of soil pH on Growth and Cation
Deposition in the Root Tip of Zea mays L. Plant growth Regul 19 (1) : 65-76.
Bulmer, E.C., and D. G. Simpson. 2005. Soil Compaction and Water Content as
Factors Affecting the Growth of Lodgapole Pine Seedling on Sandy Clay
Loam Soil. Can J. Soil Sci. 85 : 667-679.
ACARA III
PENGAPURAN PADA TANAH MARGINAL
Oleh :
Apriliane Briantika Louise
NIM A1L013055
A. Latar Belakang
Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, karena hampir semua usaha pertanian
berbasis pada sumber daya lahan. Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri
mencakup semua watak yang melekat pada atmosfer, tanah, hidrologi dan populasi
tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur serta
kegiatan manusia di atasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya.
Lahan marginal diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu rendah karena
memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan tertentu.
Faktor pembatas tersebut dapat diatasi dengan masukan atau biaya yang harus
dibelanjakan. Tanpa masukan yang berarti budidaya pertanian di lahan marginal tidak
maupun akses informasi untuk petani miskin yang kurang mendapat perhatian.
Tanah Podsolik Merah Kuning dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon
bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran
permukaan dan erosi tanah. Erosi merupakan salah satu kendala fisik pada tanah PMK
dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Hal ini karena
kesuburan tanah PMK sering kali hanya ditentukan oleh kandungan bahan organik pada
lapisan atas. Bila lapisan ini tererosi maka tanah menjadi miskin bahan organik dan
hara. Tanah PMK mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dicirikan oleh
penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan kedalaman tanah,
kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan
kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar
kation rendah, dan peka terhadap erosi. Tanah ini umumnya belum tertangani dengan
baik. Dalam skala besar, tanah ini telah dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit,
karet dan hutan tanaman industri, tetapi pada skala petani kendala ekonomi merupakan
B.Tujuan
Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian, baik untuk
tanaman pangan, tanaman perkebunan maupun tanaman hutan. Secara alami, kesuburan
tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh reaksi tanah yang masam,
cadangan hara rendah, basa-basa dapat tukar dan kejenuhan basa rendah, sedangkan
kejenuhan aluminium tinggi sampai sangat tinggi. Krantz (1998) mengemukakan bahwa
penilaian produktivitas suatu lahan bukan hanya berdasarkan kesuburan alami tetapi
juga respons tanah dan tanaman terhadap aplikasi teknologi pengelolaan lahan yang
sawit, karet, lada, dan hutan tanaman industri dan hanya sebagian kecil untuk tanaman
pangan. Selain itu lahan marginal lebih dikenal dengan sebutan lahan yang miskin hara
atau unsur hara yang rendah. Pengelolaan agar lahan dapat ditanami dan menghasilkan
produktivitas yang baik maka lahan marginal tersebut perlu pengolahan tanah yang
Podsolik merah kuning termasuk dalam golongan tanah lateritik. Van der Voort
persepsinya bahwa tanah itu telah mengalami kerusakan berat. Dames (1995) memakai
nama tanah laterik terdegradasi, yang juga mencerminkan suatu pendapat bahwa tanah
tersebut telah mengalami proses pemunduran kesuburan. Ciri-ciri tanah podsolik merah
kuning yaitu:
5. Sifat kimia kurang baik dan sifat fisika kurang mantap karena stabilitas agregat
rendah
6. Produktivitas tanah rendah sampai sedang dan tingkat erosi tinggi (mudah tererosi).
Menurut Mohr (1990) tanah Podsolik Merah Kuning ialah segolongan tanah yang
telah mempunyai perkembangan profil, berwarna merah hingga kuning dengan horison
B tekstur atau warna, teguh, gumpal bersudut, masam, berselaput liat, berwarna kelabu,
kejenuhan basa rendah dan terdapat plinthite di horison C. Sifat fisiknya jelek, sifat
kimianya kurus, permeabilitas lambat dan sangat peka erosi. Umumnya jenis tanah ini
latosol dan litosol. Di dataran dengan Hidromorf Kelabu. Tanah podsolik merah-kuning
1995).
pada akar tanaman, sehingga tanaman dapat mengambil hara dengan optimum.
kapur dalam tanah dapat meningkatkan pH tanah, sehingga unsur hara tanah tersedia
optimum. Selain itu pengapuran dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah (Dames,
1995).
Sifat-sifat penting pada tanah PMK berkaitan dengan jumlah fosfor dan mineral-
mineral resisten dalam bahan induk, komponen-komponen ini umumya terdapat dalam
jumlah yang tidak seimbang, walupun tidak terdapat beberapa pengecualian. Tanah
PMK yang berkembang pada bahan induk memiliki kandungan fosfor yang lebih tinggi.
yang cukup untuk membentuk horizon-horison permukaan bertekstur kasar atau sedang
(Lopulisa, 2004).
Selain bahan organik juga melalui proses dekomposisi dapat menyediakan nutrisi
lamban akan tetapi terus berlangsung secara beransur-ansur, keadaan ini menyebabkan
Bahan yang digunakan adalah tanah podsolik merah kuning, kapur dolomit (0 gr, 2
gr, 4 gr/ 5 kg tanah), kapur pertanian (0 gr, 2 gr, 4 gr/ 5 kg tanah), NPK Mutiara (25 gr/
5 kg tanah), benih kangkung darat (5 biji/ polibag) dan air. Alat yang digunakan yaitu
polibag, penggaris, timbangan analitik, screen house, ember dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
6. Semua polybag diamati tinggi tanaman selama 13 kali, tiap 2 hari sekali dicatat
pada logbook dan padda pengamatan terakhir ditimbang sebagai bobot segar
A. Hasil
(Terlampir)
B. Pembahasan
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena
tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah
perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan
lebih ditujukan untuk perbaikan kondisi tanah dalam hubungannya dengan pH,
(Notohadiprawiro, 1983). Dari hasil penelitian pengapuran pada tanah Oxisol dari
sebesar 1,535 ton/hektar dibandingkan pada tanah yang tanpa diberi kapur yang
hanya mampu memberikan hasil sebesar 1,210 ton/ hektar( Lathwell, 1979)
tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah
terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti
produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam
memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang
dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian
Menurut Ratnawati (2008), pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi
selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah untuk mengatasi permasalahan utama pada
tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah, kurang tersedia fosfor (P), kalsium
(Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan
sehingga dapat meracuni organisme serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi
mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksìk
tambak yang memliki pH rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air tambak. Oleh
karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar
tambak. Selain untuk memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi
sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. Tanah
dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang
lebih 4 bulan sebelum diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha (Suyanto, 2009).
alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH,
8. Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan plankton
3. Mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara
akan terbebas.
Tanah podzolik merah kuning merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran
terluas di Indonesia. Tanah ini berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim
basah dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah dan
mudah mengalami pencucian oleh air hujan, sehingga kesuburannya berkurang. Dengan
pemupukan yang teratur, jenis tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan
perkebunan.Tanah ini memiliki ciri miskin kandungan unsur hara dan tidak subur
(Murtidjo, 1998).
Persebaran dari tanah podsolik merah kuning yaitu tersebar di dataran-dataran tinggi
Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara. Di
tempat-tempat ini ditemukan persawahan, perladangan, kebun karet, dan kopi. Suhu
dari tanah ini yaitu karena berasal dari bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah
dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun yang tergolong tinggi, serta sifatnya
mudah basah, maka dapat disimpulkan tanah ini bersuhu rendah (Murtidjo, 1998).
Podzolik merah kuning merupakan bagian dari tanah Ultisol. Menurut USDA,
ultisol adalah tanah yang sudah mengalami pencucian pada iklim tropis dan sub tropis.
Karakter utama tanah ultisol adalah memiliki horizon A yang tipis, akumulasi lempung
pada horizon B dan bersifat agak masam. Tanah ultisol bersifat agak lembab dengan
Menurut Dames (1995) tanah podzolik merah kuning sendiri merupakan tanah yang
terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzolik merah
kuning berwarna merah sampai kuning dengan kesuburan yang relatif rendah karena
jambu mete, karet, dan kelapa sawit. Tanah Podsolik Merah Kuning di Indonesia
dengan ciri-ciri yaitu tekstur lempung, struktur gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas
agregat baik, pH rendah, kandungan Al tinggi, KTK rendah, aras N, P, Ca, Mg sangat
Kemasaman tanah disebabkan oleh bahan induk tanah yang bereaksi masam, tingkat
pelapukan, curah hujan, dan intensitas pengunaan lahan. Makin tinggi tingkat
pelapukan, makin tinggi curah hujan dan makin intensif penggunaan lahan pertanian,
maka makin besar kemungkinan berkembangnya tanah-tanah masam. Curah hujan yang
dalam lapisan tanah yang lebih dalam, sehingga terjadi pencucian kation-kation basa.
H+ dan Al3+ menjadi dominan, sehingga tanah menjadi masam. Orang beranggapan
bahwa kemasaman tanah disebabkan oleh ion H+, kemudian terbukti selain ion
Al(OH)2+ + H20 < ------ > Al(OH)3 + H+ (Tisdale & Nelson, 1975).
Tanah yang lembab atau mengalami jenuh air (akuik), kandungan Ca dan Mg relatif
sangat kecil sekali dibandingkan dengan ion H dan Al yang biasanya menguasai
kompleks koloid. Oleh karena itu tanah-tanah demikian bereaksi masam, dan sudah
jumlah kation basa juga mempunyai efek terhadap peningkatan pH atau menurunkan
Menghindari efek yang kurang baik, tidak tepat menggunakan bahan kapur (Ca dan
Mg) dari senyawa oksida asam, seperti CaSO4 atau MgSO4. Karena kalsium dan
magnesium sulfat tersebut akan meningkatkan ion H dan oksida asam sulfat dalam
larutan tanah. Jadi meskipun jumlah ion kalsium dan magnesium meningkat, namun
kemasaman tanah tidak berkurang bahkan bertambah masam. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut:
Pada tanah bereaksi netral dapat digunakan kalsium dan magnesium sulfat, karena
karbonat, oksida atau hidroksida jarang dipergunakan karena selain efeknya lebih
rendah dibandingkan dengan Ca, juga deposit magnesium karbonat, oksida atau
dan dolomit banyak digunakan di sektor pertanian maka bahan tersebut disebut sebagai
kapur pertanian. Dua senyawa ini memberikan keuntungan, dan tidak meninggalkan
efek yang merugikan dalam tanah. Reaksi langsung antara CaCO3 dan CaO dengan
H
Misel + CaCO3 <===> Ca=Misel + CO2 + H2O
H
H
Misel + CaO <===> Ca=Misel + H2O
Kalau kedua reaksi itu bergeser ke kanan, akan terjadi netralisasi atau peniadaan ion
H dan peningkatan kalsium dapat ditukar (Ca d.d.). Hal ini mengakibatkan peningkatan
persentase kejenuhan basa sejalan dengan peningkatan pH larutan tanah. Deposit kapur
di lapangan tidaklah murni, namun terdapat oksida atau hidroksida dari senyawa lain,
Bahan kapur yang lazim digunakan umumnya adalah batu kapur (kalsit dan
dolomit), kapur bakar (CaO), dan kapur hidrat atau kapur mati (Ca(OH)2). Kapur bakar
dibuat dari kalsit dan dolomit yang dibakar, dengan reaksi sebagai berikut:
Kapur hidroksida berasal dari kapur bakar yang ditambahkan air sehingga menjadi
menyenangkan untuk digunakan. Kapur hidroksida ini apabila dibiarkan akan kembali
menjadi kapur karbonat karena kelembaban tinggi dan karung terbuka menyebabkan
CaMg (CO3). Ini adalah komponen utama dari batuan sedimen yang dikenal sebagai
dolostone dan batuan metamorf yang dikenal sebagai marmer dolomit. Kapur yang
berisi beberapa dolomit dikenal sebagai kapur dolomit. Dolomit jarang ditemukan di
lingkungan sedimen modern tapi dolostones sangat umum terdapat dalam bebatuan.
Kebanyakan batuan yang kaya mineral dolomit awalnya disimpan sebagai lumpur
kalsium karbonat lalu diubah oleh air yang kaya magnesium sehingga terbentuk
dolomit.
sejumlah 18-22 % dan Sodium sejumlah 0.2 %. Dolomit memiliki struktur 3 arah
belahan yang sempurna namun tidak terlihat jika dolomit berbentuk butiran-butiran
yang halus. Tekstur itu bisa terlihat ketika terjadi pengkristalan dan mudah diamati
dengan menggunakan lensa. Dolomit memiliki kekerasan Mohs antara 3,5 hingga 4.
Mineral ini dapat menghasilkan reaksi yang sangat lemah terhadap dingin maupun asam
klorida encer. Jika asam tersebut dalam kondisi hangat, mineral dolomit dapat bereaksi
sangat kuat terhadap reaksi asam yang menyebabkan kemudahan pengamatan terhadap
proses tersebut.
Kapur pertanian dengan kandungan hara makro Kalsium (CaO) sebesar 44 – 51 %
sangat tepat di gunakan untuk pengapuran tanah pertanian dan perkebunan dan juga
untuk pupuk yang menyediakan unsur hara Kalsium (CaO) yang sagat di perlukan
2. Memiliki kandungan hara Kalsium (CaO) yang tinggi yaitu sekitar 44 – 51%
3. Diproduksi dari bahan baku Batu Kapur yang kaya akan kandungan Kalsium
(CaO)
4. Telah lolos mutu dan cara uji kapur pertanian yang dikeluarkan oleh BSN.
5. Dikemas dengan menggunakan bahan yang kuat serta memiliki berat netto 50 Kg
6. Memiliki tingkat derajat kehalusan yang tinggi sekitar mesh 40 sampai 100
2. Meningkatkan ketersedian unsur hara dalam tanah sehingga mudah diserap tanaman
5. Memacu pertumbuhan akar dan membentuk perakaran yang lebih baik sehingga
untuk tanah pertanian, tanah perkebunan, kebutuhan industri dan bahkan untuk
ditambang. Manfaat pupuk tunggal dolomit yang mengandung hara Kalsium (Ca)
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat-zat hara yang sudah ada
dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian pupuk
Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur
mikropun memadai
bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi
udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap
h. Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang
sempurna.
2. Kapur pertanian (Kaptan) adalah bahan alamiah atau suatu produk yang
ketersediaan unsur hara dalam tanah, menetralisir senyawa beracun baik organik
b. Pada tanaman: memacu pertumbuhan akar dan membentuk perakaran yang baik,
bahan organik, meningkatkan kelebihan gas asam arang (CO) yang dihasilkan
tanaman kangkung di lahan masam oleh karenanya harus dilakukan uji lanjut.
Kemudian pada uji lanjut DMRT variabel pengamatan tinggi tanaman dan bobot basah
tanaman dihasilkan data dengan kesimpulan pemberian kapur pertanian dengan dosis 2
gram dolomit per 5 kg tanah tidak berbeda nyata. Berdasarkan pengamatan analisis
diatas bila dibandingkan dengan literatur menurut, William, 1960 efektivitas bahan
kapur ini tergantung pada tingkat kehalusannya, kehalusan yang cukup baik adalah butir
kapur yang lolos dengan ayakan lebih dari 60 mesh, dan lebih baik dengan ayakan 100
mesh.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Cara pengapuran yang dilakukan pada praktikum acara ini adalah Polybag diisi
ditanam dengan 5 butir benih kangkung. Semua polybag diamati tinggi tanaman
selama 13 kali.
2. Pengaruh pemberian kapur yang dilakukan pada acara praktikum ini hasilnya adalah
pemberian kapur pertanian dengan dosisi 2 gram dolomit per 5 kg tanah lebih baik
B.Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sudah cukup baik ditingkatkan lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dames. 1995. Pengelolaan Tanah dan Tanaman Pada Tanah Podsolik Studi Kasus
Di Daerah Lampung. Pusat Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
ACARA IV
PEMBERIAN ARANG PADA TANAH PASIR PANTAI
Oleh :
Apriliane Briantika Louise
NIM A1L013055
A. Latar Belakang
terdapat persoalan, yaitu semakin berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan
pertanian. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan tidak produktif dan lahan kritis menjadi
solusi terhadap permasalahan tersebut. Salah satu lahan tidak produktif adalah lahan
Tanah pasir dicirikan dengan porositasnya yang tinggi, sehingga tanah pasir adalah
tanah yang kurang produktif. Tanah pasir merupakan tanah yang memiliki banyak pori
mikro atau tidak porus. Pori mikro pada tanah liat disebabkan karena struktur tanahnya
yang padat. Antara agregat-agregat tanah sangat sedikit terdapat celah atau ruang. Hal
tersebut menyebabkan udara sangat terbatas dan air mudah terperangkap, sehingga
tanah liat sulit untuk meloloskan air atau dengan kata lain permeabilitasnya rendah.
Keadaan tanah pasir pantai yang didominasi fraksi pasir denagan kandungan bahan
organik sangat rendah menyebabkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman rendah.
untuk memperbaiki sifat tanah itu sendiri. Dengan memanfaatkan arang sekam maupun
arang kayu disini bertujuan sebagai bahan organik yang diberikan ke tanah pasir pantai.
Arang sekam didapatkan dari jerami yang berasal dari tanaman padi. Dimana jerami
merupakan sumber bahan organk in situ yang murah untuk memperbaiki mutu tanah.
Arang merupakan suatu bahan padat berpori yang dihasilkan melalui proses pirolisis
deri bahan-bahan yang mengandung karbon. Sebagian dari pori-pori arang masih
tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain. Proses aktivasi arang untuk
menghilangkan senyawa tersebut menghasilkan produk arang aktif. Arang aktif dapat
dibedakan dari arang berdasarkan sifat pada permukaannya. Permukaan pada arang
pada arang aktif permukaannya relatif telah bebas dari deposit dan mampu
karenanaya manfaat pemberian dan pengaruh pemberian arang baik sekam maupun
B. Tujuan
Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon.
Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen membentuk
struktur heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-
kisi heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling
kelembapan dan temperatur tanah menjadi stabil (Hanafiah, 2007). Arang sekam
merupakan salah satu bahan organik yang beperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah.
Menurut Bahri (2010), arang sekam mengandung unsur Silika yang tinggi, sehingga
dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan berpengaruh dalam kelarutan P dalam tanah.
Jerami merupakan sumber bahan organik in situ yang murah untuk memperbaiki
mutu tanah. Hasil penelitian Prima (2013) menunjukkan bahwa pemberian kompos
jerami dengan dosis 15 ton/ha memberikan bobot 100 biji tertinggi pada kacang tanah.
Komposisi hara 1 ton kompos jerami padi terdiri dari: 2,11 % N; 0,64% P2O5; 7,7% K,
4,2% Ca, 0,5% Mg dan unsur mikro Cu 20 ppm; Mn 684 ppm; Zn144 ppm (Hanafiah,
2007).
Arang aktif adalah bahan berupa karbon bebas yang masing-masing berikatan
secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui proses
serapyang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase cair maupun dalam fase gas.
Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan
dengan luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan
luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk
Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yang mengandung
karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luas permukaannya. Karbon aktif
pengembangan kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap dari campuran gas dan
zat-zat yang tidak larut atau yang terdispersi dalam cairan (Murdiyanto, 2005). Luas
permukaan, dimensi, dan distribusi karbon aktif bergantung pada bahan baku,
pengarangan, dan proses aktivasi. Berdasarkan ukuran porinya, ukuran pori karbon aktif
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu mikropori (diameter < 2 nm), mesopori (diameter 2-50
nm), dan makropori (diameter > 50 nm) (Kustanto, 2000). Penggunaan karbon aktif di
Indonesia mulai berkembang dengan pesat, yang dimulai dari pemanfaatannya sebagai
adsorben untuk pemurnian pulp, air, minyak, gas, dan katalis. Namun, mutu karbon
aktif domestik masih rendah (Murdiyanto, 2005) sehingga perlu ada peningkatan mutu
Arang hayati (biochar) merupakan hasil pembakaran bahan padat dan berpori yang
mengandung karbon. Penggunaan arang tidak hanya sebagai bahan bakar alternatif,
akan tetapi saat ini secara inovatif dapat diaplikasikan di bidang pertanian atau
arang hayati sudah banyak digunakan dalam penelitian sebagai pemacu pertumbuhan
Penambahan arang hayati ke dalam tanah selain untuk carbon store, juga mereduksi
emisi yang dikeluarkan oleh tanah seperti gas CH4 dan N2O yang dapat berpengaruh
pada efek rumah kaca, dengan cara mengikat gas tersebut ke dalam pori arang (Pari,
2009). Arang kompos adalah campuran arang dan kompos yang telah melalui proses
kompos. Cuka kayu/asap cair adalah cairan warna kuning kecoklatan/coklat kehitaman
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, ember, polybag, dan
timbangan. Bahan-bahan yang digunakan adalah pasir pantai, arang sekam, arang kayu,
B.Prosedur Kerja
7. Semua polybag diamati tinggi tanaman selama 13 kali, tiap 2 hari sekali dicatat
pada logbook dan padda pengamatan terakhir ditimbang sebagai bobot segar.
(Terampir)
B. Pembahasan
Arang adalah sisa abu-abu gelap yang terdiri dari karbon, dan setiap sisa abu, yang
diperoleh dengan menghapus air dan konstituen yang mudah menguap lainya dari
hewan dan vegetasi zat. Arang ini biasanya dihasilkan oleh lambat pirolisis, pemanasan
kayu atau bagian lainnya tanpa adanya oksigen. Biasanya bentuk tidak murni
dari karbon karena mengandung abu, namun gula arang adalah salah satu bentuk paling
murni dari karbon tersedia, terutama jika tidak dibuat dengan pemanasan tetapi
kotoran baru, kotoran dapat dihilangkan dari gula di muka. Lunak yang dihasilkan,
Arang kayu adalah residu yang terjadi dari hasil penguraian atau pemecahan kayu
karena panas yang sebagian besar komponen kimianya adalah karbon. Peristiwa ini
dilakukan dengan jalan memanasi langsung atau tidak langsung terhadap kayu di dalam
timbunan, kiln, retort, oven dengan atau tanpa udara terbatas. Arang merupakan bahan
padat yang berpori dari hasil pembakaran bahan yang mengandung unsur C dan
sebagian besar pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa
organik lain serta komponennya terdiri atas karbon terikat, abu, air, hidrogen dan sulfur.
Arang kayu berfungsi untuk menyerap air dari udara lembab, kemudian
kelembaban yang baik. Selain itu, arang juga mempunyai manfaat menyerap bau
ruangan yang tidak sedap dan zat-zat merugikan. Arang menghasilkan ion-ion negatif
yang membuat orang lebih santai. Infra merah yang keluar dari pembakaran arang
Sekam adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil samping saat
proses penggilingan padi. Sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam dan kurang dari
15% dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam
dibakar. Arang sekam digunakan sebagai bahan pengisi biofilter karena dapat
menurunkan bobot isi bahan, peningkatan ruang pori total, ruang pori drainase cepat,
serta penurunan ruang pori drainase lambat. Di Indonesia, jumlah sekam dapat
Arang sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori
3.300-3600 kal/g sekam (Hasril, 2011). Menurut Gusmailina (2004), media sekam
mengandung unsur silika yang tinggi dan juga peningkatan P. Peningkatan kandungan P
menggantikan ion P yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P
menjadi lebih tersedia. Selain itu, pemberian silika dapat meningkatkan kadar P di
4. Menggemburkan tanah, sehingga melancarkan sirkulasi udara dan air dalam tanah,
6. Menyimpan air dan akan melepas kembali pada saat tanah kering,
7. Arang mempunyai pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan unsur hara
8. Hara tidak mudah tercuci , sehingga kapanpun akan selalu ada, dalam kondisi ibarat
arang yang berkualitas (proses karbonisasi sempurna hingga ke bagian dalam kayu).
2. Bungkus/ tutupi tumpukan kayu bakar tadi dengan jerami atau sampah yang telah
kering hingga menutupi seluruh tumpukan kayu. Akan lebih bagus lagi bisa di
3. Tutup/ timbun dengan pasir atau tanah tumpukan kayu yang telah dibungkus jerami
atau sampah kering tadi. Sisakan bagian atas dan bagian bawah jangan sampai
tertutup rapat. Tanah atau pasir yang digunakan sebaiknya yang lembab dengan cara
4. Bakar jerami atau sampah pembungkus kayu bakar tadi, mulai dari atas (yang tidak
tertutup). Tunggu sampai api sudah mencapai bagian tangah sampah yang
pasir sedikit-demi sedikit hingga nyala api mati dan asap tetap mengepul.
6. Buatlah lobang di bagian bawah dari tumpukan pasir tadi sebanyak sekitar 5 lobang
berkeliling.
7. Tutupi dengan pasir hingga tertutup semua agak tebal, jika api/asap padam, kurangi
tutup yang diatas, tambahi sampah kering atau jerami lagi, bakar lagi dan tutupi
sedikit demi sedikit. Tunggu antar 2 hingga 3 hari sambil dikontrol apakah asapnya
1. Siapkan sekam padi, serabut kelapa atau kertas koran, sapu lidi, korek api dan
2. Berdirikan cerobong yang ditanah yang rata dan beri penyaga di sekitar cerobong
5. Bakar serabut kelapa atau kertas Koran tadi jika sulit bisa ditambah sedikit minyak
6. Api didalam cerobong akan menjalar melalui lubang-lubang yang dibuat tadi dan
7. Jika bagian atas sudah menghitam atau gosong aduk dari atas kebawah agar bisa
hangus merata.
8. Proses pembakaran ini bertujuan agar sekam padi menghitam menjadi arang bukan
menyiram dengan air. Ingat pastikan bara api benar-bemar sudah padam.
Arang sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori
3.300-3600 kal/g sekam. Menurut Gusmini (2009), media sekam mengandung unsur
silika yang tinggi dan juga peningkatan P. Peningkatan kandungan P tersedia diduga
yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P menjadi lebih tersedia.
Selain itu, pemberian silika dapat meningkatkan kadar P di dalam tanah menjadi bentuk
yang lebih tersedia bagi tanaman. Oleh karenanya perlakuan dengan penambahan arang
dapat menambah asupan hara dan meningkatkan ketersediaan P dalam tanah pasir.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai
pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan atas kenyataan
bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat
(Guritno, 1995).
Pada perhitungan ANOVA yang dilakukan pada data tabulasi acara 4 pada variabel
Pemberian arang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kangkung di pasir pantai.
Sedangkan pada variabel bobot basah diperoleh kesimpulan adalah Pemberian arang
berbeda nyata terhadap bobot basah kangkung di pasir pantai. Dari keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa pemberian arang pada tanah pasir pantai tidak berpengaruh pada
variabel pengamatan.
Berdasarkan hasil penelitian, pemberian tunggal arang memberikan pengaruh yang
nyata terhadap tinggi tanaman. Menurut Giller (2001) pemberian arang pada tanah tidak
hanya meningkatkan populasi mikroba dan aktivitasnya di dalam tanah tetapi juga
meningkatkan penyediaan unsur hara dan modifikasi habitat. Selain itu juga morfologi
arang yang mempunyai pori sangat efektif untuk mengikat dan menyimpan hara. Hara
tersebut dilepaskan secara perlahan sesuai dengan konsumsi dan kebutuhan tanaman,
karena hara tersebut tidak mudah tercuci, lahan akan selalu berada dalam kondisi siap
Pemberian arang dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi mudah
diolah, selain itu dapat meningkatkan daya menahan air, sehingga kamampuan tanah
untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga.
A.Kesimpulan
1. Cara perlakuan pemberian arang kayu dan arang sekam pada praktikum acara 4
adalah dengan menambahkan bahan pada tanah pasir pantai 32 gram / 5 kg pasir
tanaman kangkung.
2. Dari hasil praktikum yang dilakukan pada acara praktikum 4 ini didapatkan
Guritno. 1995. Shreve’s Chamical Process Industry. Fifth Edition. p136-138. NewYork:
MCGraw-Hill Book Company.
Hanafiah. 2007. Cara Pembuatan Arang Kayu Alternatif Pemanfaatan Limbah Kay oleh
Masyarakat. Center for International Forestry Research. ISBN 979-3361 85-9.
Harsanti. 2012. Multifungsi Kompos Jerami dalam Sistem Produksi Padi Berkelanjutan
di Ekosistem Sawah Tadah Hujan. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian.
Jakarta
Hasril. 2011. Activated Carbon. New York : Chemichal Publishing Company Inc.
Komarayati. 2003. Prospek Penggunaan Karbon Aktif dalam Industri. Warta IHP.
Bogor.
Murdiyanto. 2005. Pengembangan Bahan Baku Kimia Karbon Aktif. Puslitbang Kimia
Terapan LIPI. Jakarta.
Prima. 2013. Masalah Pemberian Arang pada Tanah pasir Di Indonesia. Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yokyakarta.
Sudarman. 2001. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian-IPB,
Bogor.
Suharti. 2007. Pengembangan Pertanian di Lahan Kering dan Upaya Peningkatan
Produktivitas Lahan (tidak dipublikasikan).
LAMPIRAN
andi2.blogspot.com/2017/03/laporan-
perlakuan-bahan-organik-sebagai.html