“C-ORGANIK”
Nama: Primajenny
Kelas: A
NIM: D1D122020
Bahan organik dapat didefinisikan sebagai semua bahan yang berasal dari
jaringan tanaman dan hewan baik yang masih hidup maupun yang telah mati.
Kononova (1966) memberikan definisi bahan organik tanah adalah bahan yang
kompleks dan dinamis, berasal dari sisa tanaman dan hewan di dalam tanah dan
mengalami perombakan secara terus menerus. Bahan organik tanah dapat
dikelompokkan menjadi dua komponen, yaitu komponen yang mati (dead organic
matter) dan komponen yang hidup (living organic matter). Komponen hidup
bahan organik dapat terdiri dari akar tanaman, binatang di dalam tanah (meso dan
micro fauna) dan mikroorganisme biomassa (microbial biomass), dan komponen
mati terdiri dari residu organik yang terdekomposisi secara biologi dan kimia.
Komponen mati bahan organik juga dapat dibedakan menjadi materi yang tidak
berubah/ciri morfologi material aslinya masih terlihat dan produk atau material
yang sudah mengalami transformasi (humus)
Unsur hara utama yang ada dalam bahan organik tanah adalah C, yang
kadarnya berkisar antara 48-58% dari berat total. Oleh karena itu C organik sering
di gunakan sebagai dasar untuk menduga kadar bahan organik dengan
mengalihkan nilai C organik dengan satu faktor
Tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi dapat menjamin tingkat
produktifitas pertanian. Keberadaan kandungan bahan organik tanah yang
memadai merupakan salah satu kunci keberlanjutan pertanian. Praktek pertanian
yang mengabaikan penambahan kandungan bahan organik tanah atau kegiatan
pertanian yang tidak mampu mempertahankan kandungan bahan organik tanah
maka praktek pertanian tersebut akan mengarah pada kemunduran produktifitas
dan menjadi pertanian yang rapuh untuk jangka panjang. Tanah pertanian de ngan
kandungan bahan organik tinggi patut dipertahankan dan tanah dengan kandungan
bahan organik yang rendah harus ditingkatkan. Praktek pertanian seperti inilah
yang dapat menjamin keberlanjutan produktifitas pertanian untuk kepentingan
masa depan masyarakat lokal, nasional, maupun global. Mempertahankan
kandungan bahan organik tanah ataupun meningkatkan kandungan bahan organik
dalam praktek pertanian tidak banyak ditemukan, namun dalam jangka panjang
diperlukan pemahaman dan kesadaran para pihak, terutama petani, ilmuwan di
bidang pertanian, dan pemerhati pertanian dan lingkungannya untuk melakukan
suatu upaya menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran para pihak yang peduli
dengan kelangsungan pertanian kita dimasa dating, bahwa peran bahan organik
merupakan salah satu kunci keberlanjutan pertanian ramah lingkungan di masa
depan.
Tanah dengan kandungan bahar organik yang tinggi ditemukan pada lahan
hutan, merupakan lahan yang belum pernah dibuka atau dimanfaatkan untuk
kegiatan pertanian atau peruntukkan penggunaan lainnya. Kandungan bahan
organik tanah di lahan hutan dapat mencapai 3-5 %. Tingginya kandungan bahan
organik tanah pada lahan hutan karena secara kontinu terus terjadi penumpukan
seresah atau sisa-sisa bahan tumbuhan hutan yang jatuh ke permukaan tanah.
Bahan tumbuhan nyang jatuh ini kemudian mengalami perombahan atau
dekomposisi menjadi bahan penyusun tanah dan mengalami proses mineralisasi
membebaskan unsur hara untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan itu dan tumbuhan
atau vegetasi lain disekitarnya. memiliki peranan yang cukup besar dalam
perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
4.1 Hasil
Berdasarkanhasilpengamatan di laboratoriummakadiperolehhasil
1 I 1 Jernih
2 II 3 Gelap
1 I 3 Gelap
2 II 2 Agakgelap
3 III 1 Jernih
1 I 3 Gelap
2 II 2 Agakgelap
3 III 1 Jernih
4.2 Pembahasan
lapisan I Memiliki kadar c-organik 1 dengan kriteria jernih, dan pada lapisan
agakgelap, dan pada lapisan III Memiliki kadar c-organik 1 kriteria jernih.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA