Anda di halaman 1dari 4

“PERAN C ORGANIK DALAM KESUBURAN TANAH”

Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro organisme
tanah. Sumber energi berupa bahan organik yang cukup merupakan salah satu
faktor yang menentukan agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang
(Anas et al. 1997). Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah akibat pemberian bahan
organik dapat mempengaruhi kehidupan organisme di dalam tanah karena
lingkungan fisik dan kimia tanah dapat berpengaruh langsung terhadap jenis dan
jumlah mikroorganisme. Biomassa mikroorganisme berkaitan erat dengan kadar
bahan organik tanah sehingga sangat dipengaruhi oleh penambahan bahan organik
seperti sisa tanaman dan pupuk kandang. Pengaturan kuantitas dan kualitas input
residu tanaman sangat mempengaruhi biomassa mikroorganisme. Semakin besar
peningkatan input residu tanaman, semakin besar peningkatan biomassa
mikroorganisme tanah pada lapisan atas.

Karbon organik merupakan bagian fungsional dari bahan organik tanah


yang mempunyai fungsi dan peranan sangat penting di dalam menentukan
kesuburan dan produktivitas tanah melalui pengaruhnya terhadap sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Penambahan bahan organik tanah atau karbon organik tanah
merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki tanah terdegradasi. Bahan
organik tanah erat kaitannya dengan kondisi ideal tanah baik secara fisik, kimia,
dan biologi yang selanjutnya menentukan produktivitas suatu tanah, tanah
memiliki produktivitas yang baik apabila kadar bahan organik berkisar antara 8
sampai 16% atau kadar karbon organik 4,56% sampai 9,12%.

Pengaruh pemberian bahan organik dalam memperbaiki sifat-sifat kimia


tanah juga ditunjukkan oleh berbagai penelitian. Pemberian bahan organik
Flemingia congesta mampu mempertahankan kadar bahan organik tanah dan KTK
tanah, meningkatkan pH dan P-tersedia, sedangkan pemberian jerami padi mampu
meningkatkan kadar N tanah. Berbagai penelitian menunjukkan perbaikan sifat-
sifat fisik tanah akibat pemberian bahan organik antara lain meningkatnya
persentase partikel tanah yang berbentuk agregat (Suwardjo et al. 1989),
meningkatnya persentase agregat mantap yang berukuran besar dan menurunkan
persentase agregat yang berukuran lebih kecil, serta menurunkan berat isi,
meningkatnya stabilitas agregat dan menurunkan tahanan penetrasi tanah.

Perbaikan tanah pertanian terdegradasi dapat dicapai salah satunya melalui


penambahan bahan organik sehingga terjadi peningkatan kadar bahan organik
tanah secara bertahap. Akumulasi bahan organik tanah sekaligus upaya 56 |
Konservasi Tanah Menghadapi Perubahan Iklim konservasi karbon tanah mampu
memperbaiki kualitas lahan terdegradasi yang pada akhirnya dapat berkontribusi
terhadap peningkatan produktivitas komoditas strategis. Optimalisasi lahan kering
terdegradasi diharapkan mampu mengakselerasi tercapainya ketahanan pangan
berkelanjutan dan kedaulatan pangan di Indonesia.

Dalam sistem pertanian berkelanjutan, bahan organik tanah memegang


peranan penting khususnya dalam meningkatkan kualitas tanah. Kadar bahan
organik tanah pada waktu tertentu ditentukan oleh keseimbangan antara
penambahan bahan organik dan kehilangan melalui dekomposisi dan pencucian,
yang selanjutnya dapat menunjukkan apakah terjadi penurunan (degradation) atau
peningkatan (aggradation), baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian dari
pool bahan organik tanah.

Dalam suatu ekosistem, siklus karbon dapat dikonseptualisasikan dari tiga


kompartemen sistem yaitu tanah, tanaman dan atmosfir/udara (Jansen 2004).
Iklim, geologi dan praktek pengelolaan lahan merupakan faktor utama yang
menentukan kandungan karbon dalam tanah dan tanaman. Vegetasi atau tanaman
secara langsung mempengaruhi konsentrasi CO2 di atmosfir, panas dan
kelembaban tanah dan udara serta menekan erosi tanah. Distribusi dan kepadatan
penutupan lahan oleh tanaman sangat menentukan kandungan C di lahan hutan,
sementara pada lahan yang diolah secara intensif seperti lahan usaha tani tanaman
pangan, hortikultura, padang penggembalaan, dan lahan alang-alang, kontribusi
vegetasi tidak sebesar di lahan hutan.

Karbon dalam tanah disekuestrasi dari atmosfir atau udara dalam bentuk
organik melalui deposisi tanaman dan akumulasi bahan organik recalcitrant dan
bersumber dari bahan induk tanah dalam bentuk bikarbonat dari pelapukan
mineral silikat. Proses dekomposisi dan sekuestrasi bahan organik dalam tanah
merupakan sumber utama input atau penambahan karbon dalam tanah.
Temperatur, sisa tanaman atau biomas, dan hara akan sangat menentukan proses
dekomposisi biologi dan mineralisasi menjadi dissolved organik carbon (DOC),
CO2 dan CH4.Vegetasi juga berkontribusi terhadap peningkatan karbon tanah
melalui eksudat akar, namun dalam waktu bersamaan juga menurunkan
kandungan karbon melalui respirasi akar tanaman. Curah hujan berkontribusi
terhadap karbon tanah dalam bentuk DOC dan dissolved inorganik carbon (DIC).

Kesuburan tanah sangat tergantung pada kandungan organik di dalam


tanah itu sendiri, sehingga ukuran kesuburan tanah dapat diukur
melalui kadar organik dalam tanah yang dalam ilmu tanah disebut dengan istilah
C-Organik. Kesuburan tanah sangat tergantung pada kandungan organik di dalam
tanah itu sendiri, sehingga ukuran kesuburan tanah dapat diukur
melalui kadar organik dalam tanah yang dalam ilmu tanah disebut dengan istilah
C-Organik.

Di kalangan para petani, pemahaman tentang kandungan organik ataupun


C-organik kurang dipahami. Namun dalam dunia pertanian hal tersebut dapat
dikatakan sebagia salah satu faktor penting dalam mempengaruhi hasil produksi.
Oleh karena itu perlu melakukan pengukuran atau pengamatan tentang kadar C-
organik dalam tanah agar mengetahui tindakan apa selanjutnya yang akan di buat
untuk kesuburan tanah tersebut yang tujuann utamnya adalah meningkatkan hasil
produksi.

Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun


biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap
sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain terhadap ketersediaan hara.
Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro
maupun unsur hara esensial lainnya. 

Secara tidak langsung bahan organik membantu menyediakan unsur hara


N melalui fiksasi N2 dengan cara menyediakan energi bagi bakteri penambat N2,
membebaskan fosfat yang difiksasi secara kimiawi maupun biologi dan
menyebabkan pengkhelatan unsur mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona
perakaran. Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat
yang telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih
baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat.
Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. 

Meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam


tanah. Mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang masuk
kedalam tanah. Meningkatkan kapasitas sangga tanah. Meningkatkan suhu tanah.
Mensuplai energi bagi organisme tanah. Meningkatkan organisme saprofit dan
menekan organisme parasit bagi tanaman. Selain memiliki dampak positif,
penggunaan bahan organik dapat pula memberikan dampak yang merugikan.
Salah satu dampak negatif yang dapat muncul akibat dari penggunaan bahan
organik yang berasal dari sampah kota adalah meningkatnya logam berat yang
dapat diasimilasi dan diserap tanaman, meningkatkan salinitas, kontaminasi
dengan senyawa organik seperti poli khlorat bifenil, fenol, hidrocarburate
polisiklik aromatic, dan asam-asam organik (propionic dan butirik).

Anda mungkin juga menyukai