Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

Disusun oleh:

Batista De Gloria Mau Doa 195040207111175


Rendy Daniel Barasa 225040200111009
Farah Sajiddah 225040201111018
Tri Khafshah Murthosiah 225040201111046
Hirya Prabaswara Hernawan 225040201111088
Araya Bunga Pathana 225040207111034
Maharani Siema Adjani 225040207111119
Safira Dewi Ariestasari 225040207111166
Puput Rahmawati 225040207111172
Martua Paskah Liandrian Sihotang 225040207111205

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2024
Tugas 1: Praktikum Manajemen Agroekosistem (Aspek Tanah)

1. Diskusikan siklus C di tingkat lahan, gambarkan secara skematis.


Jawaban:
Karbon yang ada di udara diikat oleh tumbuhan melalui fotosinthesis. Ketika
tumbuhan melakukan respirasi (pernafasan), karbon dikeluarkan lagi ke
atmosfer. Hasil dari fotosinthesis menjadi biomassa tumbuhan yang sebagian
dimakan herbivor, maka karbon masuk ke herbivor. Ketika herbivor melakukan
respirasi, karbon kembali ke atmosfer. Sebagian dari tumbuhan menjadi kayu
bakar, dan ketika dibakar, karbon kembali ke atmosfer Sebagian tumbuhan
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroba, dalam proses dekomposisi
ini mengeluarkan karbon kembali ke atmosfer. Herbivor dimakan karnivor,
karbon menjadi biomassa karnivor. Ketika karnivor melakukan respirasi,
karbon kembali ke atmosfer. Sebagian herbivor dan karnivor menjadi bangkai
dan terjadi proses penguraian (didekomposisi), karbon kembali ke atmosfer.
Sebagian hewan dan tumbuhan terkubur dalam tanah selama jutaan tahun
menjadi batubara, minyak dan gas (fossil fuel). Dimanfaatkan manusia untuk
bahan bakar fosil, karbon kembali ke atmosfir.

Gambar 1. Siklus C di Tingkat lahan


Sumber: BBSDKA SULSEL (2023)
2. Kandungan Corg sangat dipengaruhi oleh jumlah masukan netto BO, jenis
(kualitas BO), kerapatan biota, dan managemen lahan. Berkenaan managemen
lahan yang dilakukan petani seperti yang tampak dalam gambar diatas, kira-
kira kegiatan apa di lahan pertanian yang kemungkinan besar dapat
menurunkan kandungan Corg; tanah.
Jawaban:
kegiatan yang dapat mengurangi c-organic yakni pengolahan lahan tanpa
memperhatikan konservasi lahan. Menurut Singh dan Benbi (2018) tingkat dan
besaran ketersediaan C-organik dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya sifat tanah, kondisi iklim, dan penggunaan lahan. Kadar C-organik
pada tanah dipengaruhi oleh factor iklim serta posisi landskap yang terdisi dari
ketingguian dan kelerengan. Ketinggian wilayah memiliki korelasi yang positif
terhadap kadar bahan organic lahan dimana semakain tinggi lahan, maka
semakin tinggi kadar bahan organic pada tanah. Kondisi iklim khususnya curah
hujan juga berpengaruh terhadap konsisi bahan organic pada tanah. Kadar C
organink pada tanan rentan hilang terhilang karena erosi akibat tingginya curah
hujan.
3. Sebutkan kehilangan Corg terbesar yang umum terjadi di lahan pertanian,
jelaskan mengapa hal tersebut terjadi? Cobalah cari informasi (dari artikel di
jurnal) seberapa besar rata-rata tingkat kehilangannya di daerah tropis?
Jawaban:
Besarnya karbon yang hilang mencapai 13.101 t C ha-l tahun-1
atau setara 48.081 t CO2 ha-1tahun-l. Perubahan kondisi oksidatif menjadi
kondisi anaerob mengakibatkan terdekomposisinya material gambut lebih
cepat pada lapisan di atas muka air tanah, sehingga karbon yang terlepas
meningkat. Besarnya jumlah karbon rata-rata yang hilang dari oksidasi gambut
secara hayati adalah sebesar 4,5 t C/ha/tahun dari kebakaran gambut dan 7,9 t
C/ha/tahun dari pembukaan hutan (Hooijer et al. 2014).
4. Sebutkan kegiatan apa yang dapat meningkatkan jumlahCorg dalam tanah
untuk mengimbangi Corg yang hilang, jelaskan secara ringkas beserta
alasannya.
Jawaban:
C-organik tanah dapat ditingkatkan dengan pemberian bahan organik.
Pengaplikasian dari pupuk organik seperti pupuk kandang, POC, dan pupuk
kandang sangat bermanfaat bagi peningkatan C organik. Alasan pemberian
bahan organik tersebut karena penambahan bahan organik berbanding lurus
dengan peningkatan C organik tanah (Afandi et al., 2015).
5. Bandingkan hasil perhitungan jumlah Corg dari masing-masing penggunaan
lahan pertanian dengan Corg tanah di HUTAN ALAMI, silahkan buat
grafiknya.
- Mana yang lebih besar jumlah Corg nya? Coba jelaskan mengapa hal
tersebut terjadi?
Jawaban:
Lahan hutan memiliki kandungan bahan organik tinggi karena adanya
suplai bahan organik yang terus-menerus dari vegetasi hutan sehingga
terjadi penumpukan. Kondisi stabil tersebut memungkinkan dekomposisi
bahan organik berlangsung secara alami, sebaliknya pada lahan pertanian
proses dekomposisi berlangsung dengan cepat karena adanya
pengelolaan dari petani. Hal ini dapat dipahami karena dengan
terbukanya lahan suhu meningkat sehingga laju dekomposisi bahan
organik berlangsung lebih cepat. Kondisi permukaan tanah yang relatif
terbuka memungkinkan sebagian bahan organik tanah tebawa erosi
ketika terjadi aliran permukaan. Selain itu pengangkutan hasil panen dan
jerami keluar dari lahan menjadi faktor penyebab berkurangnya
cadangan dan suplai bahan organik tanah. Pembakaran sisa-sisa tanaman
atau jerami dan serasah juga menjadi kondisi yang mempercepat
kehilangan karbon organik dari sistem tanah (Monde et al.,2014). Nilai
kandungan bahan organik disebabkan olehpengaruh banyak keragaman
jenis tumbuhan penyusun tegakan dan kerapatan tajuk tanamanyang
tinggi, sehingga memberikan kontribusi terhadap pembentukan bahan
organik tanah. Nilai C organik pada pinus kopi tinggi karena pada lokasi
pengamatan kerapatan tanaman sangat rapat dan pada sistem budidaya
kopi terdapat penamabahan pupuk kandang dan sistem tanaman pada
tanaman kopi. Penambahan pupuk hijau berupa hasil pangkasan daun
kopi dan pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan C organik tanah
(irwan dan Slamet 2016).
- Apakah tanah-tanah pertanian di DAS Kalisari telah mengalami defiesit
C? buatlah two-way table untuk C saturation defiesit (1-Corg/Cref).
Sebutkan jenis penggunaan lahan yang menunjukkan deficit Corg
terbesar dan terkecil? Mengapa demikian, jelaskan!
Jawaban:
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pada penggunaan lahan berbeda
terdapat pengaruh nyata terhadap perbedaan C organik pada kedalaman
0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, 30-40 cm dan 40-50 cm. Penggunaan
pinus kopi memiliki kandungan C organik tertinggi diikuti oleh hutan
pinus, pinus hortikultura, mahoni hortikultura dan terakhir mahoni kopi.
Perbedaan nilai C organik karena perbedaan tegakan dan pengolahan
pada masing-masing lahan hal ini mengakibatkan masukan bahan
organik yang berbeda. Menurut irwan dan Slamet (2016) keragaman nilai
kandungan bahan organik disebabkan oleh pengaruh banyak keragaman
jenis tumbuhan penyusun tegakan dan kerapatan tajuk tanaman yang
tinggi, sehingga memberikan kontribusi terhadap pembentukan bahan
organik tanah. Nilai C organik pada pinus kopi tinggi karena pada lokasi
pengamatan kerapatan tanaman sangat rapat dan pada sistem budidaya
kopi terdapat penamabahan pupuk kandang dan sisa tanaman pada
tanaman kopi. masukan bahan organik yang berbeda. Menurut
penambahan pupuk hijau berupa hasil pangkasan daun kopi dan
pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan C organik tanah
(Renaldy & Kusuma,2021).
6. Berikan saran managemen tanah yang “ramah karbon” di lokasi yang kalian
bahas, agar konsep pertanian yang berkelanjutan dapat tercapai.
Jawaban:
Saran yang dapat diterapkan agar dapat tercapainya pertanian berkelanjutan
adalah dengan menerapkan pengelolaan lahan organik dan pengendalian emisi
gas rumah kaca. Pengelolaan lahan organik dapat dilakukan dengan
menggunakan praktik budidaya tanaman yang ramah lingkungan, seperti
mengurangi penggunaan bahan kimia, mengurangi erosi tanah, dan
mengembangkan keseimbangan antara tanaman dan biota tanah. Pengendalian
emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan mengurangi emisi gas rumah
kaca dari pertanian, seperti mengurangi penggunaan bahan kimia, mengurangi
pembakaran sampah organik, dan mengembangkan praktik yang ramah
karbon. Kedua hal tersebut dapat menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan yang ramah karbon.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, F. N., Siswanto, B., Nuraini, Y. 2015. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis
Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah pada Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Ubi Jalar di Entisol Ngrangkah Pawon, Kediri. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan, 2(2): 237-244.
BBSDKA SULSEL. (2023). Keterkaitan Pemanasan Global dan Siklus Karbon. Di
akses pada 22 Februari 2024, dari
https://ksdasulsel.menlhk.go.id/post/65/keterkaitan-pemanasan-global-dan-
siklus-karbon#
Irwan, T. dan Budi Yuwono, S.B. 2016. Infiltrasi pada berbagai tegakan hutan di
arboretum Universitas Lampung. Jurnal Sylva Lestari 4(3): 21-34
Mulyadi., Hayat S, E., Andayani S,. 2022. Effect of Compost and Trichoderma on
Onion Growth and Yield. Jurnal Inovasi Penelitian. 3(3).
Purnamasari, I., Rifqi, I. S., Fatya, R., Bagus, S. E. P. dan Yagus , W. 2024. KAJIAN
Distribusi C Organik dan Kadar Air Tahan di Lahan Kopi Robusta Kabupaten
Jember dengan Ketinggian Berbeda pada Akhir Musim Penghujan. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 11(1): 135-142.
Refki Aulia Wiwaha, Syahrul Kurniawan. 2021. Analisis Perubahan Cadangan Hara
Pada Berbagai Penggunaan Lahan dan Kelerengan di Das Mikro Kali
Kungkuk, Kota Batu. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 1: 1-8.
Renaldy Christian Siahaan, Zaenal Kusuma. 2021. Karakteristik Sifat Fisik Tanah
Dan C Organik.

Anda mungkin juga menyukai