KELOMPOK 7
OLEH :
JURUSANKIMIA
B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Kompos
Kompos merupakan dekomposisi bahan-bahan organic atau proses
perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana
dengan bantuan mikroorganisme. Kompos adalah salah satu penutup tanah
dan akar serta korektor tanah alami yang terbaik. Kompos dapat digunakan
sebagai pengganti pupuk buatan dengan biaya yang sangat murah.
Kompos berfungsi dalam perbaikan struktur tanah, tekstur tanah, aerasi
dan peningkatan daya resap tanah terhadap air. Kompos dapat mengurangi
kepadatan tanah lempung dan membantu tanah berpasir untuk menahan
air, selain itu kompos dapat berfungsi sbagai stimulan untuk meningkatkan
kesehatan akar tanaman. Hal ini dimungkinkan karena kompos mampu
menyediakan makanan untuk mikroorganisme yang menjaga tanah dalam
kondisi sehat dan seimbang, selain itu dari proses konsumsi
mikroorganisme tersebut menghasilkan nitrogen dan fosfor secara alami.
Dalam penelitian tentang pemanfaatan sampah organik menjadi
pengomposan di Johor Malaysia. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
pengomposan dari berbagai jenis limbah organik ditunjukkan berbeda
kinerja efektifitas proses pengomposan. Pengomposan yang dilakukan
terhadap sampah organik. Telah terbukti secara signifikan mengurangi
volume didalam negeri dan memberikan solusi bagi pertanian sebagai
bahan pupuk pengganti pupuk kimia.Sampah organik dapat diolah menjadi
pupuk dengan menggunakanproses fermentasi. Pupuk organik yang dibuat
dengan menggunakan proses fermentasi disebut Kompos.
Pupuk organik kompos limbah rumah tangga tidak menimbulkan
efek buruk bagi kesehatan tanaman karena bahan dasarnya alamiah,
sehingga mudah diserap secara menyeluruh oleh tanaman. Selain itu,
kompos merupakan olahan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman,
hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau
fermentasi, yang dapat dipercepat dengan bantuan manusia dengan
penambahan mikroorganisme yang dapat mempercepat fermentasi
(Soenandar dan Tjachjono, 2012). Pengomposan menurut Djuarnani et al.
2005 merupakan proses dekomposisi terkendali secara biologis terhadap
sampah padat organik dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen) atau
anaerobik (tanpa oksigen). Pupuk kompos mengandung unsur hara mikro
dan makro esensial (N, P, K, S, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan
organik). Selain unsur hara, pupuk kompos juga mengandung
mikroorganisme yang terdapat dalam tanah misalnya azotobacter sp,
azospinillum sp, lactobacillus sp, mikroba pelarut phosphor dan mikroba
selutolik (Ersa, 2018).
Pupuk kompos mempunyai banyak manfaat diantaranya dapat
mendorong dan menigkatkan bembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa sehingga
meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan menyerap nitrogen
dari udara (Yusuf, 2010).
b. Prinsip Pengomposan
Suatu bahan organik tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman
karena perbandingan kandungan rasio C/N dalam bahan tersebut tidak
sesuai dengan rasio C/N tanah. Rasio C/N merupakan perbandingan antara
karbohidrat dan nitrogen. Rasio C/N tanah sendiri berkisar antara 10-12.
Apabila bahan organik mempunyai rasio C/N mendekati atau sama dengan
rasio C/N tanah, maka bahan tersebut dapat digunakan oleh tanaman.
Namun pada umumnya bahan organik mempunyai rasio C/N tinggi,
misalnya jerami memiliki rasio C/N 50-70.
Prinsip pengomposan adalah untuk menurunkan rasio C/N bahan organik
sehingga rasio bahan tersebut akan sama dengan C/N tanah atau bernilai <
20 .
Pengomposan Aerob
Semakin tinggi rasio C/N bahan organik maka proses
pengomposan atau perombakan bahan akan semakin lama. Secara
alami proses peruaraian tersebut bisa berlangsung dalam keadaan yang
membutuhkan oksigen atau aerob maupun tidak membutuhkan oksigen
atau disebut dengan anaerob.
Di lingkungan alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan
sendirinya. Suatu proses pembusukan terjadi secara alami namun tidak
dalam waktu yang singkat melainkan secara bertahap. Lewat proses
alami, rumput, daun-daunan, dan kotoran hewan serta sampah lainnya
lama kelamaan akan membusuk karena adanya kerja sama antara
mikroorganisme dekomposer dan cuaca. Lama proses pembusukan
tersebut kurang lebih sekitar 2 bulan atu lebih (Setyorini, 2014 ).
Pengomposan Anaerob
Dalam sistem ini, kurang lebih dua pertiga unsur karbon
terkonversi menjadi karbon dioksida dan sisanya satu pertiga bagian
bereaksi dengan nitrogen. Selama proses pengomposan aerob tidak
timbul bau busuk. Selama proses pengomposan berlangsung akan
terjadi reaksi eksotermik sehingga timbul panas akibat pelepasan
energi. Kenaikan suhu dalam timbunan bahan organik menghasilkan
suhu yang menguntungkan mikroorganisme termofilik. Akan tetapi
apabila suhu melampaui 65 – 70 oC, maka kegiatan mikroorganisme
akan menurun karena kematian mikroorganisme akibat panas yang
tinggi. Temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat
membunuh bakteri patogen dan telur cacing, sehingga kompos yang
dihasilkan lebih higienis. Pengomposan secara aerobic
c. Mekanisme reaksi pengomposan
Proses perombakan bahan organik terjadi secara biofisiko-kimia
dimana proses tersebut melibatkan aktivitas biologi mikroorganisme.
Secara alami proses peruaraian tersebut bisa berlangsung dalam keadaan
yang membutuhkan oksigen atau aerob maupun tidak membutuhkan
oksigen atau disebut dengan anaerob. Adapun mekanisme reaksi
pengomposan secara aerob dan anaerob
C. PROTOTIPE
Tempat kompos
dipanen
Tempat air
lindih dipanen
Komposter yang dibuat ini menggunakan drum plastik bekas yang telah
dilubangi bagian bawah dan bagian tengahnya. Dimana pada bagian bawah
terdapat keran yang berfungsi untuk memanen kompos cair, sementara lubang
bagian tengah yang ditutup oleh penutup septik plastik digunakan untuk
memamanen kompos padat. Antara bagian tengah dan bagian bawah, terdapat
jaring pemisah sehingga kompos padat dan kompos cair tidak akan
bercampur. Metode pengomposan pada prototype kami adalah pengomposan
anaerob yakni pengomposan yang tidak atau dengan oksigen yang sangat
sedikit.
F. ANALISIS SWOT
BAHAN BAKU
No. Jenis Bahan Aspek Kualitas yang diharapkan
I Bahan Langsung
1. Daun kering dan rumput Segala macam daun kering maupun rumput
kering dapat digunakan
2. Sampah rumah tangga Sampah rumah tangga yang digunakan yaitu
limbah sayur-sayuran, limbah buah-buahan,
bumbu dapur kadaluwarsa, dll.
3. Cairan EM4 Memiliki kualitas baik
II Bahan Tak Langsung
1. Air Segala macam air dapa digunakan
LUAS RUANGAN
No. Aktifitas Tahapan Produksi Luas Kebutuhan
Ruangan (m2)
1. Pencarian bahan Menyesuaikan
2. Pengumpulan bahan 1,5 x 2,5 = 3,75
3. Proses pemotongan sampah-sampah menjadi bagian 1,5 x 2,5 = 3,75
yang halus
4. Penyaringan sampah 1,5 x 2,5 = 3,75
5. Proses penumbukan sampah 1,5 x 2,5 = 3,75
6. Pemberian air pada sampah yang sudah 1,5 x 2,5 = 3,75
halus
7. Proses pendiaman 1,5 x 2,5 = 3,75
Total Kebutuhan Ruangan 22,5
JENIS PERALATAN
Jumlah Harga Umur Nilai
Jenis
kebutuhan satuan Nilai Ekonomis penyusutan
No. peralatan/mesin
(unit) (Rp/unit) (Rp) (Thn) (Rp/Thn)
1 2 3 4 5 6 7
1. Pisau atau alat 3 5.000 15.000 5 tahun 3.000
potong
2. Saringan 1 50.000 50.000 5 tahun 10.000
3. Gunting 3 5.000 15.000 5 tahun 3.000
4. Wadah Drum 3 20.000 60.000 5 tahun 12.000
5. Karung 3 3.000 9.000 1 tahun 9.000
6. Alat penumbuk 1 0 0 - 0
Total 149.000 37.000
FUNGSI PERALATAN
No. Jenis Fungsi/Tujuan Sumber Pasokan
Mesin/Peralata
n
1. Pisau/alat Untuk memotong sampah hingga Milik pribadi
potong halus
2. Saringan Sebagai penyaring sampah yang sudah Milik pribadi
dihaluskan.
3. Gunting Untuk memotong sampah menjadi Milik pribadi
bagian kecil
4. Wadah Berfungsi sebagai t empat sampah Milik pribadi
rumah tangga yang akan diolag
TENAGA KERJA
No Tahapan Proses Jumlah Kualifikasi Keterangan
Kegiatan Tenaga Kerja Tenaga Kerja
1. Produksi 1 orang S1 Semua jurusan terkhusus
Kimia
2. Pengemasan 2 orang Lulusan
SMA
3. Pemasaran dan 1 orang S1 Semua jurusan terkhusus
SDM manajemen
4. Keuangan 1 orang S1 Semua jurusan terkhusus
manajemen keuangan
Bahtiar, Yuyun., Mahardina Putri Teguh Laily., Nurul Latifatul Aini. 2022.
Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Sayuran Pada Kelompok Wanita
Tani Seroja Di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang. Loyalitas. Vol 5.
No 1.
Mabel, Janet dan Sumiyati Tuhuteru. 2020. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga
Sebagai Kompos Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var.
Agregatum L.). Agritop. Vol. 18.
Fahlevi, Reza, dkk. 2021. Cara Pembuatan Pupuk Kompos pada Masa Pandemi.
Jurnal UMJ. ISSN: 2714-6286