Sinha, R.K. , Agarwal, S. , Chauhan, K. and Valani, D. 2010. The wonders of earthworms &
its vermicompost in farm production: Charles Darwin’s ‘friends of farmers’, with
potential to replace destructive chemical fertilizers. Agricultural Sciences, 1, 76-94.
doi: 10.4236/as.2010.12011.
Setyaningrum, H. D dan C. Saparinto. 2011. Panen Sayur Secara Rutin di Lahan Sempit.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Fiolita, V., Muin, A., & Fahrizal. (2017). Penggunaan Pupuk NPK Mutiara untuk
Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Gaharu Aquilaria spp pada Lahan Terbuka di Tanah
Ultisol. Jurnal Hutan Lestari, 5(3), 850–857
Harjoko, D. 2005. Hubungan Antara Dosis Pemupukan Nitrogen, Kadar Klorofil Dan Laju
Fotosintesis Pada Tanaman Padi Sawah. http://elib.pdii.lipi.go.id, [18/05/2013].
Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna
bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing Eisenia foetida meliputi nitrogen
(N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg)
0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn)
0,003%, besi (Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80
meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%.
keasaman (pH) yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5.
Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH
bahan itu sendiri. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.
dikarenakan petsai/sawi merupakan tumbuhan yang memerlukan unsur hara nitrogen yang
lebih banyak (Setyaningrum dan Saparinto, 2011).
Secara umum aplikasi vermikompos memperbaiki kualitas ubi yang diperlihatkan dengan
meningkatnya ubi kelas A dan B, yaitu ubi yang paling layak jual.
Salah satu peran pupuk organik yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Aplikasi pupuk organik dalam sistem pertanaman dapat meningkatkan kandungan bahan
organik/C-organik dan kandungan N total dalam tanah (Zulkarnain dkk., 2013). Rasio N dan
C-organik tanah menjadi sangat penting karena berkaitan dengan proses perombakan bahan
organik dalam tanah serta penyediaan N bagi tanaman. Standar mutu kandungan bahan
organik tanah yaitu memiliki N 0,21-0,50%, C-organik 2,01-3,00% dan rasio C/N 11-15
(Sembiring, 2008).
Fungsi lain dari pupuk organik yaitu dapat meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga
tanah mampu memberikan atau menerima kation dan hara atau nutrisi tanaman (Fahrudin,
2009). Pupuk organik memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Bahan organik
dalam tanah berperan sebagai perekat (pengikat) partikel tanah sehingga agregasi tanah
menjadi baik. Selain itu, bahan organik bersifat porus yang akan menciptakan ruang mikro
(pori) di dalam tanah, sehingga akan meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air
(Zulkarnain dkk., 2013). Kelebihan penggunaan pupuk organik antara lain dapat menjaga
keseimbangan tanah, mengurangi resiko keracunan bahan kimia, serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat karena produk pertanian organik memiliki nilai ekonomi yang
tinggi (Roidah, 2013). Penggunaan pupuk organik memiliki beberapa kekurangan, antara lain
pupuk organik tidak dapat menyediakan unsur hara secara langsung seperti pada pupuk
anorganik (pupuk kimia). Pupuk organik memerlukan proses dekomposisi agar kandungan
unsur hara dalam pupuk organik dapat diserap oleh tanaman (Pujisiswanto dan Pangaribuan,
2008).
Pupuk NPK mutiara merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan nitrogen sebesar
16%, fosfor sebesar 16%, dan kalium sebesar 16%. Menurut penelitian (Fiolita et al., 2017),
menyatakan bahwa penggunaan pupuk NPK mutiara dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan dapat mempercepat pertumbuhan. Berikut gambar kemasan pupuk NPK mutiara
dan klasifikasi kandungan didalamnya
Tanaman yang terlalu banyak mendapat nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau
tua dan lebat, dengan sistem akar yang kerdil sehingga nisbah tajuk akarnya tinggi (Harjoko,
2005).
Faktor yang mempengaruhi pertambahan luas daun salah satunya adalah lingkungan. Faktor
lingkungan yang dapat diamati antara lain suplai unsur hara untuk tanaman, suhu,
kelembaban, keasaman tanah, faktor biotik, dan energi radiasi.
Luas daun berpengaruh terhadap kapasitas penangkapan cahaya. Cahaya dibawah optimum
akan menyebabkan jumlah cabang menurun dan berakibat pada karakteristik daun salah
satunya adalah luas daun (Fanindi et al., 2010). Unsur radiasi matahari yang penting salah
satunya adalah intensitas cahaya. Peningkatan luas daun merupakan upaya tanaman dalam
mengefisiensikan penangkapan energi cahaya untuk fotosintesis secara normal pada kondisi
intensitas cahaya rendah.