Anda di halaman 1dari 4

Kandungan C-organik merujuk pada jumlah karbon organik yang terkandung dalam suatu

bahan atau lingkungan tertentu. Karbon organik adalah karbon yang terikat dengan atom-
atom lain, biasanya hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, belerang, atau unsur-unsur lainnya
yang membentuk senyawa organik seperti protein, lemak, karbohidrat, lignin, dan asam
humat.

Kandungan C-organik dapat diukur dalam berbagai bahan dan lingkungan seperti tanah, air,
udara, sedimen, limbah, dan biomassa. Kandungan C-organik yang tinggi biasanya
menunjukkan keberadaan biomassa atau aktivitas organisme yang tinggi, sedangkan
kandungan yang rendah dapat menunjukkan kondisi lingkungan yang kurang subur atau
tercemar.

Kandungan C-organik sangat penting dalam bidang pertanian, kehutanan, lingkungan, dan
energi karena dapat mempengaruhi produktivitas tanah, kualitas air, kesehatan tanaman,
siklus karbon global, dan produksi energi biomassa. Oleh karena itu, pemantauan kandungan
C-organik menjadi salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan
keberlanjutan sumber daya alam.
Kandungan C-organik pada tanah sangat penting dalam mempengaruhi kesuburan tanah dan
produktivitas pertanian. C-organik pada tanah terutama berasal dari bahan organik yang
terdekomposisi seperti serasah daun, akar, dan bahan organik lainnya.

Kandungan C-organik pada tanah dapat memberikan beberapa manfaat, seperti:

• Meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman


• Meningkatkan kapasitas penyimpanan air pada tanah
• Meningkatkan struktur tanah dan stabilitas agregat tanah
• Menyediakan makanan bagi mikroorganisme yang penting bagi pertumbuhan
tanaman
• Meningkatkan ketersediaan unsur hara mikro seperti fosfor dan unsur hara makro
seperti nitrogen.

Kandungan C-organik pada tanah dapat diukur dengan cara mengambil sampel tanah dan
melakukan analisis laboratorium. Kandungan C-organik pada tanah yang rendah dapat diatasi
dengan meningkatkan penggunaan pupuk organik, mengurangi penggunaan bahan kimia
yang merusak mikroorganisme tanah, serta melakukan teknik konservasi tanah seperti
penanaman tanaman penutup tanah atau pengolahan tanah minimum.

Kandungan P tersedia pada tanah merujuk pada jumlah fosfat yang dapat digunakan oleh
tanaman untuk pertumbuhan. Fosfat merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama untuk perkembangan akar dan pembentukan
bunga dan buah.

Kandungan P tersedia pada tanah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pH tanah,
kelembaban tanah, suhu, tekstur tanah, dan aktivitas mikroorganisme tanah. pH tanah yang
asam cenderung mengurangi ketersediaan fosfat bagi tanaman, sedangkan kelembaban dan
suhu tanah yang tinggi dapat meningkatkan laju mineralisasi dan ketersediaan fosfat.

Kandungan P tersedia pada tanah dapat diukur dengan menggunakan metode analisis kimia
seperti metode Olsen atau Bray. Pengukuran kandungan P tersedia pada tanah berguna untuk
menentukan kebutuhan pupuk fosfat yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan fosfat yang
tepat dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk secara
berlebihan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa pemupukan fosfat yang berlebihan juga dapat
menyebabkan peningkatan kandungan P tersedia pada tanah yang dapat mencemari sumber
air dan menimbulkan masalah lingkungan lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan kandungan P
tersedia pada tanah harus dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tinjauan pustaka

Pemberian bahan organik ke dalam tanah akan meningkatkan produktifitas tanaman dan
keberlanjutan umur tanaman, karena bahan organik tersebut yang terdekomposisi akan
meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman dan kesuburan tanah. Selain itu bahan organik
akan menyediakan c-organik yang merupakan bahan konsumsi mikroorganisme, sehingga
penambahan bahan organik akan meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam tanah
(Yulipriyanto, 2010).

Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Untuk meningkatkan kandungan C organik tanah yang hilang dapat dilakukan melalui
pemberian bahan organik seperti biochar. Manfaat biaochar antara lain dapat meretensi hara,
menyupalai hara menurunkan /meningkatkan pH sesuai kondisi pH tanah, meningkatkan
KTK, meningkatkan ketersediaan hara (Sujana 2014).

Kadar C Organik dalam tanah yang cukup akan mampu mengikat ion-ion logam yang
berlebih jumlahnya menjadi lebih sedikit dalam larutan tanah sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Khelat logam organik yang terbentuk banyak memiliki sifat yang tidak mudah larut,
aplikasi biochar memiliki kemampuan menyerap tosisitas logam berat bagi tanaman (Sujana,
2014).

Sujana.I.P., 2014. Rehabitasi lahan tercemar limba garmen dengan pemberian biochar.
Disertasi. Universitas udayana. Bali

Rendahnya Kandungan C Organik dalam tanah berdampak pada penurunan KTK yang
menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya efisiensi pemupukan, karena unsur hara
yang berasal dari pupuk mudah tercuci, fiksasi hara meningkat (Rahma, 2014)

Rahma.S,Yusran, Husain Umar. 2014. Sifat kimia tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan
di desa Bogo kecamatan Palolo kabupaten Sigi. Warta Rimba Volume 2 (1) : 88-95

Dari berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif
menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan
sangat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah, yaitu 2,5%. Di lain pihak, sebagai
negara tropika basah yang memiliki sumber bahan organik sangat melimpah, tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian, 2010)

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Fosfor tersedia adalah unsur fosfor yang terdapat di dalam tanah dalam bentuk tersedia bagi
tanaman serta dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses metabolisme. Bentuk P yang
terdapat di dalam bahan induk tanah sebelum pertumbuhan tanaman dan pembentukan tanah
pada umumnya sukar tersedia bagi tanaman. Nilai P tersedia dalam tanah dapat diartikan
sebagai P tanah yang dapat diekstraksi oleh air dan asam sitrat

Manurung, R., Joni, G., Rini, H., Johan, S. 2017. Pemetaan Status Unsur Hara N, P, dan K
Tanah Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Lahan Gambut. Jurnal Pedon Tropika. 3(1): 89-96

Unsur fosfor (P) merupakan unsur esensial bagi tanaman karena merupakan faktor pembatas
yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Pada tanaman padi, unsur P
berperan dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan akar, memicu pembungaan dan
pematangan buah terutama pada kondisi iklim rendah, mendorong lebih banyak pembentukan
rumpun/anakan yang memungkinkan pemulihan dan adaptasi yang lebih cepat pada saat
tanaman padi mengalami cekaman, dan mendukung pembentukan bulir gabah yang lebih baik
serta memiliki kandungan gizi yang lebih baik sehubungan dengan kadar P dalam biji

Aisyah D. Suyono, A D.,1 dan Citraresmini, A. 2010. KOMPOSISI KANDUNGAN


FOSFOR PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) BERASAL DARI PUPUK P
DAN BAHAN ORGANIK. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 12(3): 126-135

P tersedia tanah dapat dipengaruhi oleh pH tanah dan ketersediaan unsur hara
lainnya. Tanah yang memiliki pH asam cenderung mengikat P dengan erat sehingga
P tidak tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, pengukuran P tersedia tanah perlu
dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pupuk dan teknik pengolahan tanah yang
tepat.

Setyorini, D., Trisnawati, D., & Umar, L. (2018). Kandungan Fosfor dan pH Tanah pada
Lahan Kering Pasir di Desa Beringin, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung. Jurnal
Agrotek Tropika, 6(2), 109-116

kadar P tanah dapat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk dan teknik pengolahan
tanah. Penggunaan pupuk dengan kandungan P yang tinggi dapat meningkatkan
kadar P tanah, tetapi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak diatur
dengan baik. Teknik pengolahan tanah yang tepat juga dapat meningkatkan kadar P
tanah dengan cara mengurangi pengikatan P oleh tanah..

Fauziah, L., Dwiastuti, S., & Khotimah, N. (2020). Pengaruh Jenis Pupuk dan Waktu
Aplikasi Terhadap Kadar P Tersedia pada Tanah Sawah. Jurnal Agrotek Tropika, 8(1),
16-22.
tingkat alkalinitas dalam biochar merupakan salah satu faktor biochar berkontribusi terhadap
potensinya sebagai kapur. Selain itu, biochar juga dapat mengikat C-organik di tanah
sehingga tetap stabil dan tidak mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme.

Solaiman, Z. M and H. M. Anawar. 2015. Aplication of Biochars for Soil Constraints:


Challenges and Solution. Pedosphere, 25(5): 631- 638.

kandungan fosfor tersedia pada tanah dapat berpengaruh pada pertumbuhan


tanaman. Kandungan P tersedia pada tanah diukur dengan mengukur kadar P dalam
larutan tanah yang dapat diambil oleh tanaman.

Putra, R. E., Suryani, S., & Savitri, S. Y. (2020). Kandungan Fosfor Tanah Sawah di
Daerah Aliran Sungai Kampar Kanan Hulu. Jurnal Sumberdaya Lahan, 14(1), 19-26.

Anda mungkin juga menyukai