Anda di halaman 1dari 6

Tanah Dan Unsur Hara Tanaman

Produktivitas berbagai ekosistem di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh

faktor tanah, karena tanah sangat vital dalam mendukung eksistensi berbagai

bentuk kehidupan di muka bumi. Sebagai ilustrasi, tanah bertindak sebagai media

bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman dan memasoknya dengan berbagai unsur

hara yang diperlukannya. Status unsur hara yang terkandung dalam ekosistem

tanah tidak hanya akan membatasi pertumbuhan tanaman, tetapi juga akan

membatasi produktivitas konsumen dalam bentuk organisme hidup yang bervariasi

dan akan meneruskannya lagi dalam siklus rantai makanan yang tak putus

(kontinu).

Tanah tersusun dari komponen biotik dan abiotik; merupakan tubuh alam

yang terdiri dari fraksi mineral (pasir, debu dan liat) yang bercampur dengan

komponen bahan organik. Tanah mempunyai sistem pendaur ulang bagi unsur

hara dan limbah organik, berperan sebagai habitat bagi mikroba dengan kerapatan

populasi mencapai ± 2.6 x 1013 m-2 , pengatur (regulator) kualitas air, pengubah

komposisi atmosfir sehingga menjadi media yang ideal bagi pertumbuhan berbagai

jenis tanaman. Adanya proses respirasi yang dilakukan oleh mikroba heterotropik

menyebabkan adanya pengembalian unsur C (karbon) dari bahan organik ke

atmosfir. Tanah mampu mengonversi bahan organik yang telah mati menjadi

berbagai bentuk unsur hara yang memungkinkannya menjadi tersedia kembali bagi

pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu proses perubahan ukuran sel,

organ-organ atau keseluruhan bagian suatu organisme yang tidak balik

(irreversible change). Dalam proses ini termasuk juga peningkatan jumlah sel
2

tanpa merubah volume ataupun beratnya. Secara umum, pertumbuhan tanaman

merupakan peningkatan sejumlah komponen tumbuh (protoplasma) yang

menyebabkan peningkatan ukuran sel dan akhirnya terjadi pembelahan sel.

Peningkatan protoplasma berlangsung pada saat air, CO2 dan garam-garam

anorganik dirubah menjadi komponen-komponen tumbuh.

Senyawa-senyawa kimia tertentu yang dipasok dan diserap serta

diperlukan untuk pertumbuhan dan proses metabolisme mahluk hidup

didefinisikan sebagai nutrisi atau unsur hara. Oleh karena itu dalam

terminologinya senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai substansi inti di

dalam tubuh tanaman diistilahkan sebagai nutrisi tanaman. Material anorganik

yang diperoleh dari udara dan dari dalam tanah yang digunakan sebagai sumber

bahan baku oleh tubuh tanaman disebut mineral unsur hara. Mineral adalah

persenyawaan logam maupun non logam yang terlibat dalam proses kimia dan

berada dalam bentuk anorganik. Penyerapan, penggunaan dan asimilasi senyawa

anorganik atau mineral-mineral tersebut oleh tanaman dimanfaatkan untuk

mensintesis bahan ataupun senyawa guna mendukung pertumbuhan,

perkembangan, pembentukan struktur dan keseluruhan proses fisiologisnya.

Tanaman memerlukan unsur hara yang lengkap agar dapat tumbuh dengan

baik dan menghasilkan produk yang berkualitas. Pemenuhan unsur hara kebutuhan

tanaman merupakan hal yang mutlak dilakukan, karena ketersediaan unsur hara di

alam sangat terbatas, dan semakin berkurang karena telah terserap oleh tanaman.

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat digolongkan dalam 2 bagian

besar, yaitu :
3

a. Unsur hara makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

besar. Unsur hara yang tergolong unsur hara makro adalah nitrogen (N),

phosfor (P), kalium (K), sulfur/belerang (S), calsium (Ca) dan magnesium

(Mg).

b. Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

yang tidak terlalu banyak dan bervariasi tergantung jenis tanaman.Yang

tergolong unsur hara mikro antara lain adalah klor (Cl), zat besi (Fe), mangan

(Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), boron (B) dan molibdenum (Mo).

Dampak Kekurangan Dan Kelebihan Unsur Hara

Bustami, dkk. (2012) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi

tanaman akan mencapai optimum apabila faktor penunjang mendukung

pertumbuhan tersebut berada dalam keadaan optimal, unsur-unsur yang seimbang,

dosis pupuk yang tepat serta nutrisi yang dibutuhkan tersedia bagi tanaman.

Pemberian pupuk yang sesuai dengan dosis dan kebutuhan dapat meningkatkan

hasil, sebaliknya pemberian yang berlebihan akan menurunkan hasil tanaman.

Tanaman sesungguhnya juga mengkomunikasikan mengenai penderitaan

yang dialami dari kekurangan atau kelebihan hara mineral sebagai makanannya.

Namun bedanya tanaman diam, hanya divisualisasikan dengan bahasa visual

melalui gejala yang berkemabng pada daun, batang, akar atau organ yang lain.

Hal yang penting bagi kita adalah bagaimana memahami bahasa visual itu

sehingga kita dapat mendiagnose secara lebih baik lalu mengatasi permasalahan

yang diderita oleh tanaman yang bersangkutan.


4

Secara umum gangguan hara yang menghambat pertumbuhan dan hasil

dalam sekala yang ringan tidak dapat dilihat karakteristik gejala visualnya secara

spesifik. Gejala menjadi tampak dapat dilihat dengan tegas apabila defisiensinya

atau toksisitasnya berat sehingga laju pertumbuhan dan hasil sangat tertekan.

Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Padi

Padi sangat tanggap terhadap pemberian makro N, P, K. Untuk

pertumbuhannya, tanaman padi mendapat input unsur hara dari (a) dalam tanah,

(b) air irigasi, (c) hujan, (d) fiksasi nitrogen bebas, dan (e) pupuk. Output yang

dihasilkan berupa (a) gabah, (b) jerami, (c) kehilangan hara akibat air perkolasi,

dan (d) kehilangan hara dalam bentuk gas , terutama nitrogen. Berdasarkan

perhitungan input dan output tersebut, maka untuk menghasilkan gabah rata-rata

6t/ha (VUB), tanaman padi membutuhkan hara 165 kg N, 19 kg P, dan 112 Kg

K/ha atau setara dengan 350 kg urea, 120 kg SP36, dan 225 kg KCL/ha.

Apabila kebutuhan hara tidak terpenuhi, tanaman akan menguras unsur

hara dari dalam tanah. Jika tanah tempat tumbuh tanaman padi tersebut subur,

maka dalam jangka pendek tidak tampak terjadi penurunan hasil padi. Namun

dalam jangka panjang akan terjadi penurunan produktivitas tanah dan tanaman.

Pengaruh kekurangan pupuk baru terlihat jelas apabila lahan kurang subur.

Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Jagung

Hara N, P, dan K merupakan hara yang sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung hibrida. Setiap ton hasil biji, tanaman

jagung membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K (Cooke 1985), sedang

menurut Dauphin (1985) tanaman jagung menyerap 23-34 kg N; 6,5-11 kg P2O5,


5

dan 14-42 kg K2O, sehingga diperlukan pengelolaan hara yang tepat agar

kebutuhan tanaman akan hara dapat terpenuhi secara optimal. Sekitar 80% areal

pertanaman jagung dipupuk dengan takaran sekitar 85 kg N, 25 kg P2O5 dan 8 kg

K2O/ha tiap musim tanam (IFA 2002).

Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Jagung

Menurut Rahayu (2000) tanaman kentang dalam siklus hidupnya

membutuhkan sekitar 100–150 kg N/ha, 100-150 kg P2O5 /ha, dan 150 kg K2

O/ha. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan NPK

berimbang berpengaruh terhadap jumlah buah maupun bobot buah per tanaman

pada tanaman kentang (Sahat 1991, Gunadi 2009). Menurut Sumiati (2005), bobot

umbi kentang nyata meningkat sebesar 72,94% oleh aplikasi pupuk NPK I5-I5-15

dosis 1 t/ha dikombinasikan dengan pupuk pelengkap cair (PPC) konsentrasi 4,5

ml/l dibandingkan dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dosis 1 t/ha.

s
DAFTAR PUSTAKA

Akil, M. 2013. Kebutuhan Hara N, P, Dan K Tanaman Jagung Hibrida Pada Lahan
Kering Di Kabupaten Gowa. Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian
Tanaman Serealia.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Kebutuhan Hara Tanaman padi.
Balitbangtan Kementerian Pertanian.

Bustami, Sufardi, dan Bahtiar. 2012. Serapan Hara dan Efesiensi Pemupukan
Fosfat Serta Pertumbuhan Padi Varitas Lokal. Fakultas Pertanian,
Umsyiah. Banda Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 1 (1) : 159-
170.

Gunadi, N 2009, Response of potato to potassium fertilizer sources and aplication


methods in Andisols of West Java, Indonesian Journal of Agricultural
Science, vol. 10, no. 2, pp. 65-72.

Nurlaeny, N. 2015. Bahan Organik Tanah Dan Dinamika Ketersediaan Unsur Hara
Tanaman. UNPAD press. Bandung.

Simanungkalit RDM, et.al. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

Simanungkalit RDM, et.al. 2013. Unsur Hara dalam Tanah. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Sumiati, E 2005, ‘Pertumbuhan dan hasil kentang dengan aplikasi NPK 15-15-15
dan pupuk pelengkap cair di dataran tinggi Lembang’, J. Hort., vol. 15, no.
4, hlm. 270-8.

Sutrisna, N. dan Surdianto, Y. 2014. Kajian Formula Pupuk NPK Pada


Pertanaman Kentang Lahan Dataran Tinggi di Lembang Jawa Barat. J.
Hort., 24(2):124-132.

Sry Ayu, 2016. Kekurangan dan Kelebihan Unsur Hara. Universitas Sumatera
Utara. Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai