Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAMAN DAN HIJAUAN PAKAN


“PENGENALAN JENIS PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN PAKAN”

OLEH :
NAMA : RIZKY PUTRI UTAMI
NIM : D1A021051
KELOMPOK : 1C
ASISTEN : MUHAMMAD GHULAM AZIZUL H

LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
rumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi
seriap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang, dan daun. Nutrisi tersebut
mempunyai berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi
salah satu komponen penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Pupuk merupakan substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk mengandung
zat – zat yang dibutuhkan tanaman untuk memberikan nutirisi tanaman.
Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi
pemakaian pupuk anorganik. Adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan
tanah.
Pemupukan pada tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk
organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat dapat mengembalikan
kesuburan tanah, terutama berkaitan dengan sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan
sifat biologi tanah. Pupuk organik cair yang disemprotkan pada daun tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur – unsur hara pada pupuk
organik cair mudah diserap oleh tanaman.
Berdasarkan asal pembuatannya pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk
anorganik dan organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh
manusia dalam skala pabrik dari senyawa anorganik, sedangkan pupuk organik
merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, hewan, manusia, dan
kotoran hewan. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan dan juga
manusia. Jenis pupuk organik yang banyak dikenal diantaranya adalah pupuk
kandang, kompos, pupuk guano, dan humus. Pupuk tersebut kesemuanya terbuat
dari bahan organik yang berbahan dasar berbeda. Kompos misalnya, merupakan
pupuk yang terbuat dari hasil pelapukan daun, cabang tanaman, kotoran hewan
dan sampah sedangkan pupuk kandang adalah pupuk yang terbuat dari kotoran
hewan ternak.
1.2 Tujuan
1. Diharapkan praktikkan dapat mengetahui apa itu pupuk anorganik dan
pupuk organik.
2. Diharapkan praktikan mengetahui apa itu pupuk hijau organik.
3. Diharapkan praktikkan mengetahui apa itu pemupukan dan tujuan dari
pemupukan.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktikum “Pengenalan Jenis Pupuk” dan “Pemupukan Tanaman Pakan”
dilaksanakan hari Kamis, 17 Maret 2022 pukul 14.50-selesai di Experimental
Farm, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk merupakan salah satu bahan yang sangat diperlukan oleh berbagai
tanaman terutama untuk pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Berbagai jenis pupuk telah digunakan dalam menunjang pertumbuhan di sektor
pertanian, seperti pupuk UREA, ZA, TSP, KCL, KNO 3, dan lain sebagainya. Pupuk-
pupuk tersebut termasuk dalam golongan pupuk padat yang hanya mengandung
satu nutrient yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam memenuhi kebutuhan nutrient
seperti N, P, K, Ca, dan Mg oleh berbagai jenis tanaman biasanya dilakukan dengan
mengkombinasikan berbagai jenis pupuk, pemupukan pada suatu tanaman
mengakibatkan biaya produksi semakin produksi semakin besar dan tidak efesien
(Nur Hapsari dan Tjatoer Welasih, 2013).
Nutrien N (Nitrogen) dibutuhkan untuk penyusunan protein, klorofil dan
berperan terhadap fotosintesa. Kekurangan nitrogen menyebabkan daun berwarna
kuning dan menghambat pertumbuhan. Nutrien P (Phosphate) dibutuhkan untuk
merangsang pertumbuhan akar dan tanaman muda, mempercepat pembungaan,
pemasakan buah, biji dan penyusunan lemak dan protein. Nutrien K (Kalium)
dibutuhkan untuk mempercepat proses asimilasi karbohidrat, pertumbuhan akar
dan batang, kekurangan nutrien kalium mengakibatkan bercak-bercak pada daun
atau keriput daun dan pada akhirnya daun akan mengering. Nutrien Ca (Kalsium)
dibutuhkan untuk netralisasi kondisi lahan pertanian. Nutrien SO4 (Sulfat)
dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan rasa atau aroma, dan nutrien Mg
(Magnesium) dibutuhkan oleh semua bagian hijau dari tanaman mengingat
magnesium merupakan penyusun klorofil, nutrien magnesium diperlukan oleh
seluruh jenis tanaman (Nur Hapsari dan Tjatoer Welasih, 2013).
Pupuk hijau organik adalah salah satu jenis pupuk organik. Bahan pupuk berasal
dari tanaman atau berupa sisa-sisa panen, gulma, dan tanaman pagar. Aplikasi
dilahan pertanian yaitu tanaman yang muda langsung dibenamkan atau
dikomposkan terlebih dahulu, atau tanaman dapat dijadikan mulsa atau tanaman
yang ditanam khusus untuk penghasil pupuk hijau. Perbedaan yang dimiliki pupuk
hijau organik dengan pupuk organik lainnya adalah tanaman sebagai sumber bahan
organik langsung dibenamkan, dijadikan mulsa, sedangkan persamaan dengan
pupuk organik lain bisa juga dikomposkan. Pupuk hijau merupakan salah satu
sumber bahan organik yang sangat potensial. Pupuk hijau organik yang berasal dari
tanaman memiliki kemampuan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah, selain itu pupuk hijau organik yang diberikan pada lahan pertanian tidak
memiliki dampak negatif artinya tidak meninggalkan residu seperti pada
pemupukan bahan kimia atau pupuk anorganik. Pupuk hijau organik yang
diaplikasikan pada lahan pertanian akan membantu lingkungan mempertahankan
siklus ekologinya menjadi baik (Dahlianah, 2014).
Setiap unsur hara memiliki fungsi masing-masing bagi tanaman. Perlu
diperhatikan bahwa setiap unsur hara memiliki kadar yang efektif untuk menunjang
pertumbuhan tanaman. Efektivitas dan efisiensi pemupukan dapat dicapai dengan
mengacu lima tepat pemupukan (kaidah 5T), yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara, dan tepat sasaran (Pardamean, 2014).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Gambar Keterangan

KCl

NPK Phonska

KNO3 Putih

ZA

TSP

Urea
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengenalan Jenis Pupuk
Ciri-ciri dari pupuk KCl (Kalium Clorida) yaitu mengandung kalsium lebih besar
dari 60%, berwarna merah atau putih, berbentuk kristal, serta mudah latur dalam
air. Pupuk KCl memiliki fungsi untuk membuat akar tanaman tumbuh tegak dan
kokoh, serta meningkatkan daya tanah terhadap hama. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Ismunadji dkk (1976) pupuk KCl dapat meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap serangan hama dan patogen.
Pupuk NPK (Nitrogen Fosfat Kalium) memiliki beberapa fungsi, diantaranya
nitrogen berfungsi untuk respirasi dan kalium berfungsi sebagai pematangan buah
dan biji. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan E. Kaya (2013) pupuk NPK
merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan sangat efesien dalam
meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K). Pupuk Phonska
merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar dipasaran dengan
kandungan nitrogen (N) sebesar 15%, Kalium (K2O) sebesar 12%, Sulfur (S) sebesar
10%, dan kadar air maksimal 2%. Pupuk NPK dapat larut dalam air, sehingga unsur
hara yang dikandungannya dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman
dengan efektif.
Pupuk KNO3 memiliki fungsi untuk mencegah kerontokkan pada bunga dan
daun, serta meningkat cepat panen terutama pada buah-buahan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Wijayanto (2019) Fungsi Pupuk KNO3 putih ialah sebagai
berikut, yaitu unsur kalium dapat mencegah kerontokan bunga dan buah,
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap penyakit jamur patogen, misalnya penyakit layu, mencegah buah
cabe kuning (pada tangkai sampai ujung buah muda) dan mencegah rontok (jika
dibelah terdapat warna hitam kecoklatan), merangsang pertumbuhan dan
perkembangan akar, meningkatkan rasa asli (manis, pedas, asam dll), kandungan
unsur N pada pupuk KNO3 berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan
meningkatkan jumlah anakan, unsur N juga meningkatkan kandungan protein dan
meningkatkan jumlah bulir padi dan rumpun.
Fungsi dari pupuk ZA dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan
menambah kandungan proteindapa tanaman. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Rizki Fauziah dkk (2018) salah satu pupuk anorganik yang memiliki
kandungan nitrogen dan sulfur tinggi yaitu pupuk ZA. Oleh karena itu diperlukan
upaya penambahan nitrogen dan sulfur menggunakan pupuk ZA untuk
meningkatkan kualitas tanaman murbei sehingga dapat mendorong pertumbuhan
dan perkembangan ulat sutera alam.
Pupuk TSP ( Triple Super Fosfat) dapat dengan mudah latur dalam air. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Cooke (1982) yang menyatakan pupuk TSP ini
mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis. TSP merupakan pupuk organik
yang mengandung fosfor yang tinggi dimana fosfor pada dasarnya merupakan ursur
hara makro yang sangat berguna dalam perkembangan tanaman, sehingga
mencukupi kebutuhan gizi dalam perkembangan tanaman Azolla sp. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Suyana dkk (1998) bahwa tumbuhan Azolla sp. akan tumbuh
dengan baik apabila unsur hara cukup dalam media kulturnya mencukupi dan kadar
garam tidak lebih dari 0,3 % atau optimal dan pH 4,5 – 7.
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk
urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Sebayang (2004) pupuk urea merupakan pupuk anorganik yang
praktis digunakan dan mudah diperoleh, sehingga banyak petani yang tidak
bijaksana dalam menggunakan dosis pupuk urea bagi tanaman yang
dibudidayakannya. Pupuk urea merupakan pupuk tunggal yang hanya
mengandung satu unsur hara primer yaitu 42% -46% N. Proporsi dan waktu
pemberian N berinteraksi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman seperti
panjang tanaman, diameter batang, banyak buah dan produksi. Pemakaian pupuk
anorganik yang relatif tinggi dan terus-menerus dapat menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan tanah, sehingga menurunkan produktivitas lahan
pertanian (Band et al. 2007; Zulia, Purba, and Hirawan 2017).
3.2.2 Pemupukan Tanaman Pakan
Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara ke dalam media tanam.
Tujuannya adalah untuk memacu pertumbuhann kesehatan dan produksi tanaman
pakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bustami (2012) Pemupukan
merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Pemberian pupuk kedalam tanah bertujuan untuk
menambah atau mempertahankan kesuburan tanah, kesuburan tanah dinilai
berdasarkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, baik hara makro maupun hara
mikro secara berkecukupan dan berimbang. Pemberian pupuk ke dalam tanah akan
menambah satu atau lebih unsur hara tanah dan ini akan mengubah keseimbangan
hara lainnya.
Pemberian atau penempatan pupuk ada beberapa cara, di antaranya dengan
cara ditabur di atas tanahdekat dengan rumpun tanaman, ditanam atau ditugalkan
kedalam tanah, dan disemprotkan memalui permukaan daun. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Hartono (2014) teknik penempatan pupuk yaitu, disebar merata
diatas permukaan tanah, diaduk bercampur dengan tanah, dan dibenamkan dengan
kedalam 7 cm dibawah permukaan tanah.
Penggunaan pupuk kimia jika dilakukan secara berlebihan, bisa menimbulkan
dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya
subur. Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan
meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Sutoyo (2018) penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan
dan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan pada tanah
dan lingkungannya. Kondisi biota (bakteri dekomposer) didalam tanah juga dapat
mengalami penurunan akibat dari penggunaan produk kimia.
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat
mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil
akar pada tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis
tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman,
sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit,
merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan
bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah
(Prasetyawati, 2019).
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam
skala pabrik dari senyawa anorganik, sedangkan pupuk organik merupakan
pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, hewan, manusia, dan kotoran
hewan.
2. Pupuk hijau organik adalah salah satu jenis pupuk organik. Bahan pupuk
berasal dari tanaman atau berupa sisa-sisa panen, gulma, dan tanaman
pagar.
3. Pemupukan adalah kegiatan memberikan unsur hara ke dalam media tanam.
Tujuannya adalah untuk memacu pertumbuhann kesehatan dan produksi
tanaman pakan.

4.2 Saran
1. Praktikan telah mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti
acara praktikum.
2. Praktikan harus lebih aktif dalam bertanya dan menanggapi asisten
praktikum.
3. Praktikan harus lebih memperhatikan setiap arahan dan penjelasan asisten
praktikum.
4. Praktikan harus lebih dispilin dan tepat waktu dalam mengikuti kegiatan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, B., Sufardi, S., & Bakhtiar, B. (2012). Serapan Hara dan Efisiensi
Pemupukan Phosfat Serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Jurnal manajemen
sumberdaya lahan, 1(2), 159-170.
Dahlianah, I. (2014). Pupuk Hijau Salah Satu Pupuk Organik Berbasis Ekologi dan
Berkelanjutan. Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian, 9(2), 54-56.
Fauziah, R., Prihatin, J., & Suratno, S. (2018). Pengaruh Pemberian Pupuk ZA pada
Tanaman Murbei terhadap Kokon Ulat Sutera Alam. Bioeksperimen: Jurnal
Penelitian Biologi, 4(1), 37-41.
Hapsari, N., & Welasi, T. (2013). Pemanfaatan limbah ikan menjadi pupuk
organik. Jurnal teknik lingkungan, 2(1), 1-6.
Hartono, R., Wirosoedarmo, R., & Susanawati, L. D. (2014). Pengaruh teknik dan
dosis pemberian pupuk organik dari sludge bio-digester terhadap produksi
tanaman jagung (Zea mays L.) varietas Bima. Jurnal Sumberdaya Alam Dan
Lingkungan, 1(3), 1-5.
Kaya, E. (2018). Pengaruh kompos jerami dan pupuk NPK terhadap N-tersedia
tanah, serapan-N, pertumbuhan, dan hasil padi sawah (Oryza Sativa
L). Agrologia, 2(1).
Natasya, A. Y., Martosudiro, M., & Hadiastono, T. (2014). PENGARUH PEMBERIAN
TINGKAT DOSIS PUPUK KCL TERHADAP INFEKSI TUMV (Turnip Mosaic Virus)
PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.). Jurnal Hama dan Penyakit
Tumbuhan, 2(1), pp-37.
Pardamean, M. (2014). Mengelola Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Secara
Profesional. Jakarta: Penebar Swadaya.
Prasetyawati, M., Casban, C., Nelfiyanti, N., & Kosasih, K. (2019, December).
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BAHAN SAMPAH ORGANIK DI
RPTRA KELURAHAN PENGGILINGAN. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian
Masyarakat LPPM UMJ.
Rosdiana, R., Ayuzar, E., & Zulfikar, Z. (2017). Pengaruh pemberian pupuk buatan
yang berbeda terhadap kelimpahan Azolla sp. Acta Aquatica: Aquatic Sciences
Journal, 4(1), 33-36.
Sebayang, H. .. 2004. “Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Penempatan Urea Tablet
Serta Proporsi Dan Waktu Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays. L). ”Balai Penelitian Tanaman Jagung Dan
Serealia Lain. Maros.
Sutoyo. (2018). Pemanfaatan Limbah Sayuran Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Pupuk Cair Guna Mendukung Pertanian Organik di Kabupaten Wonogiri. ADI
WIDYA, 113 -121.
Taofik, A., Setiati, Y., & Purnama, L. (2019, November). Kombinasi Guano Kelelawar
Dengan Pupuk Urea Dalam Budidaya Buncis, Phaseolus vulgaris. In Seminar
Nasional Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya
Lokal (pp. 156-168).
Wijayanto, B., & Sucahyo, A. (2019). ANALISIS APLIKASI PENGGUNAAN PUPUK KNO3
PADA BUDIDAYA KEDELAI. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 26(1).

Anda mungkin juga menyukai