PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umumnya pelaku pertanian khususnya petani telah meyakini sepenuhnya bahwa
pupuk yang diberikan kepada tanaman akan mampu meningkatkan produksi tanaman yang
diusahakan. Kepercayaan terhadap penggunaan pupuk anorganik yang cepat bereaksi,
mudah aplikasinya, dan sangat murah menyebabkan pupuk organik kurang popular di
mata pelaku pertanian. Periode sebelum tahun 1999 merupakan masa keemasan
penggunaan pupuk anorganik, dan sebaliknya masa suram untuk penggunaan pupuk
organik.
Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal
pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya
penggu naan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup
khawatir dengan pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah
tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia.
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan
modal. Pemumupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil
pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang,
namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas (leveling off), suatu
petunjuk terjadi penurunan efesiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan
lingkungan yang harus dicermati.
Pupuk dan pemupukan adalah komponen yang sangat penting dalam manajemen
budidaya tanaman. Pemupukan sendiri mencakup beberapa hal penting : pengaturan jenis
pupuk itu sendiri, berapa jumlah atau dosis pupuk yang harus diberikan, kapan pupuk
harus diberikan, bagaimana cara pemberian pupuk tersebut dan ketepatan tempat
pemberian pupuk bagi tanaman.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda
untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah,
memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Dengan tingginya hasil
tanaman yang dipanen, berarti jumlah unsur hara yang diambil oleh tanaman dari dalam
tanah akan banyak pula karena pengambilan unsur hara dari dalam tanah berlangsung
secara pararel terhadap pembentukan bahan kering atau produksi tanaman. Sehingga untuk
tahun-tahun pertanaman berikutnya unsur hara yang berada didalam tanah lambat laun
akan terus berkurang.
B. Rumusan Masalah
1
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diambil, yaitu :
1. Bagaimana pengertian pupuk?
2. Bagaimana klasifikasi pupuk berdasar sumber unsur hara?
3. Bagaimana jenis-jenis pupuk?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pupuk organik dan anorganik?
5. Bagaimana cara memupuk yang baik dan benar?
6. Mengapa tanaman harus dipupuk?
7. Bagaimana gejala-gejala apabila tanaman kekurangan unsur hara?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah pupuk dan pemupuka, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pupuk
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi pupuk berdasar unsur hara
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pupuk
4. Mahasiswa dapat megetahui kelebihan dan kekurangan pupuk organik dan anorganik
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pemupukan yang baik dan benar
6. Mahasiswa dapat mengetahui tanaman yang wajib dipupuk
7. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana jika tanaman kekurangan unsur hara
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral).
Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon
tumbuhan, bersifat membantu kelancaran proses metabolisme.
Pemupukan harus dilihat sebagai fungsi pemberian hara atau nutrisi bagi tanaman.
Hara adalah unsur atau senyawa anorganik maupun organik yang terdapat di dalam
tanah, atau terkandung di dalam tanah dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemberian hara dalam bentuk pupuk harus ditambahkan dan
diberikan ke tanaman secara teratur. Penambahan pupuk ini harus dilakukan karena tidak
terjadi keseimbangan jumlah hara dalam tanah di mana jumlah hara akan terus berkurang
dari waktu ke waktu.
Pemupukan dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Agar
pemberiannya tepat, perlu diperhatikan kebutuhan tanaman tersebut, sehingga tidak
terlalu banyak bahan makananang diberikan karena jika terlalu sedikit atau terlalu
banyak dapat membahayakan tanaman.
2. KLASIFIKASI PUPUK BERDASAR UNSUR HARA
2.1.
Berdasarkan sumber asal usul pupuk
2.1.1 Pupuk Organik (manure)
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad
renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk
kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Beberapa pupuk
organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang,
dan tepung ikan.
Semua pupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dari sisa-sia
metabolisme, organ hewan maupun tumbuhan merupakan pupuk organik.
Contoh pupuk ini adalah : kompos daun, belotong tebu, kotoran hewan
(kotoran padat maupun cair), dsb.
2.1.2
menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal
hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki
kandungan hara lengkap. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan
mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam,
tergantung produsen dan komoditasnya.
Segala pupuk yang dibuat dari bahan-bahan mineral melalui proses
pengolahan/sintesa yang dilakukan manusia merupakan pupuk kimia. Jika
kandungan pupuk organik relatif lebih sulit ditentukan dan bergantung dari
sumber bahannya, maka kandungan pupuk kimia relatif lebih mudah diketahui
2.2.
2.2.1
2.2.2
Tanaman
hijau
menggambarkan
bahwa
tanah
tersebut
2.3.
Berdasarkan komposisi penyusun pupuk
2.3.1. Pupuk tunggal
Semua pupuk yang mengandung satu unsur hara utama saja (dalam bentuk
persenyawaan), misalnya pupuk urea, pupuk TSP (Triple Super Phosphate),
pupuk KCl (Kalium Chloride), pupuk MgO (Magnesium Oxide), pupuk Bo, dsb.
2.3.2. Pupuk campur
Pupuk campur merupakan campuran pupuk tunggal yang dicampur secara
manual, misalnya urea discampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran
4
3.3.
terjamin.
Mengandung mikroba dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses
4.
kemampuannya untuk menaikan kadar unsur hara dalam tanah. Pada dasarnya
makin tinggi kadar unsur haranya maikin baik. Kadar unsure hara pada pupuk N,
P dan K dinyatakan dalam persen N1 P2 O5 dan K2 O.
b. Higroskopisitas
Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air yang ada
di udara. Pupuk yang higroskopisnya kurang baik karena mudah menjadi basah
atau mencair bila tidak tertutup sehingga perlu penyimpanan yang baik. Bila
kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi terjadi
bongkah-bongkah yang keras.
c. Kelarutan
Kelarutan menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air. Hal ini
berarti juga mudah tidaknya unsur yang di kandung didalam pupuk diambil oleh
tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut dalam air, sedang pupuk P
dapat di bedakan menjadi (1) mudah larut dalam air (superfosfat,amophos), (2)
larut dalam asam sitrat atau ammonium sitrat netral (FMP-Fused Magnesium
Phosphate), dan (3) larut dalam asam keras (fosfat alam).
d. Kemasaman
Pupuk yang bersifat masam dapat menurunkan pH tanah berarti
menyebabkan tanah menjadi lebih masam, sedang pupuk yang bersifat alkalis
dapat menaikkan pH tanah. Sifat kemasaman pupuk dinyatakan dengan nilai
ekivalen kemasaman. Yang dimaksud dengan ekivalen kemasaman adalah jumlah
CaCO3 (kg) yang diperlukan untuk menjadikan kemasaman yang di sebabkan
oleh pengguna 100kg suatu jenis pupuk. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis
alkalis mempunyai kemampuan untuk mengurangi kemasan tanah. Kemampuan
mengurangi kemasaman tanah suatu pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen
kebebasan yang menunjukkan banyaknya CaCO3 (kg) yang dapat menyamai
kemampuan 100 kg suatu jenis pupuk dalam mengurangi kemasaman tanah.
e. Bekerjanya
Yang dimaksud dengan bekerjanya pupuk adalah waktu yang diperlukan
hingga pupuk tersebut dapat di serap oleh tanaman dan memperlihatkan
pengaruhnya. Bekerjanya pupuk ini sangat mempengaruhi waktu dan cara
penggunaan pupuk.
f. Salt index (index garam)
Pemupukan meningkatkan konsentrasi garam dalam larutan tanah. Salt
index suatu pupuk diukur berdasarkan kenaikan tekanan osmotik (dengan satuan
4.2.
atau
dekomposer
bisa
berupa
mikroorganisme
ataupun
kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak
melibatkan udara).
d. Pupuk hayati organik
Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari organisme hidup yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan
nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri Pertanian pupuk hayati
tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan sebagai pembenah tanah,
lihat penjelasannya dalam pengertian pupuk hayati. Namun dalam penerapannya
di lapangan seringkali dianggap sebagai pupuk organik.
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung
meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman.
Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara
memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain
yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah
akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan. Pupuk hayati dibuat
dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang
berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa
melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K.
Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau
sumber-sumber lain.
4.3.
Karakteristik pupuk organik
Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi
tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki
struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan
meningkatkan aktivitas biologi tanah.
4.3.1. Sumber nutrisi tanaman lengkap
Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan
tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang
dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S),
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan
Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap
bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.
4.3.2. Memperbaiki struktur tanah
Pupuk organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa
menggemburkan tanah lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa
merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik
10
mikroorganisme
dekompomoser
11
ini
berpotensi
tinggi
garis
lurus,
atau
air
ini
menghasilkan
rendah
0,05%).
kemudian
(kurang
Larutan
ini
pupuk
dari
ini
disemprotkan
alat
semprot
14
resiko larutan pupuk yang menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.
Umumnya, mulut daun (stomata) menghadap ke bawah, karenanya pupuk
diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada daun bagian
bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh
permukaan daun.
Jangan mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunastunas baru yang masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika
konsentrasi pupuk daun cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan
mengering dan hangus seperti terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan
berkembang sempurna agar pupuk daun daun dapat diaplikasikan. Saat tunastunas muda bermunculan, hanya pada daun-daun yang telah terbentuk
sempurna di bagian bawah saja yang dapat disemprot dengan larutan pupuk
5.3.
daun.
Pemupukan melalui air siraman
Pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan pertanaman),
pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk pupuk
padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas
kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis
bagi akar tanaman. Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian
15
pertumbuhannya
Dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami
jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk
setiap jenis tanaman atau jenis tanah.
6.4.
Jumlah pupuk yang diberikan
Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan
unsur hara, kandungan unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur hara yang
terdapat pada pupuk.
6.5.
Waktu pemupukan
a. Pupuk yang bekerjanya cepat
Diberikan setelah tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dalam
2 atau 3 kali pemupukan, karena pupuk ini mudah tercuci, Contoh : ZA, Urea,
ASN, NH4Cl.
b. Pupuk yang bekerjanya lambat
Diberikan sebelum tanam, dan sekaligus. Untuk tanaman tahunan yang
telah lama tumbuh, diberikan setiap akan mulai kegiatan maksimum
pertumbuhan, Contoh : ESP, DSP, TSP, FMP.
c. Pupuk yang cara bekerjanya sedang
Dapat diberikan sebelum atau sesudah tanam asal jangan terlalu jauh
dengan saat mulainya aktifitas tanaman. Contoh : SS, Rustica Yellow
6.6.
Cara penempatan pupuk
Pentingnya cara penempatan pupuk adalah :
- Agar dapat diambil akar tanaman lebih efisien
- Agar tidak merusak biji yang ditanam atau akar tanaman
- Dicari cara yang mudah dilakukan (ketersediaan tenaga kerja dan perhitungan
ekonomis) tetapi memenuhi kedua syarat tersebut.
17
7.2.
hara fosfat adalah munculnya warna keunguan di bagian-bagian tertentu pada daun,
warna daun menjadi lebih gelap (dark green) namun tidak merata dengan kesan daun
menjadi lebih mengkilap. Pada tingkatan kekurangan hara fosfat yang parah, warna
ungu kemerahan akan semakin mencolok pada tepi daun dan batang, daun
menguning dengan cepat dan akhirnya kering. Kekurangan fosfat juga menyebabkan
pertumbuhan akar terhenti yang mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, sulit
berbunga dan berbuah, dan jika dialami oleh tanaman yang sedang berbunga maka
buah dan biji yang terbentuk pasca pembungaan tidak akan berkembang dengan
sempurna. Pemberian pupuk fosfat adalah solusi untuk mengatasi gejala kekurangan
hara tersebut, dalam bentuk pupuk tunggal seperti TSP (Triple Super Phosphate),
pupuk SP36 atau SP18 (Super Phosphate), pupuk kombinasi NPK 10-30-20
(kandungan fosfat 30%, lebih tinggi dibanding nitrogen yang berkadar 10% dan
kalium berkadar 20%), pupuk MKP (kombinasi fosfat dengan kandungan minimum
18
50% serta kalium dengan kandungan minimum 30%), pupuk DAP atau Diammonium
Phosphate (kombinasi 46% fosfat dan 18% nitrogen), dan lain sebagainya.
7.3.
Kalium (K)
Kalium bersifat mobile di dalam tubuh tanaman, gejala kekurangan unsur hara
kalium akan terlihat pertama kali pada pinggir dan ujung daun mengering yang
berwarna kekuningan, diikuti oleh kematian jaringan pada bagian tersebut, daun
berbentuk tidak normal, mengerut dan keriting, dan pada tingkatan kekurangan hara
kalium yang parah, akan muncul bercak cokelat kemerahan, kemudian mengering
dan akhirnya daun pun gugur. Pada tanaman yang sedang berbuah, kekurangan hara
kalium akan mengakibatkan kerontokan buah pada fase pembentukan bakal buah,
jika buah terbentuk maka ukuran buah akan mengecil dengan biji keriput, warna buah
tidak merata dengan kualitas buah yang menurun serta daya simpan buah yang
singkat (tidak tahan lama dalam penyimpanan). Kekurangan hara kalium juga
mengakibatkan pertumbuhan batang dan cabang menjadi lebih lambat dengan
kualitas pertumbuhan yang jelek sehingga tanaman mudah rebah. Penambahan pupuk
kalium mutlak dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut di atas. Pupuk KCl
(Kalium Chloride) atau juga dikenal dengan nama pupuk MOP (Muriate of Potash)
adalah pupuk kalium tunggal yang paling populer dengan kandungan K2O sekitar
60% dan chlorine sekitar 35%, pupuk SOP (Sulphate of Potash) atau pupuk ZK
dengan kandungan kalium 50% dan sulfur berkadar 17%, pupuk kombinasi NPK 1020-40 (kandungan kalium sebanyak 40%, lebih tinggi dibanding kandungan fosfat
yang 20% maupun nitrogen yang berjumlah 10%) misalnya, kemudian pupuk MKP
(Mono Kalium Phosphat) dan DKP (Double Kalium Phosphate) serta pupuk
Kaliphos dengan kandungan kalium tinggi (minimum 30%) yang dikombinasikan
dengan kadar fosfat yang juga tinggi (minimum 50%), pupuk jenis ini biasa
digunakan untuk menginduksi pembungaan pada tanaman dewasa, serta pupukpupuk yang mengandung kalium dalam kadar tinggi lainnya.
7.4.
Calcium (Ca)
Kekurangan unsur kalsium tidak serta merta dapat terlihat oleh mata karena efek
pertama yang terjadi pada tanaman adalah ketidak sempurnaan pembentukan akarakar tanaman khususnya pada bagian ujung-ujung akar yang menyerap air dan massa
hara dari dalam tanah, akibat lanjutannya adalah kematian pada tunas-tunas muda
sebagai hasil pembentukan sel-sel baru. Kalsium sangat membantu tanaman dalam
proses penyerapan hara kalium, sehingga pada tanaman yang kekurangan kalsium
sering ditemukan gejala buah retak akibat permeabilitas dan elastisitas dinding19
dinding sel yang rendah. Kekurangan kalsium juga sangat mempengaruhi kualitas
kekerasan batang tanaman karena rendahnya elastisitas dinding sel. Dalam kondisi
seperti ini, pemberian pupuk yang mengandung kalsium sangat mutlak dilakukan,
misalnya memberikan pupuk kalsium dalam bentuk tunggal (CaO) maupun pupuk
NPK yang ditambahi kandungan Ca-nya sehingga menjadi pupuk NPK plus Ca.
Pupuk lain yang mengandung kalsium adalah RP (Rock Phosphate) dengan
kandungan fosfat sekitar 30% dan CaO sekitar 45%, TSP (Triple Super Phosphate)
dengan kandungan 46% fosfat dan 20% kalsium, serta pupuk SSP (Single Super
Phosphate) yang mengandung 18% fofat dan 25% kalsium.
Magnesium (Mg)
Fungsi utama unsur magnesium yang sangat penting dalam pembentukan
7.5.
klorofil adalah salah satu faktor penting bagi tanaman dalam melakukan proses
fosotosintesis, tanpa fotosintesis maka tanaman tidak dapat menghasilkan fotosintat
sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Gejala yang
paling umum sebagai akibat kekurangan unsur hara magnesium pada tanaman adalah
klorosis di mana daun-daun menjadi menguning karena terganggunya pembentukan
klorofil, timbul garis-garis kuning pada daun, timbul lendir pada daundaun muda,
daun menjadi kecil dan rapuh dengan pinggiran daun yang menggulung. Pemberian
pupuk yang mengandung magnesium harus dilakukan untuk mengantisipasi gejala
kekurangan unsur hara ini, di antaranya adalah pupuk magnesium tunggal (MgO),
atau pupuk Kieserite (MgSO4.H2O) yang mengandung 27% hara magnesium dan
22% hara sulfur maupun pupuk Dolomite CaMg(CO3)2 yang selain mengandung
unsur hara magnesium sebesar 18-22%, sekaligus juga mengandung unsur hara
kalsium sebanyak 30-40%. Beberapa pabrikan pupuk bahkan menambahkan unsur
magnesium sebagai bagian dari pupuk NPK yang mereka buat sehingga pupuk ini
menjadi pupuk NPK plus Mg.
20
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Pupuk erat kaitannya dengan pemupukan.
Pemupukan dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Agar
pemberiannya tepat, perlu diperhatikan kebutuhan tanaman tersebut, sehingga tidak
terlalu banyak bahan makananang diberikan karena jika terlalu sedikit atau terlalu
banyak dapat membahayakan tanaman.
Pemberian pupuk pada tanaman memiliki takaran tersendiri karena kandungan
tanah akan unsur hara berbeda-beda sehingga kebutuhan pupuk setiap jenis tanah juga
berbeda, kemasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang akan diberikan. Dalam
hal ini Reaksi fisiologis dari pupuk perlu diperhatikan, agar tidak mengubah tanah
menjadi lebih masam (jangan memberi pupuk masam pada tanah-tanah masam), dan
tanah-tanah yang dapat memfiksasi unsur-unsur yang ditambahkan, menyebabkan
penambahan unsur-unsur tersebut tidak efisien apabila daya fiksasinya tidak dihilangkan.
Misalnya pengapuran tanah masam mengurangi daya fiksasi Al terhadap P, sehingga
pemberian pupuk P menjadi lebih efisien.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh penyusun, yaitu :
1. Masyarakat harus mengetahui kegunaan masing-masing pupuk karena setiap tanaman
memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda-beda,
2. Masyarakat ketika melakukan pemupukan, harus melihat kandungan pupuk tersebut
agar tidak merusak tanaman maupun tanah,
3. Masyarakat harus menggunakan pupuk dengan seperlunya karena penggunaan pupuk
yang berlebihan akan memberikan dampak negative bagi tanaman dan tanah.
21
DAFTAR PUSTAKA
22