Anda di halaman 1dari 6

ACARA V

APLIKASI PEMUPUKAN PADA TANAMAN

A. TUJUAN
1. Mempraktekan aplikasi pemupukan pada tanaman
2. Menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang
dengan baik. Tujuan dilakukan pemupukan adalah untuk memperbaiki
kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk
tanaman, dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tanaman. Selain itu, proses
pemupukan sangat berperan dalam memastikan keberhasilan produksi
tanaman tersebut. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan
tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat
makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya
bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke
daun (Setyamidjaja. 2016).
Penggunaan pupuk dalam meningkatkan produksi pertanian terus
meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan
jumlah petani, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya
penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian (Winarso,
2015). Aplikasi penggunaan pupuk dilakukan dengan tiga cara, yaitu
pemberian sebelum tanam, pada saat tanam dan setelah tanam Pemberian
pupuk sebelum tanam meliputi beberapa metode, yaitu broadcast, broadcast
incomparation, subsurface band Aplikasi pupuk pada saat tanam juga meliputi
beberapa metode yaitu subsurface band, seed band dan surface band.
Sedangkan aplikasi pupuk setelah tanam juga meliputi beberapa metode, yaitu
top dressing dan side dressing.
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik
atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan
organik atau alami, contohnya yaitu pupuk kandang, sumber pupuk ini berasal
dari kotoran hewan ternak maupun unggas seperti sapi, kerbau, kambing,
domba, kuda, dan ayam. Selanjutnya ada pupuk kompos, yang  terbentuk dari
sisa bahan organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan limbah organik
secara alami dengan cara dekomposisi atau fermentasi. Lalu pupuk hijau,
pupuk organik yang berbahan dasar dari tanaman atau tumbuhan hijau.
Humus, unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau pelapukan
dari daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk, dan pupuk organik
lain-nya.
Pupuk organik memiliki banyak sekali manfaat, mulai dari harga pupuk
organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam, pupuk organik
mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk
kimia, pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme
tanah Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi
tekanan atau tegangan struktur tanah pada tanaman, mampu membantu
mencegah erosi lapisan atas tanah, mampu menjaga dan merawat tingkat
kesuburan tanah, dan banyak keuntungan lainnya. Disamping itu, pupuk
organik juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu masih sering mengandung
biji-bijian tanaman pengganggu, faktor pembawa hama penyakit karena
mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang,
kandungan unsur hara dalam pupuk organik sulit diprediksi respon tanaman
terhadap pupuk organik lebih lambat, karena pupuk organik bersifat slow
release, dan lainnya.
Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang  berasal dari bahan anorganik,
biasanya mengandung unsur hara/mineral tertentu. Jenis pupuk ini biasa
dikenal pula dengan sebutan pupuk kimia. Contoh pupuk anorganik yaitu urea
(mengandung unsur Nitrogen), SP-36 (mengandung unsur Phosfor), dan NPK
(mengandung Nitrogen, Phosfor dan Kalium).
Pupuk anorganik memiliki beberapa kelebihan, yaitu pemberiannya yang
dapat terukur dengan tepat karena takaran hara pupuk anorganik umumnya
pas, kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang
tepat, pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, mudah diangkut karena
jumlahnya relatif sedikit dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau
pupuk kandang, dan hasil kalkulasi biaya angkut pupuk ini juga jauh lebih
murah dibanding pupuk organik.
Namun disamping itu, pupuk anorganik juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu hanya memiliki unsur makro, unsur hara mikro pada pupuk
anorganik pun sangat sedikit. Bahkan diketahui hampir tidak mengandung
unsur hara mikro. Pemberian pupuk anorganik melalui akar perlu diimbangi
dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung hara mikro. Bila
tidak ditambah, pertumbuhan tanaman tidak sempurna. Selain itu, penggunaan
pupuk anorganik secara terus-menerus bisa merusak tanah. Terlebih jika tidak
diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos. Perabukan pupuk anorganik
pada tanaman sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak karena bisa membuat
tanaman mati. Oleh karena itu, pemakaian pupuk anorganik wajib mengikuti
dan mematuhi aturan.
Pemupukan harus didasari oleh tepat waktu dan tepat dosis. Pemupukan
tepat waktu memberikan keterangan tentang kapan unsur pupuk diberikan
sedangkan tepat dosis menerangkan tentang berapa jumlah pupuk yang harus
diberikan sesuai dengan umur tanaman. Berdasarkan informasi kandungan
unsur dalam pupuk kimia, kita bisa mengetahui dan mengkonversi kebutuhan
pupuk baik yang akan digunakan untuk pupuk tunggal ataupun pupuk
majemuk. Sebagai tambahan informasi, ada pupuk majemuk yang terdiri dari
NPK dengan kandungan 16:16:16, ada juga pupuk majemuk dipasaran dengan
kandungan NPK sebesar 15:15:15. Pada contoh yang akan saya berikan kita
menggunakan NPK 15 :15:15. Apapun merk dagangnya, tentu ada keterangan
dalam kemasan perbandingan unsur N P dan K

C. BAHAN
1. Tanaman kangkung
2. Pupuk ZA
3. Pupuk organik

D. ALAT
1. Timbangan analitik
2. Plastik

E. CARA KERJA
1. Membuat larikan pada di tanah sekitar tanaman yang ingin diberikan
pupuk
2. Menaburkan pupuk di larikan yang sudah dibuat
3. Menutup larikan dengan tanah

F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Perbanyakan Vegetatif Setek
Parameter Pengamatan
Tanggal Jumlah Tunas Tinggi Tunas Jumlah Daun
M1 M2 M1 M2 M1 M2

Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2021.

Keterangan :
M1 = Perlakuan Media Tanam 1
M2 = Perlakuan Media Tanam 2

G. PEMBAHASAN

H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat kita simpulkan bahwa:
1. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik.
2. Selain pupuk yang dibutuhkan tanaman kita juga harus memperhatikan
kebutuhan air tanaman karena kekurangan air dapat menghambat
pertumbuhan bahkan bisa mati karena tanaman jagung butuh banyak air.
3. Pupuk harus diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan Dosis pupuk
dinyatakan dalam bentuk kg pupuk/ha atau kg hara/ha Kebutuhan pupuk
sangat tergantung dari luas pertanaman yang akan dipupuk, dosis pupuk,
dan kandungan hara dalam pupuk.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mubarak dan B. Agung. 2016. Penggunaan Pupuk ZA Sebagai Pestisida


Anorganik untuk Meningkatkan Hasil dan Kualitas Tanaman Tomat
dan Cabai Besar. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin Makassar.

Susetya, Darma. 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik (Untuk


Tanaman Pertanian dan Perkebunan). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Setyamidjaja, Djoehana. 2016. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: CU Simpleks.

Winarso, Sojarya. 2015. Kesuburan Tanah. Gava Media: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai