Anda di halaman 1dari 11

ACARA II

PENGAMATAN PARAMETER KUALITAS DAN KUANTITAS


TANAMAN

A. TUJUAN
1. Memahami prinsip kualitas hasil tanaman.
2. Memahami prinsip kuantitas hasil tanaman.
3. Memahami prinsip kerja refraktometri

B. TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan produksi pertanian pada suatu penelitian dapat diketahui dari
mengukur beberapa parameter. Cara mengukur parameter dalam tanaman
dapat dilakukan pada saat fase vegetatif (pertumbuhan) dan fase generatif
(pembuahan). Kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf
mutu. Kualitas pada tanaman dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari
jumlah daun, banyaknya bunga yang dihasilkan, rasa buah, maupun ukuran
buah pada tanaman berbuah Kuantitas adalah segala macam bentuk satuan
ukuran yang berhubungan dengan jumlah hasil kerja yang dapat dinyatakan
ukuran angka atau padanan angka. Untuk menentukan kuantitas tanaman
dapat di ukur melalui parameter, luas daun, tinggi tanaman, jumlah daun,
bobot hasil, dll.
Salah satu cara melihat kualitas tanaman atau buah-buahan adalah dengan
mengukur kadar kemanisannya. Pengukuran kadar kemanisan merupakan
suatu cara untuk mengukur kadar gula total pada suatu tanaman yang dapat
diukur menggunakan alat refraktometer. Refraktometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kadar /konsentrasi bahan terlarut misalnya gula,
garam, protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya
adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Prinsip refractometer
didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan gelas. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya.
dalam melihat hasil bacaan dari kadar garam pada air.
Indeks luas daun merupakan salah satu parameter penting dalam
pengelolaan tanaman. Dalam pemodelan simulasi tanaman, indeks luas daun
berfungsi untuk menghitung banyaknya radiasi matahari yang diserap daun
untuk fotosintesis, yang selanjutnya menentukan produksi biomassa tanaman.
Beberapa metode yang digunakan untuk mengukur luas daun, antara lain yaitu
metode kertas milimeter, metode gravimetri daun dan kertas, metode panjang
kali lebar, metode konstanta, serta metode planimeter.
Metode kertas milimeter merupakan metode pengukaran luas daun dengan
cara pengukuran yang sangat sederhana. Metode yang digunakan adalah
dengan cara penghitungan jumlah luas petakan (mm kolom) yang tertutupi
oleh luasan daun yang diletakkan di atas lembaran milimeter kolom. Untuk
memudahkan pelaksanaan pengukuran luasan daun lebar atau sangat lebar,
pengukuran dapat dilakukan beberapa kali tahapan, karena terlebih dahulu
harus dilakukan pemotongan daun menjadi bagian yang lebih kecil sehingga
kertas milimeter mencukupi. Dalam penggunaan metode ini digunakan
beberapa pendekatan/asumsi seperti seluruh permukaan daun mempunyai
tingkat ketebalan yang sama dan bagian luasan kertas yang ditutupi luasannya
dapat dieliminir kalau menduduki kurang dari setengah mili meter (mm) atau
ditambahkan kalau luasan melebihi dari setengah mm kolom.
Metode gravimetri daun memiliki kesesuaian dengan namanya, yakni
menggunakan tindakan dengan membuat beberapa sampel luasan daun (luasan
pastinya sudah diketahui), kemudian menimbang dalam kondisi kering oven.
Korelasi antara luas daun dengan bobot k.o daun dapat digunakan sebagai
patokan kerja atau persamaan selanjutnya, dalam artian untuk mengukur
luasan daun selanjutnya cukup dilakukan dengan meng-oven daun yang
dimaksud. Ketebalan daun dalam hal ini merupakan hal yang dieliminir,
sehingga dapat dikatakan pendekatan dianggap sama pada seluruh permukaan
daun.
Metode gravimetri kertas merupakan metode yang tidak jauh berbeda
dengan 4 metode di atas. Hanya saja dalam hal ini luasan dan bobot kertas
yang digunakan sebagai patokan kerja. Duplikasi luasan daun di atas kertas
yang sama dapat dilakukan dengan cara memfotokopi sampel daun yang akan
diukur. Hasil duplikasi daun di atas kertas selanjutnya dipotong dan bobotnya
ditimbang. Rasio antara bobot duplikasi daun (pada kertas) dengan bobot total
kertas kemudian dikalikan dengan luas total kertas merupakan hasil luas daun
yang dicari.
Panjang kali lebar merupakan metode yang dipakai untuk daun yang
bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan
lebar daun. Metode Fotografi, sangat jarang digunakan. Dengan metode ini,
daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna
terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau
lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya Luas hasil foto daun dan
lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang
sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter Luas daun kemudian
dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh
daun dengan luas lempengan acuan tersebut.
Metode kosnstanta merupakan metode pengukuran yang sering dilakukan
dalam penelitian-penelitian. Sebetulnya yang penting dipahami adalah
penggunaan asumsi-asumsinya, sehingga tidak terjadi mis understanding bagi
pengguna, bahwa cara ini baik dan diyakini kebenarannya. Kebenarannya
akan semakin bertambah kalau dilakukan pengukuran pada seluruh luasan
daun. Namun bila hal ini dilakukan, masalah yang muncul adalah waktu dan
kejelian pengamatan, sehingga pengambilan sampel perlu dipertimbangkan
dengan baik. (Suwasono, 2001)
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur
suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak
terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis
karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam
penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan
jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran
Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena
pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran
sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.

C. ALAT
1. Refraktometer
2. Pensil
3. Kertas milimeter
4. Penggaris
5. Timbangan milimeter
6. Gunting

D. BAHAN
1. Semangka
2. Melon
3. Mangga
4. Daun kelengkeng

E. CARA KERJA
1. Mengukur kadar gula total menggunakan alat refractometer
2. Menentukan luas daun berdasarkan berat kertas
Untuk masing-masing daun dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menggambar bentuk daun yang akan dicari luasnya pada kertas
milimeter
b. Memotong gambar daun tersebut di atas sesuai dengan bentuk
daunnya
c. Menimbang gambar daun tersebut dan mencatatnya (A g)
d. Memotong kertas milimeter dengan ukuran 10 cm X 10 cm
kemudian ditimbang
e. Menghitung luas daun yang akan diukur dengan rumus:
A
LUAS DAUN = X 100 cm2
B

3. Menentukan luas daun berdasarkan luasan pada kertas milimeter


Untuk masing-masing daun dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menggambar bentuk daun yang akan dicari luasnya pada kertas
milimeter
b. Memotong gambar daun tersebut di atas sesuai dengan bentuk
daunnya
c. Menghitung luasan kotak milimeter dengan mengelompokan
sesuai dengan besar kotak (1 cm2) yaitu 80% - 100%; 60% -
80%; 40% - 60%;20% - 40% dan <20%
d. Menghitung luas daun berdasarkan jumlah persentase masing-
masing, misalnya sebagai berikut:
80%-100% = 3 buah ----🡪 300%
60%-80% = 4 buah ----🡪240%
40%-60% = 6 buah ----🡪360%
20%-40% = 5 buah ----🡪200%
< 20% = 5 buah ----🡪100%
---------+
1200%
Jadi, luas daun bersangkutan = 1200% x 1 cm = 12 cm2

F. HASIL PENGAMATAN
1. Pengukuran Kadar Kepadatan Terlarut Menggunakan Refraktometer
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Kadar Kepadatan Terlarut (Briks)
Ujung (%) Tengah (%) Pangkal (%)
No. Komoditas
Brix Brix Brix
1. Semangka 9 11,5 9,5
2. Melon 15 15,5 16
3. Mangga 14 15 11
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

2. Perhitungan Luas Daun Menggunakan Metode Gravimetri

A
LUAS DAUN = ── x 100 cm2
B
Keterangan: A= Berat kertas replika daun
B= Barat total kertas (10cm x 10cm)

a. Daun Jambu
1,1
LUAS DAUN = ── x100 cm2
0,7

= 157,14 cm2
b. Daun Nangka
0,9
LUAS DAUN = ── x 100 cm2
0,7

= 166,6 cm2
c. Daun Mangga 0,5
LUAS DAUN = ── x 100 cm2
0,7

= 71,42 cm2

3. Perhitungan Luas Daun Menggunakan Kertas Milimeter


a. Tabel 2. 2 Hasil Pengamatan pada Daun Jambu Air

Presentase (%) Jumlah kotak Presentase jumlah


kotak (%)
80 – 100 129 12.900
60 – 80 11 880
40– 60 10 600
20– 40 11 440
‹ 20 9 180
Total 15.000
Luas daun 150cm2
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

b. Tabel 2. 2 Hasil Pengamatan pada Daun Mangga

Presentase (%) Jumlah kotak Presentase jumlah


kotak (%)
80 – 100 54 5400
60 – 80 8 640
40– 60 7 420
20– 40 9 360
‹ 20 8 190
Total 6.980
Luas daun 69,8cm2
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

c. Tabel 2. 2 Hasil Pengamatan pada Daun Nangka

Presentase (%) Jumlah kotak Presentase jumlah


kotak (%)
80 – 100 110 11000
60 – 80 9 720
40– 60 11 660
20– 40 6 240
‹ 20 11 220
Total 12.840
Luas daun 128,4cm2
Sumber: Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman, 2022

G. PEMBAHASAN
Pengukuran kadar kemanisan merupakan suatu cara untuk mengukur kadar
gula total pada suatu tanaman yang dapat diukur menggunakan alat
refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar /konsentrasi bahan terlarut misalnya gula, garam, protein dsb. Prinsip
kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan
refraksi cahaya. Prinsip refractometer didasarkan pada prinsip bahwa cahaya
yang masuk melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan
dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu
yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan gelas. Tujuan praktikum ini
adalah untuk memahami prinsip kualitas dan kuantitas hasil tanaman, juga
untuk memahami prinsip kerja refraktometri. Pada metode gravimetri daun
memiliki kesesuaian dengan namanya, yakni menggunakan tindakan dengan
membuat beberapa sampel luasan daun (luasan pastinya sudah diketahui),
kemudian menimbang dalam kondisi kering oven. Korelasi antara luas daun
dengan bobot k.o daun dapat digunakan sebagai patokan kerja atau persamaan
selanjutnya, dalam artian untuk mengukur luasan daun selanjutnya cukup
dilakukan dengan meng-oven daun yang dimaksud. Sedangkan metode kertas
milimeter merupakan metode pengukaran luas daun dengan cara pengukuran
yang sangat sederhana. Metode yang digunakan adalah dengan cara
penghitungan jumlah luas petakan (mm kolom) yang tertutupi oleh luasan
daun yang diletakkan di atas lembaran milimeter kolom.
Pengukuran kadar kemanisan menggunakan alat refraktometer pada buah
semangka, didapatkan hasil kadar kemanisan terbesar ada pada bagian tengah
buah dengan persentase kemanisan sebesar 11,5%. Pada buah melon,
didapatkan hasil kadar kemanisan terbesar ada pada bagian pangkal buah
dengan persentase kemanisan sebesar 16%. Sedangkan pada buah mangga,
didapatkan hasil kadar kemanisan terbesar ada pada bagian tengah buah
dengan persentase kemanisan sebesar 15%. Dari hasil data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kandungan kadar kemanisan terbesar ada pada buah melon
bagian pangkal buah dengan persentase kemanisan sebesar 16%.
Pada pengukuran luas daun menggunakan metode gravimetri, didapatkan
hasil luas daun pada daun jambu air sebesar 157,14 cm2. Lalu didapatkan hasil
luas daun pada daun nangka sebesar 166,6 cm2. Sedangkan didapatkan hasil
luas daun pada daun mangga sebesar 71,42 cm2. Dari data tersebut dapat
ditentukan bahwa luas daun terbesar dimiliki oleh daun nangka dengan luas
166,6 cm2.
Pada pengukuran luas daun menggunakan metode kertas milimeter,
didapatkan hasil luas daun pada daun jambu air sebesar 150 cm2 dengan total
persentase jumlah kotak 15.000. Lalu didapatkan hasil luas daun pada daun
nangka sebesar 128,4cm2 dengan total persentase jumlah kotak 12.840.
Sedangkan didapatkan hasil luas daun pada daun mangga sebesar 69,8cm 2
dengan total persentase jumlah kotak 6.980. Dari data tersebut dapat
ditentukan bahwa luas daun terbesar dimiliki oleh daun jambu air dengan luas
150 cm2 dan dengan total jumlah kotak 15.000.
Pada pengukuran luas daun dengan metode gravimetri dan metode kertas
milimeter terdapat perbedaan hasil akhir dari luas pengukuran daun. Hal ini
dapat terjadi karena banyak faktor seperti kurang akuratnya perhitungan
persentase jumlah kotak pada saat melakukan metode kertas milimeter dan
juga dapat terjadi karena kesalahan dalam menghitung luas daun pada metode
gravimetri. Namun disamping hal itu, dapat disimpulkan bahwa dalam
menentukan luas daun suatu tanaman, dapat dilakukan dengan menggunakan
metode gravimetri ataupun metode kertas milimeter.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Refraktometer adalah perangkat laboratorium atau lapangan untuk
mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam,
protein, dan lain-lain berdasarkan pada pengukuran indeks bias cairan
tersebut. Indeks bias (refraction) dihitung dari Hukum Snell dan dapat
dihitung dari komposisi bahan menggunakan hubungan Gladstone-
Dale.

2. Mengukur kualitas suatu tanaman dapat dilihat dari lebar daun


tanaman tersebut, yaitu dengan cara menggunakan salah satu metode
seperti metode area meter, kertas milimeter, metode panjang kali lebar,
metode fotografi, metode gravimeter daun dan kertas, metode
konstanta, serta metode planimeter. Metode kertas milimeter, metode
plannimeter, dan metode gravimetri relatif masih belum dapat
digunakan secara mudah dan cepat untuk mengukur luas daun selama
ini, karena memiliki beberapa persyaratan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Atago. 2013. Hand-held Refractometer. Instruction Manual. Atago Co., Ltd,


Tokyo.

Amri, F. K. 2016. Pengukuran Kadar Gula Dengan Indeks Bias Menggunakan


Refraktometer. Universitas Muhamadiyah. Jakarta.

Eko, Djoko. 2015. Identifikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun Untuk Pengukuran
Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar Pada Tanaman Hortikultura Di
Tanah Gambut. UI-Press, Jakarta.

Eka Marlena. 2019. Tutorial Mengukur Luas Daun Menggunakan Software


ImageJ. Agribisnis. Universitas Sumatra Utara.

Dewi, Intan Ratna. 2012. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Pupuk Hayati


Dengan Pupuk Organik Cair Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Hasil
Tanaman Teh (Camelia sinensih( L.) O. Kuntze) Klon Gambung 4.
Bandung: Unpad

Hartatik, W., dan D. Setyorini. 2012. Meningkatkan Kesuburan Tanah dan


Kualitas Tanaman. Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian
Tanah. 14 (12): 571-582.

Anda mungkin juga menyukai