Anda di halaman 1dari 5

ACARA V

MENGUKUR LUAS DAUN DENGAN METODE KERTAS MILIMETER

A. TUJUAN
Mengetahui cara pengukuran indeks luas daun dengan menggunakan metode
kertas milimeter.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan daun layak sebagai parameter utama dalam analisis
pertumbuhan tanaman. Maka luas daun merupakan salah satu parameter
penting yang diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman, oleh karena
itu diperlukan teknik pengukuran yang cepat dan tepat (Sitompul dan Guritno,
1995). Sedangkan Pandey dan Singh (2011) menyarankan memilih metode
yang mudah, akurat, muran dan non destruktif untuk menjelaskan luas daun
tanaman. Apabila melihat sisi betapa besarnya posisi dan makna daun
terhadap pertumbuhan, maka sudah saatnya tidak ada alasan prinsip untuk
tidak mengamati daun. Beberapa urgensi dapat diamati melalui morfologi
daun, termasuk terhadap pengukuran luas daun. Luas daun termasuk
parameter yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi dalam
kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun, contohnya
metode kertas milimeter. Metode ini menggunakan kertas milimeter dan
peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Pada dasarnya, daun
digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan
meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun
ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. (Santoso
dan Hariadi, 2008)
Selanjutnya, menurut Guswanto (2009) ada metode gravimetri.
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada
prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini
dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya
pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun
kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas
daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan
berat total kertas.
Pengukuran daun dapat juga dilakukan dengan metode planimeter.
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur
suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti
peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun
tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang
praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat
dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah
dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian
pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara
langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat
pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan
halus. (Guswanto, 2009). Beliau juga berpendapat tentang metode lain dalam
pengukuran daun ini adalah metode Panjang kali lebar. Metode yang dipakai
untuk daun dan memerlukan nilai konstanta bentuk daun (k) yang bentuknya
teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
Selanjutnya ada metode pengukuran panjang dan lebar, metode yang
dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan
mengukur panjang dan lebar daun (Guswanto, 2009).
Terakhir, ada metode fotografi. Metode ini sangat jarang digunakan.
Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar
yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang
atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto
daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode
yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun
kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto
seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut. (Salisbury, F.B, 1995).
Beberapa metode yang telah disebutkan diatas tentu memiliki nilai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dimulai dari metode kertas
milimeter. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan
bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Sekalipun metode ini cukup
sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif
lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel
banyak. (Salisbury, F.B, 1995).
Selanjutnya ada metode gravimetri. Kekurangan dari metode
gravimetri adalah memakan banyak waktu, sedangkan kelebihan darianalisa
gravimetri adalah bahan penyusun zat telah diisolasi (Guswanto, 2009).
Metode planimeter pun juga terdapat kelebihan dan kekurangannya.
Penghitungan luas dengan planimeter lebih efisien dan berguna untuk
menutupi kekurangan sumber daya manusia. Meskipun begitu, dibutuhkan
ketelitian tinggi karena sering terjadi ketidaktepatan dalam menggerakkan
planimeter terhadap peta yang akan diukur luasnya, sehingga data yang
diperoleh belum tentu akurat. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode
ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. (Guswanto, 2009).
Selanjutnya ada metode Panjang kali lebar. Metode ini mempunyai kelebihan
yaitu cepat dan juga relatif mudah namun metode ini mempunyai formula
yang tidak seragam untuk semua tanaman karena memiliki nilai koefisien
yang berbeda bagi beberapa jenis tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Terakhir metode fotografi, metode ini memiliki resiko kurang teliti yang
cukup tinggi. Namu kelebihannya, metode ini hanya memerlukan waktu
singkat untuk melakukannya (Sutoro dan Setyowati, 2014)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Pensil
b. Gunting
c. Penggaris
2. Bahan
a. Daun Jambu Kristal
b. Kertas milimeter

D. CARA KERJA
1. Gambar bentuk daun pada kertas milimeter.
2. Potong kertas milimeter menggunakan gunting berdasarkan pola daun yang
sudah digambar.
3. Hitung luasan kotak pada pola yang sudah digunting berdasarkan
pengelompokkan 81%-100%, 61%-80%, 41%-60%, 20%-40%, <20%.
4. Hitung luas daun berdasarkan jumlah presantase masing-masing, kemudian
dikalikan dengan 1cm² .
DAFTAR PUSTAKA
Guswanto. 2009. Teknik Pengukuran Luas Daun. Materi Teknik Pengukuran
Luas Daun
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Jilid 2) terjemahan
Diah R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung.
Bandung
Santoso, B.B. dan Hariyadi. 2008. Metode Pengukuran Luas Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.). MAGROBIS – Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian ISSN No. 1412-0828. Fakultas Pertanian Universitas Kutai
Kartanegara Tenggarong KALTIM. Vol. 8 No. 1 Januari 2008. Hal
17-22
Sitompul, S.M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sutoro dan M. Setyowati. 2014. Model Pendugaan Luas Daun Tanaman Koro
Pedang (Canavalia ensiformis). Informatik

Anda mungkin juga menyukai