Anda di halaman 1dari 4

260

Jurnal Produksi Tanaman


Vol. 6 No. 2, Februari 2018: 260 - 263
ISSN: 2527-8452

PENDUGAAN LUAS DAUN


BERDASARKAN KARAKTER BATANG DAN TANGKAI DAUN
PADA BEBERAPA KULTIVAR PISANG

ESTIMATION LEAF AREA BASED ON STEM AND PETIOLE CHARACTER


IN SOME BANANA CULTIVARS
Ardan Rizki Nabila*) dan Noer Rahmi Ardiarini

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)E-mail : ardanrizki@gmail.com

ABSTRAK with destructive sampling. One of many way


to estimate leaf area is use regression
Pengukuran luas daun secara konvensional equation. The result of this study shows that
menggunakan leaf area meter (LAM) harus the best regression equation is by use girth
menggunakan metode destruksi pada daun of stem to estimate average leaf area by
serta membutuhkan tenaga dan waktu yang equation y = -0.428 + 0.28x with R2 82.6%.
cukup banyak. Pengukuran luas daun
alternatif adalah secara pendugaan luas Keywords: Banana, Regression, Leaf Area,
daun. Pengukuran ini memiliki kelebihan Kepok Banana, Raja Banana.
menggunakan metode non-destruktif dan
dengan cara yang mudah dan murah. PENDAHULUAN
Metode ini juga dapat digunakan secara
berkelanjutan dari tanaman yang sama Pengukuran luas daun tanaman
dibanding dengan pengambilan sampel pisang secara konvensional menggunakan
destruktif. Salah satu cara pendugaan luas LAM. Penggunaan LAM membutuhkan
daun adalah menggunakan persamaan waktu dan tenaga yang banyak dan ukuran
regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan daun harus diperhatikan karena daun-daun
bahwa persamaan regresi terbaik pada berukuran besar harus dipotong dan
Pisang Raja dengan memakai keliling dengan hati-hati diletakkan pada alat agar
batang untuk mengestimasi rata-rata luas tidak tumpang tindih (Santoso dan Hariyadi,
daun dapat dihitung dengan persamaan y = 2008). Selain itu dengan menggunakan
-0.428 + 0.28x dengan R2 82.6%. LAM harus menggunakan metode destruktif
yang dapat memengaruhi perkembangan
Kata kunci: Pisang, Persamaan Regresi, tumbuhan. Salah satu cara untuk mengukur
Luas Daun, Pisang Raja, Pisang Kepok. luas daun tanpa perlu destruktif adalah
dengan menggunakan metode estimasi
ABSTRACT atau pendugaan.
Pendugaan luas daun secara non-
Measuring leaf area conventionally by leaf destruktif pada tanaman menawarkan
area meter (LAM) must be used destructive penelitian yang mudah dan alternatif yang
methods and requires huge amount of time murah. Pengukuran luas daun non-
and effort. An alternative way measure leaf destruktif banyak diminati karena dapat
area is by estimate. This measurement digunakan secara berkelanjutan dari
method offers non-destructive sampling with tanaman yang sama dari waktu ke waktu
easy and inexpensive way to measure leaf dan dapat mengurangi variabilitas dalam
area. This method can also be continuesly percobaan dibanding dengan pengambilan
used by the same plant over time compared sampel destruktif. Untuk alasan ini,
261

Nabila, dkk, Pendugaan Luas Daun….

pengembangan model matematika untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain
memprediksi jumlah atau individu luas daun pisau, gunting, meteran, kamera, alat tulis,
terbukti sangat berguna dalam mempelajari komputer dengan aplikasi SPSS, dan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman timbangan analitik. Bahan yang digunakan
(Uzun and Celik, 1999). dalam penelitian ini adalah kertas koran,
Perhitungan regresi pengukuran luas tanaman Pisang Raja dan Kepok.
daun telah banyak dikembangkan dengan Penelitian ini merupakan pengamatan
berbagai metode. Peksen (2007) meneliti langsung di lahan dengan metode paralel
tentang estimasi luas daun kacang babi. pada fase pertumbuhan berbeda, yaitu: fase
Sedangkan Kandiannan et al. (2009) 1 dengan ketinggian 1.5-2.5 m, fase 2
melakukan estimasi luas daun jahe. dengan ketinggian lebih dari 2,5 m, dan fase
Penelitian Spann et al. (2010) mevalidasi 3 dengan tanaman pisang sudah memasuki
pada penelitian sebelumnya tentang fase pembungaan. Sampel yang digunakan
estimasi luas dari tanaman yang sama sebanyak 21 tanaman pisang pada setiap
(Carya illinoinensis ‘Wichita’) namun pada kultivar (Kepok dan Raja) dengan Jumlah
musim yang berbeda. sampel per desa adalah 3 tanaman setiap
Pada tanaman pisang sendiri pernah kultivar pada fase yang berbeda. Parameter
dilakukan penelitian regresi luas daun oleh yang diamati adalah keliling tangkai daun
Potdar dan Pawar (1991) pendugaan luas yang diukur dari ujung daun, keliling batang
daun pisang menggunakan regresi antara pisang yang diukur 30 cm dari pangkal
luas daun dengan panjang dan lebar daun. batang, dan luas daun yang dihitung
Metode lain oleh Ardiarini et al. (2002) dengan metode gravimetri.
menggunakan regresi antara diameter Data yang didapatkan kemudian
batang pisang dengan panjang dan lebar dianalisis dengan perhitugan regresi. Model
daun. Panjang dan lebar yang diduga regresi secara umum yaitu:
dilanjutkan dengan dikalikan dengan faktor
Y = a+bX
koreksi untuk mendapatkan luas daun.
Penelitian ini bertujuan untuk Di mana :
membandingkan ketepatan antara dua Y = variabel akibat (dependen)
metode yang tersebut yaitu dengan regresi X = variabel faktor penyebab (independen)
luas daun Antara menggunakan karakter a = konstanta
daun dan karakter batang tanaman pisang b = koefisien regresi (kemiringan)
dengan cara yang lebih efisien. Pada Sedangkan konstanta a dan
metode Ardiarini et al. (2002) yang koefisien regresi b didapatkan dari:
dilakukan regresi antara lingkar batang a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)
dengan panjang dan lebar diganti dengan n(Σx²) – (Σx)²
menggunakan regresi antara keliling batang b = n (Σxy) – (Σx)(Σy)
dengan rata-rata luas daun, sehingga tidak n(Σx2) – (Σx)2
memerlukan faktor koreksi tambahan untuk
mencari luas daun. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Pemilihan model merupakan hal yang


penting dalam sebuah perhitungan estimasi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Akurasi adalah kriteria utama untuk memilih
bulan April hingga Juni 2015. Pengambilan model tersebut agar kesalahan dalam
sampel dilakukan di tujuh desa berbeda, pengukuran dapat ditekan (Waidyanatha
yaitu Jomblang, Madigondo, Tawangrejo, and Goonasekera, 1975). Berbagai hasil
Waduk, Tegalarum, dan Sawojajar yang model matematika untuk pengamatan non-
terletak di Kabupaten Magetan. Berada di destruktif dalam berbagai tanaman adalah
ketinggian ± 113 mdpl dengan suhu rata- linier. Hal ini telah disetujui oleh banyak
rata 25-30oC. Sedangkan desa lain yaitu peneliti bahwa pemakaian model linier lebih
Desa Bukur terdapat di Kabupaten Madiun ditekankan karena model ini lebih simpel
dengan ketinggian 50-100 mdpl. Alat yang dan mudah digunakan (Kumar, 2009).
262

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6 Nomor 2, Februari 2018, hlm. 260 – 263

Tabel 1 Hasil Perhitungan Normalitas, Korelasi, Koeefisien Determinasi, dan Regresi.


Normalitas Koefisien
Variabel Korelasi Regresi
Keliling Luas Determinasi
Tangkai Kepok 0.072 0.133 0.863 0.79 y = -5.287 + 0.88x – 0.25x2*
Batang Kepok 0.200 0.001 - - -
Tangkai Raja 0.087 0.065 0.851 0.73 y = -0.921 + 0.272x – 0.006x2*
Batang Raja 0.697 0.850 0.909 0.83 y = -0.428 + 0.28x
Keterangan: * = hanya dapat digunakan pada fase 2 dan 3. Luas batang kepok tidak normal karena
signifikasi kurang dari 0.05.

Apabila model linier tidak bisa digunakan, menduga luas daun lebih baik dibanding
maka menggunakani model lain dengan keliling tangkai.
pertimbangan model dan koefisien yang Persamaan regresi keliling batang
signifikan (Keramatlou et al., 2015). pada pisang kepok dapat diperoleh apabila
Hasil pengambilan data menunjukkan data yang didapatkan normal. Salah satu
bahwa terdapat data yang tidak normal yaitu cara agar data normal dengan dilakukan
pada keliling tangkai kedua kultivar pisang penambahan jumlah data. Untuk itu
dan data pada keliling batang Pisang Raja. penelitian lanjutan diperlukan untuk
Pengurangan data dilakukan pada keliling mengetahui secara pasti persamaan regresi
tangkai agar data menjadi normal yaitu luas daun melalui keliling batang pada
dengan tidak menggunakan data fase 1 Pisang Kepok.
yang memiliki jarak nilai yang berbeda jauh
jika dibanding data fase lain. Menurut KESIMPULAN
Guimaraes et al. (2013), metode estimasi
pada tanaman pisang dipengaruhi oleh Metode regresi keliling batang jauh
umur. Pisang Grand Naine dapat diestimasi lebih efektif dan efisien jika dibandingkan
dengan baik pada umur lebih dari 6 bulan. dengan keliling tangkai. Selain memiliki
Sedangkan data pada Pisang Raja tidak koefisien determinasi (R2) lebih besar,
dapat dinormalkan sehingga perhitungan metode ini batang juga dapat diterapkan
lanjutan korelasi dan regresi tidak pada semua fase tanaman pisang.
dimungkinkan.
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil DAFTAR PUSTAKA
yang didapatkan dari Pisang Kepok pada
normalitas batang tidak signifikan sehingga Ardiarini, N.R., Kendarini N., dan
tidak dapat dilakukan perhitungan lanjutan. Kuswanto. 2002. Model Pendugaan
Hasil pada Pisang Raja menunjukkan Luas Daun Pisang Berdasarkan
koefisien determinasi (R2) keliling batang Karakteristik Tanaman. Laporan
yaitu 0.82 lebih besar dari (R2) keliling Akhir. Fakultas Pertanian Universitas
tangkai yang hanya 0.73. Hal ini berarti Brawijaya Malang.
persamaan regresi keliling batang tanaman Guimaraes, M.J.M., Filho, M.A.C.,
Pisang Raja lebih akurat dibandingkan Peixoto, C.P., Junior, F.A.G., and
keliling tangkai sebagai penduga luas daun. Oliviera, V.V.M. 2013. Estimation of
Persamaan regresi keliling batang leaf area index of banana orchards
juga lebih efisien karena hanya mengukur using the method LAI-LUX. Water
keliling batang saja pada jarak 30 cm dari Resources and Irrigation
pangkal batang. Walaupun jarak tangkai Management. 2 (2) : 71-76.
dari daun lebih dekat dibanding batang, Kandiannan, K., Parthasaranthy, U.,
morfologi tangkai yang berbentuk cekungan Krishnamurthy, K.S., Thankamani
sehingga terdapat ruang kosong di dalam C.K., and Srinivasan, V., 2009.
keliling yang telah diukur. Sementara pada Modeling Individual Leaf Area of
bagian batang pisang berlapis dan rapat, Ginger (Zingiber officinale Roscoe)
sehingga keliling batang pisang dapat Using Leaf Length and Width.
263

Rufaidah, dkk, Seleksi Enam Famili…..

Scientia Horticulturae. 120 (1) : 532-


537.
Keramatlou, I., Sharifani, M., Sabouri, H.,
Alizadeh, M., and Kamkar, B. 2015.
A Simple Linier Model For Leaf Area
Estimation in Persian Walnut
(Junglans regia L.). Scientia
Horticulturae. 184 (2015) : 36-39.
Kumar, R. 2009. Calibration and Validation
of Regression Model For Non-
destructive Leaf Area Estimation of
Saffron (Crocus saivus L.). Scientia
Horticulturae. 122 (1) : 142-145.
Peksen, E. 2007. Non-destructive Leaf Area
Estimation Model for Faba Bean
(Vicia vaba L.). Scientia Horticulturae.
113 (4) : 322-328.
Potdar, M.V., and Pawar. K.R. 1991. Non-
destructive Leaf Area Estimation in
Banana. Scientia Horticulturae. 45 (3-
4) : 251-254.
Santoso, B.B., dan Hariyadi. 2008.
Metode Pengukuran Luas Daun Jarak
Pagar (Jatropa curcas L.). Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian. 8 (1) : 17-22.
Spann, T.M., and Heerema, R.J. 2010. A
Simple Method for Non-destructive
Estimation of Total Shoot Leaf area in
Three Fruit Corps. Scientia
Horticulturae. 125 (3) : 528-533
Uzun, S., and Çelik, Hüseyin. 1999. Leaf
Area Prediction Models for Different
Horticultural Plants. Tr. J. Agriculture
and Forestry. 23 (1999) : 645-650.
Waidyanatha, U.P.S., and Goonasekera,
G.A.J.P.R., 1975. Some Methods For
Determining Leaf Areas in Hevea. Q.
Jl. Rubb. Res. Inst. Sri Langka. 52
(1975) : 10-19.

Anda mungkin juga menyukai