Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
1. PENDAHULUAN
Alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, pelubang
(cork borek) diameter 2 cm, penggaris atau meteran, oven, Leaf Area Meter
dan jangka sorong. Bahan yang akan digunakan adalah 10 varietas kacang
tanah, kedela dan kacang hijau yang didapat dari Balai Praktikum Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi, benih buncis, benih kacang panjang, pupuk urea,
pupuk SP36, dan pupuk KCl.
1. Metode LAM (Leaf Area Meter), adalah alat yang digunakan untuk
mengukur luas daun dengan cara fotografi (Haryanto, 2015). Metode ini
lazim dilakukan dengan men destruktif (mencabut) tanaman. Langkah
dari metode ini ialah sebagai berikut:
a. Organ daun tanaman yang akan diamati di pisahkan pertanaman
sampel.
b. LAM di kalibrasi terlebih dahulu, dengan memasukan kertas A4 yang
diukur terlebih dahulu panjang dan lebarnya kemudian didapat hasill
luas aktual dari kertas, setelah itu kertas di hitung luasnya dengan
menggunakan LAM dan hasil dari perhitungan LAM dibandingkan
ketelitiannya dengan luas sebenarnya sehingga didapat persetase
ketelitian dari LAM.
c. Daun yang diamati dimasukkan dalam lam satu persatu tanpa teutus
sampai dengan seluruh daun telah masuk dalam LAM, catat hasil nilai
LAM kemudian kalikan dengan persentase ketelitian.
2. Metode estimasi, adalah metode yang dibuat agar mempermudah peneliti
tanpa harus merusak (destruktif) tanaman sampel. Metode ini dilakukan
dengan mencabut tidak seluruh tanaman tapi hanya menggunakan
tanaman lain selain sampel pada praktikum. Berikut adalah tahapan
pengghitungan luas daun dengan menggunakan metode estimasi:
a. Melakukan pencabutan pada tanaman lain bukan sampel pengamatan,
hitung jumlah daun (a). Semakin banyak daun yang digunakan maka
semakin akurat nilai rerata yang didapat.
b. Seluruh daun yang didapat di lakukan perhitungan luas daun dengan
metode LAM, maka akan didapat nilai jumlah luas daun total (b).
c. Hitung nilai rerata persatu daun (c), dengan rumus sebagai berikut:
d. Setelah rerata luas daun didapat maka untuk menghitung luas daun
per perlakuan yang diinginkan dengan hanya menghitung jumlah daun
yang kemudian dikalikan dengan nilai (c) atau rerata persatu daun.
3. Metode ratting, adalah salah satu metode yang dapat digunakan oleh
pengamat atau peneliti, untuk menentukan tahap awal dari pertumbuhan
tanaman. Metode ini dengan cara mempersiapkan gambar replika dari
tanaman. Pada pengukuran luas daun dengan metode rating, daun yang
digunakan masih dalam utuh serta untuk kondisi dmorfologi daun yang
tidak simetris. Kemudian dipisahkan dari batang utama. Kemudian daun
diurutkan berdasarkan ukuran lalu diambil daun yang memiliki bentuk
yang baik lalu dibuat replika daun untuk kemudian dirating berdasarkan
rumus 10 log (10A), nilai A merupakan luas daun hasil dari LAM. Hasil
rating inilah yang akan dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan di
lapang. Jadi, prinsipnya hampir sama dengan metode pengukuran faktor
koreksi. Dimana pengukuran luas daun dilakukan pada praktikum
pendahuluan. Pada saat pengamatan sesungguhnya, luas daun tinggal
dicocokkan dengan hasil replika yang telah dibuat sebelumnya.
4. Metode gravimetri, metode ini menggunakan timbangan. Pada prinsipnya
luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya
pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika
daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah
diketahui (standar) (Sitompul dan Guritno, 1995). Luas daun kemudian
ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas. Sehingga luas daun dapat dihitung dengan rumus berikut:
3. ANGGARAN BIAYA
Standar Biaya
Jumlah Mahasiswa = 34 mahasiswa
Dana praktikum per mahasiswa = Rp. 200.000,-
Total dana praktikum = Rp. 200.000,- x 34 = Rp. 6.800.000,-
Tabel. Rencana Biaya Kegiatan Praktikum
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Magister Agronomi