Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTIKUM

METODE ILMIAH DAN ETIKA ILMU

Oleh:

Program Studi Agronomi

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
1. PENDAHULUAN

Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapatkan


pengetahuan secara sistematis melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode
ilmiah memastikan didapatkannya suatu kesimpulan yang didukung oleh
bukti-bukti dan tersusun secara sistematis. Jika tidak dilakukan metode ilmiah
maka eksperimen-eksperimen yang dilakukan akan meragukan dan tidak
dapat ditetapkan hukum atau rumus yang jelas akan terjadinya suatu
fenomena fisis.

Pengukuran luas daun tanaman menjadi hal penting dalam kajian


praktikum. Banyak metode yang bisa digunakan dalam mengukur luas daun
tanaman, setiap metodenya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Metode destruktif dengan mengukur di laboratoritum menggunakan
LAM merupakan metode yang umum dalam praktikum. Namun, dengan
kondisi keterbatasan alat maka lazim peneliti mencari metode lain.
Kebanyakan metode lain memiliki teknik yang sedikit rumit. Sehingga perlu
adanya praktikum lebih lanjut untuk pembuatan metode baru dengan estimasi
luas daun.
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun
tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara
memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun.
Daun-daun tersebut kemudian diukur dengan menggunakan alat Leaf Area
Meter (LAM) ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan
tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun
daun tidak berkurang atau bahkan habis teetik. Pengukuran daun dengan
tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau
rumus. Pengukuran luas daun dengan tidak harus memetik daun merupakan
teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman tidak rusak dan
pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan yang mungkin sulit
tersedianya. Pada karet digunakan persamaan regresi terhadap ukuran
panjang dan lebar daun. Pada beberapa tanaman pangan seperti jagung dan
kedelai digunakan faktor koreksi terhadap luas daun yang diperoleh dari
pengukuran panjang dan lebar daun demikian pula pada daun nangka.
Kajian luas daun dalam dunia praktikum masih menjadi salah satu hal
penting khususnya dalam praktikum ubi jalar. Paramter luas daun menjadi
paramter yang berhubungan langsung dengan parameter pertumbuhan
terlbih lahi sebagai salah satu parameter dalam analisa pertumbuhan
tanaman. Banyaknya kendala dalam penghitungan luas daun seperti harus
mencabut atau mendestruktif tanaman sehingga perlu memberbanyak jumlah
tanaman dalam satuan petak praktikum menjadi salah satu kendala dalam
praktikum. Sehubungan dengan pentingnya teknik pengukuran luas daun non
destruktif atau tanpa merusak dan memetik daun dari tanaman, maka
praktikum ini berfokus pada pembandingan metode pengukuran luas daun
dengan estimasi dibandingkan keakuratannya dengan metode LAM.
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalaha diatas tujuan
dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisa penggunaan metode estimasi dengan rata-
rata luas daun sebagai metode yang dapat diterapkan dalam pengukuran
luas daun pada tanaman ubi jalar.
2. Mengetahui dan membandingkan berbagai metode perhitungan luas
daun pada tanaman ubi jalar agar didapat metode yang paling efisien.
2. PELAKSANAAN
Kegiatan praktikum akan dilaksanakan pada Oktober hingga Desember
2019 yang bertempat percobaan FP UB di Jatimulyo

Alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, pelubang
(cork borek) diameter 2 cm, penggaris atau meteran, oven, Leaf Area Meter
dan jangka sorong. Bahan yang akan digunakan adalah 10 varietas kacang
tanah, kedela dan kacang hijau yang didapat dari Balai Praktikum Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi, benih buncis, benih kacang panjang, pupuk urea,
pupuk SP36, dan pupuk KCl.

Selain itu dalam praktikum ini berfokus pada percobaan metode


pengamatan luas daun dengan beberapa metode sebagai berikut:

1. Metode LAM (Leaf Area Meter), adalah alat yang digunakan untuk
mengukur luas daun dengan cara fotografi (Haryanto, 2015). Metode ini
lazim dilakukan dengan men destruktif (mencabut) tanaman. Langkah
dari metode ini ialah sebagai berikut:
a. Organ daun tanaman yang akan diamati di pisahkan pertanaman
sampel.
b. LAM di kalibrasi terlebih dahulu, dengan memasukan kertas A4 yang
diukur terlebih dahulu panjang dan lebarnya kemudian didapat hasill
luas aktual dari kertas, setelah itu kertas di hitung luasnya dengan
menggunakan LAM dan hasil dari perhitungan LAM dibandingkan
ketelitiannya dengan luas sebenarnya sehingga didapat persetase
ketelitian dari LAM.
c. Daun yang diamati dimasukkan dalam lam satu persatu tanpa teutus
sampai dengan seluruh daun telah masuk dalam LAM, catat hasil nilai
LAM kemudian kalikan dengan persentase ketelitian.
2. Metode estimasi, adalah metode yang dibuat agar mempermudah peneliti
tanpa harus merusak (destruktif) tanaman sampel. Metode ini dilakukan
dengan mencabut tidak seluruh tanaman tapi hanya menggunakan
tanaman lain selain sampel pada praktikum. Berikut adalah tahapan
pengghitungan luas daun dengan menggunakan metode estimasi:
a. Melakukan pencabutan pada tanaman lain bukan sampel pengamatan,
hitung jumlah daun (a). Semakin banyak daun yang digunakan maka
semakin akurat nilai rerata yang didapat.
b. Seluruh daun yang didapat di lakukan perhitungan luas daun dengan
metode LAM, maka akan didapat nilai jumlah luas daun total (b).
c. Hitung nilai rerata persatu daun (c), dengan rumus sebagai berikut:

d. Setelah rerata luas daun didapat maka untuk menghitung luas daun
per perlakuan yang diinginkan dengan hanya menghitung jumlah daun
yang kemudian dikalikan dengan nilai (c) atau rerata persatu daun.

3. Metode ratting, adalah salah satu metode yang dapat digunakan oleh
pengamat atau peneliti, untuk menentukan tahap awal dari pertumbuhan
tanaman. Metode ini dengan cara mempersiapkan gambar replika dari
tanaman. Pada pengukuran luas daun dengan metode rating, daun yang
digunakan masih dalam utuh serta untuk kondisi dmorfologi daun yang
tidak simetris. Kemudian dipisahkan dari batang utama. Kemudian daun
diurutkan berdasarkan ukuran lalu diambil daun yang memiliki bentuk
yang baik lalu dibuat replika daun untuk kemudian dirating berdasarkan
rumus 10 log (10A), nilai A merupakan luas daun hasil dari LAM. Hasil
rating inilah yang akan dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan di
lapang. Jadi, prinsipnya hampir sama dengan metode pengukuran faktor
koreksi. Dimana pengukuran luas daun dilakukan pada praktikum
pendahuluan. Pada saat pengamatan sesungguhnya, luas daun tinggal
dicocokkan dengan hasil replika yang telah dibuat sebelumnya.
4. Metode gravimetri, metode ini menggunakan timbangan. Pada prinsipnya
luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya
pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika
daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah
diketahui (standar) (Sitompul dan Guritno, 1995). Luas daun kemudian
ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas. Sehingga luas daun dapat dihitung dengan rumus berikut:
3. ANGGARAN BIAYA

Standar Biaya
Jumlah Mahasiswa = 34 mahasiswa
Dana praktikum per mahasiswa = Rp. 200.000,-
Total dana praktikum = Rp. 200.000,- x 34 = Rp. 6.800.000,-
Tabel. Rencana Biaya Kegiatan Praktikum

Harga Total Harga


No. Kebutuhan Unit Satuan
Satuan (Rp.) (Rp.)
1 Sewa Lahan 1 Paket 1,500,000 1,500,000
2 Benih Kacang Tanah 10 kg 30,000 300,000
3 Benih Kedelai 10 kg 30,000 300,000
4 Benih Kacang Hijau 10 kg 30,000 300,000
5 Benih Buncis 5 pack 80,000 400,000
6 Benih Kacang Panjang 5 pack 80,000 400,000
7 Lanjaran 200 buah 2,000 400,000
8 Biaya Tenaga Kerja 20 HOK 100,000 2,000,000
9 Pupuk Kandang 20 karung 35,000 700,000
10 Sewa Lab. 1 Paket 75,000 75,000
11 ATK dan Cetak 1 Paket 260,000 260,000
12 Pupuk NPK 15 kg 11,000 165,000
Total 6,800,000

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Magister Agronomi

Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto, SU.


NIP. 19570171981031001

Anda mungkin juga menyukai