ACARA 2
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM
DENGAN SPECIES AREA CURVE
Oleh:
Nama : Nur Fatonah
NIM : 22/494504/SV/20852
Kelas : Pengelolaan Hutan A
Kelompok : 6B
CoAss : Dinda Viola
Lebih lanjut, jumlah jenis yang ditemukan dalam setiap ukuran petak ukur
selanjutnya diplotkan dalam grafik, dan selanjutnya disebut sebagai SAC.
Grafik SAC pada masing-masing bentuk petak ukur menunjukkan pola
pertambahan jumlah jenis yang relatif tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada
suatu titik tertentu dan sesudah itu pertambahan jenis akan cenderung menurun,
dan grafik cenderung semakin mendatar seiring dengan peningkatan ukuran
kuadrat (Lyman & Ames, 2007; Scheiner, 2003). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa SAC dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal
minimum yang mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun.
Gambar 1.2 menunjukkan berbagai bentuk SAC pada berbagai bentuk petak ukur
menurut Scheiner (2003).
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk membuat Species Area Curve (SAC) untuk
komunitas pohon hutan tertentu dan menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang
mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun secara optimal pada
plot kuadrat 5 x 5 = 25 ; kuadrat 2 = 10x10 = 100 ; kuadrat 3 = 20x20 =400. Dengan
mengetahui penyebaran tiang dan pohon pada Penyebaran vegetasi ini dilakukan di
Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dapat digunakan untuk
menentukan luas kuadrat tunggal.
Bahan praktikum yang digunakan dalam acara ini yaitu tumbuhan jenis pohon
berdiameter ≥10 cm (keliling ≥3,14 cm) dan kertas milimeter, sedangkan alatnya
meliputi tali, meteran, kompas, kertas untuk menggambar sketsa, tally sheet untuk
menulis data di lapangan dan alat tulis.
IV. PELAKSANAAN
Praktikum penentuan luas kuadrat tunggal minimun dengan species area curve
(SAC) yang dilakukan di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada,
oleh kelompok Ekologi Pengelolaan Hutan 6B pada tanggal 20 September 2022
dengan menggunakan metode kuadrat dengan 3x pengulangan. setiap pengulangan
terdiri atas 5 plot dengan ukuran 25m², 50m², 100m², 200m² dan 400m² , hasil
pengukuran ditemukan 20 spesies tumbuhan tingkat tiang dan pohon ,antara lain
Adenanthera pavonina (Saga), Shorea leprosula (Meranti) ,Pterygota forbesii
(Bipa),Khaya antotheca (Mahoni afrika), Terminalia catappa (ketapang).
Dari data 3 kuadrat data dari lapangan yang kemudia di buat SAC dengan bentuk
gambar grafik menghasilkan kurva grafik yang berbeda-beda. Dimana perbeedaan
grafik tersebut di pengaruhi oleh populasi tiap tumbuhan di setiap luasan kuadrat yang
berbeda. Grafik yang naik drastis berarti jumlah populasi pada luasan tersebut banyak
sedangkan grafik yang turun berarti populasi tumbuhan di luasan kuadrat tersebut
hanya ada sedikit.
VI. PENUTUP
Kesimpulan:
Berdasarkan metode kurva spesies area Luas plot yang mewakili untuk mengukur
keanekaragaman di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan
hasil 3 grafik dari 3 data berbeda. Hasil analisis data disimpulkan bahwa indeks hasil
kurva grafik di pengaruhi oleh populasi tumbuhan yang berbeda-beda. Metode species
area curve (SAC) juga sangat membantu pengelolaan tumbuhan agar lebih mudah di
data berdasarkan lokasi di luasan kuadrat.
Saran:
Penambahan alat bantu tali rafia agar memudahkan perhitungan dalam plot
karena kadang di lapangan ketika hanya di tandai dengan kayu/patok kurang jelas
garis batas petak ukurnya.
Krebs CJ. 1988 .Ecological Methodology. New York (US): Harper & Row Publisher..
Kusuma, S. 2007. Penentuan bentuk dan luas plot contoh optimal pengukuran
keanekaragaman spesies tumbuhan pada ekosistem hutan hujan dataran
rendah: Studi kasus di Taman Nasional Kutai [tesis].Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Scheiner SM. 2003. Six type of species area curves. J Global Ecology&
Biogeography(12):441-447
LAMPIRAN