Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

ACARA 2
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM
DENGAN SPECIES AREA CURVE

Oleh:
Nama : Nur Fatonah
NIM : 22/494504/SV/20852
Kelas : Pengelolaan Hutan A
Kelompok : 6B
CoAss : Dinda Viola

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
I. PENDAHULUAN

Species Area Curve (SAC) dapat didefinisikan sebagai grafik yang


menggambarkan hubungan antara ukuran petak ukur dengan jumlah jenis yang
ditemukan dalam petak ukur tersebut (Cain, 1938). Grafik itu biasanya menunjukkan
pola pertambahan jumlah macam yang relative tajam pada ukuran kuadrat kecil
sampai pada sebuah titik tertentu dan setelah itu semakin mendatar seiring dengan
peningkatan ukuran kuadrat. SAC dapat digunakan bagi memilihkan luas kuadrat
tunggal minimum yang mewakili sebuah komunitas tumbuhan dari sisi macam
penyusun.

Kuantifikasi data ekologi sangat penting dalam kegiatan monitoring


keanekaragaman hayati. Dengan melakukan kuantifikasi, data menjadi lebih terukur
sehingga perubahannya dari waktu ke waktu lebih mudah dideteksi. Salah satu data
penting dalam ekologi adalah keanekaragaman jenis. Keanekaragaman jenis menjadi
indikator keberlangsungan (wellbeing) sistem ekologis dan menjadi variabel yang
paling mudah dan cepat diukur (Magurran 1988). Pengukuran terhadap
keanekaragaman jenis menjadi isu penting terkait dengan degradasi habitat,
fragmentasi dan kepunahan. Pengukuran keanekaragaman hayati tidak hanya
dilakukan untuk mengetahui dan memahami kondisinya saat ini, tetapi juga untuk
membandingkan, menganalisis hubungan dan memprediksi perkembangannya serta
menentukan tindakan pengelolaan yang perlu dilakukan. Terkait dengan urgensinya
tersebut maka diperlukan pengetahuan mengenai filosofi, metode, dan implementasi
dari konsep pengukuran keanekaragaman jenis dalam studi ekologi.

Keanekaragaman hayati dapat diukur melalui tiga parameter yaitu kekayaan


jenis, keanekaragaman jenis dan kemerataan. Metode untuk menghitung ketga
parameter tersebut sangat beragam dan sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang
metode yang terbaik, namun salah satu aspek terpenting dalam penggunaan berbagai
metode tersebut adalah sensitivitas metode terhadap perubahan data di lapangan.
Untuk mengetahui tingkat sensitivitas tersebut maka dilakukan simulasi perhitungan
kekayaan jenis, keanekaragaman dan kemerataan dengan megaplikasikan berbagai
metode yang ada untuk megukur keanekaragaman jenis tumbuhan. Pengambilan data
untuk perhitungan seluruh indeks dilakukan dengan membuat plot kuadrat berukuran
20x20 m. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan ukuran adalah dengan
kurvaspecies area (Cain 1938 & Oosting 1958dalam Soerianegara & Indrawan 1998).
Penempatan plot dilakukan secara nested samplingdan data yang diambil meliputi
pancang, pohon dan tiang.

Lebih lanjut, jumlah jenis yang ditemukan dalam setiap ukuran petak ukur
selanjutnya diplotkan dalam grafik, dan selanjutnya disebut sebagai SAC.
Grafik SAC pada masing-masing bentuk petak ukur menunjukkan pola
pertambahan jumlah jenis yang relatif tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada
suatu titik tertentu dan sesudah itu pertambahan jenis akan cenderung menurun,
dan grafik cenderung semakin mendatar seiring dengan peningkatan ukuran
kuadrat (Lyman & Ames, 2007; Scheiner, 2003). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa SAC dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal
minimum yang mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun.
Gambar 1.2 menunjukkan berbagai bentuk SAC pada berbagai bentuk petak ukur
menurut Scheiner (2003).
II. TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk membuat Species Area Curve (SAC) untuk
komunitas pohon hutan tertentu dan menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang
mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun secara optimal pada
plot kuadrat 5 x 5 = 25 ; kuadrat 2 = 10x10 = 100 ; kuadrat 3 = 20x20 =400. Dengan
mengetahui penyebaran tiang dan pohon pada Penyebaran vegetasi ini dilakukan di
Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dapat digunakan untuk
menentukan luas kuadrat tunggal.

III. BAHAN DAN ALAT

Bahan praktikum yang digunakan dalam acara ini yaitu tumbuhan jenis pohon
berdiameter ≥10 cm (keliling ≥3,14 cm) dan kertas milimeter, sedangkan alatnya
meliputi tali, meteran, kompas, kertas untuk menggambar sketsa, tally sheet untuk
menulis data di lapangan dan alat tulis.

IV. PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah


Mada, pada tanggal 20 September 2022 pukul 13.00 sampai dengan selesai.

1. Tentukan tegakan hutan yang akan dijadikan sebagai lokasi pengukuran/


pengambilan data.
2. Buatlah petak ukur dengan bentuk kuadrat dengan berbagai ukuran dengan
susunan seperti Gambar 2.3.
3. Catat semua jenis pohon berdiameter ≥10 cm (keliling ≥3,14 cm) dalam setiap
ukuran ipetak ukur kuadrat. Dengan mengacu pada susunan petak ukur
kuadrat seperti Gambar 2.3., maka jenis yang tercatat pada kuadrat 1 secara
otomatis menjadi anggota jenis dalam kuadrat 2. Demikian juga jenis dalam
kuadrat 2 menjadi anggota jenis dalam kuadrat 3, dst. Jika pertambahan jumlah
jenis tidak berarti, pengambilan data bisa dihentikan.
4. Hubungan antara jumlah jenis dan ukuran kuadrat digambarkan dalam bentuk
grafik. Sumbu x menunjukkan ukuran kuadrat dan sumbu y menunjukkan
jumlah jenis.
5. Pola kurva yang terjadi ditentukan oleh distribusi individu masing-masing jenis
dalam hutan. Dalam hal ini, SAC mengasumsikan bahwa apabila individu
individu semua jenis bercampur secara merata, kurva yang dihasilkan akan
memperlihatkan pola peningkatan jumlah jenis yang tajam pada kuadrat kecil
yang kemudian diikuti dengan pola mendatar pada ukuran kuadrat yang lebih
besar. Dengan demikian, bentuk kurva akan mendekati asumsi tersebut.
6. Setelah SAC selesai dibuat, beberapa langkah perlu dilakukan untuk
menentukan luas minimal kuadrat (Gambar 2.4). Garis n berkelerengan 10%
jumlah jenis per 10% luas kuadrat terbesar dibuat. Kemudian dibuat garis m
sejajar garis n dan menyinggung kurva SAC. Dari titik singgung ini dibuat garis
proyeksi ke sumbu x. Perpotongan garis proyeksi dengan sumbu x
menunjukkan luas minimal kuadrat yang dicari.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum penentuan luas kuadrat tunggal minimun dengan species area curve
(SAC) yang dilakukan di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada,
oleh kelompok Ekologi Pengelolaan Hutan 6B pada tanggal 20 September 2022
dengan menggunakan metode kuadrat dengan 3x pengulangan. setiap pengulangan
terdiri atas 5 plot dengan ukuran 25m², 50m², 100m², 200m² dan 400m² , hasil
pengukuran ditemukan 20 spesies tumbuhan tingkat tiang dan pohon ,antara lain
Adenanthera pavonina (Saga), Shorea leprosula (Meranti) ,Pterygota forbesii
(Bipa),Khaya antotheca (Mahoni afrika), Terminalia catappa (ketapang).

A. Tabel Data Kuadrat 1.3


Luas Kuadrat Jumlah Jenis Kumulatif
0 0
25 0
50 2
100 4
200 8
400 12

Gambar 1.3 Grafik Data 1.3


B. Tabel Data Kuadrat 2.3
Luas Kuadran Jumlah Jenis Kumulatif
0 0
25 4
50 7
100 8
200 8
400 8

Gambar 2.3 Grafik Data Kuadrat 2.3


C. Tabel Data Kuadrat 3.3
Luas Kuadran Jumlah Jenis Kumulatif
0 0
25 0
50 0
100 0
200 4
400 7

Gambar 3.3 Grafik Data Kuadrat 3.3

Dari data 3 kuadrat data dari lapangan yang kemudia di buat SAC dengan bentuk
gambar grafik menghasilkan kurva grafik yang berbeda-beda. Dimana perbeedaan
grafik tersebut di pengaruhi oleh populasi tiap tumbuhan di setiap luasan kuadrat yang
berbeda. Grafik yang naik drastis berarti jumlah populasi pada luasan tersebut banyak
sedangkan grafik yang turun berarti populasi tumbuhan di luasan kuadrat tersebut
hanya ada sedikit.

VI. PENUTUP

Kesimpulan:
Berdasarkan metode kurva spesies area Luas plot yang mewakili untuk mengukur
keanekaragaman di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan
hasil 3 grafik dari 3 data berbeda. Hasil analisis data disimpulkan bahwa indeks hasil
kurva grafik di pengaruhi oleh populasi tumbuhan yang berbeda-beda. Metode species
area curve (SAC) juga sangat membantu pengelolaan tumbuhan agar lebih mudah di
data berdasarkan lokasi di luasan kuadrat.

Saran:
Penambahan alat bantu tali rafia agar memudahkan perhitungan dalam plot
karena kadang di lapangan ketika hanya di tandai dengan kayu/patok kurang jelas
garis batas petak ukurnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Krebs CJ. 1988 .Ecological Methodology. New York (US): Harper & Row Publisher..
Kusuma, S. 2007. Penentuan bentuk dan luas plot contoh optimal pengukuran
keanekaragaman spesies tumbuhan pada ekosistem hutan hujan dataran
rendah: Studi kasus di Taman Nasional Kutai [tesis].Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Scheiner SM. 2003. Six type of species area curves. J Global Ecology&
Biogeography(12):441-447

Whilm JL. 1967. Comparison of some diversity indices applied to


populations of benthic macroinvertebrates in a stream receiving organic
wastes. J. Water Pollut. Control Fed 39 : 221–224.

LAMPIRAN

TALLY SHEET PARAKTIKUM EKOLOGI HUTAN


SPECIES AREA CURVE

NAMA: LEMBAR 1 DARI 3


HALAMAN:
NO MHS
KELOMPOK:
4B

No Spesies 25 m2 50 m2 100 m2 200 m2 400 m2


1 Bipa V V V
2 Saga V V
3 Khaya V V V
4 Sorea V V V
5 Ketapang V

TALLY SHEET PARAKTIKUM EKOLOGI HUTAN


SPECIES AREA CURVE

NAMA: LEMBAR 2 DARI 3


HALAMAN:
NO MHS
KELOMPOK:
6B

No Spesies 25 m2 50 m2 100 m2 200 m2 400 m2


1 Saga V
2 Meranti V
3 Saga V
4 Bipa V
5 Meranti V
6 Meranti V
7 Meranti V
8 Saga V

TALLY SHEET PARAKTIKUM EKOLOGI HUTAN


SPECIES AREA CURVE

NAMA: LEMBAR 3 DARI 3


HALAMAN:
NO MHS
KELOMPOK:
6B

No Spesies 25 m2 50 m2 100 m2 200 m2 400 m2


1 Bipa V
2 Saga V
3 Meranti V
4 Keruing V
5 Bipa V
6 Meranti V
7 Meranti V

Anda mungkin juga menyukai