ACARA II
SKARIFIKASI
Disusun Oleh :
Nama : Novia Assifa Belladinna
NIM : 18/430156/KT/08845
Coass : Hilarius Grahadi Brian
Shift : Sabtu, 07.00 WIB
SKARIFIKASI
Abstrak
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada
benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi. Serta mempercepat
terjadinya perkecambahan biji yang seragam. Skarifikasi dilakukan dengan tiga
metode, yakni mekanis, fisis, dan khemis. Pada perlakuan mekanis dilakukan
dengan cara digosok / diamplas pada bagian bakal akar, keliling, dan seluruh
bagian (akar dan keliling), dan diretakkan. Metode yang kedua adalah khemis,
yakni dengan direndam dalam larutan H2SO4 dengan konsentrasi 5%, 10%,
15%, dan satu lagi kontol yakni dengan air ledeng. Metode yang ketiga yakni
metode fisis yakni dengan merendam biji selama 12 jam dalam air dengan
berbagai suhu yakni suhu air ledeng, 50 oC, 75 oC, dan 100 oC. Setelah dilakukan
perlakuan-perlakuan tersebut perlu dibandingkan perlakuan manakah yang
menghasilkan kecambah tumbuh lebih banyak.
Kata Kunci : Skarifikasi, Dormansi, Perkecambahan
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Saat biji disimpan terjadi proses dormansi. Dormansi merupakan
suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung
pertumbuhan normal. Dengan adanya dormansi biji tetap berkecambah saat
ditanam walaupun disimpan dalam jangka waktu tertentu. Tetapi diperlukan
perlakuan agar tahap dormansi dapat dihentikan, sehingga saat ditanam biji
dapat berkecambah.
Perlakuan yang diperlukan untuk memecahkan dormansi biji adalah
skarifikasi. Sehingga setelah di-Skarifikasi, biji akan kembali merespon
untuk berkecambah
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan
presentase kecambah
2. Untuk mengetahui berbagai macam cara skarifikasi (perawatan) baik
fisik, khemis, maupun mekanis pada benih suatu jenis tanaman tertentu
dan pengaruhnya terhadap perkecambahan yang dihasilkan.
I.3. Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum skarifikasi ini adalah jika seorang forester
hendak menanam suatu jenis dalam waktu dekat dan harus segera ditanam,
dapat dilakukan skarifikasi untuk mempercepat proses perkecambahan biji.
B. Skarifikasi Fisis
Jenis benih diberi perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan
memudahkan penyerapan air oleh benih. Perlakuan fisik dengan perendaman
air panas dilakukan dengan cara merendam benih selama 10 menit. Hal ini
ditujukan agar benih menjadi lebih lunak sehingga memudahkan terjadinya
proses perkecambahan (Sutopo, 1988).
C. Skarifikasi Kimia
III. Metode
III.1.Waktu Dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 September 2019 di
Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan.
III.2.Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih,
pasir / tanah, asam sulfat, piring mika, amplas, kompor, kertas, dan alat tulis.
III.3.Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini, yang pertama yakni memilih
benih dari jenis yang telah ditentukan yang tidak cacat fisik. Untuk skarifikasi
fisis dilakukan perendaman benih pada air ledeng, air suhu 50 oC, air suhu 75
o
C, dan air suhu 100 oC masing-masing 20 buah. Lama perendaman selama 12
jam.
Untuk skarifikasi khemis, benih direndam dalam larutan kimia
H2SO4 dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% selama 5 menit, lalu dibilas
dengan air ledeng, masing masing 20 benih juga.
Untuk skarifikasi mekanis, dilakukan penggosokkan benih pada
bagian yang akan keluar akar, kelilingnya, dan seluruh permukaan benih,
masing-masing 20 benih juga.
Dan sebagai kontrol dilakukan penaburan benih hanya dengan media
pasir yang sudah dibasahi terlebih dahulu. Lalu semua perlakukan diberi label
dan media disiram sampai lembab dan dilakukan penyiraman serta
pengamatan selama 1 bulan.
Tectona Grandis
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
-1
-2
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
-1
-1.5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
-1
-2
-3
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
12/09/2017 22/09/2017 02/10/2017 12/10/2017 22/10/2017
Gambar 1. Frequency Curve (FC) untuk masing-masing perlakuan pada jenis Jati
(Tectona grandis)
1 SC
0.9
0.8
0.7
0.6
Axis Title
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
12/09/2017 22/09/2017 02/10/2017 12/10/2017 22/10/2017
SC
Fisis Ledeng
10
Fisis 50
9
Fisis 75
8 Fisis 100
Frekuensi Kumulatif
7 Mekanis Akar
6 Mekanis Keliling
5 Mekanis Seluruh
4 Mekanis Peretakkan
3 Khemis kontrol
2 Khemis 5%
1 Khemis 10%
0 Khemis 15%
7 7 17 7 7
01 01 20 01 01
9/2 9/2 0/Tanggal 0/2 0/2
/0 /0 /1 /1 /1
12 22 02 12 22
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang skarifikasi pada benih di mana
skarifikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengakhiri masa dormansi biji atau
mempercepat proses perkecambahan pada biji. Penyebab dormansi itu sendiri
disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor fisik dan fisiologis. Faktor fisik
disebabkan oleh struktur morfologis dari kulit biji yang rumit, contohnya kulit
biji yang keras dan kedap air, sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap
masuknya air atau gas pada berbagai jenis tanaman. Sedangkan faktor fisiologis
disebabkan oleh embrio yang belum sempurna pertumbuhannya atau belum
matang. Sehingga membutuhkan waktu tertentu agar dapat berkecambah. Cara
memecah dormansi salah satunya adalah dengan skarifikasi, baik mekanis, fisis,
maupun khemis.
Pada kegiatan skarifikasi ini, telah dilakukan pengamatan terhadap jenis Jati
dan Trembesi. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah yang tumbuh pada jenis
Jati adalah 0 (tidak ada yang tumbuh). Hal ini disebabkan oleh jangka waktu jati
untuk tumbuh tidak cukup hanya 30 hari saja. Pada jenis Jati, skarifikasi dengan
peretakkan dapat mempercepat biji tersebut berkecambah sehingga ada yang
tumbuh. Sedangkan pada jenis Trembesi, metode skarifikasi mekanis yakni
penggosokkan / pengamplasan di bagian keliling, menghasilkan jumlah biji
berkecambah paling banyak disusul dengan skarifikasi mekanis penggosokkan
pada seluruh permukaan biji yakni keliling dan akar.
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan pengamatan adalah
sebagai berikut :
1. Telah dilakukan skarifikasi terhadap dua jenis biji yakni Jati dan Trembesi di
mana skarifikasi ini terbukti dapat mempercepat proses perkecambahan dan
peningkatan persentase kecambah.
2. Skarifikasi dapat dilakukan dengan 3 cara yakni mekanis (penggosokkan atau
meretakkan), khemis (perendaman dengan larutan H2SO4 dengan konsentrasi
yang berbeda), dan fisis (perendaman dalam air dengan suhu yang berbeda).
Pada jenis Trembesi, skarifikasi dengan peretakkan biji (mekanis)
menghasilkan presentase kecambah yang besar.
IX. Saran
Setelah melakukan kegiatan praktikum Acara II tentang Skarifikasi, saran saya
adalah lebih baik benih yang sudah dipastikan akan tumbuh lama atau
kemungkinan tumbuhnya sangat kecil seperti jati, ditiadakan saja. Karena tujuan
dari acara ini mengetahui metode skarifikasi apa yang lebih efektif dapat
mempercepat proses perkecambahan. Penting sekali menyesuaikan biji yang akan
dipakai dengan waktu pengamatan, pengamatan jati tidak cukup jika hanya 30
hari.
X. Daftar Pustaka
Harjadi, S. 1996. Pengantar Agronomi. PT Gramedia, Jakarta.
Harman, et. al. 1997. Plant Propagation. Principles and Practicess. Prentice Hall
International Inc, USA.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Angkasa Raya, Bandung.
Sadjad, S.D. 1994. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT. Angkasa, Bandung.
Schmidt, L.2002. Pedomanan Penanganan Benih Tanaman Hutan Topis dan
Subtropis (terjemahkan) Dr. Mohammad Na’iem dkk, Bandung
Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.
XI. Lampiran