Kelompok 2
Heri Zuliardi
D1A013033
Yulia Sukma Fauzi
D1A013057
Ratih Puspita Dewi D1A013109
HAMA PENTING
TANAMAN KACANG HIJAU
1. Ophiomya phaseoli
Bioekologi
Gejala Serangan
Stadium hama yang menyerang tanaman kacang hijau adalah
larva. Larva menggerek atau memakan keping biji, kemudian
masuk ke bagian tangkai daun, batang, dan pangkal akar
tanaman muda.
Tanda serangan awal hama ini berupa bintik-bintik putih pada
kotiledon.
Gejala visual yang dapat diamati adalah terjadinya bercak
bercak coklat sampai hitam pada keping biji atau daun
pertama. Gejala lebih lanjut akan tampak liang gerekan pada
pada bagian tanaman yang terserang, sehingga menyebabkan
tanaman layu, daun kekuningan-kekuningan dan berguguran.
Bila serangan hama cukup berat, dapat mematikan tanaman
muda berumur 3-4 minggu.
Pengendalian
Pengelolaan gulma
Mengupayakan optimalisasi musuh alami
Agromyzae dodd., Eurytoma sp., dan Cynipid.
Selain itu, dapat pula dilakukan penyemprotan
insektisida pada pagi hari, pada saat umur
tanaman 4-10 HST.
Bioekologi
Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar larva berwarna putih
kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis
merah memanjang.
Larva akan keluar mencari polong dan mulai menggerek biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor larva.
Gejala serangan
Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan
kemudian masuk serta menggerek biji.
Sebelum menggerek, larva yang baru menetas menutupi
dirinya dengan selubung putih.
Gejala serangnnya, terdapat lubang seperti bintik kecil
berwarna coklat tua pada kulit polong.
Lubang tersebut merupakan bekas jalan masuk larva ke
dalam biji.
Seringkali pada lubang bekas gerekan terdapat butir-butir
kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terkait
benang pintal atau sisa biji terbalut benang pintal.
Pengendalian
a. Kultur Teknis
Mengatur waktu tanam yang tepat
Menanam serentak
Pengolahan tanah
Pergiliran tanaman
b. Biologi
Menggunakan musuh alami berupa
Trichogrammatoidea
bactrae
Trichogrammatidae).
c. Kimia
Penyemprotan insektisida
parasitoid telur,
(Hymenoptera:
Bioekologi
Gejala serangan
Pengendalian
a. Kultur teknis
. Mengatur waktu tanam serempak
. Mengumpulkan dan memusnahkan larva
. Mengadakan rotasi tanaman
. Sanitasi Kebun
b. Kimiawi
. Memasang perangkap ngengat Ugratas Merah
. Penyemprotan insektisida (Decis, 2,5 EC)
Bioekologi
Disebut juga hama
penghisap polong
Pada stadia imago berwarna
hijau polos.
Telur diletakkan
berkelompok (10-90
butir/kelompok) pada
permukaan daun.
Nimfa terdiri dari 5 instar.
Gejala serangan
Serangan pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji
menyebabkan polong dan biji mengempis. Polong mengering dan
gugur, biji menjadi busuk hingga berwarna hitam.
Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji.
Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini
adalah pada stadia pengisian biji (31-50 HST).
Pengendalian
Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, Galunggung,
Guntur dan varietas Lokon
Pergiliran tanaman atau rotasi tanaman dengan tanaman lain yang
bukan satu famili
Penanaman serempak,
pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup
efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong
lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap
polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah
tanam.
Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis
(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
Bioekologi
Disebut juga penggerek polong legum (legume pod borer),
penggerek berbintik (spotted borer), dan ngengat mung
(mung moth).
M. testulalis tersebar luas di sepanjang daerah tropis dan
subtropis. Di Indonesia, hama tersebut dilaporkan menyerang
berbagai tanaman di Sumatera dan Jawa.
M. testulalis memiliki kisaran inang yang luas, terutama
tanaman-tanaman Leguminosae.
M. testulalis menginfestasi pucuk, kuncup bunga, bunga,
batang, polong dan biji.
Kemampuan merusaknya pada berbagai tingkat pertumbuhan
tanaman merupakan penghambat utama produksi.
Gejala serangan
Kerusakan bunga merupakan ciri umum serangan larva M. testulalis.
Serangga tersebut memakan bunga, kemudian polong. Kerusakan
pada polong biasanya hasil migrasi larva dari bagian-bagian bunga.
Pucuk terminal dan batang merupakan titik pusat utama yang dirusak
pada tingkat ini. Jaringan lain yang diserang adalah bagian batang
yang lunak, peduncle, biji dan daun.
Pada waktu tanaman belum berbunga, perusakan dimulai dari pucuk,
lalu ke peduncle, batang utama dan percabangan. Larva menggerek
ke dalam pucuk dan batang yang hijau. Kerusakan pada titik
pertumbuhan tersebut mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman.
Kerusakan oleh larva instar lanjut sering mengakibatkan kematian
jaringan di atas liang gerek yang dibuat oleh larva. Kemudian
populasi akan dibangun pada bunga dan polong tanaman.
Pengendalian
Tindakan pengendalian paling kritis adalah pada masa
pembungaan.
Penggunaan insektisida merupakan cara pengendalian
yang terbaik. Untuk mengurangi pemakaian
insektisida perlu dipelajari saat aplikasi yang tepat.
Penanaman secara tumpangsari dapat ditelaah untuk
mengurangi kerusakan.
Penggunaan varietas resisten.
Memanfaatkan musuh alami, seperti: Braunsia sp,
Microdus
sp
(Braconidae:
Hymenoptera),
Spodromantis lineola (Mantidae: Orthoptera)