Anda di halaman 1dari 14

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGGUNAAN PESTISIDA
OLEH PT. PANDITA HIJAU DAUN
PENGGUNAAN PESTISIDA
Tujuan dari penggunaan Pestisida ialah menekan atau mengurangi populasi jasad
pengganggu sasaran (hama, penyakit, dan gulma) hingga di bawah batas nilai
ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan.
Seperti antara lain : keracunan dan pencemaran lingkungan.

Keberhasilan penggunaan Pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang


tepat, yang menjamin Pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud.
Selain itu, keberhasilan juga dipengaruhi oleh faktor jenis, dosis dan saat aplikasi
yang tepat.
Dengan kata lain, tidak ada Pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali
bila aplikasi dengan tepat.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian OPT secara kimiawi atau
menggunakan Pestisida adalah menggunakan Pestisida yang telah terdaftar dan
diizinkan oleh Menteri Pertanian serta membaca petunjuk penggunaan Pestisida
yang tertera pada label.

2
ENAM TEPAT PENGGUNAAN PESTISIDA
Berdasarkan konsep PHT (Pemberantasan Hama Terpadu) Penggunaan pestisida
harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu
(1) tepat sasaran.
(2) tepat mutu.
(3) tepat jenis pestisida.
(4) tepat waktu.
(5) tepat dosis atau konsentrasi.
(6) tepat cara penggunaan.

3
Tepat Sasaran
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT
(Organisme Pengganggu Tumbuhan) yang menyerang.
Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah -
Melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang.
- Memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut.
Pada tabel berikut disajikan daftar golongan pestisida berdasarkan OPT sasaran :

NO PESTISIDA OPT SASARAN


1. Insektisida Serangga hama
2. Akarisida Hama golongan akarina (tungau)
3. Rodentisida Binatang pengerat(tikus)
4. Molluskisida Siput atau moluska
5. Nematisida Nematoda
6. Fungisida Penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan
7. Bakterisida Penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri
8. Herbisida Rumput-rumput liar atau gulma

4
Tepat Mutu
Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik.
Untuk itu agar dipilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida.
Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau
yang diduga palsu karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Pestisida yang terdaftar dan diijinkan beredar di Indonesia kemasannya
diharuskan menggunakan bahasa Indonesia.

Tepat Jenis Pestisida


Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis
OPT pada semua jenis tanaman.
Oleh karena itu agar dipilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan
suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman.
Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.

Tepat Waktu Penggunaan


Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang
pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari (pukul 16.00
atau 17.00) ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara 50-80%.

5
Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi
Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi
anjuran karena telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu
jenis tanaman.
Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan
mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu yang membahayakan.
Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap jenis OPT pada tanaman
tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.

Tepat Cara Penggunaan


Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan.
Namun demikian, tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara
disemprot.
Pada jenis OPT tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan
dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari brosur atau label kemasan pestisida

6
7
ALAT PELINDUNG DIRI
Dalam aplikasi Insektisida di lapangan diupayakan agar petugas / tenaga pelaksana maupun
masyarakat terhindar dari bahaya keracunan Insektisida, maka perlu diperhatikan saat
melaksanakan pengendalian vektor petugas/ tenaga pelaksana harus menggunakan:

1. Penutup hidung/ mulut (masker) Masker disposibel yang setiap hari harus diganti, atau
maksimal dipakai 2 kali setelah masker tersebut dicuci.
2. Topeng lasik (face shield) untuk melindungi mata dan muka dari percikan Insektisida. 
3. Baju model montir lengan panjang dan celana panjang cutbray (melebar ke bawah).
4. Topi bertepi lebar untuk melindungi kepala dan anggorta badan lainnya dari
tetesan/percikanInsektisida terutama pada waktu penyemprotan bagian atas (misalnya plafon,
atap). 
5. Sarung tangan karet untuk mecegah tangan terkena Insektisida terutama pada waktu membuat
larutan (suspensi).
6. Sepatu boot untuk melindungi kaki dari Insektisida yang tercecer di lantai.  

8
SETELAH APLIKASI PESTISIDA
1. Sebelum makan, minum atau merokok, cucilah tangan dengan air dan sabun.
2. Bila menyemprot dalam ruangan tertutup, bukalah jendela agar udara dapat masuk.
3. Jangan makan dan minum selama penyemprotan.
4. Setelah selesai bekerja mandilah dengan memakai air dan sabun. 
5. Gantilah pakaian kerja setelah selesai menyemprot. Pakaian kerja dan semua peralatan yang
dipakai harus dicuci setiap hari.
6. Petugas penyemprot dilarang bekerja melampaui ketentuan waktu kerja yang telah ditentukan
yaitu maksimal 6 jam per hari.
7. Jangan membuang sisa Insektisida maupun wadahnya ke dalam sungai, saluran air, kolam
atau daerah terbuka lainnya, tapi kuburlah di dalamtanah sedalam ± 0,5 meter yang letaknya
jauh dari sumber air (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
 

9
PENCEGAHAN KERACUNAN PESTISIDA
Tanda dan gejala orang yang keracunan insektisida adalah:

1. kejang, mual, muntah, dan gemetar, kesadaran menurun, nadi tidak teratur, depresi/iritasi
pernafasan, jika terkena kulit dapat menyebabkan kering pada kulit, jika tertelan dalam 200-
500 ml dapat merusak saraf pusat dan bahkan kematian. Tingkat keracunan pestisida dibagi
menjadi 3 yaitu:

a.   Keracunan ringan: Anoriksia, Nyeri kepala, Rasa lemah, Rasa takut, Tremor
lidah, tremor kelopak, mata, Pupil miosis.
b. Keracunan sedang: Nausea, Muntah-muntah, Kejang/keram perut,
hipersalivasi, Hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi
c. Keracunan berat: Diare, Pupil “pin-Point”, Reaksi cahaya (-), Sesak napas,
Sianosos, Edema paru, Inkonteinensia urine , Inkotinensia feses, Konvulsi, Koma, Blokade
jantung, Akhirnya meninggal
 

10
PERTOLONGAN PERTAMA KERACUNAN
PESTISIDA
Pertolongan pertama yang diberikan antara lain :

- Bila terjadi keracunan melalui hidung hendaklah segera dibawa ke tempat yang berudara segar
(ruang terbuka) dan bila diperlukan beri bantuan pernafasan.
- Jika racun terkena kulit bagian yang terkena segera dicuci dengan air bersih yang mengalir dan
sabun, begitu pula halnya bila terkena mata, segera cuci dengan air bersih yang mengalir
selama 10-15 menit.
- Jika keracunan terjadi karena masuk melalui mulut, pertolongan pertamanya adalah berikan
arang aktif (norit), dan jangan dirangsang muntah, hal ini disebabkan banyak formulasi
insektisida dengan pelarutnya minyak tanah (Departemen Kesehatan RI, 1997).
- Bila racun ini terkena mata yang dapat dilakukan adalah mencuci mata dengan air bersih
mengalir selama 15- 20 menit. Jika radang berlanjut dan masih terasa sakit, segera bawa ke
dokter.

11
PERTOLONGAN PERTAMA KERACUNAN
PESTISIDA
- Bila organofosfat tertelan dan penderita sadar, segera muntahkan penderita dengan
mengorek dinding belakang tenggorok dengan jari atau alat lain, dan /atau memberikan
larutan garam dapur satu sendok makan penuh dalam segelas air hangat.

Korban diinstruksikan agar tetap tenang. Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk
menolong korban. Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Berikan informasi tentang pestisida yang memapari korban dengan membawa label kemasan
pestisida.

Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/ penyuluhan tentang pestisida sehingga jika terjadi
keracunan maka keluarga dapat memberikan pertolongan pertama (Raini, 2007)

12
PENYIMPANAN PESTISIDA
Syarat Penyimpanan Pestisida
• Pestisida harus disimpan di tempat yang baik dan aman, berventilasi baik dan
tidak bercampur dengan material lainnya.
• Harus terdapat fasilitas yang cukup untuk menakar dan mencampur pestisida.
• Tempat penyimpanan sebaiknya mampu menahan tumpahan, berguna untuk
mencegah kontaminasi air .

13
THANK YOU

14

Anda mungkin juga menyukai