PENDAHULUAN
Organisasi akan dapat meningkatkan nilai dan kinerjanya dengan merubah struktur,
budaya dan teknologi (Muchiri, 2000). Karena sejatinya perubahan pada berbagai aspek ini
merupakan bagian dari tuntutan zaman yang semakin maju. Perubahan di dalam struktur
organisasi dapat membantu menyediakan suatu pengaturan baru dimana para pelaku
organisasi akan lebih termotivasi.
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan organisasi, perusahaan pun merupakan suatu
organisasi yang memerlukan perubahan karena menuntut relevan dengan zaman. Oleh karena
itu, perusahaan pun tidak memiliki pilihan lain selain melakukan perubahan. Perubahan ini
tentunya akan terjadi karena adanya dorongan dari internal dan eksternal perusahaan.
Kualitas kinerja karyawan dari sebuah perusahaan yang berujung pada kualitas
pelayanan sangat penting bagi perusahaan, terutama di bidang jasa. Karyawan selaku sumber
daya manusia merupakan aset vital organisasi karena perannya dalam implementasi strategi
sangat penting yaitu sebagai subjek pelaksana dari strategi organisisasi. Sumber daya
manusia ini adalah orang-orang yang ada di dalam organisasi dan berkaitan langsung dengan
pekerjaanya di dalam organisasi. Mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan
profesional merupakan harapan organisasi. Organisasi yang memiliki hal tersebut akan dapat
mencapai kinerja yang optimal sesuai yang dinginkan organisasi, baik oleh karyawan
individu maupun kelompok (teamwork) dalam organisasi sehingga tujuan akan dapat dicapai
dan diwujudkan.
Sebagai salah satu komponen utama suatu organisasi, sumber daya manusia menjadi
perencana sekaligus pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi, terutama manajemen
(Ariani, 2016). Orang yang menduduki posisi dalam organisasi baik sebagai pimpinan
maupun anggota merupakan faktor penting yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini
terjadi karena berhasil tidaknya suatu organisasi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor
manusia selaku pelaksana dari pekerjaan. Perubahan tidak mungkin dapat dihindari oleh
organisasi manapun. Tidak ada sesuatu yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Jawaban
bagi perubahan yang dialami oleh organisasi adalah melalui pengembangan organisasi,
karena perubahan akan selalu berdampak terhadap terhadap perilaku anggota serta masa
depan suatu organisasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis sajikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana desakan perubahan yang terjadi di Telkom?
2. Bagaimana prestasi Telkom?
3. Bagaimana diagnosa masalah di Telkom?
4. Bagaimana pemilihan intervensi di Telkom?
5. Bagaimana batasan kondisi organisasi Telkom?
6. Bagaimana metode implementasi organisasi di Telkom?
7. Bagaimana metode evaluasi organisasi Telkom?
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui desakan perubahan yang terjadi di Telkom.
2. Untuk mengetahui prestasi Telkom.
3. Untuk mengetahui diagnosa masalah di Telkom.
4. Untuk mengetahui pemilihan intervensi di Telkom.
5. Untuk mengetahui batasan kondisi organisasi Telkom.
6. Untuk mengetahui metode implementasi organisasi di Telkom.
7. Untuk mengetahui metode evaluasi organisasi Telkom.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Suatu reorientasi fundamental dan radikal dalam cara suatu organisasi perusahaan
beroperasi. (www.verdick.org/burnout/definitions.html)
2. Organisasi atau perusahaan yang sedang mengalami transformasi.
(http://ccs.mit.edu/21c/iokey.html)
3. Mengarahkan atau memimpin orang untuk melakukan sesuatu secara berbeda, atau
sesuatu yang berbeda dengan apa yang biasa dilakukannya selama ini.
(http://www.neiu.edu/~dbebrlic/brd408/glossary.html)
Pada dasarnya, organisasi tidak berubah jika para anggota organisasi itu sendiri tidak
berubah. Dalam proses perubahan organisasi itu sendiri maka resistansi akan dilakukan oleh
para anggota organisasi apabila dilakukan oleh pada anggota organisasi apabila para
perencana perubahan melupakan faktor manusia (Carol Kinsey Groman, 2004).
Metode
Batasan Kondisi Metode
Implementasi Metode Evaluasi
Batasan Kondisi Implementasi Metode Evaluasi
- Iklim kepemimpinan - Waktu - Umpan balik
- Iklim kepemimpinan
- Organisasi formal - Waktu
- Skope - Umpan balik
- Penyesuaian
- Organisasi
- Kultur formal
organisasi - Skope
- Eksperimen - Penyesuaian
- Revisi
- Kultur organisasi - Eksperimen - Revisi
- Penguatan
- Penguatan
C. Profil Telkom
PEMBAHASAN
Perubahan yang dialami Telkom diantaranya berubahnya konsep bisnis Telkom dari
penyedia jaringan telekomunikasi saja menjadi telecommunication, information, multimedia
and edutaiment, services (TIMES). Perubahan yang terjadi didorong oleh dua arah yaitu
lingkungan dan internal. Perubahan lingkungan menuntut Telkom tidak hanya statis disitu
saja karena jika lingkungan ini diabaikan yang akan terjadi justru Telkom tertinggal di
belakang dan tidak dilirik oleh konsumen.
Selain itu, teknologi yang terus berubah pun membawa Telkom ikut berubah pula.
Awal mulanya Telkom focus dibidang telepon. Namun munculnya teknologi GSM dan
mobile phone di tanah air sangat mengancam keberadaan telepon yang digandrungi Telkom
dengan fixed line. Sehingga revolusi besar seluler pun dilakukan Telkom dengan
meluncurkan self discruption yaitu pada tahun 1995 Telkomsel didirikan dan Kartu Halo
pascabayar mulai ada. Tidak butuh waktu lama bagi Telkom untuk membawa jaringan baru
ini ke seluruh Indonesia sehingga pada tahun 1997 jaringan Telkomsel telah hadir di seluruh
provinsi Indonesia. Tidak hanya berhenti disitu, tantangan baru muncul setelah jaringan
berbasis 3G ini diluncurkan. Desas-desus kemunculan jaringan baru yaitu 4G pun muncul
dan dengan sigap Telkom mampu menjadi provider pertama yang meluncurkan secara resmi
layanan komersial mobile 4G LTE di Indonesia dengan kecepatan data access mencapai 36
Mbps.
Sumber daya pada jaringan komunikasi tentu merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui dan dapat terus dikembangkan. Telkom selaku penyedia jasa dibidang ini
mampu memimpin di Indonesia bahkan sampai ekspansi di luar negeri. Hal ini
menggambarkan bahwa Telkom mampu mengelola sumber daya yang ada.
Desakan internal pun turut andil dalam mengubahnya Telkom untuk menjalankan
TIMES, desakan internal ini terdiri dari perilaku dan proses. Saat ini Telkom melakukan
perubahan mendasar internal dari sisi brand untuk meningkatkan citra perusahaan di mata
seluruh stakeholder-nya dengan menetapkan perubahan portofolio bisnis, positioning, value,
tagline dan corporate identity. Dengan corporate identity baru tersebut Telkom menerapkan
culture perilaku baru yakni komitmen, spirit, promise, product and service quality serta
service culture oleh seluruh karyawan. Telkom mengusung positioning baru yaitu life
confident, 5 value baru yaitu expertise, empowering, assured, progressive & heart. Tagline
baru yaitu The World is in Your Hand serta memiliki corporate identity yang baru dengan
mengubah logo. Melalui citra baru tersebut diharapkan Telkom dapat memberikan
pengalaman baru yang berbeda dari sebelumnya kepada stakeholders. Pengalaman baru
tersebut adalah layanan yang diberikan lebih baik dari operator mana pun yang pernah
mereka kenal dan rasakan, serta layanan yang akan membangkitkan sebuah pengalaman yang
benar-benar baru.
B. Prestasi Telkom
1. Meraih 57 penghargaan Asia Pacific Stevie Award Juni 2018 terdiri dari 1 Grand
Stevie, 14 Gold, 30 Silver dan 12 Bronze atas inovasi-inovasi bisnis di berbagai
aspek, diantaranya Innovation in Information Technology, Health & Wellness,
Transportation & Logistics, Social Apps, Customer Service, Government
Services, dan Business Utility Apps.
2. “Best Companies to Work for in Asia 2018”
3. Menjadi Best of the Best BUMN dalam penghargaan Revolusi Mental BUMN
Award 2018
4. Penghargaan platinum dalam Indonesia Corsec & Corcomm Award III – 2018
5. Award dari Angkasa Pura II 2017
6. The Most Trusted Company based on Corporate Governance Perception Index
2017
Setiap menjalankan suatu organisasi tidak dapat dilalui dengan mulus, apalagi dalam
proses perubahan dan pengembangan yang ada. Berdasarkan manajemen model ODC
diagnosa masalah terdiri dari informasi, partisipasi dan agen pengubah. Terkait masalah
informasi yang dialami Telkom ada dalam aspek financial yaitu laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan seperangkat informasi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan
apalagi perusahaan besar sekelas Telkom. Pada masa kepemimpinan dikendalikan Ir. Cacuk
Sudarijanto, laporan keuangan Telkom tidak pernah memenuhi status qualified. Artinya
laporan keuangan Telkom selalu bermasalah. Selain itu laporan keuangan selalu terlambat 3
tahun dari tahun seharusnya pelaporan. Selain itu, Telkom yang telah merajai negeri
terbentang dari Sabang sampai Merauke treatment accounting-nya dilakukan sentralistik.
Pengeluaran dilakukan di setiap wilayah provinsi, tapi yang bertanggung jawab adalah
Jakarta. Hal ini tentu saja mengakibatkan banyak terjadi kebocoran yang tidak terkendali.
Diagnosa masalah lain muncul pada agen pengubah. Agen pengubah merupakan
sumber daya manusia perusahaan itu sendiri. Dikatakan sebelumnya pada bahwa struktur
Telkom seperti bawang bombay. Para karyawan masih berpendidikan rendah dengan rata-rata
tamatan sekolah menengah atas. Menghadapi realitas ini maka agen pengubah harus
dirombak.
Spirit perubahan harus terus ditanaman di hati karyawan. Karena karyawan akan
memegang kendali penting sebagai bagian agen pengubah. Untuk itu, suasana kondusif
perusahaan harus terus diciptakan. Berbagai bentuk seminar dan training diadakan untuk
menunjang kompetensi agen pengubah. Kursus kepemimpinan (suspin) dengan peserta dari
setiap wilayah dilaksanakan agar setiap wilayah dapat menjalankan kesamaan program.
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan melahirkan agent of change perusahaan
di wilayah kerja masing-masing. Agar cara kerja yang lama berubah maka setiap kantor
cabang didorong untuk melakukan inovasi.
Pada tahun 2017 di lakukan RUPS oleh Telkom yang agendanya adalah perombakan
susunan direksi Telkom. Perubahan yang di lakukan ini dilatarbelakangi oleh menurunnya
kinerja dari karyawan Telkom. Dengan adanya perubahan direksi ini tentu membawa
semangat baru bagi telkom. Selain dengan pergantian posisi direksi, diadakan pula
penambahan direksi yaitu direksi konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
dan hubungan Telkom dengan konsumennya.
Baru Lama
Direktur Utama Direktur Utama
Direktur Human Capital Management Direktur Human Capital and General Affair
Direktur Digital & Strategic Portofolio Direktur Compliance and Risk Management
Keterampilan terus dikembangkan oleh Telkom guna menunjang karyawan agar lebih
maju dan membawa Telkom ke arah yang lebih baik. Keterampilan yang diberikan
diharapkan dapat membentuk pola sikap dan perilaku dalam kinerja setiap karyawan
sehinggan kinerja karyaan semakin optimal. Beberapa program yang dilaksanakan oleh
Telkom guna menunjang terbentuknya keterampilan dan sikap karyawan diantaranya adalah:
The Telkom Way merupakan filosofi, prinsip, dan praktek dasar yang diterapkan
pada setiap karyawan Telkom untuk menjadi insan terbaik, insan bintang, dan
insan pemenang.
To be The Best merupakan keyakinan dasar yang berisi filosofi dasar bagi setiap
karyawan Telkom untuk menjadi insan terbaik. Keyakinan dasar ini merupakan
esensi budaya perusahaan yang melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap karyawan
Telkom dalam mencapai yang terbaik dengan melaksanakan 4 hal yaitu integrity,
enthusiasm, totality dan working spirit always the best. Kunci sukses dalam
sebuah pekerjaan adalah memiliki keyakinan untuk memberikan yang terbaik dan
selalu menjadi yang terbaik.
To be The Star adalah prinsip dasar untuk menjadi insan bintang. Nilai-nilai inti
ini merupakan panduan dasar yang membentuk pola pikir dan pola perilaku
karyawan Telkom dalam membangun dan mengembangkan diri menjadi insan
bintang dengan jalan 3S yakni solid, speed, smart yang sekaligus menjadi core
values atau great spirit.
To be The Winner adalah standar perilaku (standard behaviors) yang berisi
praktik luhur untuk menjadi insan pemenang di Telkom. Standar perilaku ini
membentuk pola sikap dan pola tindak karyawan Telkom dalam rangka menempa
diri menjadi pemenang dengan jalan adalah IFA, yakni imagine, focus, action.
3. Perilaku
The Telkom way tidak hanya diterapkan pada karyawan Telkom, Telkom leadership
architecture merupakan prinsip dan praktik dasar yang diterapkan pada setiap pimpinan
Telkom untuk menjadi pemimpin terbaik, pemimpin bintang, dan pemimpin pemenang.
Leadership Philosophy to be The Best merupakan keyakinan dasar bagi setiap pemimpin di
Telkom untuk menjadi pemimpin tebaik. Keyakinan ini merupakan esensi budaya perusahaan
yang melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap pemimpin Telkom di semua level organisasi
dalam mencapai perubahan dan pengembangan yang terbaik. Pelaksanaannya melalui
harmony & synergy yang berfungsi menjadi keyakinan dasar seorang pemimpin harus selalu
menciptakan harmony antara heart and head (2H) dan menciptakan synergy antara spirit and
strategy (2S).
2. Organisasi formal
Organisasi pada Telkom berhubungan dengan struktur dalam Telkom itu sendiri. Organisasi
berkitan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab posisi seseorang dalam perusahaan. Di
Telkom ini struktur organisasi formal pada Telkom digambarkan sebagai berikut.
3. Kultur organisasi
Telkom mulai menerapkan budaya kerja yang disebut The Telkom Way untuk
karyawannya guna mengantisipasi tantangan pada lingkungan bisnis dan menjaga
keunggulan kompetitif dari dalam maupun luar perusahaan. Memang tidak mudah
menerapkan budaya kerja baru kepada seluruh karyawan Telkom ini. Maka dari itu Telkom
memulainya dengan beberapa pendekatan mulai dari awearness sampai understanding.
Pendekatan ini dilakukan agar karyawan-karyawan Telkom merespon baik perubahan budaya
kerja yang diterapkan di Telkom ini. Selain dengan pendekatan, Telkom memberikan reward
kepada divisi yang sudah mendemonstrasikan The Telkom Way dengan tepat dan cepat.
Penciptaan iklim kompetitif di dalam internal perusahaan merupakan bentuk efektif dalam
mewujudkan budaya organisasi yang diinginkan perusahaan. Karena ketika kompetisi
dimulai maka masing-masing divisi akan memiliki semangat untuk menunjukan bahwa
divisinyalah yang terbaik.
2. Skope
Skope atau cakupan dari perubahan dan pengembangan organisasi pada Telkom
adalah secara menyeluruh mulai dari posisi teratas sampai posisi terbawah. Telkom memilih
pemimpin yang kompeten dan memancarkan prinsip kepemimpinan Telkom. Telkom pun
secara selektif mungkin memilih dan menempatkan karyawan serta memberikan program
pendampingan dan pengembangan dalam upaya memiliki karyawan yang berkualitas.
3. Eksperimen
Selain pengembangan karyawan dan pimpinan Telkom, di luar sumber daya manusia,
pelaksanaan perubahan dan pengembangan organisasi Telkom terjadi pada beberapa aspek
yaitu struktural, tugas dan fungus unit strategis, perubahan landscape bisnis, perubahan
budaya dan identitas brand, dan perubahan tagline.
Umpan balik yang dilakukan Telkom melalui respon konsumen selaku penikmat
layanan. Segala macam perubahan dan pengembangan diupayakan untuk menambah
kepuasan pelanggan maka pelangganlah yang menilai kinerja Telkom sendiri. Hal ini dapat
dilihat dari kesetiaan pelanggan, tingkat pembelian pelanggan, tingkat keluhan pelanggan,
dan saran serta masukan-masukan bagi Telkom.
2. Penyesuaian
Penyesuaian dilakukan dari tingkat paling bawah sampai tingkat tertinggi, dari
Telkom pusat ke wilayah-wilayah. Namun tidak menutup kemungkinan munculnya ide
pengembangan dari Telkom wilayah sehingga penyesuaian dilaksanakan dari satu wilayah ke
pusat dan disebar ke seluruh wilayah. Tahap penyesuaian perubahan terbagi menjadi 3 yaitu:
Tahap unfreezing yang merupakan keadaan orang akan menjadi siap sedia untuk
memperoleh atau mempelajari perilaku baru. Pada perubahan direksi yang terjadi
di Telkom, karyawan dituntut untuk mempelajari prinsip baru, hal baru, aturan
baru, target yang ditetapan pemimpin baru, serta mempelajari sikap dari pemimpin
yang baru dalam mengarahkan bawahannya.
Tahap changing yang terjadi jika orang mulai melakukan percobaan dengan
perilaku baru. Setelah karyawan Telkom mempelajari sikap pemimpin mereka
yang baru, dan penyegaran mengenai gaya kepemimpinan, mereka menjadi
termotivasi untuk melakukan apa yang ditargetkan pemimpin Telkom yakni
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Tahap refreezing yang berarti apabila perubahan yang terjadi pada Telkom
membawa kembali organisasi pada keseimbangan yang baru.
3. Revisi
4. Penguatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perubahan tidak akan ada batasnya, inovasi terus-menerus harus dilakukan oleh
perusahaan agar dapat mencapai keunggulan kompetitif dan memenangi persaingan bisnis di
dalam dunia telekomunikasi yang setiap saat mengalami perubahan yang luar biasa
perusahaan. Perubahan dan pengembangan organisasi akibat adanya desakan lingkungan dan
internal haruslah dijadikan dorongan sebagai pijakan agar perusahaan tersebut mengalami
kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA
Carol Kinsey Goman, (2004). Have We Learned Nothing About Managing Change?
www.LinkageInc.com
Gibson, Ivancevich, Donnelly. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.
Siagian, Sondang P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Sopini, P. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan Speedy pada PT. Telkom
Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya.
e-learning.telkom.co.id
http://ccs.mit.edu/21c/iokey.html
http://www.neiu.edu/~dbebrlic/brd408/glossary.html
https://www.telkom.co.id/
www.verdick.org/burnout/definitions.html